Berikut ini yang bukan merupakan usaha manusia untuk melestarikan lingkungan hidupnya adalah

Berikut ini yang bukan merupakan usaha manusia untuk melestarikan lingkungan hidupnya adalah
Ilustrasi hutan. ©Pixabay/cosmospaceternal_8734

JATIM | 15 Desember 2021 15:30 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Upaya untuk melestarikan lingkungan hidup terus digalakkan beberapa waktu belakangan. Ini menyusul adanya laporan-laporan dan bukti mengenai peningkatan aktivitas pemanasan global yang semakin hari semakin mengkhawatirkan.

Untuk melindungi lingkungan dan melestarikan planet ini untuk anak-anak dan generasi mendatang, kita semua perlu mengambil langkah proaktif menuju kebiasaan hidup yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Manusia sebagai konsumen diimbau untuk lebih bijak dalam mengelola barang-barang konsumsinya, sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan hidup. Kuncinya bukan pada berhenti mengonsumsi, tetapi mulai memperhatikan kebiasaan konsumsi dan bagaimana setiap pembelian atau tindakan memengaruhi ekosistem.

Meningkatkan kesadaran konsumsi sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan hidup bukanlah hal yang sulit. Anda bisa mulai melakukannya lewat hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa di antaranya, dilansir dari lamangreenmountainenergy.com.

2 dari 3 halaman

Upaya untuk melestarikan lingkungan yang pertama adalah dengan mengurangi angka konsumsi. Membatasi aktivitas konsumsi dapat berdampak besar pada lingkungan. Tiga "R" yakni reduce, reuse, dan recycle, adalah hal yang paling diupayakan untuk menjaga kelestarian lingkungan bumi.

Namun, implementasinya tentu tidak mudah. Masih banyak kalangan yang belum aware akan masalah penumpukan sampah, bahaya pemanasan global, penggundulan hutan, dan lain sebagainya. Masih banyak yang tergiur dengan diskon barang-barang di toko, mengupdate gawai keluaran terbaru setiap saat, yang mana hal-hal ini adalah perilaku konsumtif yang tidak terlalu mendesak.

Mengurangi aktivitas konsumsi seperti tidak mudah tergiur akan harga murah di acara-acara diskon, tidak terlalu sering mengganti gadget elektronik jika tidak terlalu butuh, mendayagunakan kembali barang-barang lama yang masih bermanfaat, adalah langkan awal bagi Anda untuk membantu upaya pelestarian lingkungan.

2. Kompos

Berikut ini yang bukan merupakan usaha manusia untuk melestarikan lingkungan hidupnya adalah

©Liputan6.com/Angga Yuniar

Upaya untuk melestarikan lingkungan yang kedua adalah dengan mengolah limbah menjadi kompos yang bermanfaat. Faktor "R" lain yang tidak mendapat banyak perhatian tetapi memiliki implikasi lingkungan yang penting adalah "rot" atau busuk. Membiarkan makanan dan sampah halaman membusuk secara alami di tanah alih-alih membuangnya ke tempat pembuangan sampah dapat merubahnya menjadi kompos.

Pengomposan sisa makanan dan sampah dapat memberikan manfaat ganda yakni membuat mengurangi jumlah sampah dari aliran limbah, dan menghasilkan tanah yang subur dan bebas untuk digunakan di kebun.

Beberapa kota sekarang sudah mempraktikkan pengambilan sampah organik bersama dengan sampah biasa dan melakukan daur ulang. Jika area Anda tidak menawarkan layanan ini, jangan khawatir karena dapat melakukannya sendiri di halaman rumah.

3. Pilih Barang yang Bisa Digunakan Kembali

Upaya untuk melestarikan lingkungan yang ketiga adalah dengan memilih barang-barang yang bisa digunakan berulang kali. Bayangkan berapa banyak orang setiap harinya yang minum minuman dari gelas sekali pakai atau botol sekali pakai, menyeruput dari sedotan sekali pakai, membawa tas belanjaan sekali pakai, makan dari piring atau wadah sekali pakai dan menggunakan peralatan sekali pakai.

Semua barang-barang plastik sekali pakai ini nantinya akan berakhir di suatu tempat, dan hal ini berdampak buruk pada tanah, lautan, dan kehidupan laut. Semua item di atas (dan lebih banyak lagi) memiliki rekanan atau padanan barang yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Beralih ke item yang dapat digunakan kembali dan buat komitmen untuk menggunakannya sesering mungkin adalah langkah awal yang bisa dilakukan untuk mengurangi penumpukan sampah plastik sekali pakai.

3 dari 3 halaman

Upaya untuk melestarikan lingkungan yang ke empat adalah dengan melakukan praktik daur ulang yang benar. Jika Anda tidak dapat menolak penggunaan barang-barang plastik dan tidak dapat mengurainya sendiri dengan baik, Anda bisa mendaur ulang dengan benar.

Pelajari apa saja yang bisa dan tidak bisa didaur ulang di tempat sampah di rumah.  Anda juga dapat dengan mudah mengetahui cara mendaur ulang barang-barang khusus seperti elektronik, baterai, dan peralatan lainnya. Periksa situs-situs drop-off barang recycle di kota Anda, buanglah selalu jenis sampah di tempatnya yang tepat.

5. Belanja di Toko Barang Bekas

Upaya untuk melestarikan lingkungan yang kelima adalah dengan berbelanja di toko barang-barang bekas. Banyak sekali barang bekas layak pakai yang bisa ditemukan. Barang bekas layak pakai yang terbuang menandakan sikap konsumtif dan kurang berhati-hati dalam mengelola barang.

Tahukah Anda bahwa dibutuhkan lebih dari 700 galon air untuk menumbuhkan kapas yang cukup untuk membuat hanya satu t-shirt polos? Daripada pergi ke mal untuk membeli pakaian baru, pertimbangkan untuk mencari-cari di toko barang bekas atau toko barang antik, atau bertukar pakaian dengan teman. Anda dapat mengenakan pakaian "baru" tanpa membuang sumber daya berharga yang dibutuhkan untuk memproduksi pakaian baru.

Belanja barang bekas juga berlaku untuk banyak kategori barang konsumsi lainnya seperti mainan anak-anak, sepatu, peralatan, furnitur, mobil, dan banyak lagi.

6. Beli Produk Lokal

Upaya untuk melestarikan lingkungan yang ke enam adalah dengan mulai rutin berbelanja di pasar-pasar tradisional di sekitar rumah. Saat membahas topik belanja, penting untuk memikirkan jalur yang diambil barang-barang tersebut untuk sampai ke tangan.

Semua kemasan yang digunakan, dikombinasikan dengan bahan bakar yang dibutuhkan untuk pengiriman, benar-benar merupakan faktor yang merusak lingkungan. Sebaliknya, kunjungilah pasar petani lokal untuk membeli makanan segar tanpa kemasan, belilah baju-baju buatan tangan (slow fashion), dan sejenisnya daripada berbelanja di supermarket atau mall.

(mdk/edl)

Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar. Segala macam pemberitaan tentang kerusakan lingkungan hidup tidak lagi asing di pengamatan dan pendengaran kita. Peristiwa demi peristiwa terjadi tanpa kompromi. Kapan dan dimana akan terjadi, manusia hanya bisa mereka-reka. Dan melalui pemanfaatan kecanggihan teknologi yang ada, manusia hanya bisa menghindar dan menyelamatkan diri. Oleh karena itu, tak jarang keresahan dan kecemasan manusia akan suatu efek yang lebih besar, terus menerus membayangi hidup manusia. Dengan demikian, timbullah persepsi bahwa alam adalah musuh bagi manusia, sehingga tingkat kewaspadaan manusia pun semakin meningkat.

Kejadian demi kejadian yang dialami di dalam negeri ini telah memberi dampak yang sangat besar. Tidak sedikit kerugian yang dialami, termasuk nyawa manusia juga. Namun hal yang perlu dipertanyakan, apakah pengalaman tersebut sudah cukup menyadarkan manusia untuk melihat kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia justru merasa lebih nyaman dengan sikap menghindar dan menyelamatkan diri tanpa suatu pencarian solusi yang lebih baik dan lebih tepat lagi?

ada beberapa usaha yang mestinya dilakukan oleh manusia dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, yaitu upaya rekonsiliasi, perubahan konsep atau pemahaman tentang alam dan menanamkan budaya pelestari.

Upaya Rekonsiliasi

Kenyataan kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi. Manusia cenderung untuk menangisi nasibnya. Lama-kelamaan tangisan terhadap nasib itu terlupakan dan dianggap sebagai hembusan angin yang berlalu. Bekas tangisan karena efek  dari kerusakan lingkungan yang dialaminya hanya tinggal menjadi suatu memori untuk dikisahkan. Tapi perlu diingat bahwa tidaklah  cukup jika manusia hanya sebatas menangisi nasibnya, tetapi pada kenyataannya tidak pernah sadar bahwa semua kejadian tersebut adalah hasil dari suatu perilaku dan tindakan yang patut diperbaiki dan diubah.

Setiap peristiwa dan kejadian alam sebagai akibat dari kerusakan lingkungan hidup merupakan suatu pertanda bahwa manusia mesti sadar dan berubah. Upaya rekonsiliasi menjadi suatu sumbangan positif yang perlu disadari. Tanpa sikap rekonsiliasi, maka kejadian-kejadian alam sebagai akibat kerusakan lingkungan hidup hanya akan menjadi langganan yang terus-menerus dituai.

Lalu, usaha manusia untuk selalu menghindarkan diri dari akibat kerusakan lingkungan hidup tersebut hendaknya bukan dipahami sebagai suatu kenyamanan saja. Tetapi justru kesempatan itu menjadi titik tolak untuk memulai suatu perubahan. Perubahan untuk dapat mencegah dan meminimalisir efek yang lebih besar. Jadi, sikap rekonsiliasi dari pihak manusia dapat memungkinkannya melakukan perubahan demi kenyamanan di tengah-tengah lingkungan hidupnya.

Perubahan Konsep Manusia Tentang Alam

Salah satu paham yang mungkin menjadi akar permasalahan seputar kerusakan lingkungan hidup adalah terjadinya pergeseran konsep manusia tentang alam. Berbagai fakta kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di dalam tanah air kita tidak lain adalah hasil dari suatu pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Cara pandang tersebut melahirkan tindakan yang salah dan membahayakan. Misalnya, konsep tentang alam sebagai obyek. Konsep ini seolah-olah bahkan secara terang-terangan memberi indikasi bahwa manusia cenderung untuk mempergunakan alam semau gue. Dan tindakan dan perilaku manusia dalam mengeksplorasi alam terus terjadi, tanpa disertai suatu pertanggung jawaban bahwa alam perlu dijaga keutuhan dan kelestariannya.

Oleh karena itu, tak jarang pula binatang-binatang yang seharusnya dilindungi pada akhirnya menjadi korban perburuan manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Pemabalakan liar yang terjadi pun tak dapat dibendung lagi. Pencemaran tanah dan air sudah menjadi lagu lama yang terus dinikmati. Dan permasalahan seputar polusi telah menjadi semacam udara segar yang terus dihirup manusia tanpa menyadari bahwa terdapat kandungan toksin yang membahayakan. Jadi, di sini alam merupakan obyek yang terus menerus dieksplorasi dan dipergunakan sejauh manusia membutuhkannya.

Berhadapan dengan kenyatan demikian, maka menurut saya perlu suatu perubahan konsep yang baru. Konsep yang dimaksud adalah melihat alam sebagai subyek. Konsep alam sebagai subyek berarti manusia dalam mempergunakan alam membutuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab. Di sini tampak bahwa manusia dalam kesaksian hidupnya dapat menghargai dan mempergunakan alam secara efektif dan bijaksana. Misalnya, orang Papua memahami alam sebagai ibu yang memberi kehidupan. Artinya alam dilihat sebagai ibu yang daripadanya manusia dapat memperoleh kehidupan. Oleh karena itu, tindakan yang merusak lingkungan secara tidak langsung telah merusak kehidupan itu sendiri.

Membangun Budaya Pelestari

Kedua upaya melestarikan lingkungan hidup sebagaimana yang telah saya uraikan diatas akan dapat tercapai, jika manusia sungguh-sungguh berusaha membangun dan menanamkan suatu budaya pelestari. Dengan semangat budaya pelestari, manusia senantiasa mempertimbangan segi baik dan buruknya dalam mempergunakan hasil alam. Segi yang baik bahwa manusia bertindak selektif dan mengambil apa yang memang dibutuhkan tanpa bersikap boros. Dengan demikian, manusia telah dengan sendirinya merasa sebagai bagian dari alam yang mesti dijaga kelestariannya.

Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah menanamkan budaya pelestari tersebut kepada anak-anak sejak berada di bangku pendidikan. Misalnya pemberian porsi yang lebih kurang banyak tentang persoalan lingkungan hidup agar terbangunlah semangat kesadaran untuk menghargai dan menghormati lingkungan tempat tinggalnya. Tidak sebatas itu saja, tetapi perlu juga membiasakan anak-anak untuk terlibat dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup. Jadi, adanya perpaduan antara teori dan praktek.

Penanaman budaya pelestari yang dilakukan sejak dini merupakan suatu upaya yang sangat efektif dalam mengatasi persoalan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi. Tentunya di sini membutuhkan partisipasi dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga dan juga dalam seluruh proses pendidikannya di bangku sekolah. Dengan demikian, melalui pembiasaan yang dilakukan secara kontinyu tersebut generasi yang akan datang semakin menyadari akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Selanjutnya, proses penyadaran tersebut juga dapat dilakukan sebagai kebiasaan yang turut membentuk rasa tanggung jawab manusia dalam mempergunakan lingkungan hidup.

Indonesia Environment Center menyediakan topic-topic training untuk anda yang berkaitan dengan lingkungan di antaranya:

sumber : tempo-institute.org

Jakarta -

Lingkungan alam merupakan hal yang penting untuk dijaga kelestariannya. Hal ini karena akan besar dampaknya dan mempengaruhi keberlangsungan hidup kita sebagai manusia. Berikut berbagai Upaya Pelestarian Lingkungan Alam yang bisa kita lakukan.

Paperless

Kelestarian hutan dan berbagai pepohonannya sebagai paru-paru dunia sangat penting dijaga kelestariannya. Jangan sampai hutan menjadi gundul, sehingga tak ada lagi yang akan mengolah dan menyaring berbagai polusi udara yang ada menjadi oksigen yang sangat penting dan detikers hirup udaranya setiap harinya. Nah salah satu cara guna turut serta menjaga kelestarian hutan dan berbagai pepohonannya tersebut ialah dengan berusaha meminimalisir semaksimal mungkin penggunaan kertas dalam hidup keseharian detikers.

Perlu detikers ketahui bahwa bahan dasar pembuatan kertas ialah pohon-pohon besar yang ada di hutan yang akan dibuat menjadi bubur kertas dan lalu diolah menjadi kertas dalam berbagai ukuran dan ketebalannya. Semakin banyak penggunaan kertas maka akan semakin banyak pohon yang harus ditebang. Gerakan paperless akan menguranginya. Salah satu caranya ialah detikers bisa mengubah berbagai kegiatan dan pendokumentasian dengan secara elektronik dan online.

Kini telah tersedia penyimpanan dokumen secara cloud pula yang bisa detikers manfaatkan. Sehingga penggunaan kertas bisa dieliminir, dan lain sebagainya, yang penting pakai kertas seminim mungkin, dan hindari penggunaan kertas.

Hemat Listrik

Produksi listrik kebanyakan masih dihasilkan dari sumber batu bara, yang tinggi polusi udaranya. Sebagai upaya pelestarian alam maka detikers bisa berusaha meminimalisir penggunaan listrik. Jangan mentang-mentang merasa bisa membayar biaya tagihan listrik lantas sembarangan dan boros dalam penggunaan aliran listrik. Perlu diingat detikers bahwa masih banyak juga saudara-saudara kita di tempat terpencil yang belum sempat mendapat dan merasakan fasilitas pasokan aliran listrik.

Tindakan sehari-hari secara sederhana yang bisa detikers lakukan antara lain ialah dengan mematikan lampu ketika sudah ada cahaya matahari ketika siang telah tiba. Juga dengan membatasi pemakaian AC dengan mengenakan pakaian yang tipis juga segera mematikan AC pada saat ruangan tidak digunakan, serta mencopot colokan listrik pada saat gadget dan berbagai peralatan listrik sudah tidak digunakan lagi dan lain sebagainya yang akan menghemat konsumsi listrik. Meskipun kesannya ringan dan sepele namun hal-hal kecil seperti ini akan terakumulasi dan membawa efek yang sangat besar pada akhirnya nanti guna melakukan penghematan listrik.

Kurangi Polusi Udara

Pencemaran udara akan sangat membebani bumi dan kesehatan manusia yang terpapar polusi udara. Selain asap pabrik ada juga beberapa hal lainnya dalam kegiatan keseharian yang juga merupakan sumber polusi dan pencemaran udara, yakni seperti asap kendaraan bermotor, juga asap rokok dan asap bakaran sampah dan lain sebagainya.

Oleh karenanya berusahalah untuk meminimalisirnya dalam keseharian. Jika jarak tempuh cukup dekat tak ada salahnya jika memilih untuk berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan bermotor. Juga bisa lebih memilih menggunakan kendaraan listrik daripada menggunakan kendaraan konvensional yang masih menggunakan bahan bakar bensin.

Bensin terbuat dari fosil yang merupakan sumber tak terbarukan, yang bisa habis suatu waktu. Oleh karenanya detikes bisa memilih menggunakan bis listrik juga mobil listrik maupun sepeda listrik misalnya. Lalu juga bisa meminimalisir penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin, dan pemborosan pemakaiannya seperti ketika saat macet yang akan membuat bahan bakar bensin terbuang percuma di jalanan dan membuat polusi udara.

Itulah detikers beberapa hal yang simple dan mudah bisa dilakukan guna turut serta dalam upaya melestarikan lingkungan alam.

Simak Video "Rally Unik Menggunakan Mesin Motor Bajaj untuk Kampanye Pelestarian Lingkungan, Medan"

[erd/erd]

Video yang berhubungan