Tempat terjadinya proses penyerapan absorpsi zat-zat makanan adalah

Dalam ilmu kimia, absorpsi atau penyerapan adalah fenomena fisika atau kimia atau suatu proses di mana atom, molekul atau ion memasuki fase ruah – bahan cair atau padat. Absorpsi berbeda dengan adsorpsi, karena molekul-molekul yang mengalami absorpsi memasuki volume, tidak hanya di permukaan saja (seperti yang terjadi pada adsorpsi). Istilah yang lebih umum adalah serapan (bahasa Inggris: sorption), yang meliputi absorpsi, adsorpsi, dan pertukaran ion. Absorpsi adalah suatu kondisi di mana sesuatu memasuki zat lain.[1]

Tempat terjadinya proses penyerapan absorpsi zat-zat makanan adalah

Penjerap laboratorium. 1a): CO2 inlet; 1b): H2O inlet; 2): outlet 3): kolom absorpsi; 4): kemasan.

Dalam banyak proses teknologi penting, absorpsi kimia digunakan untuk proses fisika, misalnya absorpsi karbon dioksida oleh natrium hidroksida – semacam proses asam-basa yang tidak mematuhi hukum partisi Nernst.

Beberapa contoh efek ini dapat dilihat pada artikel ekstraksi cair-cair. Adalah hal yang mungkin untuk mengekstraksi suatu zat terlarut (solut) dari sastu fase cair ke fase cair lainnya tanpa reaksi kimia. Contoh solut semacam ini adalah gas mulia dan osmium tetroksida.[1]

Proses absorpsi berarti bahwa zat menangkap dan memindahkan energi. Absorben mendistribusikan bahan yang ditangkapnya secara menyeluruh, sementara adsorben hanya mendistribusikannya di permukaan saja.

Proses gas atau cair yang menembus ke dalam badan adsorben secara umum dikenal sebagai absorpsi.[2]

Definisi IUPAC

Absorpsi: Proses suatu bahan (absorbat) diretensi oleh bahan lain (absorben); ini dapat berupa larutan fisik gas, cairan, atau padatan dalam cairan, pengikatan molekul suatu gas, uap, cairan, atau pelarutan bahan pada permukaan padatan melalui gaya fisika, dll. Dalam spektrofotometri, absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu digunakan untuk mengidentifikasi sifat kimia suatu molekul, atom atau ion dan untuk mengukur konsentrasi spesies-spesies ini.

Jika absorpsi adalah suatu proses fisika yang tidak berhubungan dengan proses fisika atau kimia, biasanya ia memenuhi hukum distribusi Nernst:

"perbandingan konsentrasi beberapa spesies zat terlarut dalam dua fase ruah yang saling kontak pada kesetimbangan adalah konstan untuk zat terlarut dan fase ruah terentu": [ x ] 1 [ x ] 2 = constant = K N ( x , 12 ) {\displaystyle {\frac {[x]_{1}}{[x]_{2}}}={\text{constant}}=K_{N(x,12)}}  

Nilai konstanta KN bergantung pada suhu dan disebut koefisien partisi.[3] Persamaan ini valid jika konsentrasi tidak terlalu besar dan jika spesies "x" tidak berubah bentuk dalam kedua fase. Jika molekul semacam ini mengalami asosiasi atau disosiasi, maka persamaan ini tetap dapat menjelaskan kesetimbangan antara "x" dalam kedua fase, tetapi hanya untuk bentuk yang sama – konsentrasi seluruh bentuk yang tersisa harus dikalkulasi dengan melibatkan kesetimbangan secara keseluruhan.[1]

Dalam kasus absorpsi gas, perhitungan konsentrasi dapat dilakukan dengan menggunakan, misalnya Hukum gas ideal, c = p/RT.[4] Cara lainnya, dapat digunakan tekanan parsial untuk menggantikan konsentrasi.

Absorpsi adalah suatu proses yang dapat berupa kimia (reaktif) maupun fisika (tak-reaktif).[5]

Absorpsi kimia

Absorpsi kimia atau absorpsi reaktif adalah reaksi kimia antara bahan yang diabsorpsi dan yang mengabsorbsi.[5] Kadang-kadang, ia merupakan kombinasi dengan absorpsi fisika. Absorpsi jenis ini bergantung pada stoikiometri reaksi dan konsentrasi reaktannya.[6]

  1. ^ a b c McMurry, John (2003). Fundamentals of Organic Chemistry (edisi ke-Fifth). Agnus McDonald. hlm. 409. ISBN 0-534-39573-2. 
  2. ^ Nasmi HS., Suteja, Syarif H. (2021). Pengantar Inhibitor Korosi Alami. Deepublish. hlm. 120. ISBN 9786230226618. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  3. ^ Nasmi HS., Suteja, Syarif H. (2021). Pengantar Inhibitor Korosi Alami. Deepublish. hlm. 121. ISBN 9786230226618. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  4. ^ Dasar-2 Fenomena Transport/3. Erlangga. 2002. hlm. 4. ISBN 9789797410193. 
  5. ^ a b Nasmi HS., Suteja, Syarif H. (2021). Pengantar Inhibitor Korosi Alami. Deepublish. hlm. 121. ISBN 9786230226618. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  6. ^ Leiviskä, Tiina; Gehör, Seppo; Eijärvi, Erkki; Sarpola, Arja; Tanskanen, Juha (10 April 2012). "Characteristics and potential applications of coarse clay fractions from Puolanka, Finland". Central European Journal of Engineering. 2 (2): 239–247. Bibcode:2012CEJE....2..239L. doi:10.2478/s13531-011-0067-9. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Absorpsi_(kimia)&oldid=20914265"

Proses penyerapan nutrisi dari makanan dan minuman merupakan bagian dari fungsi usus halus. Hal inilah yang membuat usus halus memiliki peranan penting dalam proses pencernaan. Untuk mengetahui lebih jauh fungsi dan cara kerja usus halus, simak penjelasannya berikut ini.

Usus halus merupakan salah satu organ dalamsistem pencernaanyang berfungsi untuk memecah dan menyerap nutrisi dari makanan maupun minuman yang dikonsumsi. Nutrisi ini nantinya digunakan untuk pembentukan dan perbaikan sel serta pemeliharaan jaringan tubuh.

Tempat terjadinya proses penyerapan absorpsi zat-zat makanan adalah

Berbagai Organ dalam Sistem Pencernaan dan Fungsinya

Usus pada tubuh manusia terhubung dari bagian akhir lambung hingga anus. Organ usus terbagi menjadi dua bagian, yaitu usus halus dan usus besar.

Usus halusmemiliki panjang sekitar 6 m dan diameter 2,5 cm. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).

Sebagian besar proses pencernaan dan penyerapan nutrisi dari makanan dan minuman terjadi di dalam usus halus.

Sementara itu, usus besar memiliki panjang sekitar 1,5 m dengan diameter 7,5 cm. Usus besar bertugas untuk mengolah sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna atau diserap oleh usus halus.

Usus besar juga bertugas menyerap air dan elektrolit dari sisa makanan yang sudah dicerna usus halus serta mengolah sisa makanan menjadi feses untuk kemudian dikeluarkan melalui anus.

Fungsi Usus Halus dalam Proses Pencernaan Makanan

Proses pencernaan manusia dimulai sejak makanan digigit, dikunyah, dan dihaluskan di dalam mulut. Saat proses mengunyah, produksiair liurakan meningkat guna melembutkan makanan, sehingga lebih mudah ditelan.

Selain itu, kandungan enzim di dalam air liur juga berperan dalam memecah makanan menjadi nutrisi yang mudah diproses usus.

Makanan dan minuman yang telah ditelan akan melewati kerongkongan, kemudian masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung, makanan dihancurkan dan dipecah oleh zat asam dan enzim yang dihasilkan lambung hingga menjadi cairan pekat atau pasta.

Selanjutnya, makanan tersebut akan didorong dan siap diproses di usus halus. Sesampainya di usus halus, makanan yang telah melalui serangkaian proses di lambung akan bertemu dengan enzim dan zat lainnya, seperti cairan empedu, yang berasal dari sel-sel usus, empedu, hati, dan pankreas.

Zat tersebut akan memecah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh.Misalnya, protein akan dipecah menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa, serta lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Selanjutnya, proses penyerapan nutrisi di usus halus pun dimulai. Nutrisi yang telah dipecah menjadi zat-zat yang lebih kecil ini, kemudian meluncur melalui dinding bagian dalam usus halus yang dipenuhi dengan tonjolan kecil yang disebut vili. Vili pun terdiri dari tonjolan yang lebih kecil lagi dan disebut mikrovili.

Kombinasi antara vili dan mikrovili dapat meningkatkan luas permukaan usus halus. Hal inilah yang membuat penyerapan nutrisi menjadi lebih maksimal. Sisa makanan yang tidak diserap oleh usus halus akan menuju usus besar dan didorong hingga rektum.

Jika rektum terisi penuh oleh tinja, Anda akan merasakan mulas dan dorongan untuk buang air besar.

Gangguan pada Usus Halus dan Cara Mencegahnya

Seperti halnya organ lain dalam tubuh, fungsi usus halus juga dapat mengalami gangguan karena kondisi atau penyakit tertentu. Beberapa gangguan kesehatan yang sering terjadi pada usus halus meliputi:

  • Infeksi
  • Perdarahan
  • Obstruksi usus
  • Sindrom iritasi usus
  • Penyakit Crohn
  • Penyakit celiac
  • Kanker usus

Untuk mencegah terjadinya gangguan pada fungsi usus halus akibat kondisi tersebut, Anda disarankan banyakmengonsumsi air putihdanmakanan berserat.Hindari makanan tinggi lemak karena bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker usus.

Jika terdapat tanda atau gejala yang menunjukkan gangguan usus halus, seperti diare atau nyeri perut yang berlarut-larut, berat badan turun drastis, atau BAB berdarah, konsultasikanlah kedokter.Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya dan memberikan penanganan yang sesuai.