Membangun sebuah sistem pasti diperlukan beberapa komponen yang mendukung. Hal ini juga berlaku pada sistem pembayaran. Tak hanya berlaku pada pembayaran tunai, komponen-komponen ini juga harus dimiliki oleh sistem pembayaran nontunai yang sudah semakin banyak digunakan di tengah era digital. Lalu, apa saja komponen sistem pembayaran tersebut? Simak penjelasan berikut untuk mengetahui jawabannya. Show
Baca juga: 7 Sistem Pembayaran Favorit di Indonesia 7 Komponen Sistem PembayaranKomponen sistem pembayaran yang pertama adalah alat pembayaran. Sebelum membangun sebuah sistem pembayaran, harus ada alat pembayaran yang digunakan untuk membayar transaksi keuangan tersebut. Misalnya, suatu negara menetapkan ada dua alat pembayaran, yaitu tunai dan nontunai. Alat pembayaran yang sah di Indonesia adalah Rupiah. Mata uang ini menjadi pelunas bagi seluruh transaksi keuangan yang ada. Mata uang Rupiah dapat dibayarkan melalui pembayaran tunai maupun nontunai, seperti lewat mobile banking, e-wallet, e-money, QRIS, dan sebagainya. Kini, sudah banyak metode pembayaran nontunai yang bisa digunakan masyarakat. 2. Saluran PembayaranBerikutnya, komponen sistem pembayaran harus memiliki saluran pembayaran, bisa berupa ATM, kartu debit, kartu kredit, EDC, maupun dibayarkan secara langsung. Seperti yang dijelaskan di atas, saluran pembayaran ini hanya menjadi metode penyerahan alat pembayaran yang sah dari suatu negara. Karena teknologi sudah semakin maju, saluran pembayaran nontunai kini tersedia dalam berbagai pilihan. Tak hanya kartu debit dan kredit saja, Anda juga bisa menggunakan e-wallet. Hanya perlu mendekatkan smartphone ke mesin, akun dompet elektronik akan otomatis terdeteksi dan bisa memproses pembayaran. Baca juga: 7 Tips Memilih Sistem Pembayaran untuk Usaha 3. KelembagaanDalam mewujudkan suatu sistem pembayaran, diperlukan beberapa kelembagaan yang secara langsung maupun tidak langsung mempunyai andil dalam proses tersebut. Lembaga yang terlibat dalam sistem pembayaran di antaranya bank sentral, bank lokal, penyedia jasa jaringan, pencetak kartu kredit, dan sebagainya. Seluruh lembaga di atas memiliki tugas dan perannya masing-masing dalam membentuk sebuah sistem pembayaran. Peran paling utama dipegang oleh bank sentral yang menjadi regulator, operator, dan supervisor. Selain itu, seluruh lembaga bertempat di bawah wewenang bank sentral. 4. Mekanisme OperasionalMekanisme operasional adalah komponen sistem pembayaran yang harus memberi jaminan terkait kelancaran dan keamanan proses transaksi keuangan. Komponen ini harus menjamin dana yang dipindahkan oleh pengirim sudah aman di tangan penerima. Contoh mekanisme operasional yang ada di Indonesia adalah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS). Kedua komponen tersebut digunakan oleh bank sentral, yaitu BI, untuk memproses transaksi keuangan elektronik. 5. Infrastruktur TeknisKomponen sistem pembayaran selanjutnya yang tak kalah penting adalah infrastruktur teknis. Infrastruktur di sini adalah komponen yang mendukung sistem pembayaran agar bisa terlaksana dengan baik dan lancar, misalnya perangkat keras dan lunak, jaringan komputer, komunikasi, sistem backup, dan lain-lain. Contoh infrastruktur teknis dalam sistem pembayaran adalah mesin EDC. Tanpa mesin EDC, pembayaran nontunai tidak dapat terlaksana dengan baik meskipun telah memiliki alat pembayaran dan saluran pembayaran yang memadai berupa mata uang dan kartu debit/kredit. Mesin EDC juga tidak bisa tiba-tiba melaksanakan tugasnya karena perlu diprogram dengan aturan pemrograman tertentu. Baca juga: 7 Alasan Kenapa Pembayaran Online Begitu Diminati Saat Ini 6. Perangkat HukumUntuk membuat sebuah sistem pembayaran, diperlukan juga perangkat hukum yang mengatur transaksi tersebut. Perangkat hukum di sini berperan untuk mengatur alat pembayaran yang boleh digunakan, pihak-pihak yang turut bermain, dan proses penyelesaian transaksi tersebut. Tanpa adanya perangkat hukum yang jelas, sebuah negara mungkin tidak memiliki satu alat pembayaran yang resmi. Selain itu, aturan pembayaran pun akan kacau dan kembali seperti pada zaman barter. Tidak ada nilai jelas untuk mengukur satu barang dan sebagainya. 7. PenggunaKomponen berikutnya yang menjadi poin utama dalam sistem pembayaran adalah pengguna. Tanpa pengguna, transaksi pembayaran tidak akan pernah terjadi. Pengguna yang saling berkomunikasi memungkinkan proses transaksi keuangan yang perlu diselesaikan. Untuk menyelesaikan transaksi tersebut, diperlukan sistem pembayaran yang jelas dengan beberapa komponen di dalamnya. Pengguna sebagai pelaksana transaksi termasuk ke dalam salah satu komponen sistem pembayaran. Dalam menjalankan transaksi bisnis, pastikan sistem pembayaran telah memenuhi berbagai komponen tersebut. Tak perlu khawatir jika sudah menggunakan payment gateway Midtrans karena telah memenuhi standar yang ditetapkan di Indonesia. Midtrans adalah penyedia solusi payment gateway terlengkap bagi kebutuhan bisnis Anda. Ingin terima dan lakukan pembayaran secara praktis melalui satu akun? Gunakan layanan dari Midtrans yang bisa Anda cek di sini!
Home » Mapel » Ekonomi » Anak Kelas 10 Mana Suaranya? Yuk, Belajar Sistem Pembayaran! Jenis-jenis Alat Pembayaran
A. Alat Pembayaran TunaiQuipperian, rupiah sebagai uang tunai menjadi salah satu hal yang paling krusial bagi masyarakat. Dengan uang inilah, kita bisa melakukan transaksi sehari-hari, seperti belanja ke pasar, ke pusat perbelanjaan, beli kuota, beli makan, dan lain-lain. Nah, pentingnya rupiah sebagai mata uang ini bisa kita lihat dari fungsinya, yakni sebagai fungsi asli dan fungsi turunan. Apa saja itu? Fungsi Asli Uang: sebagai alat tukar dan alat satuan hitung. Fungsi Turunan: sebagai alat pembayaran, alat penimbun kekayaan, dan alat pemindah kekayaan. B. Alat Pembayaran NontunaiAlat pembayaran nontunai saat ini sudah berkembang dan semakin familiar di kalangan masyarakat. Untuk transaksi nontunai, diperlukan penggunaan satu atau lebih bank agar transaksi bisa terlaksana. Dibutuhkan transfer uang deposit antara bank pembayar dan bank penerima pembayar. Secara umum, ada 3 media pembayaran nontunai yang lazim digunakan, yakni: Media pembayaran berbasis kertas seperti cek dan bilyet giro. Media pembayaran elektronik seperti sms banking, e-money, dan transfer via BI-RTGS. Media pembayaran berbasis kartu seperti kartu debit dan kartu kredit. Well, itulah sekilas mengenai materi sistem pembayaran buat kamu yang duduk di kelas 10. Jangan lupa, belajar Ekonomi dengan giat ya supaya nilai rapor kamu memuaskan. Kalau masih belum puas sama pembahasan artikel ini, kamu bisa banget nih subscribe Quipper Video biar bisa belajar sama tutor kece lewat video, rangkuman materi, dan latihan soal. Sampai ketemu di artikel lainnya dan jangan lupa buruan daftar Quipper Video! Sumber: learn.quipper.com/ id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pembayaran //www.synaoo.com/sistem-pembayaran-dan-alat-pembayaran-materi-ekonomi-kelas-10-semester-2/ Penulis: Serenata Macam Alat Pembayaran di Indonesia – Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Lalu apa saja yang termasuk Sistem pembayaran? Simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini, Grameds: Pengertian Sistem PembayaranSistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem Pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai lembaga berikut aturan mainnya. Kewenangan mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia. Komponen-komponen yang membentuk terciptanya sistem pembayaran di masyarakat.
Menurut CPSS Glossary [2003], Sistem Pembayaran yaitu interaksi antar entitas yang terdiri dari instrument, prosedur, sistem interbank funds transfer untuk melancarkan perputaran uang. Menurut Guitian [1998] Sistem Pembayaran ialah suatu alat dan sarana yang diterima dalam setiap melakukan pembayaran secara umum, lembaga dan organisasi yang mengatur pembayaran tersebut [termasuk Prudential Regulation], prosedur operasi dan jaringan komunikasi yang digunakan untuk memulai dan mengirim informasi pembayaran dari pembayar ke penerima pembayaran dan menyelesaikan pembayaran. Menurut UU Bank Indonesia No.23/1999, Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk melakukan transfer dana untuk memenuhi kewajiban yang timbul dari kegiatan ekonomi.. Prinsip Sistem PembayaranSecara garis besar Sistem pembayaran dibagi menjadi dua jenis, yaitu Sistem pembayaran tunai dan Sistem pembayaran non-tunai. Perbedaan mendasar dari kedua jenis sistem pembayaran tersebut terletak pada instrumen yang digunakan. Pada sistem pembayaran tunai instrumen yang digunakan berupa uang kartal, yaitu uang dalam bentuk fisik uang kertas dan uang logam, sedangkan pada sistem pembayaran non-tunai instrumen yang digunakan berupa Alat pembayaran menggunakan kartu [APMK], Cek, Bilyet Giro, Nota Debit, maupun uang elektronik. Bank Indonesia sendiri dalam pengaturan sistem pembayaran mengacu pada empat prinsip, yakni keamanan, efisiensi, kesetaraan akses dan perlindungan konsumen, berikut penjelasannya, Grameds:
Peranan Sistem Pembayaran dan Bank IndonesiaDi Indonesia, kewenangan mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dilaksanakan oleh bank sentral Indonesia yaitu Bank Indonesia. Mengatur serta menjaga kelancarannya sendiri dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan tujuan dari Bank Indonesia yaitu untuk menjaga stabilitas rupiah demi mendukung peningkatan perekonomian nasional. Untuk mengetahui lebih dalam sejarah Bank Indonesia yang menjadi bank sentral di Indonesia sejak 1828, buku Dari De Javasche Bank Menjadi Bank Indonesia, Fragmen Sejarah Bank Sentral di Indonesia dapat menjadi referensi yang tepat. Berdasarkan kewenangan tersebut, Bank Indonesia memiliki hak untuk menetapkan dan memberlakukan kebijakan sistem pembayaran di Indonesia melalui Undang-Undang Bank Indonesia pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 yang kemudian direvisi pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009. Peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran mencakup:
Jenis-jenis Alat PembayaranEvolusi Alat Pembayaran berkembang sangat pesat, diawali dengan sistem barter antar barang yang diperjualbelikan adalah kelaziman di era pra modern. Dalam perkembangannya, mulai dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang. Hingga saat ini uang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai [cash based] ke alat pembayaran nontunai [non cash] seperti alat pembayaran berbasis kertas [paper based], misalnya, cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu [card-based] [ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Kartu Prabayar]. Berikut penjelasan lebih lengkapnya: 1. Alat Pembayaran TunaiAlat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal [uang kertas dan logam]. Uang kartal masih memainkan peran penting khususnya untuk transaksi bernilai kecil. Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai seperti uang kartal memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral. Namun patut diketahui bahwa pemakaian uang kartal memiliki kendala dalam hal efisiensi. Hal itu bisa terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan [cash handling] terbilang mahal. Belum lagi memperhitungkan inefisiensi dalam waktu pembayaran. Misalnya, ketika menunggu melakukan pembayaran di loket pembayaran yang relatif memakan waktu lama karena antrian yang panjang. Sementara itu, bila melakukan transaksi dalam jumlah besar juga mengundang risiko seperti pencurian, perampokan dan pemalsuan uang. Menyadari ketidak-nyamanan dan inefisien memakai uang kartal, BI berinisiatif dan akan terus mendorong untuk membangun masyarakat yang terbiasa memakai alat pembayaran nontunai atau Less Cash Society [LCS]. 2. Alat Pembayaran NontunaiAlat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS [Real Time Gross Settlement] dan Sistem Kliring. Selain efisiensi dalam pembayaran transaksi yang berjumlah besar, alat pembayaran non tunai memiliki resiko pencurian yang kecil karena transaksinya dapat dilacak. Selain itu, orang-orang yang terlibat dalam transaksi tidak perlu menghitung uang tersebut karena nominalnya telah tertera dengan jelas sehingga proses pengecekan tidak memakan waktu yang lama. Pembayaran yang diterima juga memiliki jumlah yang tidak terbatas. Termasuk dalam alat pembayaran nontunai diantaranya: Berlangganan Gramedia Digital Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda. Rp. 89.000 / Bulan
Agar dapat memanfaatkan kartu kredit dengan baik, terdapat beberapa hal yang harus Grameds ketahui terlebih dahulu sebelumnya, seperti berbagai jenis, fungsi, dan manfaat yang ada pada kartu kredit. Semuanya dibahas secara detail pada Buku Pintar Selamat Dari Jebakan Kartu Kredit. 3. Alat Pembayaran InternasionalKita tahu bahwa setiap negara memiliki mata uang yang berbeda-beda yang digunakan dalam setiap transaksinya. Seperti Indonesia menggunakan Rupiah, Singapura menggunakan Dollar Singapura, Jepang menggunakan Yen, China menggunakan Yuan, Amerika menggunakan Dollar Amerika, Uni Eropa menggunakan Euro, dan lain-lain. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana cara pembayaran untuk transaksi internasional seperti kegiatan ekspor dan impor, mengingat bahwa setiap negara memiliki mata uang sendiri dan memiliki kurs yang berbeda-beda. Pembayaran internasional dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, baik dengan alat pembayaran tunai maupun non tunai. Contoh pembayaran tunai internasional adalah ketika turis mancanegara melakukan transaksi tunai di negara lain. Sedangkan alat pembayaran non tunai dapat berupa:
Namun di Indonesia, Bank Indonesia menyatakan bahwa BI tidak mengakui Cryptocurrency sebagai alat pembayaran yang sah karena tidak sesuai dengan Undang-Undang No. 7 tentang Mata Uang. Selain itu, cryptocurrency memiliki resiko yang tinggi seperti sulitnya pelacakan transaksi [sehingga dapat digunakan untuk melakukan transaksi ilegal seperti pembelian barang ilegal], nilai yang fluktuatif, serta tidak ada otoritas yang bertanggung jawab atas peredaran mata uang ini. Salah satu jenis cryptocurrency yang terkenal di dunia adalah BitCoin dan Ethereum. Kehadiran BitCoin sendiri mengguncang dunia karena menjadi salah satu cara alternatif sistem pembayaran dan investasi yang diminati publik. Pelajari sejarah dan konsep uang serta bagaimana BitCoin dengan teknologinya dapat memberikan keuntungan di masa depan melalui buku Apakah Bitcoin Standar Uang Masa Depan? Sistem Pembayaran di IndonesiaDalam artikel jurnal Perkembangan Sistem Pembayaran di Indonesia [2006] karya Vera Intanie Dewi, dijelaskan bahwa ada dua jenis sistem pembayaran di Indonesia, yaitu: 1. Sistem pembayaran ritel atau nilai kecil [Retail payment system/small value]Sistem pembayaran ini biasanya digunakan untuk jenis transaksi di bawah seratus juta, seperti transaksi individual [cek, bilyet giro, transfer], transaksi kartu kredit atau kartu debit, dan transaksi bulk. Pembayaran ritel biasanya menggunakan instrumen pembayaran tunai. Ada juga yang menggunakan instrumen pembayaran non-tunai, tetapi jumlahnya sedikit. Sementara penyelesaian pembayarannya biasa dilakukan melalui proses kliring. Kliring merupakan pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank, baik atas nama bank maupun nasabah, yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Proses kriling diselenggarakan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral. Kliring yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia disebut sebagai Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia [SKNBI]. SKNBI merupakan sistem kliring Bank Indonesia yang mencakup kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Tujuan diterapkannya SKNBI adalah untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran ritel dan untuk memenuhi prinsip-prinsip manajemen risiko dalam penyelenggaraan kliring. 2. Sistem pembayaran nilai besar [High value payment system]Sistem pembayaran ini biasanya digunakan untuk jenis transaksi dana di atas seratus juta rupiah, transaksi yang bersifat mendesak, serta transaksi dalam pasar modal, valuta asing, dan pasar uang. Pembayaran nilai besar cenderung menggunakan instrumen pembayaran non-tunai. Sementara proses penyelesaian pembayarannya menggunakan sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement [BI-RTGS]. BI-RTGS merupakan proses penyelesaian akhir transaksi yang dilakukan per-transaksi dan bersifat real time. Perbedaan sistem kliring dan BI-RTGS terletak pada waktu penyelesaian akhir transaksi. Pada sistem BI-RTGS dilakukan pada setiap transaksi, sedangkan pada sistem kliring dilakukan pada akhir hari terjadinya transaksi. Baca juga artikel terkait dengan “Sistem dan Alat Pembayaran di Indonesia” : Sumber: dari berbagai sumber Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.
Video yang berhubungan |