Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal

Dalam bekerja, kita pasti akan menemukan berbagai hambatan dan masalah. Semuanya akan kita temukan dimanapun kita bekerja. Saat menghadapi hambatan itulah kegigihan dan kesabaran kita diuji. Apabila kita tidak mampu menghadapinya dengan baik maka hambatan-hambatan tersebut hanya akan menimbulkan ketidaknyamanan. Pikiranmu setiap hari hanyalah: "Kapan resign?! Kapan resign?!" Tapi kalau kamu mampu menghadapinya dengan baik, kamu akan berpikir: "Tempat ini yang membuatku bertumbuh dengan luar biasa." Yuk siapkan dirimu menghadapi beberapa masalah di tempat kerja berikut ini.

1. Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Harapan

Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal

Terkadang kita mencoba minta promosi kenaikan karier tapi hal itu sangat sulit didapatkan karena persaingan yang ketat dan prestasi yang pas-pasan. Kamu pun berpikir ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik.

2. Bos Kurang Mempedulikan Kemampuan Saya

Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal

Daripada malah menjilat bos sendiri, kenapa kita tidak melakukan cara yang lebih cerdas? Keadaan seperti ini membuat kita sangat sulit untuk maju. Kita sebaiknya mencari cara mempengaruhi teman-teman kerja agar mendukung kita dan dengan demikian kita bisa membangun reputasi. Secara otomatis, bos kita akan lebih memperhatikan kita bila orang lain mengatakan bahwa cara kerja kita sangat bagus.

3. Menu Kantin Tidak Menyenangkan Dan Kantor Berada di Luar Kota

Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal

Menu kantin kurang lezat dan tidak sesuai selera bisa memicu bad mood. Apalagi jika kamu bekerja di luar kota, jauh dari keluarga, jauh dari teman, jauh dari saudara. Kamu merasa diasingkan dan sendiri.  

4. Bos Tidak Inspiratif

Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal

Ada bos yang tegas, charming dan sangat inspiratif. Namun, ada beberapa bos yang bisanya hanya suruh menyuruh saja. Tidak memberikan inspirasi sama sekali. Malah membuat kita down dan tidak tahu cara menyelesaikan masalah di situasi terdesak.

5. Terjadi Perubahan

Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal

Seiring berjalannya waktu, perusahaan atau organisasi pasti akan terus berubah. Kadang perubahan tersebut mengarah ke haluan yang belawanan 100 persen dengan bidang kesukaan kita. Bayangkan, anda yang awalnya kerja santai sebagai sekretaris kena rotasi dari perusahaan dan beralih profesi di bagian marketing!

6. Tidak Suka Ruang Kantor Terbuka Tanpa Sekat

Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal

Kita tidak bisa memiliki privasi, mau gosok batu akik nggak bisa, BBM-an lama-lama takut dilirik bos, ngobrol bercanda sama teman takut dianggap nggak niat kerja, nelpon teman atau keluarga sebentar takut digunjing sana-sini. Nggak bakalan tenang!

7. Tidak Dihargai Teman Kerja

Kamu mungkin akan merasakannya sesekali saat menemukan teman yang nggak pernah puas dengan hasil kerjamu. Tapi jangan pernah down dan tetaplah melakukan yang terbaik. Berusahalah mendapat dukungan atau menyelesaikan setiap masalah dengan cerdas.

8. Politik Kantor Sangat Keji

Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal

Nuansa kerja terlalu politis? Ini mungkin bisa jadi momok buat kamu. Kamu harus peka melihat apa yang menjadi pokok ketegangan yang terjadi? Jika mampu lakukan sesuatu untuk mencairkan suasana tersebut.

9. Satu Orang yang Salah, Semua Kena Getahnya

Punya teman yang gak becus malah bikin satu tim kena getahnya. Hampir semua perusahaan mempunyai satu karyawan yang selalu menjadi biang kerok masalah. Solusinya sebenarnya cukup simpel, tidak perlu kamu pedulikan mereka.

10. Tidak Ada Kedamaian dan Ketenangan

Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal

Teman di kantormu mungkin ada yang lebih suka bercanda, tertawa keras, dan mengganggu sana sini. Ini membuat kedamaianmu terusik. Bahkan ada teman yang seolah-olah menjadi serigala. Ia mengawasimu dari kejauhan, siap 'menerkam' ketika kamu melakukan kesalahan, sekecil apapun. Jika kita terus terganggu, mengapa tidak membuat tanda-tanda tertentu agar orang lain tahu kita butuh kedamaian dan ketenangan?

11. Gaji yang Pas-Pasan

Well, kamu harus melakukan yang terbaik supaya bisa naik jabatan! Dunia kerja itu ibarat hutan belantara. Siapa yang kuat (dalam artian luas) dialah yang menang! Jangan cepat-cepat menyerah ketika keadaan yang tidak nyaman menghampirimu. Siapa tahu itu adalah proses yang mengharuskanmu untuk belajar lebih banyak lagi.

Do your best in your work, guys!

Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal

Sebutkan hambatan-hambatan dalam karier awal
Lihat Foto

Shutterstock

Mau adu kekuatan? Boleh saja, tapi harus fair yah!

KOMPAS.com - Menurut data yang diterima oleh lembaga konsultan manajemen Accenture, pada awal penerimaan pegawai, presentasi perempuan dalam perusahaan adalah 40 persen. Namun jumlah tersebut menyusut menjadi 16 persen saja di level eksekutif. Artinya, tak semua perempuan sanggup mencapai jenjang karier yang diinginkan.

Pada dasarnya, ada dua hal yang bisa meningkatkan kinerja Anda dalam perusahaan. Hal tersebut dilihat dari kemampuan secara personal, dan dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja. Simak penjelasan lengkapnya dari Yulia Yasmina, Consulting Tallent and Organization Level  Performance dari Accenture, dalam acara media briefing "Kepemimpinan dan Keuletan Perempuan di BNI 46, Jumat (19/3/2010) lalu.

* Personal
1. Tingkatkan kemampuan lebih dari orang lain

Teman sekubikel atau partner Anda mampu melakukan tugas tambahan dari atasan? Anda juga harus mampu. Mereka bahkan bisa jadi sumber kekuatan Anda dalam meningkatkan kemampuan dan kinerja. Saling menyemangati satu sama lain dan bersaing secara sehat adalah kunci untuk meningkatkan kemampuan Ada.

2. Menghargai dan melindungi diri sendiri
Ingin sukses? Jaga diri sendiri. Anda tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Kesehatan tubuh, jiwa, dan pikiran, adalah modal utama untuk menuju kesuksesan. Mereka yang terbiasa hidup disiplin dalam hidup sehari-hari (menjaga pola makan, cukup istirahat, dan latihan) juga akan disiplin dalam pekerjaan.

3. Mengubah pandangan hidup
Pola pikir sempit, mudah mundur dalam menghadapi tantangan, gampang putus asa? Buang jauh-jauh sifat penghambat itu. Tantangan adalah bentuk lain dari kesempatan dalam hidup.

4. Mengubah sifat malas dan ogah-ogahan
Anda pasti tahu apa yang bisa Anda lakukan. Saat terjebak dalam suatu acara gathering yang tidak menyenangkan, Anda bisa tetap berlaku sopan. Anda tidak harus terang-terangan menunjukkan kalau Anda malas dan tidak minat bersosialisasi dalam acara tersebut.

* Lingkungan organisasi dan pekerjaan
1. Menjadi diri sendiri

Anda tidak perlu menjadi orang lain agar bisa sukses seperti mereka. Kenali apa yang bisa menjadi kekuatan Anda. Sebaliknya, kelemahan yang ada dalam diri Anda adalah hal yang harus diperangi.

2. Mengelola perasaan takut dan tertekan
Rasa takut dan stres berlebihan adalah penghambat dalam dunia kerja. Sebagai pemimpin Anda perlu mengatasi rasa takut dan tertekan agar tidak berkembang menjadi panik. Sebab jika Anda sudah panik, maka Anda tidak bisa berpikir sehat dan jernih. Anda sudah dikalahkan oleh perasaan negatif.

3. Pantang menyerah
Anak buah dan bawahan Anda butuh role model. Seperti apa sikap Anda? Itulah yang membuat mereka tetap semangat dan maju dalam menghadapi berbagai tantangan. Jangan pernah melibatkan masalah keluarga, teman, dan kehidupan pribadi dalam pekerjaan Anda. Kinerja akan terganggu dan Anda tidak produktif.

4. Terhubung dengan banyak kolega
Kesukesesan tidak bisa didapat dengan sendirinya. Anda tetap butuh bantuan orang lain. Kesuksesan yang ada dibangun oleh kerja keras tim, jejaring, dan link yang Anda miliki.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya



            Hambatan Pengembangan Karier

            Mengejar  atau mencapai karier bukan suatu pekerjaan yang mudah. Banyak sekali hambatan yang harus dilalui untuk terbukanya peluang ke arah itu. Hambatan yang paling utama yaitu rasa puas diri yang melekat pada diri karyawan  itu sendiri. Menurut Judith M. Berwick (Gouzali Saydam: 1996 : 110) menyatakan ada 4 plato karier yaitu:

1.      Plato yang produktif

Plato yang dibuat sendiri oleh para karyawan. Hal ini disebabkan karena yang bersangkutan sadar bahwa hasil sekarang dianggapnya merupakan kedudukan yang paling tinggi dapat dicapainya. Namun karyawan tetap bersemangat dan berprestasi selalu mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan. Karyawan tidak berambisi pada jabatan yang lebih tinggi

Adapun ciri-ciri dari plato produktif yaitu:

a.       Perusahaan menghargai yang bersangkutan karena setiap tugas dapat diselesaikan dengan baik.

b.      Bersedia terlibat dalam setiap kegiatan perusahaan dan profesi.

c.       Beranggapan bahwa pekerjaan  di tingkat yang lebih tinggi akan mengandung aspek-aspek negatif.

d.      Menganggap bahwa apa yang dikerjakannya sekarang adalah vital bagi keberhasilan perusahaan.

2.    Plato sebagian

Menghinggapi orang yang tidak begitu sukses didalam pekerjaanya, tetapi amat berhasil dalam menjalin hubungan kerja dengan kegiatan-kegiatan di luar perusahaan. Lingkungan kerja tidak memberikan kesempatan untuk berkarier, tetapi relasi dengan orang luar dalam melakukan pekerjaan ia senang bekerja dan tetap bersemangat.

Adapun ciri-ciri dari plato sebagian yaitu:

a.       Tetap melakukan pekerjaan rutin yang diselingi oleh peristiwa-peristiwa persahabatan yang menyenangkan.

b.      Pengakuan datang dari luar yang menghargaihasil pemikiran dan pekerjaannya untuk mereka.

c.       Sebagian besar tugas diselesaikan dengan baik, walaupun tidak menerik hatinya.

d.      Hubungan dengan atasan langsung baik, tetapi tidak memberikan harapan nyata untuk pengembangan karier.

3.      Plato yang menyenangkan

Karyawan menyukai pekerjaannya karena tingkat kompensasi yang diterimanya memadai. Karyawan tidak tergoda pada kesempatan untuk promosi, karena ia tidak ingin terganggu kesenangannya oleh perubahan apapun. Posisi sekarang sudah memadai merasa mendapat tempat yang tepat untuk bekerja.

Adapun ciri-ciri plato yang menyenangkan yaitu:

a.       Sangat puas dengan pekerjaan sekarang.

b.      Merasa enggan untuk diganggu oleh perubahan.

c.       Tidak berupaya untuk mengembangkan karier selanjutnya.

d.      Ingin tetap bekerja dalam pekerjaan selama mungkin, karena merasa ada prestasi dalam tugas.

e.       Tidak dapat dimotivasikan dalam jabatan.

4.    Plato Pasif

Menghinggapi karyawan yang merasa mampu, tetapi selalu dilewati oleh orang-orang yang lebih junior dalam hal promosi. Walaupun merasa jenuh dalam perusahaan, tetapi ia enggan untuk mengadakan turn-over (pindah perusahaan) dan ia tidak memiliki motivasi untuk alih tugas. Plato ini dapat membuat karyawan menjadi frustasi, tidak termotivasi untuk bekerja, namun yang bersangkutan tidak mau mengatasi rasa jenuhnya itu pindah keperusahaan lain.

Adapun ciri-ciri plato pasif yaitu:

a.       Kurang terlibat atau berminat dalam kegiatan perusahaan.

b.      Tidak mampu meningkatkan kemapuan dan keterampilan.

c.       Merasa diri tidak laku lagi dalam bursa karyawan dan sudah dilupakan.

d.      Merasa diri sudah di atas tingkat pekerjaan yang sekarang.

e.       Tidak menonjol pada tempat ia bekerja.

            Dari uraian di atas terlihat bahwa perusahaan bahwa perusahaan amat mengetahui bahwa ada sebagian karyawannya yang tengah terjangkiti oleh plato-plato tersebut. Karyawan yang tengah menderita plato demikian jelas merugikan diri sendiri dan terlebih lagi merugikan perusahaan.

            Untuk itu walaupun beberapa jenis plato tersebut ada yang menyenangkan dan tidak merugikan perusahaan, tetapi plato yang merugikan perusahaan harus dihindari. Karena sumbernya dari perusahaan maka perusahaanlah yang harus mengatasinya, terutama pimpinan yang bersangkutan. Para pimpinan harus mencari jalan keluar, sehingga keadaan tidak makin parah yang dapat merusak karyawan dan lebih-lebih lagi perusahaan harus selalu memberi kompensasi mereka tanpa adanya prestasi pada perusahaan.

            Menurut pendapat Gauzali Saydam (1996:114) suatu proses pengembangan karier sumber daya manusia mendapatkan hambatan karena faktor-faktor antara lain:

1.      Kekurangan biaya, karena pengembangan karier menghendaki pendataan yang besar yang bisa menjadi tambahan beban biaya bagi perusahaan.

2.      Kesukaran untuk menyusun pola pikir yang tepat, karena belum jelas arah pengembangan karier.

3.      Kemampuan bagian sumber daya manusia yang masih terbatas dalam menafsirkan hakikat pengembangan karier.

4.      Sulitnya menginvetarisasi para karyawan yang tepat untuk pengembangan karier secara tepat.

            Dari uraian di atas pengembangan karier seorang karyawan tidak berarti melalui promosi saja atau peningkatan kedudukan seorang karyawan dari yang rendah ke yang tinggi. Pengembangan karier yang dimaksud adalah suatu perubahan yang diinginkan karyawan apabila berupa kemajuan yang bersifat vertikal. Bersifat vertikal berarti mengubah status atau eselon yang bersangkutan. Namun pengembangan karier dapat pula berupa mutasi, baik mutasi tempat kerja (tour of area) atau mutasi alih tugas (tour of duty).

            Kegiatan-kegiatan pengembangan karier dapat terhambat apabila perusahaan tidak memiliki cukup biaya, karena dengan adanya pengembangan karier maka perusahaan akan mengeluarkan biaya yang besar, karena diadakannya program pendidikan dan pelatihan, promosi dan mutasi.

            Adapun perusahaan kesulitan untuk menyusun pola karier yang tepat sehingga mengakibatkan karyawan tidak dapat menyusun pola karier di masa yang akan datang dengan baik, karena karyawan tidak memiliki arahan yang benar dari perusahaan. Kemampuan  sumber daya perusahaan dalam menafsirkan pengembangan karier dimasa yang akan datang akan menghambat karyawan untuk melakukan pengembangan karier. Kesulitan untuk menginvertarisasi karyawan untuk dipromosikan, karena perusahaan tidak memiliki rencana yang sistematis untuk mempromosikan karyawannya.


Page 2