Tata Cara Menguburkan Jenazah (Liputan6.com/Gempur M Surya) Tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan yang terakhir adalah menguburkan jenazah. 1. Memperdalam galian lobang kubur agar tidak tercium bau jenazah dan tidak dapat dimakan oleh burung atau binatang pemakan bangkai. 2. Cara menaruh jenazah di kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat kemudian di atasnya ditaruh papan kayu atau yang semacamnya dengan posisi agak condong agar tidak langsung tertimpa tanah. Namun bisa juga dengan cara lain dengan prinsip yang hampir sama, misalnya dengan menggali di tengah-tengah dasar lobang kubur, kemudian jenazah ditaruh di dalam lobang. Lalu di atasnya ditaruh semacam bata atau papan dari semen dalam posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan. Cara ini dilakukan bila tanahnya gembur. Cara lain adalah dengan menaruh jenazah dalam peti dan menanam peti itu dalam kubur. 3. Cara memasukkan jenazah ke kubur yang terbaik adalah dengan mendahulukan memasukkan kepala jenazah dari arah kaki kubur. 4. Jenazah diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah kiblat dengan menyandarkan tubuh sebelah kiri ke dinding kubur supaya tidak terlentang kembali. 5. Para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu dan ditempelkan langsung ke tanah. Simpul tali yang mengikat kain kafan supaya dilepas. 6. Waktu memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan membaca doa seperti: Bismillahi Waala Millati Rosulillah Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud). 7. Untuk jenazah perempuan, dianjurkan membentangkan kain di atas kuburnya pada waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedang untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan. 8. Orang yang turun ke lobang kubur jenazah perempuan untuk mengurusnya sebaiknya orang-orang yang semalamnya tidak mensetubuhi isteri mereka. 9. Setelah jenazah sudah diletakkan di liang kubur, dianjurkan untuk mencurahinya dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepala mayit lalu ditimbuni tanah. 10. Berdoa setelah selesai menguburkan jenazah. Selesai mengubur dan sebelum meninggalkan tempat penguburan pelayat mengambil tanah dan menaburkannya dari arah kepala tiga kali, lalu berdiri di sisinya, dan membaca do’a sebagai berikut: “Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi, wanaqqohi minal khotoya kamaayunaqqottsaubu abyadhu minadanasi, waabdilhu daaron khoiron in daarihi, waahlankhoiron min ahlihi, wazaujan khoiron minzaujihi, waqihi fitnatal qobri wa’adaabinnar”
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu muslim yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup. Karena pentingnya persoalan tersebut maka Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Tingkir bekerjasama dengan KUA kecamatan Tingkir bekerjasama mengadakan pelatihan perawatan jenazah pada tanggal 29 Desember 2016 dengan mengundang modin serta kadernya ditambah para praktisi perawat janazah di lapangan. Dalam sambutannya kepala KUA kecamatan Tingkir yang sekaligus diminta membuka acara pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwasanya manusia sebagi makhluk yang mulia di sisi Allah SWT. Oleh karena itu dalam rangka menghormati kemuliannya itu perlu mendapat perhatian khusus dalam hal perawatan jenazahnya. Sementara itu Ketua MUI Kecamatan mengharapkan agar ada kaderisasi perawat jenazah di masing-masing wilayah, terutama kader perawat jenazah perempuan. Kegiatan yang dihadiri sekitar 70 orang terdiri dari peserta laki-laki dan perempuan. Kegiatan itu mengambil tempat di musholla kecamatan Tingkir, meski sederhana namun peserta tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut. Adapun garis besar materi kegiatan pelatihan jenazah tersebut adalah
a) memandikan, b) mengkafani, c) menshalatkan d) menguburkan
Para peserta pelatihan mengharapkan agar MUI dan KUA terus bekerjasama setiap tahunnya agar kegiatan yang sangat bermanfaat dalam memberikan kontribusi positif di bidang pemahaman perawatan jenazah tersebut bisa diselanggarakan setiap tahunnya.
Karanganyar – Merawat jenazah merupakan fardhu kifayah bagi umat muslim. Dengan hukum ini, sekiranya ada orang muslim meninggal dan sudah ada yang merawat jenazahnya, maka gugurlah kewajiban umat muslim yang lain. Umumnya, merawat jenazah hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah terbiasa. Ada banyak faktor yang mempengaruhi orang-orang untuk tidak terlibat mengurus jenazah, di antaranya karena kurang tahu caranya, takut atau memiliki trauma terhadap fenomena kematian. Melihat hal ini Penyuluh Agama Islam Fungsional dan Non PNS (PAIN PNS) Kecamatan Jatipuro, mengadakan kegiatan pelatihan Pengurusan jenazah di Masjid Al Jami’ Faruq Dusun Tangkluk Desa Jatiharjo, Rabu, (8/12/2021). Bapak Kepala Desa (Kades) Jatiharjo Agus Waluyo sebagai penanggung jawab Persatuan Takmir Masjid (Pertamas) menyampaikan Perlunya regenerasi dan pelatihan tata cara mengurus jenazah merupakan kebutuhan pokok yang harus dilakukan oleh warga desa Jatiharjo. “Sekarang ini ilmu mengurus jenazah menjadi salah satu hal yang sering terabaikan. Padahal ilmu tersebut sangat penting untuk diketahui oleh seorang muslim tatkala ada yang meninggal dunia. Pengurusan jenazah tidaklah sederhana, melainkan cukup kompleks yang meliputi proses memandikan, mengkafani, menshalati, mengantarkan hingga menguburkannya,“ ucap Agus. Pelatihan ini dirasa penting menurut Bapak Kepala Desa, karena di masa sekarang ini banyak masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana cara mengurusi jenazah orang yang sudah meninggal. Diakhir sambutan, Agus Waluyo berharap kepada ibu-ibu yang mengikuti pelatihan ini agar ilmu yang didapat bisa dipraktikan didusunnya masing-masing. Pada Kegiatan Pelatihan Penyelenggaraan Jenazah ini, Penyuluh Agama Islan Non PNS yang akan membimbing warga pada tahap pelaksanaannnya yakni Ust. Khasan Asy’ari yang membahas Terkait Fiqh Jenazah dan Bapak Romlan, S.Ag yang membahas tentang Praktek Penyelenggaraan Jenazah. Menurut Penyuluh Agama Islam Fungsional teknik pengurusan jenazah ini menjadi salah satu even penting yang diprogramkan oleh Penyuluh Agama Islam Kec. Jatipuro bekerja sama dengan pihak terkait di wilayah Kecamatan Jatipuro khususnya di Desa Jatiharjo baik pemerintah Desa, Persatuan Takmir Masjid (Pertamas), PKK maupun majelis taklim. Roh Kayati menuturkan pada kegiatan ini para peserta akan dibimbing bagaimana cara mengurus jenazah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, mulai dari mendampingi orang sakit, memandikan jenazah, praktek mengkafani dan tata cara mensholatkan jenazah. Lebih lanjut Penyuluh Agama Islam Kecamatan Jatipuro, menjelaskan bahwa pelatihan ini bersifat aplikafif karena setelah teori langsung dilanjutkan praktek bagaimana mengurus jenazah dengan alat peraga yang telah disiapkan.(ida/sua)
TAJHIZUL MAYIT (MENGURUSI MAYYIT) Apabila ada seseorang meninggal maka diwajibkan bagi sesama muslim untuk mengurus (men-tajhiz) mayit. Hal tersebut hukumnya fardlu kifayah, yakni apabila sudah dilaksanakan sebagian muslim, maka tidak wajib bagi muslim lainnya. Prosesi tajhiz mayit ada empat (4)
Cara mengurus mayit berbeda-beda sesuai dengan statusnya. Apabila mayit :
Catatan : Apabila menemukan sebagian anggota badan manusia maka perincian hukum berdasarkan wajib dan tidaknya tajhiz adalah sebagai berikut:
A. MEMANDIKAN MAYIT Air kembang (Air daun bidara/Air sabun), air kapur wangi (kapur barus), air jernih, bangku(plang/dipan), beberapa potong kain/pipih, baju kurung (gamis yang agak lebar, sudah usang dan jarang tenunannya).[2] 2. Tempat Memandikan Tempat yang beratap (tertutup) serta di beri wewangian dan sepi dari selain orang yang memandikan, orang yang membantunya dan wali si mayit.[3] 3. Orang yang Memandikan
Catatan : Dalam memandikan mayit, di usahakan untuk tidak memandang tubuh mayit apalagi auratnya, kecuali yang diperlukan. 4. Cara Memandikan Memandikan dapat dilakukan dengan menyangga atau memangku mayit atau dengan membaringkanya di atas bangku (dipan atau sejenisnya).[5] Mengguyurkan air ke seluruh tubuh mayit (termasuk kemaluan dan lipatan-lipatan badan) setelah menghilangkan najis dan kotoran-kotoranya terlebih dahulu.
Catatan : Kain yang sudah digunakan tidak boleh digunakan lagi tetapi dibuang dan tangan kiri (telunjuk) orang yang memandikan dibasuh atau dibersihkan.
نويت الوضوء المسنون لهذا الميت \ لهذه الميتة سنة لله تعالى
Adapun cara menayamuminya sama dengan tayamum pada umumnya di sertai dengan niat : نويت التيمم عما تحت قلفة هذا الميت لله تعالى Atau jika mayit tidak bisa dimandikan , semisal bila dimandikan dagingnya rontok, maka cukup ditayammumi saja. Adapun niatnya sebagai berikut : نويت التيمم عن هذا الميت / هذه الميتة لاستباحة الصلاة عليه / عليها لله تعالى[6]
Catatan:
B. MENGKAFANI MAYIT Perlengkapan
Kain kafan sebaiknya terbuat dari kapas yang berwarna putih dan pernah dicuci(bukan yang baru).[7] Cara Mengkafani
Cara Membuat Gamis Kain kafan dilubangi pada bagian tengahnya (bisa dengan melipat kain ke arah bawah dan menyamping, lalu dipotong sudutnya) serta bagian depannya (dada) di gunting sedikit. Catatan :
C. MENSHOLATI MAYIT Dalam mensholati mayit ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya : Syarat-syarat mensholati mayit.[9] Sama dengan syarat-syarat sholat lain, hanya saja ditambah beberapa syarat yaitu :
Kesunahan sebelum melaksakan sholat mayit
Tata cara sholat mayit/jenazah[10]
أصلى على هذا الميت (هذه الميتة) أربع تكبيرات فرض كفاية مستقبل القبلة مأموما (إماما) لله تعالى
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعلى آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد
اللهم اغفرله وارحمه، وعافه واعف عنه، وأكرم نزوله ووسع مدخله، واغسله بالماء والثلج والبرد، ونقه من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس، وأبدله دارا خيرا من داره، وأهلا خيرا من أهله، وزوجا خيرا من زوجه، وأعذه من عذاب القبر وفتنته، ومن عذاب النار. اللهم إغفر لحيّنا وميّتنا وشاهدنا وغائبنا وصغيرنا وكبيرنا وذكرنا وأنثانا. أللهم من أحييته منّا فأحيه على الإسلام ومن توفّيته منّا فتوفّه على الإيمان. اللهمّ لا تحرمنا أجره , ولا تضلّنا بعده[11] Jika mayitnya belum baligh, maka sebaiknya doanya ditambah : اللهم اجعله فرط لأبويه وسلفا وذخرا وعظة واعتبارا وشفيعا وثقّل به موازينهما وأفرغ الصبر على قلوبهما، ولا تفتنهما بعده و لاتحرم هما أجره ولا تفتنهما بعده واغفر لنا ولهما ولجميع المؤمنين….
Catatan :
D. MEMAKAMKAN MAYIT/JENAZAH Perlengkapan Alat penggali kubur seperti cangkul, skop dan sejenisnya, keranda mayit, nisan, papan penutup, dan bantalan dari tanah sebesar batu bata.[12] Liang kubur :
Dalam penguburan mayit dikenal 2(dua) jenis liang kubur : Liang Cempuri Yaitu liang kuburan yang digali bagian tengahnya (seperti menggali parit) untuk meletakkan mayit yang ukurannya sekira papan penutup tidak tersentuh tubuh mayit ketika melepuh. Hal ini diperuntukkan bagi tanah yang lunak (gembur). Liang Lahat, (Luang landak ; jw) Yaitu liang kuburan yang sisi sebelah baratnya (arah kiblat) digali sekira cukup untuk meletakkan mayit. Prosesi Pemberangkatan Jenazah
سبحان الحي الذى لا يموت أو سبحان الملك القدّوس الله أكبر صدق الله ورسوله هذا ما وعدنا الله ورسوله اللهمّ زدنا ايمانا و تسليما
Prosesi pemakaman
بسم الله وعلى ملة رسول الله صلى الله عليه وسلّم اللهم افتح ابواب السماء لروحه وأكرم نزله ووسّع مدخله ووسّع له فى قبره
بسم الله وعلي ملة (سنة) رسول الله صلى الله عليه وسلم، اللهم اسلمه إليه الاشحاء من ولده وأهله وقرابته واخوانه وفارقه من كان يحب قربه وخرج من سعة الدنيا والحياة إلى ظلمة القبر وضيقه، ونزل بك وأنت خير منزول به ان عاقبته فبذنب وان عفوت فأهل العفو انت غني عن عذابه وهو فقير إلي رحتمك، اللهم تقبّل حسنته واغفر سيئته وأعده من عذاب القبر واجمع له برحمتك الأمن من عذابك واكفه كلّ هول دون الجنة، اللهم واخلفه فى تركته فى الغابرين وارفعه فى علّيّين وعد عليه بفضل رحمتك يا أرحم الراحمين.. [15]
Contoh lafadz talqin[17] : يا عبد الله ابن أمّة الله أذكر ما خرجت عليه من دار الدنيا شهادة ان لاإله إلا الله وأنّ محمّدا رسول الله، وأنّ الجنّة حقّ، وأنّ النار حقّ، وأنّ الساعة أتية لا ريب فيها، وأنّ الله يبعث من فى القبور، وأنّك رضيت بالله ربّا، وبالإسلام دينا، وبمحمّد صلّى الله عليه وسلّم نبيّا، وبالقرآن إماما، وبالكعبة قبلة، وبالمؤمنين إخوانا Catatan :
والله أعلم بالصواب DAFTAR PUSTAKA [1] Hasyiyata Qulyubi wa ‘umairoh, juz 1, Hal 290, Daru Ihya’i Kutubil ‘Arobiyah. [2] Busyro al Karim Juz II Hal 29 [3] Busyro al Karim Juz II hal 29 [4] Busyro al Karim Juz II Hal 30 [5] Busyro al Karim Juz II Hal 29, Hasyiyatain Juz I Hal 324, Hawasyi al madaniyyah Juz II Hal 105 [6] Syarah Bahjah Al-Wardiyah Juz 2, Hal 82 ,Maktabah Syamilah Hasyiyah Al-Jamal Juz 2 Hal 143 [7] Busyro al Karim juz II hal 31, Hawasyi as syarwani juz III hal 139, Hasyiyatain juz I hal 329, Al Majmu` juz V hal 199-204. [8] Busyro al Karim Juz II hal 31 [9] Busyro al Karim Juz II hal 31 [10] Busyro al Karim Juz II hal 33, Tanwir al Qulub hal 204, Kasyifat as Syaja hal 104, I`anat at Tholibin Juz II hal 127-128, Mughni al Muhtaj Juz I hal 342-344 [11] Hasyiyatain Juz IV hal 375 SYameela [12] Busyro al Karim Juz II hal 37 [13] Al Ibda` fi Madlori al Abda` hal 108-109, At Turmusyi Juz III hal 434, Al Adzkar an anawawi hal 151 [14] Busyro al Karim Juz II hal 38, Tanwir al Qulub Juz II hal 205-206, al Majmu` Juz V hal 269,278,281 [15] Nihaytuz-zain hal-155 [16] Busyro al Karim juz II hal 38, Tanwir al Qulub juz II hal 207, Tausyh `ala ibni Qosim hal 97, Al Majmu` juz V hal 291-294 [17] Asna al Matholib juz 4 hal 342-shameela, hasyiyatain juz 5 hal 17 shameela |