Prinsip yang menyajikan informasi lengkap dalam suatu laporan keuangan disebut prinsip

Prinsip yang menyajikan informasi lengkap dalam suatu laporan keuangan disebut prinsip

Apa saja sih prinsip dasar akuntansi itu? Berikut ulasan lengkapnya untuk Anda.

Pada intinya, prinsip dasar akuntansi merupakan hal yang mendasari akuntansi dan seluruh laporan keuangan yang dibuat. Prinsip akuntansi ini dijabarkan dari perihal tujuan laporan keuangan, konsep teoritis akuntansi, dan postutat akuntansi. Juga prinsip tersebut sebagai sebuah prosedur akuntansi atau dasar pengembangan teknik yang digunakan dalam membuat laporan keuangan. Tentu saja sebagai seorang akuntan, prinsip-prinsip akuntansi ini tidak boleh lupa atau bahkan diabaikan.

Karena prinsip dasar akuntansi ini sebagai pondasi dasar bagi seorang akuntan, maka sudah jelas bahwa prinsip ini harus diaplikasikan dan dipahami dalam menyusun laporan keuangan.  Bila Anda mempunyai keinginan untuk belajar tentang hal tersebut, maka Anda memiliki kesadaran untuk memahami prinsip dasar ini. Karena masih banyak akuntan akuntan yang sering tidak memahami prinsip dasar akuntansi ini. Bahkan biasanya mereka hanya menghafal tanpa memahami lebih dalam lagi. Di artikel tips bisnis kali ini akan kami akan menyebutkan dan menjelaskan prinsip-prinsip dasar akuntansi dibawah ini.

5 Prinsip dasar akuntansi yang digunakan secara umum

Prinsip yang menyajikan informasi lengkap dalam suatu laporan keuangan disebut prinsip

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)

Prinsip biaya historis ini menghendaki digunakannya harga perolehan didalam mencatat utang, modal, aktiva, dan biaya. Lalu yang dimaksudkan dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disepakati oleh kedua belah pihak yang berkaitan dalam transaksi. Harga perolehan ini memang harus terjadi didalam transaksi diantara kedua belah pihak yang bebas (arm’s-length transaction).

Dibawah prinsip biaya historis, harga jual-beli atau biaya yang sudah dikeluarkan saat transaksi terjadi, merupakan dasar dari awal pencatatan hutang dan harta. Prinsip dasar ini digunakan pada saat pencatatan awal yang disebabkan biaya perolehan. Biasanya hal tersebut merupakan penaksiran yang terbaik untuk nilai pasar wajar dari hutang atau harta.

Sebagai sebuah contoh, Misalnya pada saat Anda ingin membeli laptop, harga yang ditawarkan sebesar Rp 10.000.000,- setelah terjadi proses tawar menawar dengan penjual maka harga tersebut didapat dengan harga Rp 9.500.000,-. Dari kejadian yang diceritakan tersebut yang menjadi harga perolehan laptop yang harus dicatat adalah Rp 9.500.000,-, sehingga yang dicatat dalam pencatatan muncul dengan angka Rp 9.500.000,-.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)

Prinsip Pengakuan Pendapatan ini adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang muncul dari penyerahan jasa atau barang yang dilakukan selama periode tertentu oleh suatu unit usaha. Dasar yang dipakai sebagai alat ukur besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang didapat dari semua transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.

3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)

Prinsip mempertemukan yang dimaksud adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang muncul karena pengeluaran tersebut. Peran prinsip ini adalah untuk menentukan besarnya penghasilan bersih dalam setiap periode. Karena biaya tersebut harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka semua pembebanan biaya tersebut sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Jika terjadi penundaan pengakuan suatu pendapatan, maka pembebanan biayanya pasti juga akan ditunda sampai saat ditetapkannya pendapatan.

4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

Supaya laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi, harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila ditemukan adanya perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, maka hal tersebut dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan merupakan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.

5. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)

prinsip pengungkapan penuh (lengkap) yang dimaksud adalah menyajikan semua informasi yang lengkap dan kompleks dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang diberikan tersebut, merupakan ringkasan dari semua transaksi-transaksi yang terjadi dalam satu periode. Juga semua saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.

Baca juga: Peran dan Manfaat Akuntansi dalam Perusahaan

Demikianlah kelima prinsip dasar akuntansi yang berlaku untuk umum yang merupakan dasar akuntansi dan seluruh laporan keuangan. Simak juga ulasan lainnya yang membahas tentang siklus akuntansi yang sudah di jelaskan sebelumnya disini. Semoga informasi tentang prinsip dasar akuntansi ini dapat menambah wawasan Anda yang ingin mempelajari lebih dalam tentang prinsip akuntansi.

Oleh: Guritno Wirawan, S.E Senior Trainer PT. Zahir Internasional

Berikut lima prinsip dasar akuntansi yang dapat dijadikan pedoman bagi pengusaha dalam pembuatan laporan keuangan, agar laporan keuangan disusun berdasarkan prosedur da prinsip akuntansi.

Prinsip dasar akuntansi mendasari akuntansi dan seluruh laporan keuangan. Prinsip akuntansi dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postutat akuntansi, dan konsep teoritis akuntansi, serta sebagai dasar pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan.

Ada lima prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Yakni:

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) 

GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisi. Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis. Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan biaya. 

Yang dimaksud dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya. Biaya memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) 

Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.

Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan, sehingga timbul beberapa ketentuan lain untuk mengakui pendapatan. Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima. 

3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) 

Yang dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut Prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.

Penerapan prinsip ini. juga menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya, dalam hal biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, maka sulit untuk mempertemukan biaya dengan pendapatannya. Contoh, biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Kesulitan seperti ini diatasi dengan membebankan biaya-biaya tersebut ke periode terjadinya.

Biasanya biaya-biaya seperti itu disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti biaya baban baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah dipertemukan. 
Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.

Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis) dalam pembebanan biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.

4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.

Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian metode, maka akibat (selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.

5. Prisip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle) 

Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:

• Catatan kaki/footnote.

• Dalam laporan keuangan, biasanya dituliskan dalam kurung di bawah elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai rekening-rekening tertentu.

• Berbagai lampiran.
Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki biasanya karena tidak diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat. Catatan kaki ini digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

• Prinsip akuntansi yang digunakan.

• Perubahan-perubahan, seperti perubahan dalam prinsip akuntansi, taksiran-taksiran, kesatuan usaha, dan juga kalau ada koreksi-koreksi kesalahan. Catatan kaki ini juga menunjukkan perlakuan terhadap perubahan-perubahan tersebut, apakah dengan cara kumulatif, retroaktif, dan lain-lain.

• Adanya kemungkinan timbulnya rugi atau laba bersyarat.

• Informasi tentang modal perusahaan, seperti jumlah lembar saham dan lain-lain.

• Kontrak-kontrak pembelian, kontrak-kontrak penting lainnya, adanya option atau warrant untuk saham dan lain-lain. Keterangan tambahan yang dibuat sebagai lampiran laporan keuangan biasanya digunakan untuk menunjukkan perhitungan-perhitungan detail yang mendukung suatu jumlah tertentu, atau menunjukkan informasi-informasi keuangan berdasarkan indeks harga (price level adjustment).

Berdasarkan dari penjelasan tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa prinsip akuntansi dapat dijadikan pedoman bagi pengusaha dalam pembuatan laporan keuangan. Hal ini untuk menjadikan laporan keuangan yang dihasilkan atas dasar prosedur akuntansi dan disesuaikan dengan peraturan dari prinsip akuntansi yang ada. 

*) Tulisan ini merupakan kerjasama antara PengusahaMuslim.com dan PT. Zahir International.

Pengusahamuslim.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial

Prinsip yang menyajikan informasi lengkap dalam suatu laporan keuangan disebut prinsip

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28