Setelah antibiotic penisilin ditemukan, banyak penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman yang dapat disembuhkan.Namun, beberapa jenis bakteri lain menghasilkan enzim yang dapat menghambat kerja penisilin sehingga tahan terhadap penisilin.Akibatnya, beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut tidak dapat sembuh. Kerena itu, para ahli berusaha menemukan obat lain pembasmi bakteri yang kebal terhadap penisilin. Jenis antibiotic lain yang dihasilkan oleh jamur/cendawan, antara lain : sefalosporin dan streptomisin. Sefalosporin merupakan sekelompok antibiotic yang dihasilkan oleh suatu spesies cendawan laut, Cephalosporium Acremonium. Antibiotik ini aktif tehadap banyak bakteri gram positif dan negative serta tidak dapat dirusak oleh penisilinase. Yaitu enzim yang terdapat dalam bakteri yang mampu merusak penisilin. Streptomisin dihasilkan oleh Streptomyces Griseus, yaitu bakteri tanah yang diisolasikan oleh Walksman dan teman-temannya. Antibiotikini efektif terhadap banyak bakteri gram positif dan gram negative yang pathogen dan Mycobacterium Tuberculosis. Oleh karena itu, Streptomisin menjadi antibiotic untama untuk penderita TBC seebagai komoterapI. Akan tetapi, beberapa bakteri dapat dengan cepat menjadi resistan dan meningkat toksisitasnya jika penggunaan antibiotic berlangsung dalam waktu lama. Meskipun demikian, streptomisin tetap dianggap sebagai obat utama dalam penggobatan tuberculosis. Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk penemuan obat-obatan dalam hal-hal seperti tersebut di bawah ini: 1. Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan kencing manis. 2. Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk melawan penyebaran mikroorganisme menular yang resisten 3. Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza, rabies) dan penyakit malaria serta penyakit tidur. 4. Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit. 5. Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar tidak terjadi proses penolakan. 6. Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan penyakit keturunan, misalnya hemofili. Sebelum rekayasa genetika dikembangkan untuk memerangi diabetes dilakukan ekstraksi insulin dari pankreas babi atau lembu. Hal ini akan memakan banyak sekali biaya dan insulin yang dihasilkan dapat mengakibatkan hipersensitivitas maupun resistensi. Setelah teknik rekayasa genetika dikembangkan, maka sekarang telah dapat dibuat insulin manusia oleh bakteri. Ini dilakukan dengan jalan menyematkan gen pengkode pembentukan insulin manusia pada bakteri. Untuk membuat insulin, mula-mula membuat rancangan urutan ADN yang mengode asam amino insulin yang telah diketahui. Kemudian diikuti dengan sintesis kimiawi gen rantai A dan gen rantai B insulin, tetapi pembuatannya dilakukan secara terpisah. Masing-masing mengandung kodon metionin pada ujung 5’ (yang tentunya menjadi ujung amino protein yang ditranslasikan) dan menghentikan urutan pada ujung 3’. Masing-masing gen disisipkan ke dalam gen β-galaktosidase plasmid. Kemudian dimasukkan ke dalam E. coli. E. colidibiakkan dalam medium yang mengandung galaktosa sebagai sumber C dan sumber energi dan bukan glukosa. Sebab itu bakteri akan mensintesis β-galaktosidase. Bersamaan dengan ini disintesis pula rantai A dan rantai B insulin, yang dilekatkan oleh sisa metionin. Setelah pelarutan bakteri, maka perlakuan dengan sianogen bromida akan memecah protein pada metionin. Dengan demikian rantai insulin akan terpisah dari β-galaktosidase. Rantai-rantai dimurnikan dan digabungkan, maka terjadilah insulin asli manusia. Saat ini sedang dikembangkan pendekatan sintetik lain, gen untuk molekul pemula insulin atau proinsulin disintesis dan disisipkan ke dalam E. coli. Proinsulin yang dihasilkan dimurnikan. Proinsulin dicerna dengan enzim tripsin dan karboksipeptidase, maka terjadilah insulin manusia. Pemateri dalam Seminar Nasional ini adalah Indra Bachtiar, Ph.D & Dr. Zozy Aneloi Noli Page 2
Kata Sambutan Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat yang Diwakili Wakil Ketua II Bidang Akademik Drs. Nurhadi, M.Si Pembacaan Do'a 09.00 - 11.00 WIB Pembekalan Materi oleh Dra. Hj. Renny Risdawati, M.Si 11.00 - 12.00WIB Pembekalan dari UNAKER 12.00 - 13.00 WIB ISHOMA 13.00 - 15.00 WIB Kesan/Pesan dari Salah Satu Calon Alimni Prodi Pendidikan Biologi Acara Hiburan (Sumbangan Nyanyi dari Dosen & Mahasiswa) Pembacaan Kesan & Pesan pada Pohon Harapan Page 3
Alberts, B., Bray, D., Hopkin, K., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., & Walter, P. (2014). Essential Cell Biology (M. Morales (ed.); Fourth Edi). Garland Science. Amin, M. (2010). IMPLEMENTASI HASIL-HASIL PENELITIAN BIDANG BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010, 12–18. Balogh, P., & Engelmann, P. (2011). Transdifferentiation and regenerative medicine. In P. Balogh, E. Peter, & R. Bognar (Eds.), University of Pecs. University of Pecs. http://www.tankonyvtar.hu/en/tartalom/tamop425/0011_1A_Transzdifferenciation_en_book/ch01s06.html Cooper GM, & Hausman, R. (2013). The Cell - A Molecular Approach. Sixth Edition. Sinauer Associates, Inc. Freitas, A. C., Rodrigues, D., Rocha-Santos, T. A. P., Gomes, A. M. P., & Duarte, A. C. (2012). Marine biotechnology advances towards applications in new functional foods. Biotechnology Advances, 30(6), 1506–1515. https://doi.org/10.1016/j.biotechadv.2012.03.006 Halim, D. (2010). Stem Cell – Dasar Teori & Aplikasi Klinis. Penerbit Erlangga. Issoegianti, R., Rahman, A., & Rohmah, Z. (2012). Konsep Dasar Sel. In Biologi Sel (pp. 1–50). Universitas Terbuka. Khan, F. A. (2014). Biotechnology in Medical Sciences. CRC Press. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Mader, S. S., Baldwin, A., Roush, R., Songer, S., & Thompson, M. (2014). Biology (M. Hackett (ed.); Tenth Edit). Mc Graw Hill. Ratnakomala, S., Apriliana, P., Fahrurrozi, Lisdiyanti, P., & Wien, K. (2016). AKTIVITAS ANTIBAKTERI AKTINOMISETES LAUT DARI PULAU ENGGANO. Berita Biologi, 15(3), 275–283. Sobhani, A., Khaniarkhani, N., Baazm, M., Mohammadzadeh, F., Najafi, A., Mehdinejadiani, S., & Aval, F. (2017). Multipotent Stem Cell and Current Application. Acta Medica Iranica, 55(1), 6–23. Sutarno, S. (2016). REKAYASA GENETIK DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PETERNAKAN. Proceeding Biology Education Conference, 13(1), 23–27. Vijayakumar, R., Vaijayanthi, G., Panneerselvam, A., & Thajuddin, N. (2015). Actinobacteria: A predominant source of antimicrobial compounds. In D. Dhanasekaran, N. Thajuddin, & A. Panneerselvam (Eds.), Antimicrobials: Synthetic and Natural Compounds (Issue February, pp. 117–141). CRC Press. https://doi.org/10.1201/b19224 Zakrzewski, W., Dobrzyński, M., Szymonowicz, M., & Rybak, Z. (2019). Stem cells: past, present, and future. Stem Cell Research & Therapy, 10(68), 1–22. https://doi.org/10.1186/s13287-019-1165-5 Page 2
|