Semua sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran disebut

Sampai saat ini Fakultas  telah memiliki sejumlah sarana untuk menunjang kegiatan Tridharma perguruan tinggi di Fakultas. Sarana yang dimaksud meliputi  alat-alat laboratorium, peralatan kantor (komputer, LCD, layar,  mesin ketik, printer, telpon, faksimile, AC, lampu,  meja, kursi, almari, dan rak), perlengkapan ruang kuliah (kursi, meja, papan tulis, LCD, layar, AC, lampu), perlengkapan ruang dosen (meja, kursi, rak buku, AC) sarana transportasi (mobil dan  motor dinas), sarana teknologi informasi ( televisi, internet), perlengkapan toilet, dan kamar mandi.

Prasarana

Prasarana yang digunakan saat ini adalah:  1) sejumlah gedung yang difungsikan untuk ruang kuliah, ruang microteaching, laboratorium, ruang dosen, ruang staf pengelola jurusan dan pimpinan fakultas, ruang sidang, ruang seminar, ruang fungsionaris HMJ dan senat mahasiswa,  toilet, dan kamar mandi; 2) selter; 3) lahan parkir;  4)  kebun dan taman;  dan 5) akses jalan antar gedung. Tabel berikut menyajikan prasarana yang tersedia di saat ini.

  1. Perpustakaan
    Perpustakaan Undiksha memiliki luas 242 m2. Perpustakaan ini memiliki 4.275 judul buku dan jumlah koleksi total 37,818 eksemplar.
  1. UPT TIK
    UPT TIK terletak di pusat Undiksha sebagai pusat informasi. Di tempat ini kita bisa menemukan informasi mengenai IPK mahasiswa, program semester untuk mata kuliah mahasiswa, e-learning, jadwal mata kuliah, internet hotspot, dan pendaftaran program kursus siswa secara online.
  1. Laboratorium
    Laboratorium memiliki luas 5,118 m2, dan memiliki 70 unit yang berbeda (biologi, komputer, elektro, fisika, kimia, bahasa). Laboratorium ini memfasilitasi mahasiswa dalam belajar dan berlatih kemampuan mereka.
  1. Auditorium
    Universitas Pendidikan Ganesha memiliki ruang auditorium yang sangat mewah dengan desain yang artistik, lengkap dengan panggung, mampu menampung 800 kursi untuk lulusan di lantai pertama, dan kapasitas untuk 2.000 pengunjung.  Auditorium Universitas Pendidikan Ganesha ini digunakan untuk melakukan upacara wisuda, ulang tahun, aksi panggung, pameran, dan kegiatan lainnya dalam skala besar.
  1. Ruang seminar
    Tempat ini digunakan untuk mengadakan seminar akademik, pertemuan, dan lokakarya. Tempat ini dapat menampung 150 orang.
  1. Tempat
    Undiksha memiliki beberapa tempat bermain seperti sepakbola, tenis, basket, bola voli, dan bulu tangkis. Tempat-tempat ini memfasilitasi siswa dalam meningkatkan kemampuan olahraga mereka.
  1. Internet hotspot
    Layanan internet dapat digunakan di seluruh area kampus.
  1. Laboratorium pendidikan sekolah
    Undiksha memiliki laboratorium pendidikan sekolah yang terdiri dari (1) TK, (2) Sekolah Dasar, (3) SMP, dan (4) SMA. Laboratorium pendidikan sekolah adalah tempat berlatih dan belajar untuk siswa dan untuk melakukan penelitian di bidang pendidikan untuk dosen undiksha.
  1. Ruang teater
    Tempat ini biasanya digunakan untuk bermain atau melakukan beberapa opera dan drama teater. Terletak di fakultas bahasa dan seni, undiksha.
  1. Studio seni
    Studio seni digunakan untuk memamerkan beberapa hasil karya seni seperti lukisan, kerajinan, dan patung. Lokasinya terletak di jurusan seni rupa, fakultas bahasa dan seni, undiksha.
  1. Asrama kampus
    Sebuah bangunan tempat tinggal untuk mahasiswa dan mahasiswa asing. Terdapat 88 kamar dengan tempat tidur, pemandangan indah, dan jarak pendek ke kampus.
  1. Pura
    Merupakan tempat civitas hindu undiksha untuk berdoa.
  1. Konseling
    Ditangani oleh konselor yang berpengalaman, layanan ini membantu mahasiswa untuk memecahkan masalah akademik dan non akademik. Layanan ini juga memberikan pertimbangan dan saran kepada mahasiswa dalam memilih dan mencari pekerjaan. Orang yang membutuhkan layanan ini dapat menghubungi unit ini. Informasi: (+6281246318813).
  2. Unit pelayanan bahasa
    Unit pelayanan bahasa, Universitas Pendidikan Ganesha di mulai tahun 2012, telah menjalankan beberapa program yaitu darmasiswa, kurbias (kursus bahasa inggris pada awal semester) untuk fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, kursus bahasa inggris untuk dosen, kursus bahasa inggris untuk siswa, institutional TOEFL dari IIEF jakarta dan layanan penerjemahan untuk berbagai jenis dokumen, seperti abstrak, dan artikel.

SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN         

A. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan 

Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh setiap pengelola pendidikan adalah mengenai fasilitas pendidikan. Sarana pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: Gedung, ruangan belajar/kelas, alat-alat atau media pendidikan, meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan fasilitas/prasarana adalah yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti: halaman, kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah.

Fasilitas pendidikan pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu tanah, bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah (site, building, equipment, and furniture). Agar semua fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang berarti pada jalannya proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik. Manajemen yang dimaksud meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pengadaan, (3) Inventarisasi, (4) Penyimpanan, (5) Penataan, (6) Penggunaan, (7) Pemeliharaan, dan (8) Penghapusan.

Jadi, secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

Standar sarana dan prasarana pendidikan telah diatur dalam PP No.32 tahun 2013 dikatakan Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. 

B. Pengaruh Sarana dan Prasarana di Sekolah dalam Menunjang Kualitas Siswa 

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendidikan bahwa kualitas pendidikan tersebut juga didukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi standar sekolah atau instansi pendidikan terkait. Sarana prasarana sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa peranan sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas belajar siswa. Misalnya saja sekolah yang berada di kota yang sudah memiliki faslitas laboratorium komputer, maka anak didiknya secara langsung dapat belajar komputer sedangkan sekolah di desa yang tidak memiliki fasilitas itu tidak tahu bagaimana menggunakan komputer kecuali mereka mengambil kursus di luar sekolah.

Adapun hubungan sarana dan prasarana dengan proses pendidikan, dapat dikatakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. 

Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya, yaitu mulai dari perencanaan, penggunaan, pemeliharaan dan pengawasan.  Apa yang dibutuhkan oleh sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung semua proses pembelajaran. 

C. Pentingnya Sarana dan Prasarana dalam Proses Pembelajaran 

Sekolah merupakan lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian dari sistem sosial bangsa yang bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap, demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertaqwa, sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap dan mandiri. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan kurikulum yang kuat, baik secara infrastruktur maupun suprastruktur. Kurikulum ini nantinya yang akan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran, khususnya interaksi antar pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pendidik dituntut untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga prestasi yang dicapai dapat sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda dengan pelajaran lainnya. Dengan demikian, masing-masing mata pelajaran juga memerlukan sarana pembelajaran yang berbeda pula. Dalam menyelenggarakan pembelajaran guru pastinya memerlukan sarana yang dapat mendukung kinerjanya sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan menarik. Dengan dukungan sarana pembelajaran yang memadai, guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan, tetapi juga dengan tulis dan peragaan sesuai dengan sarana prasarana yang telah disiapkan guru.

Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, dukungan dari sarana pembelajaran sangat penting dalam membantu guru. Semakin lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah akan memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidikan. Begitu pula dengan suasana selama kegiatan pembelajaran. Sarana pembelajaran harus dikembangkan agar dapat menunjang proses belajar mengajar. Yamin  menyebutkan beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam menunjang proses belajar mengajar: 1) perpustakaan, 2) sarana penunjang kegiatan kurikulum, dan 3) prasarana dan sarana kegiatan ekstrakurikuler dan mulok.

Mengingat pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka peserta didik, guru dan sekolah akan terkait secara langsung. Peserta didik akan lebih terbantu dengan dukungan sarana prasarana pembelajaran. Tidak semua peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga penggunaan sarana prasarana pembelajaran akan membantu peserta didik, khususnya yang memiliki kelemahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan terbantu dengan dukungan fasilitas sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga akan lebih variatif, menarik dan bermakna. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan. Selain menyediakan, sekolah juga menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah dimiliki. 

D. Problematika Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Fasilitas Yang Minim dan Tidak Merata 

Volume sarana dan prasarana yang minim masih mejadi permasalahan utama disetiap sekolah di Indonesia. Terutama di daerah pedesaan yang jauh dari perkotaan. Kasus seperti ini dapat menimbulkan kesenjangan mutu pendidikan. Banyak peserta didik yang berada di desa tidak bisa menikmati kenyamanan dan kelengkapan fasilitas seperti peserta didik di Kota. Oleh karena itu, kualitas pendidikan di desa semakin kalah bersaing dengan kualitas pendidikan di kota. Selain itu masih banyak fasilitas yang belum memenuhi mutu standar pelayanan minimal. Hal seperti ini membuktikan bahwa lembaga pendidikan kurang memfasilitasi bakat dan minat siswa dalam mengembangkan diri. Akibat ketidak tersedianya fasilitas tersebut, para pelajar mengalokasiakan kelebihan waktunya untuk hal-hal yang negatif. 

2. Alokasi dana yang terhambat 

Banyaknya kasus penyalahgunaan  dana adminitrasi sekolah, membuat sarana dan prasarana sekolah tidak terwujud sesuai dengan harapan, adanya permainan uang dalam adminitrasi membuat pendidikan semakin tidak cepat mencapai titik kebehasilan. 

Ketidak pedulian dari sekolah terhadap perawatan fasilitas yang ada menjadikan buruknya sarana dan prasarana. Sikap acuh tak acuh dan tidak adanya pengawasan dari pemerintah, membuat banyak fasilitas sekolah yang terbengkalai. Ketidaknyamanan menggunakan fasilitas yang ada, akibat kondisi yang banyak rusak, membuat para pelajar enggan menggunakannya. Kasus seperti ini biasanya terjadi karena tidak adanya kesadaran dari setiap guru, siswa, dan pengurus sekolah.

Dari ketiga point di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia masih perlu dibenahi. Banyaknya permasalahan sarana dan prasana akan menghambat proses pembelajaran, yang akibatnya berpengaruh pada ketercapaian dari tujuan pendidikan. 

E. Alternatif Solusi untuk Problematika Sarana dan Prasarana Pendidikan 

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan ini antara lain:

1. Terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun sehingga tidak terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah.

2. Dengan adanya koordinasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah maka selanjutnya kita dapat meningkatkan Sarana dan Prasarana Pendidikan. Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan dalam rangka meningkatkan output pendidikan tentunya kita harus menaikan cost (harga), menaikkan harga disini maksudnya adalah meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pendidikan. Adapun sarana tersebut meliputi sarana fisik dan non fisik.

Pemenuhan sarana fisik sekolahan ini meliputi pembangunan gedung sekolahan, laboratorium, perpustakaan, sarana-sarana olah raga, alat-alat kesenian dan fasilitas pendukung lainnya. Dalam hal ini tentunya pemerintah memegang tanggung jawab yang besar dalam pemenuhan ini, karena pemerintah berkepentingan dalam memajukan pembangunan nasiaonal. Jika sarana belajar ini telah terpenuhi tentunya akan semakin memudahkan transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sarana non fisik ini diibaratkan software dalam komputer, jika software ini dapat mengoprasikan perangkat komputer dengan baik maka pekerjaan akan cepat selesai. Begitu juga dalam pendidikan jika sistem dan pengajarnya bermutu maka akan mempercepat pembangunan nasional.

3. Adanya manajemen sarana dan prasarana. Manajemen yang dimaksud meliputi:

(1)  Perencanaan. Perencanaan saran dan prasarana dapat diartikan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi sewa atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan.diperhatikan dalam perencanaan fasilitas sekolah, antara lain: Fasilitas yang ada disekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan anak yang beraneka ragam sifat dan kebutuhannya, baik secara individual maupun kelompok. Serta fasilitas yang ada harus disesuaikan dengan kurikulum/program pendidikan yang akan dilaksanakan sekolah.

 Ada dua hal terpenting yang perlu

(2) Pengadaan. Pengadaan adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang bagi keperluan pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam pengadaan barang sebenarnya tidak terlepas dari perencanaan pengadaan yang telah dibuat sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya.

(3) Inventarisasi. Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventaris barang secara teratur dan menurut ketentuan yang berlaku.

(4) Penyimpanan. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru ataupun sudah rusak yang dapat dilakukan oleh seorang beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada lembaga pendidikan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan aspek administratif.

(5) Penataan. Penataan sarana dan prasarana pendidikan dapat dibagi menjadi:

a. Penataan barang bergerak

Yang dimaksud dengan barang bergerak adalah barang yang dapat dipindahkan dari penempatan sebelumnya, misalnya kursi, meja, dan lain-lain.

b. Penataan barang tidak bergerak

Barang tidak bergerak adalah barang yang tidak dapat dipindahkan, seperti tanah, gedung, halaman, lapangan, dan lain-lain. Dalam hal ini sebelum dibangun, terlebih dahulu dilakukan perencanaan yang matang agar tidak terjadi perbaikan yang menimbulkan pemborosan.

c. Penataan barang habis pakai

Barang habis pakai adalah barang yang tidak tahan lama, cepat susut, dan habis setelah digunakan atau dipakai, contoh kertas, karbon, kapur, spidol, dan lain-lain.

d. Penataan barang barang tidak habis pakai

Yaitu dengan cara mengatur barang yang ada dengan memberikan nomor dan kode pada barang tersebut sesuai dengan sandi yang berlaku. Hal ini dilakukan agar petugas dan pemakai lebih mudah memakai dan mengawasi pemakaiannya.

(6) Penggunaan. pengaturan bagi penggunaan sarana dan prasarana tersebut yaitu dengan cara:

a.  Alat pelajaran diangkut ke kelas yang membutuhkan dan saat dikembalikan jumlah harus sama.

 b. Alat pelajaran disimpan di suatu tempat, bila siswa ingin menggunakan, siswa mengajak guru yang mengajar untuk membawa barang tersebut

Penggunaan atau pemakaian fasilitas pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah pada tiap jenjang pendidikan. Untuk kelancaran kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan fasilitas sekolah diberi tanggun jawab untuk menyusun jadwal tersebut. Dalam penggunaan fasilitas, semua pengguna baik peserta didik, guru, dan komponen sekolah lainnya harus dapat mempertanggungjawabkan penggunaan fasilitas yang telah digunakan. Dalam artian bahwa dalam menggunakan fasilitas harus dengan baik dan tidak merusak fasilitas yang telah ada.

(7) Pemeliharaan.  Pemeliharaan berarti sarana dan prasarana yang digunakan harus dipelihara agar tidak rusak.

(8) Penghapusan. Penghapusan ialah kegiatan meniadakan barang-barang  dari daftar inventaris karena barang itu dianggap sudah tidak mempunyai nilai guna atau sudah tidak berfungsi sebagaimanan yang diharapkan, atau biayampemeliharaannyamsudahmterlalummahal.

4.Adanya Pengawasan Fasilitas. 

Peranan pengawasan sangat penting dalam menunjang keberlangsungan dan segala aspek kehidupan berorganisasi umumnya untuk lembaga pendidikan khususnya tidak dapat diragukan lagi. Sebagaimana seperti yang dikemukakan oleh S. P. Siagian (1990: 107) bahwa: “Pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan. Pengawasan bukan hanya mencari kesalahan saja, tetapi juga mencari hal-hal yang sudah baik untuk dikembangkan lebih lanjut.

Agar hasil pekerjaan diperoleh secara berdaya guna yaitu hasil yang sesuai dan tepat dengan pengeluaran yang seminimal mungkin dan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Digunakan untuk mengadakan penilaian atau evaluasi baik terhadap pimpinan atau bawahannya. Digunakan untuk audit dan review terhadap apa yang telah dilakukan.

Apa yang dikerjakan oleh pimpinan seharusnya juga dikerjakan pula oleh bawahannya dan sebaliknya pimpinan akan segan menindak terhadap bawahannya kalau ia sendiri tidak dapat mengerjakannya.

Suatu alat pembuktian, dapat berupa catatan atau laporan.

Untuk menjaga agar seseorang tidak melakukan hal yang melebihi wewenangnya serta untuk menghindari penyimpangan.

e. Menentukan peraturan perintah prosedur

1) Peraturan pada umumnya melarang bentuk tingkah laku yang khusus atau jika diizinkan akan dapat mengganggu usaha-usaha serta membahayakan organisasi.

2) Prosedur mengatur kegiatan yang harus dilakukan yang merupakan suatu rangkaian kegiatan melalui anggota-anggota suatu organisasi untuk melayani dan menerima dalam suatu situasi tertentu.

Tindakan pengamanan agar kesalahan-kesalahan yang akan timbul segera dapat dicegah atau diperbaiki dan tindakan pembetulan sebelum terlambat.

Alat dari pimpinan agar dilaksanakan. Suatu petunjuk untuk mengembangkan dan memajukan organisasi, penilai suksesnya suatu rencana. 

Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa.

Suryobroto. 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta 

Artikel : SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Google search: pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan, sarana dan prasarana sekolah di indonesia