Tiap hitungan dalam memberikan pernapasan buatan berlangsung selama

Resusitasi jantung dan paru atau CPR adalah pertolongan pertama untuk situasi darurat, misalnya karena serangan jantung atau saat tenggelam. Dalam prosedur CPR tersebut terdapat teknik napas buatan untuk memberikan pasokan oksigen pada orang yang kesulitan bernapas. Anda bisa memberikan pernapasan buatan secara manual atau memanfaatkan alat bantu pernapasan. Simak beberapa cara memberikan napas buatan dalam ulasan berikut.

Kecelakaan berat seperti terjatuh dari tempat tinggi, tenggelam, dan cedera berat bisa membuat seseorang kehilangan kesadaran (pingsan) dan mengalami henti napas.

Henti napas akan menghentikan pasokan oksigen ke seluruh tubuh sehingga memicu kerusakan otak.

Jika hal ini dibiarkan, dalam waktu kurang dari 10 menit bahkan bisa menyebabkan kematian.

Pertolongan pertama cardiopulmonary resuscitation (CPR) yang terdiri dari tahapan kompresi dada, pembukaan jalan napas, dan pemberian napas buatan bisa mengatasi kondisi darurat ini.

Berikut ini adalah beberapa cara memberikan napas buatan yang perlu Anda pahami dengan baik.

1. Pernapasan dari mulut ke mulut

Pemberian napas buatan dari mulut ke mulut (mouth-to-mouth breathing) berguna untuk mempertahankan suplai oksigen ke dalam darah.

Melansir Harvard Health, pernapasan buatan dari mulut ke mulut pada korban yang tidak bereaksi atau mengalami henti napas bisa dilakukan mengikuti langkah-langkah di bawah ini.

  • Posisikan tubuh korban dalam keadaan telentang dan bebaring di atas permukaan yang datar dan keras.
  • Pastikan tidak ada objek yang menghalangi jalan pernapasan di dalam mulut. Jika ada, segera singkirkan.
  • Miringkan kepala korban sedikit untuk membuka jalan napas.
  • Tekan dan angkat dagu korban secara perlahan.
  • Cubit lubang hidung korban dengan jari telunjuk dan ibu jari.
  • Letakkan mulut Anda yang terbuka hingga menutup mulut korban. Anda bisa memberikan napas pada hidungnya ketika ada luka di mulut.
  • Tiupkan napas sambil memperhatikan pergerakan dada korban. Jika dada naik dan korban kembali bernapas dan sadar artinya cara ini berhasil.
  • Apabila dada tidak terlihat naik, berikan kembali napas dari mulut Anda.

Sebelumnya, teknik napas buatan dari mulut ke mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam prosedur CPR.

Namun, dokter dan ahli sudah tidak lagi merekomendasikan orang biasa untuk melakukan teknik pernapasan buatan ini.

Pasalnya, cara memberikan napas buatan ini tidak efektif jika dilakukan oleh orang tidak pernah mengikuti pelatihan CPR.

Bila orang yang memberikan pertolongan belum pernah mengikuti pelatihan, cara memberikan napas buatan ini ditakutkan justru menimbulkan kesalahan saat menolong.

Hal ini didukung dari temuan dalam beberapa penelitian.

Sebuah riset dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) tahun 2012 menunjukkan dari seluruh korban yang menerima napas buatan CPR, hanya 2% yang akhirnya bisa diselamatkan dan pulih kembali.

Selama ini, teknik napas buatan memang sulit dilakukan sehingga memerlukan latihan yang cukup. Petugas kesehatan terlatih pun seringkali kesulitan melakukannya.

Di samping itu, pemberian napas dari mulut ke mulut berisiko menularkan penyakit, baik dari korban kepada sang penolong maupun sebaliknya.

2. Masker CPR

Masker CPR merupakan alat bantu pernapasan yang digunakan dalam pertolongan resusitasi jantung paru.

Komponen masker CPR terdiri dari masker yang dipasangkan pada mulut dan hidung dan pompa udara untuk memasok oksigen pada korban yang mengalami henti napas.

Alat ini bisa menggantikan pernapasan buatan dari mulut ke mulut pada korban yang diketahui memiliki penyakit infeksi yang bisa ditularkan dari pernapasan.

Akan tetapi, masker CPR sebenarnya tidak menghasilkan napas buatan yang sama efektifnya seperti teknik dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh tenaga terlatih.

Selain itu, alat bantu pernapasan ini tidak bisa digunakan oleh sembarang orang.

Hanya orang yang mengikuti pelatihan CPR berlisensi medis yang mengetahui penggunaan masker CPR secara tepat.

Artikel terkait

Jika korban yang mengalami kecelakaan berat masih bisa bernapas sendiri, Anda bisa memberikan napas buatan melalui masker dan selang oksigen.

Kedua alat bantu pernapasan ini biasanya terhubung dengan tabung yang menampung oksigen.

Selang terpasang pada masker yang dipakaikan pada mulut dan hidung korban untuk mengalirkan oksigen tambahan ke dalam tubuh.

Cara memberikan napas buatan ini lebih membantu korban yang mengalami sesak napas atau kesulitan bernapas, tapi tidak efektif untuk korban yang mengalami henti napas.

Anda memang bisa membeli tabung oksigen beserta masker dan selangnya di apotek, klinik, atau rumah sakit, tetapi kadar oksigen pada tabung biasanya terbatas.

6 Cara Mengatasi Sesak Napas yang Terbukti Ampuh dan Cepat

Artikel terkait

Intubasi adalah teknik pernapasan buatan yang dilakukan dokter atau petugas medis untuk memberikan oksigen selama pasien kehilangan kesadaran atau tidak dapat bernapas.

Prosedur intubasi biasanya dilakukan pada pasien di instalasi gawat darurat atau ICU.

Cara meberikan napas buatan dilakukan dengan memasukan alat endotracheal tube atau ventilator pada batang tenggorokan pasien.

Bila belum pernah mengikuti pelatihan CPR, Anda tidak perlu memberikan napas buatan saat menolong orang yang kehilangan kesadaran atau mengalami henti napas.

Anda cukup melakukan CPR dengan cara kompresi dada. Penting juga untuk selalu diingat, pertolongan pertama dengan CPR sifatnya membantu dan tidak menggantikan penanganan medis.

Oleh karena itu, Anda tetap perlu menghubungi ambulans saat terjadi kecelakaan berat atau sitauasi darurat lainnya.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Tiap hitungan dalam memberikan pernapasan buatan berlangsung selama

Seringkali kita melihat adegan dalam sebuah film yang memperlihatkan seseorang sedang memberikan nafas buatan atau kompresi jantung luar pada lawan mainnya. Hal itu dilakukan untuk menolong seseorang yang tidak sadarkan diri secara tiba-tiba, serta terdapat kejadian henti jantung dan atau henti nafas. Pada kegawatan seperti ini memang tindakan pertama yang dapat diakukan adalah suatu usaha untuk membantu memulihkan kerja jantung dan paru yang sering kita sebut dengan bantuan hidup dasar. Bantuan hidup dasar ini kita lakukan dengan cara melakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR).

Tiap hitungan dalam memberikan pernapasan buatan berlangsung selama

Mengenal Resusitasi Jantung dan Paru

Resusitasi jantung dan paru adalah tindakan pertolongan pertama untuk menyelamatkan jiwa orang yang mengalami henti jantung dan henti nafas. Henti jantung dapat kita ketahui dengan cara meraba nadi di daerah leher atau lengan bawah.

Tiap hitungan dalam memberikan pernapasan buatan berlangsung selama

Sedangkan untuk henti nafas kita bisa melihat tidak adanya pengembangan dinding dada dan tidak terasa adanya hembusan nafas di hidung atau mulut orang tersebut.

Resusitasi jantung dilakukan dengan memberi tekanan atau kompresi pada dinding dada sehigga terjadi penekanan terhadap jantung yang diharapkan akan memompa darah ke tubuh dan memberikan nafas buatan dengan cara meniupkan udara ke dalam paru-paru untuk menjaga agar terdapat oksigen dalam sirkulasi darah.

Masyarakat umum sebagian besar belum mengenal teknik pertolongan pertama ini. Ada yang sudah tahu tentang teknik ini, tapi belum bisa melakukannya secara benar sehingga manfaatnya tak bisa didapatkan. Padahal RJP ini sangat berguna ketika kita menemukan orang yang mengalamai henti jantung dan henti nafas. Dengan RJP, peluang keselamatan pasien akan lebih besar selagi menunggu penanganan medis yang lebih memadai di rumah sakit.

Metode kompresi dada secara langsung ditemukan efektif pada 1960. Sejak saat itu, RJP menjadi salah satu tindakan intervensi medis yang paling banyak dilakukan di seluruh dunia. Organisasi yang mengampanyekan pentingnya pengetahuan mengenai RJP pun bermunculan.

Organisasi-organisasi ini mengembangkan panduan klinis untuk menghadapi situasi darurat yang berkaitan dengan penanganan henti jantung. RJP pun menjadi kemampuan wajib para tenaga kesehatan di rumah sakit. Selain itu, banyak penelitian yang mengambil topik RJP demi mendapatkan bagaimana teknik yang paling efektif untuk mengatasi kondisi darurat.

Baca Juga:  Cara Mengecilkan Perut Buncit Pada Wanita

Siapa Saja yang Memerlukan RJP?

Pada dasarnya RJP dilakukan pada orang yang mengalami henti jantung. Henti jantung mendadak adalah salah satu penyebab kematian paling banyak di dunia, ditandai dengan hilangnya kesadaran, disertai denyut nadi tidak teraba.  Jutaan orang meninggal karena jantung yang berhenti berfungsi, penyebabnya adalah gangguan sistem elektrik pada jantung.

Pada pasien henti jantung, RJP adalah komponen penting dalam penanganan pertama. Kualitas pemberian RJP meningkatkan tingkat keselamatan pasien, terutama bila insiden henti jantung terjadi di luar lingkungan rumah sakit jantung.

Tujuan Pemberian RJP?

Seperti telah kita ketahui bahwa RJP mencakup pemberian kompresi dada dan nafas buatan yang bertujuan agar darah yang mengandung oksigen tetap beredar di dalam tubuh sehingga organ vital seperti otak tetap dapat berfungsi. RJP merupakan teknik kegawatdaruratan  yang dapat dipelajari oleh orang awam, bukan hanya tenaga kesehatan.

Dengan menguasai teknik ini, anda berkesempatan menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami henti jantung. Termasuk anggota keluarga dan orang lain yang anda sayangi di sekitar anda.

Teknik RJP

Pada dasarnya, teknik RJP terdiri atas tiga langkah:

  • Menekan dada
  • Membersihkan jalan nafas
  • Memberi nafas buatan

Sebelum sampai ke tahap pemberian nafas, lakukan kompresi dada dahulu dengan cara berikut ini :

  • Baringkan orang yang akan diberi RJP dan berlututlah di sampingnya
  • Tempatkan tumit tangan (bagian atas pergelangan) pada tengah dada di bagian bawah tulang dada. Taruh satu tangan di atas tangan lain dan kaitkan jari-jarinya.
  • Pastikan lengan dalam posisi lurus di atas dada pasien.
  • Dalam posisi lengan tetap lurus, tekan dada dengan menggunakan berat badan, bukan cuma tangan. Gerakan satu kali menekan dan satu kali melepas tekanan dihitung sebagai satu kompresi.
  • Lakukan kompresi ini sebanyak 30 kali secara berturut-turut.

Baca Juga:  Layanan Ambulans 24 Jam di Primaya Hospital - 150 108

Tiap hitungan dalam memberikan pernapasan buatan berlangsung selama

Setelah tahap kompresi dada, berikan nafas buatan dari mulut ke mulut sebagai berikut :

  • Buka jalan nafas dengan meletakkan satu tangan anda di dahi orang yang akan diberi nafas dan tangan lain ditempatkan di bawah dagu untuk menengadahkan kepala ke belakang.
  • Jepit bagian ujung hidung yang lunak hingga tertutup dengan telunjuk dan ibu jari.
  • Buka mulut orang itu dengan ibu jari dan telunjuk lain.
  • Ambil nafas yang dalam, lalu letakkan bibir Anda di atas mulut pasien. Pastikan bibir tertutup rapat.
  • Tiupkan nafas dengan tenaga ke dalam mulut selama kira-kira satu detik sambil memperhatikan pengembangan dada orang itu.
  • Bila dadanya belum naik-turun, ulangi pemberian nafas buatan sampai anda merasakan ada tanda udara keluar dari mulut orang tersebut.

Tiap hitungan dalam memberikan pernapasan buatan berlangsung selama
Tiap hitungan dalam memberikan pernapasan buatan berlangsung selama

Rumus RJP yang banyak dianut adalah 30 : 2, yakni pemberian 30 kompresi dada diikuti dengan 2 kali nafas buatan. Selain metode dari mulut ke mulut ini, ada teknik pemberian nafas buatan dengan bantuan alat, yaitu masker kantong udara, nasal cannula (slang oksigen), dan intubasi. Namun teknik ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis terlatih.

Tips Pertolongan Pertama dalam Kondisi Darurat

Pertolongan pertama adalah penanganan segera untuk orang yang sedang dalam kondisi darurat sebelum kedatangan petugas medis yang lebih berpengalaman dan terlatih. Tujuannya adalah mencegah atau mengurangi risiko buruk pada orang tersebut. Jenis pertolongan ini tergantung situasi dan kondisi.

Dalam kasus henti jantung misalnya, RJP merupakan upaya pertolongan pertama. Bila dalam kondisi darurat, jangan ragu memberikan pertolongan pertama yang dibutuhkan. Setidaknya telepon ambulans agar datang menolong.

Intinya, jangan cuma menghentikan aktivitas dan menatap orang yang membutuhkan bantuan itu. Apalagi jika pikiran justru terdistraksi karena panik. Karena itu, bekali diri dengan pengetahuan seputar pertolongan pertama agar bisa bermanfaat dalam situasi yang dibutuhkan, termasuk RJP.

Ditinjau oleh:

dr. Eddo Alan Delis, Sp. An

Dokter Spesialis Anestesi

Primaya Hospital Sukabumi

Referensi:

https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-020-09072-y

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4458478/

https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/01.cir.95.8.2213

Bagikan ke :
Tiap hitungan dalam memberikan pernapasan buatan berlangsung selama
Tiap hitungan dalam memberikan pernapasan buatan berlangsung selama
Tiap hitungan dalam memberikan pernapasan buatan berlangsung selama