Sebutkan bentuk perjuangan kh r asnawi yang menunjukkan cinta tanah air

Sebutkan bentuk perjuangan kh r asnawi yang menunjukkan cinta tanah air
Raden Asnawi Kudus
NamaRaden Asnawi bin AbdullahNisbahal-Qudsi al-JawiNama lainRaden Asnawi Kudus, Raden Haji Ilyas, Raden Ahmad SyamsyiKebangsaanIndonesia
Sebutkan bentuk perjuangan kh r asnawi yang menunjukkan cinta tanah air
EtnisJawa, ArabZamanAbad ke-19 hingga 20 MasehiWilayah aktifJawaOrganisasiSarekat Islam, Nahdlatul 'UlamaKarya yang terkenalKitab Fashalatan, Shalawat Asnawiyah

Dipengaruhi  oleh

  • Nawawi al-Bantani[1]
    Muhammad Mahfudz at-Tarmasi

Mempengaruhi

  • Nahdlatul 'Ulama

IstriNyai Hj. HamdanahKeturunanZuhri, Azizah, Alawiyah

Asy-Syaikh al-'Allamah Shahibul-fadhilah Haji Raden Muhammad Asnawi bin Abdullah Husnin al-Qudsi atau Raden Asnawi Kudus adalah seorang ulama kharismatik pendiri dan penggerak Nahdlatul 'Ulama[1] dari Kudus, Jawa Tengah.[2] Dalam aktivitas kesehariannya, Kiai Asnawi selalu istikamah dalam mengembangkan dakwah dan penanaman rasa nasionalisme yang tinggi.[3]

Jika dirunut silsilahnya, Kiai Asnawi masih merupakan keturunan ke-14 Sunan Kudus (Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan) dan keturunan ke-5 Kiai Ahmad Mutamakkin, Kajen, Pati.[4]

Biografi

Kehidupan awal

Raden Asnawi lahir pada tahun 1861 di desa Damaran, Kudus dengan nama Raden Ahmad Syamsyi.[4] Ia terlahir dari pasangan Haji Abdullah Husnin dan Raden Sarbinah, keduanya merupakan pedagang konveksi yang cukup besar di kota Kudus.[5] Sejak kecil Ahmad Syamsyi diasuh oleh kedua orang tuanya, dikenalkan pada pelajaran agama dan tata cara bermasyarakat menurut syariat Islam, Serta diajarkan berdagang sejak dini.[2]

Pada kisaran tahun 1876, orang tuanya pindah ke Tulungagung, Jawa Timur ketika Ahmad Syamsyi menginjak usia 15 tahun. Di sana, Abdullah Husnin mengajari anaknya berdagang dari pagi hingga siang hari.[4]

Pendidikan

Sejak kecil, Raden Asnawi sudah terlihat kegemaran dalam belajar dan melakukan perjalanan keilmuan. Pendidikan keagamaan perdana seperti ilmu tajwid dan penguasaan bacaan al-Qur’an diperoleh dari ayahnya. Ketika keluarganya pindah ke Tulungagung, Asnawi kemudian melanjutkan pendidikan agamanya di Pondok Pesantren Mangunsari.[6] Sebelum menunaikan ibadah Haji, ia kemudian berguru kepada Kiai Haji Irsyad Naib di kawasan Mayong, Jepara. Pada usia 25 tahun dia menunaikan ibadah haji yang pertama, dan berguru kepada ulama-ulama nusantara di Mekkah saat itu seperti Syekh Nawawi al-Bantani[1], Syekh Sholeh Darat as-Samarani (Semarang), Syekh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi (Tremas, Pacitan), dan Sayyid Umar Syatha.[7]

Pergi haji

Pada usia 25 tahun Raden Asnawi menunaikan ibadah haji yang pertama, Sepulang dari haji pertamanya nama Raden Ahmad Syamsi kemudian diganti menjadi Raden Haji Ilyas. Nama Ilyas ini kemudian diganti lagi dengan Raden Haji Asnawi, setelah pulang dari menunaikan ibadah haji untuk ketiga kalinya.[8]

Pada usia sekitar 30 tahun Raden Asnawi diajak oleh ayahnya untuk pergi haji yang kedua dengan niat bermukim di tanah suci, namun ayahnya wafat di saat melakukan ibadah haji. Meskipun demikian, niat bermukim tetap diteruskan selama 20 tahun (dari tahun 1891 - 1911[9]). Selama itu Raden Asnawi juga pernah pulang ke Kudus beberapa kali untuk menjenguk ibu beserta adiknya. Ibunya wafat di Kudus sewaktu Raden Asnawi telah kembali ke tanah suci.

Keluarga

Raden Asnawi menikah dengan Nyai Hj. Hamdanah (janda Syekh Nawawi al-Bantani[10]) di Mekkah dan dikaruniai 9 orang putra-putri[9].

Aktivitas

Mengajar

Sejak berusia 25 tahun, Raden Asnawi sudah mulai mengajar pada setiap Jumat Pahing sesudah salat Jumat. Raden Asnawi mengajar Tauhid di Masjid Sunan Muria yang berjarak sekitar 18 kilometer dari kota Kudus, dan jalan pegunungan yang menanjak tersebut ditempuhnya dengan berjalan kaki. Raden Asnawi juga selalu berkeliling mengajar dari masjid ke masjid sekitar kota saat salat Subuh.[4]

Secara khusus Raden Asnawi juga mengadakan pengajian rutin, seperti Khataman Tafsir al-Jalalain setiap bulan Ramadan di Pondok Pesantren Bendan Kudus, Khataman kitab Bidayatul Hidayah dan al-Hikam setiap bulan Ramadan di Tajuk Makam Sunan Kudus, Membaca kitab Hadist Bukhari yang dilakukan sesudah berjamaah subuh selama bulan Ramadan di Masjid Al Aqsha Manarat Qudus.[2]

Selain itu, selama mukim di Mekkah Raden Asnawi juga pernah mengajar di Masjidil Haram dan di rumahnya, di antara yang ikut belajar padanya antara lain adalah Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah (Jombang), Kiai Haji Bisri Sansuri (Pati/Jombang), Kiai Haji Dahlan (Pekalongan), KH. Shaleh (Tayu, Pati), Kiai Haji Chambali (Kudus), Kiai Haji Mufid (Kudus), dan Kiai Haji Ahmad Mukhit (Sidoarjo).[5]

Mendirkan madrasah dan pesantren

Pada tahun 1919, Raden Asnawi resmi mendirikan Madrasah Qudsiyyah.[11] Madrasah Qudsiyyah Menara Kudus merupakan madrasah salafiyah murni yang didirikan Raden Asnawi di kelurahan Kerjasan, Kota Kudus.[12]

Raden Asnawi juga mendirikan sebuah pondok pesantren bernama Raudlatuth Tholibin pada tahun 1927. Pesantren tersebut didirikan di atas tanah wakaf dari bapak mertuanya yang bernama Kiai Haji Abdullah Faqih di dukuh Bendan, kelurahan Kerjasan, kota Kudus. Pendirian pondok tersebut didukungan para saudagar dan para dermawan Muslim di Kudus, yang saat itu masih dalam masa penjajahan Belanda.[13]

Organisasi

Sarekat Islam

Pada masa sebelum kemerdekaan, Raden Asnawi pernah bergabung dengan pergerakan Sarekat Islam sebagai komisaris di Makkah. Raden Asnawi dekat dengan beberapa aktifis pergerakan, di antaranya Agus Salim, Oemar Said Tjokroaminoto, dan beberapa tokoh lainnya[14]. Sepulang dari Makkah, Raden Asnawi dipercaya sebagai penasihat Sarekat Islam cabang Kudus pada 1918.[15]

Nahdlatul Ulama

Sebutkan bentuk perjuangan kh r asnawi yang menunjukkan cinta tanah air

Pimpinan Muktamar NU tahun 1958. Dari kiri ke kanan: KH. Bisri Syansuri, KH. Muhammad Dahlan, KH. Abdulwahab Hasbullah, dan KH. Raden Asnawi.

Pada tahun 1924, Raden Asnawi ditemui oleh Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah untuk bermusyawarah guna membentengi pertahanan akidah Ahlussunah wal Jamaah dan menyetujui gagasan Kiai Wahab tersebut. Selanjutnya, bersama-sama dengan para Ulama yang hadir di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 Hijriyah atau bertepatan dengan 31 Januari 1926 Masehi Raden Asnawi turut membidani lahirnya jamiyah Nahdlatul Ulama (NU). Raden Asnawi termasuk sebagai tokoh sentral pendirian Nahdlatul 'Ulama yang didirkan pada tahun 1926 tersebut[16].

Pemikiran

Akidah

Raden Asnawi menulis mengenai akidah (tauhid) dalam kitabnya yang berjudul Jawab Sualipun Mu'taqad Seked Miwah Sakdalilipun Saha Ringkesipun Pindah Ngangge Dalil Ijmali 'Aqli Karanganipun Kiyahi Raden Asnawi Kampung Bendan Kudus atau yang lebih dikenal di kalangan santri dengan sebutan Mu'taqad seket.[17]

Dengan merujuk pada pendapat Syekh Nawawi al-Bantani, Raden Asnawi menyebutkan bahwa terdapat empat tanda orang yang memiliki agama: Pertama, menjalankan ibadah dengan niat dan ikhlas. Kedua, menjalankan perintah yang wajib (fardu). Ketiga, menjauhi barang yang diharamkan, dan keempat, percaya sepenuhnya dengan akidah ahlussunnah wal jama'ah sesuai yang dijalankan oleh Imam Asy'ari dan Imam Maturidi[18].

Bagi Raden Asnawi, mempelajari ilmu tauhid bagi seorang Muslim hukumnya adalah Fardu Ain, yakni kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu. Lebih lanjut menurutnya, mengetahui dan mengenal (ma'rifat) Tuhan harus memakai dalil naqli (dasar-dasar yang berasal dari al-Qur'an dan Sunnah) dan dalil 'aqli (dari akal pikiran)[18].

Fikih

Berkaitan dengan bidang fikih, Raden Asnawi menganut Mazhab Syafi'i dan kemudian menulis kitab Fashalatan. Kitab kecil tersebut memuat tuntutan praktis salat secara lengkap dengan bahasa Jawa dan aksara Pegon.[17] Bagi Raden Asnawi, masalah paling pokok dalam fikih ibadah adalah Salat. Ia dikenal luas sangat teguh dalam menegakkan prinsip-prinsip Islam, terutama yang berkaitan dengan ibadah.

Pada akhir 1930-an, Raden Asnawi terpaksa dihadapkan ke depan pengadilan atas tuduhan menghina orang yang tidak melakukan salat dengan menganggapnya sebagai kafir atau orang gila[19]. Oleh karena sang hakim merasa kasihan melihat Raden Asnawi yang sudah tua dan sangat berpengaruh dalam masyarakat Kudus, secara persuasif ia berusaha membujuknya agar mau mencabut kata-kata yang pernah dilontarkan dalam pidatonya. Akan tetapi, Raden Asnawi menolak dengan tegas bujukan hakim tersebut. Menurutnya, ia hanya sekadar menyampaikan apa yang ada dalam kitab fikih, yakni fala tajibu 'ala kafirin ashliyin wa shabiyin wa majnunin (shalat tidak wajib bagi orang kafir, kanak-kanak, dan orang gila). Dengan demikian, orang yang merasa tidak dibebani kewajiban salat berarti telah menyamakan dirinya sendiri dengan gila.[20] Ketika sang hakim akhirnya memutuskan bahwa Raden Asnawi dijatuhi hukuman denda 100 gulden, ia pun menolak karena ia merasa yakin bahwa ia tidak bersalah. Akhirnya, menghadapi sikap teguh pendirian dari Raden Asnawi, sang hakim kemudian merogoh uang dari kantongnya. Uang 100 gulden tersebut diserahkan kepada jaksa untuk diberikan kepada Raden Asnawi, selanjutnya dibayarkan sebagai denda yang telah diputuskan[21].

Tasawuf

Pemikiran tasawuf Raden Asnawi pada dasarnya juga merupakan bagian dari gagasan untuk mempertahankan hubungan harmonis antara syariat dan hakikat yang dirumuskan dengan istilah, akidah, fikih, dan tasawuf. Gagasan tasawuf Raden Asnawi pun tidak kemudian membentuk komunitas yang disebut tarekat, tetapi hanya sebatas ajaran tentang pembinaan akhlak melalui pengisian diri dengan akhlak yang baik (mahmudah) dan peniadaan diri dari akhlak yang jelek (madzmumah) dalam rangka mencapai kedekatan pada Allah (taqarrub dan ma'rifat) yang dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa harus melalui tata cara sebagaimana lazim terjadi dalam dunia tarekat. Hasil penelusuran pada apa yang ditulis dan dialami oleh Raden Asnawi, tidak pernah ditemukan bahwa ia menganut tarekat tertentu[22].

Corak pemikiran tasawuf Raden Asnawi termasuk dalam kategori 'amali (akhlaki). Hal ini atas dasar pertimbangan bahwa isi ajaran tasawuf Raden Asnawi, baik yang tercantum dalam karya maupun yang terlihat dalam kebiasaan dan keseharian, memberlakukan aturan yang ketat terhadap aturan syariat (fikih). Di samping itu, ia juga menerapkan latihan-latihan rohani dalam bentuk wirid dan dzikir tertentu[22].

Karya

  • Syari'atul Islam Lit Ta'limin Nisa' wal Ghulam (1934)
  • Kitab Fashalatan (1954)[17]
  • Kitab Soal Jawab Mu'takad Seket
  • Syair Nasionalisme Relijius
  • Shalawat Asnawiyah
  • Srengenge Nyata
  • Syiir Sekar Melathi
  • Syiir Nashihat

Wafat

Raden Asnawi wafat pada tanggal 25 Jumadilakhir 1378 Hijriah, bertepatan dengan 26 Desember 1959 Masehi. Raden Asnawi meninggal dunia dalam usia 98 tahun, dengan meninggalkan 3 orang istri, 5 orang putera, 23 cucu dan 18 cicit (buyut). Kabar wafatnya Raden Asnawi disiarkan di Radio Republik Indonesia Jakarta lewat berita pagi pukul 06.00 WIB. Penyiaran itu atas inisiataif Menteri Agama RI Abdul Wahab Hasbullah.[2]

Sampai saat ini, wafatnya Raden Asnawi selalu diperingati pada tanggal 24 atau 25 Jumadil Akhir setiap tahunnya di Pondok Pesantren Raudlatuth Tholibin, Kudus.[23][24]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b c Amin (2009), hlm. 95.
  2. ^ a b c d Amin, Syaifullah (2013-04-15). "KH Raden Asnawi". Website Resmi Qudsiyyah. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  3. ^ Administrator (2017-06-08). "Belajar Bela Negara dari KH Raden Asnawi Kudus". balitbangdiklat.kemenag.go.id (dalam bahasa Inggris). Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-13. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  4. ^ a b c d Amin, Syaifullah (2009-12-12). "Berjalan Kaki 18 Km. ke Gunung Muria untuk Mengajar". nu.or.id (dalam bahasa Inggris). NU Online. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  5. ^ a b Aziz, Munawir (2016-01-27). "Raden Asnawi, Kiai Pejuang di Masa Kolonial". nu.or.id (dalam bahasa Inggris). NU Online. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  6. ^ Islamindonesia.id (2017-03-25). "Kiai Haji Raden Asnawi Kudus dan Beragam Karomahnya". Islam Indonesia: Satu Islam untuk Semua. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  7. ^ Said, SM (2017-03-10). "Karomah Kiai Haji Raden Asnawi". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  8. ^ Hazami, Akrom (2016-06-14). "Karomah KH R Asnawi Kudus, Penjajah Mendadak Takut Saat Hendak Memenjarakannya". www.murianews.com. Muria News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-13. Diakses tanggal 2017-09-13. 
  9. ^ a b Amin (2008), hlm. 190.
  10. ^ Dematra (2011), hlm. 120.
  11. ^ Firdausillah, Fahri (2011-09-22). "Profil dan Sejarah Madrasah Qudsiyyah". Website Resmi Qudsiyyah. Diakses tanggal 2017-09-19. 
  12. ^ bin Abdul Muid, Madan (2016-12-10). "KHR Asnawi dan Narasi Sejarah Satu Abad Madrasah Qudsiyyah Kudus". Pustaka Compass. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-01. Diakses tanggal 2017-09-19. 
  13. ^ seputarkudus.com (2016-06-06). "Raudlatuth Tholibin, Ponpes yang Didirikan KHR Asnawi pada Masa Penjajahan Belanda". Seputar Kudus. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-19. Diakses tanggal 2017-09-19. 
  14. ^ Tholibin (2008), hlm. 3.
  15. ^ Ektanabe (2017-04-29). "Spiritualitas dan Mentalitas Gusjigang dalam Sarekat Islam: Refleksi Historis Gerakan Sarekat Islam Cabang Kudus (1912-1918)". ektanabe.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-23. Diakses tanggal 2017-09-19. 
  16. ^ Tholibin (2008), hlm. 4.
  17. ^ a b c seputarkudus.com (2016-08-03). "Kitab Fasholatan KHR Asnawi Hingga Kini Masih Dimalkan Masyarakat di Indonesia". Seputar Kudus. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-19. Diakses tanggal 2017-09-19. 
  18. ^ a b Amaruli (2012), hlm. 180.
  19. ^ Amaruli (2012), hlm. 184.
  20. ^ Isnaeni, Hendri F. (2017-02-18). "Sebut Kafir, Kiai Diadili". historia.id. Diakses tanggal 2017-09-20. 
  21. ^ Amaruli (2012), hlm. 185.
  22. ^ a b Amaruli (2012), hlm. 189.
  23. ^ Adib, Qomarul (2012-05-16). "Haul KH R. Asnawi Diperingati". NU Online. Diakses tanggal 2017-09-20. 
  24. ^ Sofiyanto, Aris (2017-03-24). "Ulama & Santri Gelar Tahlil Umum Peringati Haul Pendiri NU KH. Raden Asnawi Ke – 59". isknews.com. Diakses tanggal 2017-09-20. 

Bibliografi

  • Amaruli, Rabith Jihan (2012). "Pemikiran Islam K.H.R. Asnawi Kudus (1916 – 1959)". Prosiding Seminar Nasional Budaya di Pantai Utara Jawa: 177–195.  ISSN 9789791962159
  • Dematra, Damien (2011). Mahaguru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 9789792268126. 
  • Amin, Samsul Munir (2008). Karomah Para Kiai. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 190-193. ISBN 9789798452499. 
  • Amin, Samsul Munir (2009). Sayyid Ulama Hijaz: Biografi Syaikh Nawawi al-Bantani. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara. ISBN 9789798452475. 
  • Ihsan, H.M.; dkk. (2016). KHR. Asnawi, Satu Abad Qudsiyyah : Jejak Kiprah Santri Menara. Tangerang Selatan: Pustaka Compass.  ISBN 9786026063701
  • Tholibin, Muhib Inganatut (2008). KHR Asnawi: Sejarah Hidup, Pemikiran dan Perjuangannya (S.Hum.). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. http://digilib.uin-suka.ac.id/1070/. 

Pranala luar

  • Situs resmi Madrasah Qudisyyah

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raden_Asnawi&oldid=21523948"


Page 2

1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31  

31 Januari adalah hari ke-31 dalam kalender Gregorian.

Peristiwa

~1900

  • 1504 - Prancis menyerahkan Napoli ke Aragon.
  • 1578 - Pertempuran Gembloux berlangsung.
  • 1606 - Gunpowder Plot: Guy Fawkes dieksekusi atas rencananya menentang Parlemen Inggris dan Raja James.
  • 1747 - Klinik penyakit kelamin pertama dibuka di Rumah Sakit London Lock.
  • 1801 - John Marshall diangkat sebagai Ketua Mahkamah Agung Amerika Serikat.
  • 1814 - Gervasio Antonio de Posadas menjadi Direktur Utama Persatuan Provinsi Río de la Plata (sekarang Argentina).
  • 1846 - Selepas Perang Jembatan Milwaukee, Juneautown dan Kilbourntown bergabung menjadi Kota Milwaukee.
  • 1848 - John C. Frémont diadili secara militer untuk pembrontakan dan pemangkiran.
  • 1849 - Hukum Jagung dihapuskan di Britania Raya berdasarkan Undang-undang tahun 1846.
  • 1859 - Kabupaten Sidoarjo didirikan.
  • 1862 - Alvan Graham Clark menemukan bintang katai putih Sirius B, tetangga Sirius, dengan teleskop 18,5 inci yang sekarang ada di Universitas Northwestern.
  • 1865 - Perang Saudara Amerika: Kongres Amerika Serikat mengajukan Amendemen ke-13 Konstitusi Amerika Serikat yang menghapuskan perbudakan, mengirimkannya ke negara-negara bagian untuk diratifikasi.
  • 1865 - Perang Saudara Amerika: Jenderal Konfederasi Robert E. Lee menjadi Jenderal Besar.
  • 1867 - Pemiimpin nasionalis Maronit Youssef Bey Karam meninggalkan Lebanon dengan kapal Prancis menuju Aljazair.
  • 1891 - Sejarah Portugal: Upaya pertama dalam revolusi kaum republikan Portugis merebak di kota Porto di Portugal utara.
  • 1900 - Datu Muhammad Salleh dibunuh rahasia di Kampung Teboh, Tambunan, Sabah, mengakhiri Pemberontakan Mat Salleh.

1901-2000

  • 1926 - Nahdlatul Ulama didirikan.
  • 1942 - Perang Dunia II: Pasukan Sekutu dikalahkan oleh Jepang di Pertempuran Malaya dan mundur ke pulau Singapura.
  • 1946 - Di Yugoslavia, sebuah Konstitusi Enam menetapkan pembentukan Republik Baru konstituen: Bosnia-Herzegovina, Kroasia, Makedonia, Montenegro, Serbia dan Slovenia.
  • 1953 - Banjir Laut Utara menyebabkan lebih dari 1.800 kematian di Belanda.
  • 1958 - James Van Allen menemukan sabuk radiasi Van Allen.
  • 1958 - Explorer 1, satelit pertama milik Amerika Serikat, diluncurkan.
  • 1961 - Seekor simpanse Bernama Ham menjadi hominid Pertama Yang diluncurkan ke luar angkasa.
  • 1968 - Viet Cong melancarkan serangan ke kedutaan Amerika Serikat di Saigon dan serangan-serangan lain di pagi hari, yang kemudian disebut sebagai Serangan Tet.
  • 1968 - Nauru merdeka dari Britania Raya.

2001~

  • 2010 - TV9 Nusantara lahir sebagai televisi Islami.
  • 2015 - Penutupan Piala Asia AFC 2015, bertempat di Stadion Australia, Sydney, Australia.
    Sebutkan bentuk perjuangan kh r asnawi yang menunjukkan cinta tanah air
     
    Australia
    keluar sebagai juara, gelar juara untuk pertama kalinya sejak bergabung dengan Konfederasi Sepak Bola Asia, mengalahkan
    Sebutkan bentuk perjuangan kh r asnawi yang menunjukkan cinta tanah air
     
    Korea Selatan
    dengan skor 2-1 lewat perpanjangan waktu dalam pertandingan final

Kelahiran

  • 1797 - Franz Schubert, komponis ulung Austria.
  • 1964 - Jeff Hanneman - Gitaris (Slayer) asal Amerika Serikat
  • 1975 - Preity Zinta - Aktris asal India
  • 1981 - Justin Timberlake - Penyanyi asal Amerika Serikat.
  • 1990 - Kota Yabu, anggota boyband Jepang Hey! Say! JUMP.
  • 1992 - Benjamin Siegrist, pemain sepak bola Swiss.
  • 1996 - Joel Courtney - aktor yang berasal dari Monterey, California.

Meninggal

  • 1632 - Jost Bürgi, matematikawan berkebangsaan Swiss
  • 1954 - Edwin Howard Armstrong, ahli listrik Amerika dan penemu radio FM (lahir 1890)
  • 2012 - Ade Namnung, pelawak Indonesia (lahir 1977)
  • 2022 - Norman Divo, penyanyi Indonesia (lahir 1988)

Hari raya dan peringatan

  • 1889 - Tahun Baru Imlek 2440.
  • 1900 - Tahun Baru Imlek 2451.
  • 1957 - Tahun Baru Imlek 2508.
  • 1995 - Tahun Baru Imlek 2546.
  • 2006 - Tahun Baru Hijriyah 1427.
  • 2014 - Tahun Baru Imlek 2565.
  • 2033 - Tahun Baru Imlek 2584.
  • 2071 - Tahun Baru Imlek 2622.
  • Nauru - Hari Kemerdekaan
Sebutkan bentuk perjuangan kh r asnawi yang menunjukkan cinta tanah air

30 Januari - 31 Januari - 1 Februari

Sebutkan bentuk perjuangan kh r asnawi yang menunjukkan cinta tanah air

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=31_Januari&oldid=21564139"