Tuliskan beberapa cara orang Kristen dalam memelihara imannya kepada Tuhan

Nama : Yovita Angeline & Catarina Manurung

Iman kepada Tuhan Yesus Kristus adalah asas utama Injil. Itu merupakan karunia rohani, dan penting bagi keselamatan kita. Raja Benyamin menyatakan, “Keselamatan tidak akan datang … kecuali melalui pertobatan dan iman kepada Tuhan Yesus Kristus” (Mosia 3:12). Iman adalah “mengharapkan hal-hal yang tidak terlihat, yang benar adanya” (Alma 32:21; lihat juga Ibrani 11:1). Iman adalah sebuah asas tindakan dan kekuatan yang memotivasi kegiatan kita sehari-hari.

Akankah kita belajar jika kita tidak percaya kita dapat memperoleh kebijaksanaan dan pengetahuan? Akankah kita bekerja setiap hari jika kita tidak berharap bahwa dengan melakukan itu kita dapat meraih sesuatu? Akankah seorang petani menanam jika dia tidak mengharapkan untuk memanen? Setiap hari kita bertindak atas hal-hal yang kita harapkan ketika kita tidak dapat melihat hasil akhirnya. Inilah iman (lihat Ibrani 11:3).

Banyak kisah tulisan suci menceritakan bagaimana hal-hal yang besar terwujud melalui iman. Dengan iman Nuh membangun sebuah bahtera dan menyelamatkan keluarganya dari air bah (lihat Ibrani 11:7). Musa membelah air Laut Merah (lihat Ibrani 11:29). Elia memanggil api dari langit (lihat 1 Raja-Raja18:17–40). Nefi memohon bencana kelaparan (lihat Helaman 11:3–5). Dia juga memohon kepada Tuhan untuk mengakhiri bencana kelaparan tersebut (lihat Helaman 11:9–17). Laut telah ditenangkan, penglihatan dibukakan, dan doa dijawab, semuanya melalui kuasa iman. Sewaktu kita dengan cermat mempelajari tulisan suci, kita belajar bahwa iman adalah kepercayaan yang kuat akan kebenaran dalam jiwa kita yang memotivasi kita untuk berbuat baik. Ini menyebabkan kita bertanya:  kepada siapa kita hendaknya beriman?

Pikirkan tentang kegiatan Anda setiap hari. Apa saja yang Anda jalani setiap hari yang hasil akhirnya tidak dapat Anda lihat? Bagaimana iman menggerakkan Anda menuju tindakan itu? Mengapa Kita Hendaknya Memiliki Iman kepada Yesus Kristus? Kita harus memusatkan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Memiliki iman kepada Yesus Kristus artinya memiliki kepercayaan yang sedemikian besar kepada-Nya sehingga kita mematuhi apa pun yang Dia perintahkan. Sewaktu kita menaruh iman kita kepada Yesus Krisrus, menjadi murid-Nya yang patuh, Bapa Surgawi akan mengampuni dosa-dosa kita dan mempersiapkan kita untuk kembali kepada-Nya.

Rasul Petrus berkhotbah bahwa “di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah para Rasul 4:12; lihat juga Mosia 3:17). Yakub mengajarkan bahwa manusia haruslah memiliki “iman sempurna kepada Yang Mahakudus Allah Israel [Yesus Kristus], atau mereka tidak dapat diselamatkan di dalam Kerajaan Allah” (2 Nefi 9:23). Melalui iman kepada Juruselamat dan melalui pertobatan, kita menjadikan Kurban Tebusan-Nya efektif seutuhnya dalam kehidupan kita. Melalui iman kita juga dapat menerima kekuatan untuk mengatasi godaan (lihat Alma 37:33).

Kita tidak dapat memiliki iman kepada Yesus Kristus tanpa juga memiliki iman kepada Bapa Surgawi kita. Jika kita beriman kepada Mereka, kita juga akan memiliki iman bahwa Roh Kudus, yang Mereka utus, akan mengajarkan kepada kita semua kebenaran dan akan menghibur kita. Bagaimana iman kepada Yesus Kristus dapat mepengaruhi kita dalam pemanggilan Gereja kita, dalam hubungan keluarga kita, dalam pekerjaan kita? Bagaimana iman kepada Yesus Kristus mempengaruhi pengharapan kita bagi kehidupan kekal?

Bagaimana Kita Dapat Meningkatkan Iman Kita Kepada Yesus Kristus?

Mengetahui banyaknya berkat yang datang dengan cara menjalankan iman kepada Yesus Kristus, kita hendaknya berusaha untuk meningkatkan iman kita kepada-Nya. Juruselamat berfirman, “Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, … takkan ada yang mustahil bagimu” (Matius 17:20). Biji sesawi sangatlah kecil, namun itu tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar.

Bagaimana kita dapat meningkatkan iman kita? Dengan cara yang sama kita meningkatkan atau mengembangkan keterampilan-keterampilan yang kita punya. Bagaimana kita mengembangkan keterampilan dalam ukiran kayu, menenun, melukis, memasak, membuat gerabah, atau memainkan alat musik? Kita belajar dan berlatih serta mengasahnya. Sewaktu kita melakukan itu, kita bertambah mahir. Demikian juga dengan iman. Jika kita ingin meningkatkan iman kita kepada Yesus Kristus, kita harus mengasahnya terus-menerus.

References

https://www.churchofjesuschrist.org/study/manual/gospel-principles/chapter-18-faith-in-jesus-christ?lang=ind

「Kokoh Mempertahankan Iman」

Iman harus dipertahankan dengan gigih, bukan dengan keraguan.

Renungan ini merupakan terjemahan versi bahasa Mandarin 「爾道自建 Ěr Dào Zì Jiàn」, tema Surat Yudas ditulis oleh 麥耀光 (Mài Yào Guāng) yang dipublikasi pada bulan Desember 2017 merupakan hak cipta (copyright) Alliance Bible Seminary H.K (建道神學院 Jiàn Dào Shén Xué Yuàn).

(Yudas 17-23 [ITB])
17Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.
18Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.” 19Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.
20Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
21Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
22Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, 23selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

Setelah melalui tiga putaran menunjukkan kesalahan 「orang-orang」 itu, Yudas berganti tujuan memberikan petunjuk kepada orang kudus yang dikasihi. Dalam perikop ini, Yudas dua kali berpesan 「yang kekasih … (kalian hendak) …lah …」 (Yudas 1:17, 20). Yudas memberikan mereka tiga aspek nasehat: 1) ingat (ayat 17); 2) pelihara (ayat 21); dan 3) Tunjukkanlah belas kasihan (ayat 22).

Bagian pertama 「ingat」, ayat 17-19 Yudas mengingatkan orang percaya yang dikasihi hendaknya 「mengingat」. Sebenarnya tidak hanya mengingat ulang, orang percaya terlebih lagi hendaknya 「senantiasa ingat (tanpa lupa)」 atau 「penuh ingatan」 atas pengajaran para rasul terkait keadaan akhir zaman (lihat 2 Tim. 3). Selain itu, orang percaya hendak ingat dengan sungguh-sungguh membangun gereja berdasarkan Firman Allah, orang percaya bersama-sama 「dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru」 (Ef. 2:20).

Bagian kedua 「peliharalah」, adalah melindungi memelihara gereja yang dibangun itu. Yudas dalam ayat 20-21 mengajukan empat prinsip membuat kokoh kesehatan internal gereja. Yakni bagaimana orang kudus yang dikasihi hidup bersama-sama? 「Bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal」. Setelah diterjemahkan dari bahasa aslinya terlihat seperti ada empat kata kerja, namun sebenarnya hanya ada sebuah kata kerja perintah 「peliharalah」 dan tiga kata partisip (participles, berfungsi memberikan penjelasan lebih lanjut bagi kata kerja utama 「peliharalah」). Melalui kata kerja perintah 「peliharalah」 dalam ayat 20-21, Yudas menyatakan bahwa dalam komunitas iman mereka harus 「Peliharalah dirimu dalam kasih Allah」. Kata kerja 「pelihara」 telah dua kali muncul. Pertama kali dalam ayat 1 「dipelihara untuk Yesus Kristus」(kata kerja pasif), yakni orang percaya 「dilindungi」; namun dalam ayat 21 sebaliknya adalah 「Peliharalah diri dalam kasih Allah」, jadi orang percaya diberi perintah harus aktif berusaha keras dan berinisiatif bersekutu dengan Allah. Yesus pernah berurutan tiga kali mengingatkan orang percaya, hendaknya 「… senantiasa tinggallah di dalam kasih-Ku… senantiasa tinggallah di dalam kasih-Ku… senantiasa tinggallah di dalam kasih-Nya」 (Yoh. 15:9-10). (Ada Allah yang memelihara, namun kita juga harus berusaha keras secara aktif menjaga, mempertahankan dan memelihara.)

Melanjutkan kata kerja 「peliharalah dirimu」, Yudas memakai tiga kata partisip yang sesuai terjemahan KJV adalah: building (membangun), praying (berdoa) and looking (menantikan) untuk mendorong orang percaya bagaimana memelihara mengukuhkan gereja. Memelihara iman dengan 3 cara ini:

  1. Pertama, membangun diri sendiri dalam Firman Allah. Orang percaya dibangun dalam Firman Allah tepat seperti membangun rumah, jika rumah didirikan di atas batu karang, maka dapat berdiri kokoh, tidak takut diterjang hujan dan badai (Mat. 7:24; Ef. 4:13-14).
  2. Kedua, berdoa dalam Roh Kudus. Roh Kudus berdoa bagi orang percaya, orang percaya juga hendak dalam dorongan-Nya berdoa kepada Tuhan (Rom. 8:26-27).
  3. Ketiga, 「menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal」. Orang Kristen terus berharap rahmat Juruselamat Yesus Kristus, memasuki kekekalan, kehidupan yang terlebih indah dan yang terlebih lagi melimpah.

Bagian ketiga 「Tunjukkanlah belas kasihan」. Orang kudus yang dikasihi terhadap internal ke dalam hendaklah mengukuhkan iman komunitas, dan terhadap eksternal keluar hendaknya berusaha keras menjadi berkat bagi orang lain. Di ayat 2, Yudas memberkati orang percaya dalam 「Rahmat (belas kasihan), damai sejahtera dan kasih」 agar ditambahkan berlipat. Dalam bagian ketiga ini, adalah kesempatan membuat kasih menjadi nyata kepada anggota tubuh. Yudas khusus mengajukan ada tiga macam orang perlu mereka perhatikan. Pertama adalah orang yang di dalam hati ragu-ragu atau perdebatan (sesuai bahasa aslinya), hendaknya terhadap mereka ada rahmat belas kasihan, mungkin mereka masih bergumul dalam iman. Kedua adalah orang yang di pinggir jurang bahaya, mungkin segera mengalami penghakiman, perlu menyelamatkan mereka. Ketiga adalah yang ada dalam dosa, hendak berbelas kasih rahmat terhadap mereka. Namun saat menolong hendak berhati-hati, jangan sampai ikut ternodai menjadi tidak suci. Yudas khusus mengingatkan orang percaya hendak meningkatkan kewaspadaan, menghindari jatuh ke dalam pencobaan, atau bahkan jatuh dalam dosa.

(Iman dipertahankan bukan dengan keraguan. Tetapi dengan gigih: 1) Ingat dengan sungguh-sungguh membangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 2) Memelihara iman dengan membangun diri sendiri dalam Firman Allah, berdoa dalam Roh Kudus, terus menantikan rahmat Juruselamat Yesus Kristus atas hidup kekal. 3) Memelihara iman dengan menunjukkan belas kasihan.)

Renungkan: (1) Mohon Tuhan melindungi saya seumur hidup senantiasa ada di dalam kasih-Nya; (2) Renungkan tentang kehidupan doa saya; (3) Introspeksi diri saat saya berhubungan dengan orang yang di luar jemaat, apakah saya bisa membawa mereka kepada Tuhan.

Tambahan Penerjemah:

Marilah kita selalu berharap dan minta pertolongan Allah, karena  「Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, …」 (1 Pet. 5:10)