Dalam bekerja, kita pasti akan menemukan berbagai hambatan dan masalah. Semuanya akan kita temukan dimanapun kita bekerja. Saat menghadapi hambatan itulah kegigihan dan kesabaran kita diuji. Apabila kita tidak mampu menghadapinya dengan baik maka hambatan-hambatan tersebut hanya akan menimbulkan ketidaknyamanan. Pikiranmu setiap hari hanyalah: "Kapan resign?! Kapan resign?!" Tapi kalau kamu mampu menghadapinya dengan baik, kamu akan berpikir: "Tempat ini yang membuatku bertumbuh dengan luar biasa." Yuk siapkan dirimu menghadapi beberapa masalah di tempat kerja berikut ini. 1. Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Harapan
2. Bos Kurang Mempedulikan Kemampuan Saya
3. Menu Kantin Tidak Menyenangkan Dan Kantor Berada di Luar Kota
4. Bos Tidak Inspiratif
5. Terjadi Perubahan
6. Tidak Suka Ruang Kantor Terbuka Tanpa Sekat
7. Tidak Dihargai Teman Kerja Kamu mungkin akan merasakannya sesekali saat menemukan teman yang nggak pernah puas dengan hasil kerjamu. Tapi jangan pernah down dan tetaplah melakukan yang terbaik. Berusahalah mendapat dukungan atau menyelesaikan setiap masalah dengan cerdas. 8. Politik Kantor Sangat Keji
9. Satu Orang yang Salah, Semua Kena Getahnya Punya teman yang gak becus malah bikin satu tim kena getahnya. Hampir semua perusahaan mempunyai satu karyawan yang selalu menjadi biang kerok masalah. Solusinya sebenarnya cukup simpel, tidak perlu kamu pedulikan mereka. 10. Tidak Ada Kedamaian dan Ketenangan
11. Gaji yang Pas-Pasan Well, kamu harus melakukan yang terbaik supaya bisa naik jabatan! Dunia kerja itu ibarat hutan belantara. Siapa yang kuat (dalam artian luas) dialah yang menang! Jangan cepat-cepat menyerah ketika keadaan yang tidak nyaman menghampirimu. Siapa tahu itu adalah proses yang mengharuskanmu untuk belajar lebih banyak lagi. Do your best in your work, guys!
Mau adu kekuatan? Boleh saja, tapi harus fair yah! KOMPAS.com - Menurut data yang diterima oleh lembaga konsultan manajemen Accenture, pada awal penerimaan pegawai, presentasi perempuan dalam perusahaan adalah 40 persen. Namun jumlah tersebut menyusut menjadi 16 persen saja di level eksekutif. Artinya, tak semua perempuan sanggup mencapai jenjang karier yang diinginkan. Pada dasarnya, ada dua hal yang bisa meningkatkan kinerja Anda dalam perusahaan. Hal tersebut dilihat dari kemampuan secara personal, dan dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja. Simak penjelasan lengkapnya dari Yulia Yasmina, Consulting Tallent and Organization Level Performance dari Accenture, dalam acara media briefing "Kepemimpinan dan Keuletan Perempuan di BNI 46, Jumat (19/3/2010) lalu. * Personal 2. Menghargai dan melindungi diri sendiri 3. Mengubah pandangan hidup 4. Mengubah sifat malas dan ogah-ogahan * Lingkungan organisasi dan pekerjaan 2. Mengelola perasaan takut dan tertekan 3. Pantang menyerah 4. Terhubung dengan banyak kolega Baca berikutnya
Hambatan Pengembangan Karier Mengejar atau mencapai karier bukan suatu pekerjaan yang mudah. Banyak sekali hambatan yang harus dilalui untuk terbukanya peluang ke arah itu. Hambatan yang paling utama yaitu rasa puas diri yang melekat pada diri karyawan itu sendiri. Menurut Judith M. Berwick (Gouzali Saydam: 1996 : 110) menyatakan ada 4 plato karier yaitu: 1. Plato yang produktif Plato yang dibuat sendiri oleh para karyawan. Hal ini disebabkan karena yang bersangkutan sadar bahwa hasil sekarang dianggapnya merupakan kedudukan yang paling tinggi dapat dicapainya. Namun karyawan tetap bersemangat dan berprestasi selalu mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan. Karyawan tidak berambisi pada jabatan yang lebih tinggi Adapun ciri-ciri dari plato produktif yaitu: a. Perusahaan menghargai yang bersangkutan karena setiap tugas dapat diselesaikan dengan baik. b. Bersedia terlibat dalam setiap kegiatan perusahaan dan profesi. c. Beranggapan bahwa pekerjaan di tingkat yang lebih tinggi akan mengandung aspek-aspek negatif. d. Menganggap bahwa apa yang dikerjakannya sekarang adalah vital bagi keberhasilan perusahaan. 2. Plato sebagian Menghinggapi orang yang tidak begitu sukses didalam pekerjaanya, tetapi amat berhasil dalam menjalin hubungan kerja dengan kegiatan-kegiatan di luar perusahaan. Lingkungan kerja tidak memberikan kesempatan untuk berkarier, tetapi relasi dengan orang luar dalam melakukan pekerjaan ia senang bekerja dan tetap bersemangat. Adapun ciri-ciri dari plato sebagian yaitu: a. Tetap melakukan pekerjaan rutin yang diselingi oleh peristiwa-peristiwa persahabatan yang menyenangkan. b. Pengakuan datang dari luar yang menghargaihasil pemikiran dan pekerjaannya untuk mereka. c. Sebagian besar tugas diselesaikan dengan baik, walaupun tidak menerik hatinya. d. Hubungan dengan atasan langsung baik, tetapi tidak memberikan harapan nyata untuk pengembangan karier. 3. Plato yang menyenangkan Karyawan menyukai pekerjaannya karena tingkat kompensasi yang diterimanya memadai. Karyawan tidak tergoda pada kesempatan untuk promosi, karena ia tidak ingin terganggu kesenangannya oleh perubahan apapun. Posisi sekarang sudah memadai merasa mendapat tempat yang tepat untuk bekerja. Adapun ciri-ciri plato yang menyenangkan yaitu: a. Sangat puas dengan pekerjaan sekarang. b. Merasa enggan untuk diganggu oleh perubahan. c. Tidak berupaya untuk mengembangkan karier selanjutnya. d. Ingin tetap bekerja dalam pekerjaan selama mungkin, karena merasa ada prestasi dalam tugas. e. Tidak dapat dimotivasikan dalam jabatan. 4. Plato Pasif Menghinggapi karyawan yang merasa mampu, tetapi selalu dilewati oleh orang-orang yang lebih junior dalam hal promosi. Walaupun merasa jenuh dalam perusahaan, tetapi ia enggan untuk mengadakan turn-over (pindah perusahaan) dan ia tidak memiliki motivasi untuk alih tugas. Plato ini dapat membuat karyawan menjadi frustasi, tidak termotivasi untuk bekerja, namun yang bersangkutan tidak mau mengatasi rasa jenuhnya itu pindah keperusahaan lain. Adapun ciri-ciri plato pasif yaitu: a. Kurang terlibat atau berminat dalam kegiatan perusahaan. b. Tidak mampu meningkatkan kemapuan dan keterampilan. c. Merasa diri tidak laku lagi dalam bursa karyawan dan sudah dilupakan. d. Merasa diri sudah di atas tingkat pekerjaan yang sekarang. e. Tidak menonjol pada tempat ia bekerja. Dari uraian di atas terlihat bahwa perusahaan bahwa perusahaan amat mengetahui bahwa ada sebagian karyawannya yang tengah terjangkiti oleh plato-plato tersebut. Karyawan yang tengah menderita plato demikian jelas merugikan diri sendiri dan terlebih lagi merugikan perusahaan. Untuk itu walaupun beberapa jenis plato tersebut ada yang menyenangkan dan tidak merugikan perusahaan, tetapi plato yang merugikan perusahaan harus dihindari. Karena sumbernya dari perusahaan maka perusahaanlah yang harus mengatasinya, terutama pimpinan yang bersangkutan. Para pimpinan harus mencari jalan keluar, sehingga keadaan tidak makin parah yang dapat merusak karyawan dan lebih-lebih lagi perusahaan harus selalu memberi kompensasi mereka tanpa adanya prestasi pada perusahaan. Menurut pendapat Gauzali Saydam (1996:114) suatu proses pengembangan karier sumber daya manusia mendapatkan hambatan karena faktor-faktor antara lain: 1. Kekurangan biaya, karena pengembangan karier menghendaki pendataan yang besar yang bisa menjadi tambahan beban biaya bagi perusahaan. 2. Kesukaran untuk menyusun pola pikir yang tepat, karena belum jelas arah pengembangan karier. 3. Kemampuan bagian sumber daya manusia yang masih terbatas dalam menafsirkan hakikat pengembangan karier. 4. Sulitnya menginvetarisasi para karyawan yang tepat untuk pengembangan karier secara tepat. Dari uraian di atas pengembangan karier seorang karyawan tidak berarti melalui promosi saja atau peningkatan kedudukan seorang karyawan dari yang rendah ke yang tinggi. Pengembangan karier yang dimaksud adalah suatu perubahan yang diinginkan karyawan apabila berupa kemajuan yang bersifat vertikal. Bersifat vertikal berarti mengubah status atau eselon yang bersangkutan. Namun pengembangan karier dapat pula berupa mutasi, baik mutasi tempat kerja (tour of area) atau mutasi alih tugas (tour of duty). Kegiatan-kegiatan pengembangan karier dapat terhambat apabila perusahaan tidak memiliki cukup biaya, karena dengan adanya pengembangan karier maka perusahaan akan mengeluarkan biaya yang besar, karena diadakannya program pendidikan dan pelatihan, promosi dan mutasi. Adapun perusahaan kesulitan untuk menyusun pola karier yang tepat sehingga mengakibatkan karyawan tidak dapat menyusun pola karier di masa yang akan datang dengan baik, karena karyawan tidak memiliki arahan yang benar dari perusahaan. Kemampuan sumber daya perusahaan dalam menafsirkan pengembangan karier dimasa yang akan datang akan menghambat karyawan untuk melakukan pengembangan karier. Kesulitan untuk menginvertarisasi karyawan untuk dipromosikan, karena perusahaan tidak memiliki rencana yang sistematis untuk mempromosikan karyawannya. Page 2
|