Sebagai bahan pertimbangan bagi calon pembaca untuk membeli buku termasuk...resensi buku.

Jakarta -

Resensi merupakan pertimbangan atau pembicaraan mengenai suatu karya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), resensi adalah ulasan atau pembicaraan suatu karya.

Kesimpulannya, resensi diartikan sebagai cara untuk menghargai tulisan atau menilai karya orang lain dengan memberikan komentar secara objektif sesuai dengan kualitasnya.

Berbagai jenis karya sastra yang dapat dijadikan resensi berdasarkan objeknya adalah resensi novel, dan cerpen. Sedangkan, berdasarkan objek tanggapannya bisa berupa film, drama, lagu, lukisan, buku ilmu pengetahuan, dan karya lainnya, seperti dikutip buku Bahasa Indonesia SMA Kelas XI yang ditulis oleh Suherli, dkk.

Adanya jenis objek yang ada juga membuat informasi yang kita dapatkan akan bermacam-macam. Misalnya, dalam meresensi novel atau cerpen, informasi yang didapatkan meliputi alur, penokohan, latar, dan hal-hal lainnya yang terdapat dalam buku.

Pembuat resensi disebut peresensi. Tugas peresensi adalah memberikan gambaran kepada pembaca, mengenai suatu karya apakah layak dibaca atau tidak.

Meresensi sebuah buku haruslah bersifat objektif, sesuai dengan kualitas isinya. Adanya resensi, juga dapat menarik keinginan pembaca untuk membaca dan mengapresiasinya.

Tujuan Resensi

Tujuan dari resensi secara umum adalah:

  • Sebagai pengantar dan pemandu bagi pembaca atau khalayak yang menikmati suatu karya secara lebih ringkas.
  • Memberi pertimbangan pemahaman keunggulan dan kelemahan suatu karya.
  • Memberikan tanggapan atas isi buku sebagai informasi kepada calon pembacanya.
  • Memberi sebuah masukan berupa kritikan dan saran pada pembuat karya.

Unsur-unsur Resensi

Dikutip dari modul Bahasa Indonesia oleh Sutji Harijanti, M.Pd, adapun hal-hal yang dapat diulas dalam resensi adalah kualitas bahasa, isi, penampilan, unsur-unsur, dan manfaat bagi para pembacanya.

Unsur- unsur yang harus dipahami dalam resensi adalah sebagai berikut:

  • Judul resensi
    Judul resensi haruslah selaras/sesuai dan memuat keseluruhan isi resensi.
  • Identitas
    Identitas buku berisi informasi yang mencakup mengenai judul, jenis buku (fiksi dan non-fiksi), nama penulis/pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan ke-, tebal halaman, dan ukuran buku.
  • Pendahuluan
    Pendahuluan sering disebut juga sebagai pembuka, biasanya mengemukakan tema maupun deskripsi singkat suatu buku. Bagian ini merupakan landasan berpikir dari peresensi.
  • Isi resensi
    Isi resensi meliputi sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan buku, kelemahan buku, tinjauan bahasa, dan kesalahan cetak. Jika yang diresensi adalah buku novel, maka dalam menuliskan sinopsisnya peresensi harus mengemukakan unsur-unsur yang berhubungan dengan masalah, watak, latar cerita, dan lainya.
  • Penutup
    Penutup resensi merupakan sebuah simpulan. Bagian ini peresensi akan mengemukakan hal-hal maupun nilai penting yang diperolehnya terhadap novel untuk para pembaca.

Kaidah Kebahasaan Teks Resensi

Untuk mengetahui kebahasaan suatu teks resensi, tentu kita perlu membaca secara menyeluruh digunakan dalam teks resensi.

Kaidah-kaidah kebahasaan teks resensi diantaranya:

  • Banyak menggunakan konjungsi penerangan. Contohnya: bahwa, yakni, yaitu.
  • Dalam teks resensi juga sering ditemukan konjungsi temporal. Contohnya: semenjak, kemudian, akhirnya.
  • Banyak menggunakan konjungsi penyebab. Contohnya: seperti karena, sebab.
  • Terdapat pernyataan saran, dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang mengandung rekomendasi pada bagian akhir. Hal ini ditandai dengan penggunaan kata seperti, seharusnya, hendaknya.
  • Menggunakan kata kerja mental. Contohnya: menarik, menyukai, menikmati, menyadari, mengejutkan, memikat, dan bahagia.
  • Adanya kata serapan. Beberapa kata dalam bahasa Indonesia, menyerap unsur dari berbagai bahasa baik itu bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Salah satunya, penulisan kata serapan haruslah ditulis sesuai dengan cara pengucapan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Contohnya: cek bukan check (Inggris), tim bukan team (Inggris), dan taksi bukan taxi (Inggris).

Contoh Hasil Resensi Novel

Judul : Filosofi KopiPenulis : Dewi "Dee" LestariPenerbit : Trudee Books & GagasMedia Tahun Terbit : 2006Halaman : xi, 134 halaman ·

Jumlah Halaman : 134 Halaman

Sinopsis

Cerita utama dalam buku Filosofi Kopi bercerita tentang Ben dan Jody. Ben merupakan seorang barista, yang handal dalam meramu maupun meracik kopi. Ben dan Jody mendirikan suatu kedai kopi yang disebut 'Filosofi Kopi: Temukan Diri Anda Di Sini.'
Ben telah memberikan sebuah gambaran singkat mengenai filosofi kopi, dari setiap ramuan kopi yang disuguhkan di kedai tersebut. Kedai menjadi sangat ramai yang penuh dengan pengunjung.

Suatu hari, seorang ada pria kaya menantang Ben untuk membuat sebuah ramuan kopi, yang apabila kopi itu diminum akan membuat kita menahan napas karena saking takjubnya, hingga dapat berkata "hidup ini sempurna". Kemudian, Ben pun berhasil membuatnya dengan ramuan kopi yang disebut Ben's Perfecto. Ramuan tersebut telah menjadi minuman terenak, hingga pada suatu saat ada seorang pria datang dan mengatakan bahwa rasa kopi tersebut hanya "lumayan enak", dibandingkan kopi yang pernah dicicipinya di suatu lokasi di Jawa Tengah.

Ben dan Jody yang penasaran, kemudian langsung menuju lokasi tersebut. Sampai akhirnya mereka menemukan secangkir kopi tiwus, yang disuguhkan oleh pemilik warung gubuk di daerah tersebut. Ben dan Jody mencoba meminum kopi tersebut, tanpa berbicara sedikitpun. Kopi tersebut memiliki rasa yang sempurna dengan cerita serta filosofi yang menarik. Ben yang merasa gagal, lalu kembali ke Jakarta dengan putus asa. Untuk mencari tahu cara mengibur temannya, Jody kembali menemui pemilik warung yang ada di Jawa Tengah tersebut. Sepulangnya dari sana, Jody pun menghidangkan Ben segelas kopi tiwus dengan sebuah kartu bertuliskan "Kopi yang anda minum hari ini adalah kopi tiwus, walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya".

Akhirnya Ben pun sadar, bahwa dia selama ini mengambil jalan hidup yang salah, dan menyadari bahwa hidup ini tidak ada yang sempurna. Dengan demikian, Ben kembali melanjutkan perjuangan serta hobinya di kedai filosofi kopi.

PenilaianKeunggulan: Dapat memberikan pesan moral yang penuh makna. Seperti pengaruh positif dari sesuatu yang penuh perjuangan.

Kekurangan: Kekurangan dari novel ini adalah terdapat beberapa bagian yang menimbulkan kesan monoton, walaupun buku ini berisi kumpulan prosa.

Kesimpulan
Buku ini sebaiknya dibaca untuk usia SMA ke atas, karena dalam buku ini banyak memberikan pelajaran pesan moral, serta pengaruh positif.

Simak Video "Sahabat Sebut Hilman Hariwijaya Sempat Alami Stroke Ringan"

(pal/pal)

Resensi Buku – Kamu punya hobi membaca buku? Hobi satu ini tentunya seru dan mengasyikan agar tidak pernah khawatir atau bingung dalam menghabiskan waktu. Membaca memang menjadi salah satu hobi, karena saat melakukannya tidak hanya memunculkan perasaan senang atau bahagia. 

Namun juga bisa merasakan banyak manfaat, misalnya bisa menambah atau memperluas wawasan. Seringnya orang yang senang membaca cenderung supel sebab memiliki banyak sekali hal untuk dibahas dengan orang di sekitarnya. Selain itu, penikmat buku biasanya juga memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi penulis. 

Sebab dirinya tahu apa saja yang harus ditulis dan bagaimana menuliskannya agar menarik dan mudah dipahami. Bicara mengenai hobi membaca, nantinya juga akan dikaitkan dengan pemilihan bacaan, Buku, artikel, maupun jenis bacaan lainnya. Mengenai buku, setiap pembaca dijamin memiliki kriteria tersendiri. 

Sebab buku yang ada di pasaran beberapa diantaranya akan dianggap menarik dan penting untuk dibaca, bisa juga sebaliknya. Pembaca kemudian mengalami sedikit kesulitan untuk mengetahui buku mana saja yang layak atau menarik untuk dibaca. Lalu, bagaimana solusinya? 

Sekedar mengandalkan nama besar penerbit maupun nama penulis buku, tentu tidak menjadi jaminan bisa memperoleh buku yang enak dibaca dan isinya bagus. Solusi terbaiknya adalah dengan membaca ulasan buku tersebut, salah satunya dalam bentuk resensi buku

Sudahkah kamu tahu apa itu resensi? Resensi adalah istilah yang berhubungan dengan ulasan dan digunakan pada karya apapun. Baik itu resensi untuk buku, film, lukisan, dan lain sebagainya. Supaya lebih mengenal lagi dengan istilah resensi untuk buku maka bisa menyimak informasi di bawah ini. 

Apa Itu Resensi Buku?

Hal pertama yang perlu dipahami adalah hal mendasar, yakni memahami pengertian dari resensi buku itu sendiri. Secara etimologi atau asal kata, resensi berasal dari bahasa Belanda yaitu resentie yang memiliki arti “kupasan atau pembahasan”. 

Baca Juga: Pengertian Buku Pengayaan, Jenis, dan Cara Menulisnya

Sedangkan secara istilah, resensi diartikan sebagai sebuah kupasan atau pembahasan baik terhadap buku, film, drama, dan karya lainnya yang dipublikasikan di media massa. Media massa yang digunakan untuk publikasi cukup beragam ada yang memakai media online, media digital, dan media offline. 

Seperti majalah, surat kabar, televisi, website, blog pribadi, dan lain sebagainya. Sehingga penikmat dari karya tersebut bisa mengetahui karya yang disusun atau dibuat oleh penciptanya. 

Lalu, apa artinya resensi buku? Resensi terhadap buku adalah kegiatan mengupas, mengevaluasi, mempertimbangkan, mengkritik, dan membedah substansi sekaligus memberikan komentar pada sebuah buku. 

Secara sederhana, resensi pada buku adalah menyusun ulasan tentang buku tersebut. Harapannya adalah, pembuat resensi bisa berbagi informasi mengenai isi dari buku tersebut sekaligus memberi opini pribadi. Jadi, resensi bisa dikatakan bersifat subyektif dan tidak obyektif. Bagus dimata pembuat resensi belum tentu di mata pembaca lainnya. 

Namun setidaknya, pembaca buku bisa tahu sekilas mengenai isi suatu buku. Sebab di dalam resensi juga mencantumkan sedikit mengenai sinopsis, kemudian menampilkan beberapa bagian yang dirasa penting, menginspirasi, dan sebagainya. Kemudian, penulis resensi juga akan memaparkan sejumlah keunggulan dan kekurangan buku. 

Ibarat kita ingin membeli produk merek A dengan tipe B, namun masih ragu maka mencari ulasannya di berbagai media. Jika banyak yang memberi ulasan positif maka akan tertarik untuk membeli. Namun jika sebaliknya, maka kembali lagi kepada calon pembeli tersebut. Apakah mengikuti ulasan yang ada atau tetap mengikuti keinginan pribadi. 

Berhubung penulisan resensi buku akan memaparkan banyak poin dari suatu judul buku. Maka penulisnya harus memenuhi sejumlah syarat, seperti: 

  • Sudah membaca judul buku yang akan disusun resensinya, tidak bisa hanya membaca beberapa halaman namun idealnya adalah dibaca secara keseluruhan.
  • Memiliki data buku yang akan disusun resensinya. Mulai dari judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun penerbitan, dan lain sebagainya.
  • Memaparkan ulasan isi buku meskipun secara singkat dan selebihnya adalah opini dari penulis resensi.
  • Resensi yang ditulis sebaiknya bahkan diharuskan bermanfaat kepada siapa saja yang tertarik untuk membeli atau membaca suatu judul buku yang diresensi.

Tujuan Penulisan Resensi

Menyusun resensi dari suatu judul buku tentu bukan hanya sebuah hobi, sebab penulisannya sendiri memiliki sejumlah tujuan. Beberapa diantaranya adalah: 

Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Buku

Mengetahui kelebihan dan kekurangan, maksudnya adalah bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu judul buku. Sehingga di dalam resensi pasti akan dijelaskan keunggulan apa saja yang dimiliki buku lengkap dengan kekurangannya. 

Baca Juga: 4 Strategi Mengubah Tesis Menjadi Buku, Langsung Terbit!

Memberi Gambaran pada Pembaca

Memberi gambaran kepada pembaca, resensi juga bertujuan memberi gambaran kepada para pembaca seperti gambaran jalan cerita, konflik dalam suatu buku, cara penulis memaparkannya, dan sebagainya. Sehingga selalu membaca pun calon pembaca mulai tahu seberapa bagus isi suatu buku. 

Memberi masukan pada penulis, resensi yang ditulis sudah tentu akan dipublikasikan dan sangat mungkin dibaca siapa saja termasuk juga penulis dari buku di dalam resensi tersebut. Sehingga resensi juga bertujuan memberi masukan, baik dalam bentuk kritik maupun saran kepada penulis. 

Mengetahui Alasan Buku Diterbitkan

Mengetahui alasan kenapa buku tersebut diterbitkan, resensi yang ditulis juga bertujuan untuk mengetahui alasan atau latar belakang kenapa suatu buku diterbitkan. Baik diterbitkan atas keinginan dari penulis maupun penerbit. 

Menguji Kualitas Buku

Mengetahui dan menguji kualitas buku, seseorang yang menulis resensi biasanya akan membeli buku yang bersangkutan kemudian dibaca sampai habis. Baru kemudian mengulas isi di dalamnya dalam bentuk resensi. Sehingga tujuan dari resensi salah satunya juga untuk mengetahui dan menguji kualitas buku. 

Tujuan-tujuan dari penulisan resensi buku yang dijelaskan di atas menunjukan bahwa resensi bukanlah media promosi. Sebab ada kalanya resensi ini mengulas lebih banyak kekurangan dari suatu buku, karena memang isi buku tersebut punya banyak kekurangan dibanding kelebihan. Resensi seperti ini tentunya memuat ulasan negatif. 

Artinya, buku yang diresensi adalah buku yang diulas apa adanya tanpa ada unsur keberpihakan. Sehingga para pembaca bisa sepenuhnya mempercayai isi atau ulasan yang dipaparkan di dalamnya. Apalagi jika resensi tersebut ditulis dengan sistematis dan mudah untuk dipahami. Maka akan semakin terjamin kualitas dan kredibilitasnya. 

Unsur-Unsur yang Terdapat di Dalamnya

Mencoba menulis resensi juga menjadi keputusan yang tepat, kenapa? Sebab dengan menyusun resensi maka kamu sudah membantu lebih banyak pembaca untuk berinvestasi membeli buku yang benar. Selain itu membantu para penulis untuk lebih produktif sekaligus meningkatkan kualitasnya dalam menulis. 

Sehingga dengan resensi yang disusun, kamu sudah ikut berkontribusi untuk meningkatkan kualitas literasi di Indonesia. Sampai disini, apakah kamu tertarik untuk menyusun resensi buku sendiri? Sebelum  memulainya, kenali dulu beberapa unsur di dalam resensi tersebut. Yaitu: 

Identitas

Hal pertama atau unsur pertama di dalam resensi buku adalah identitas, tentunya identitas dari buku yang disusun resensinya. Hal ini penting karena setiap resensi yang dipublikasikan dijamin akan menampilkan identitas buku. Tidak hanya berupa judul dan nama penulis namun juga jumlah halaman dan identitas lain. 

Namun, unsur identitas yang umum dicantumkan dan sudah memenuhi unsur identitas dalam resensi pada dasarnya ada empat poin. Dimulai dari judul buku, nama pengarang, tahun terbit, dan jumlah halaman. Namun menambahkan detail informasi lain juga tidak masalah, justru lebih lengkap lebih baik. 

Baca Juga: Mengenal Pengertian Buku Non Fiksi, Unsur dan Tips Menulisnya

Ikhtisar

Unsur kedua adalah ikhtisar, yakni rangkuman yang menjelaskan isi buku secara ringkas berdasarkan pada beberapa pokok pembahasan di dalam buku tersebut. Mengenai ikhtisar, bentuk atau teknik penyusunan nantinya akan berbeda antara resensi pada buku fiksi dengan buku non fiksi. 

Jadi, ikhtisar pada buku fiksi akan didasarkan pada rangkaian peristiwa penting yang dicantumkan penulis dalam bukunya. Sementara ikhtisar pada buku non fiksi atau buku ilmiah didasarkan pada intisari-intisari buku yang diresensi. 

Kepengarangan

Unsur berikutnya adalah kepengarangan, artinya di dalam resensi buku penulis perlu mencantumkan sedikit mengenai penulis buku. Misalnya siapa nama penulisnya, latar belakang, keahlian yang dimiliki, prestasi yang pernah ditorehkan dalam dunia menulis, sikap, karya lain, dan lain sebagainya. 

Sehingga membaca resensi membantu masyarakat tidak hanya mengenal suatu karya namun juga mengenal siapa pencipta karya tersebut. Hal ini menuntut penulis resensi untuk paham buku yang akan diresensi sekaligus paham siapa yang menulisnya. 

Keunggulan dan Kelemahan

Unsur berikutnya tentu saja keunggulan dan kelemahan dari buku yang diresensi, namun tidak ditulis secara asal. Maksudnya adalah tidak serta merta menyebutkan kekurangannya ini dan itu. Melainkan penentuan keunggulan dan kelemahan didasarkan pada aspek tertentu dalam dunia penulisan. 

Yakni didasarkan pada aspek tema, penokohan atau pembangunan karakter oleh penulis, gaya bahasa yang digunakan penulis, alur ceritanya seperti apa, dan lain sebagainya. Sehingga tidak langsung menulis kelemahan buku hanya karena ending buku tersebut membuat sedih atau menggantung. Tetap ada pakem atau dasarnya. 

Cara Membuat Resensi Buku yang Baik

Setelah mengetahui semua unsur dalam penulisannya, maka akan semakin mudah untuk memulainya. Namun, tidak sedikit juga yang masih bingung bagaimana memulai langkah yang tepat dalam menyusun resensi terhadap suatu judul buku. 

Jika kamu juga mengalami kendala serupa, maka beberapa langkah dalam cara membuat resensi berikut bisa dipraktekan: 

Kenali Dulu Semua Aspek Buku

Langkah pertama dalam menyusun resensi adalah mengenal dulu semua aspek yang dimiliki oleh buku tersebut. Aspek ini meliputi tema buku, deskripsi buku, dan juga jenis dari buku tersebut. Mengenal aspek ini penting agar bisa tahu buku seperti apa yang akan diresensi, dan bagaimana memulai kalimat dalam resensi tersebut. 

Membaca Buku Tersebut

Langkah kedua setelah mengetahui semua aspek buku yang akan diresensi adalah membaca buku tersebut. Jadi, jangan hanya membaca sinopsis pada bagian belakang buku atau hanya pada halaman-halaman awal maupun bab-bab di tengah yang menyampaikan inti atau konflik (pada buku fiksi). 

Melainkan membaca keseluruhan isi buku tersebut, supaya apa? Supaya ulasan yang ditulis lebih lengkap dan bisa mendetail. Jika tidak tahu setiap bagian buku dan alur ceritanya, dijamin akan bingung harus menulis apa. Jadi, wajib sekali dibaca dulu setelah paham baru ke tahap selanjutnya. 

Memberi Penanda pada Bagian yang Penting

Selama proses membaca buku maka penting juga untuk menandai semua bagian yang dirasa penting. Terutama bagian buku yang cocok atau tepat untuk dimasukansaat menyusunnya. Bagian penting ini perlu ditandai agar tidak terlewat untuk dicantumkan dalam resensi. 

Baca Juga: Tips Menulis Buku Hasil Penelitian

Membuat Sinopsis atau Intisari

Setelah dibaca dan diketahui bagian mana saja dari suatu buku yang sifatnya penting dan bisa dimasukan ke resensi. Maka langkah berikutnya adalah membuat sinopsis atau menyusun intisari. Susunan sinopsis ini kemudian nantinya dikembangkan, agar semua aspek buku diulas secara detail namun tetap singkat. 

Memberi Penilaian pada Kualitas Buku

Langkah berikutnya atau langkah akhir dalam menulis resensi suatu buku adalah memberi penilaian. Penilaian ini tentu saja mencantumkan beberapa kelebihan dan kelemahan buku tersebut. Sehingga pembaca lain bisa mengetahui seberapa bagus kualitas buku yang diresensi tadi. 

Sedangkan bagi penulis yang karya tulisnya dibuat resensi bisa lebih membangun kualitas diri. Berkat semua masukan di dalamnya, baik itu saran maupun kritik dari penulis resensi tersebut. 

Manfaat Menulis Resensi Buku

Menulis resensi buku tentunya memberi banyak manfaat, sesuai dengan tujuan penulisannya yang dipaparkan di atas. Manfaat tersebut antara lain: 

  • Sebagai bahan pertimbangan kepada para pembaca, sehingga bisa mengetahui bagus tidaknya suatu buku yang akan dibeli.
  • Membantu promosi secara tidak langsung, sebab resensi biasanya ditujukan kepada buku yang baru saja terbit sehingga publikasi resensi sama artinya ikut mempromosikan buku tersebut namun secara tidak langsung karena isinya tidak memihak.
  • Membantu mengembangkan kreativitas menulis, baik kepada penulis resensi maupun kepada penulis buku yang diresensi. Semakin sering menulis resensi maka semakin mudah ahli dalam menulis sehingga kualitas tulisan terus berkembang. Hal serupa juga dialami penulis buku, karena masukan dalam resensi akan membantu penulis untuk berkembang menjadi lebih baik.
  • Memberi nilai ekonomis, sebab saat seseorang menulis resensi dan kemudian dipublikasikan maka akan mendapatkan insentif. Misalnya dikirimkan ke surat kabar dan diterbitkan, maka penulis akan mendapatkan insentif dari surat kabar tersebut.

Contoh Resensi Buku

Berikut adalah contoh resensi buku yang baik dan benar:

Identitas Buku: 

Judul Buku : Cewek Smart.

Pengarang Buku : Ria Fariana.

Penerbit Buku : Gema Insani.

Kota Terbit : Jakarta.

Tahun Terbit : 2008.

Tebal Buku : 200 halaman.

Sinopsis: 

Buku yang ditulis oleh Ria Fariana ini pada dasarnya bisa menjadi pedoman bagi perempuan di usia remaja untuk menjadi perempuan soleha. Sebab di dalam buku ini dijelaskan mengenai bagaimana seorang perempuan bisa memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik sesuai dengan syariat Islam. 

Meskipun pada desain sampulnya memang tidak menampilkan perempuan berhijab, melainkan sosok perempuan yang modis. Namun isinya memberi arahan bagi pembaca, khususnya perempuan untuk membangun diri dan kepribadian yang baik. 

Buku ini juga memaparkan bahwa menjadi perempuan yang cerdas tidak harus tampil centil, melainkan melakukan beberapa hal sederhana dan inspiratif untuk lingkungan sekitar. Lewat buku ini, para perempuan remaja kemudian akan dibantu untuk bisa mengetahui apa saja yang perlu dilakukan dan yang perlu dihindari. 

Kelebihan: 

Buku ini memiliki banyak kelebihan, dari segi isi memberi ajakan kepada perempuan remaja untuk menjadi perempuan solehah sesuai syariat Islam. Sedangkan dari segi bahasa, penulis memakai gaya bahasa yang mudah untuk dipahami namun tetap menarik. Nilai tambah lainnya adalah desain sampul yang menarik dan penuh warna. 

Kekurangan: 

Buku ini memberi sejumlah ilustrasi pada bagian isi, sayangnya ilustrasi tersebut masih berupa gambar hitam putih yang tentu kurang sesuai dengan desain sampulnya yang kaya warna.

Aktif menulis resensi buku akan membantu mengembangkan diri, baik dalam hal menulis maupun dalam hal kebijakan memilih bahan bacaan. Sebab ada kalanya tampilan buku yang biasa isinya bisa luar biasa. Selain itu juga membantu lebih banyak orang untuk membeli buku, setiap penulis buku pun bisa terus berkembang menjadi penulis yang baik