Peristiwa kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun berapakah peristiwa tersebut?

Text

Konstantinopel adalah kota yang dibangun Kaisar Romawi Timur (Byzantium), bernama Constantine I, pada tahun 330. Kota ini sangat strategis. Letaknya di antara batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut, antara Laut Tengah dan Laut Hitam. Ia juga dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi geopolitik pada saat itu. Tak mengherankan bila Konstantinopel selalu menjadi kota rebutan bangsa-bangsa dunia, baik dari Eropa, Rusia, Afrika, Persia, Arab-muslim, bahkan Kesultanan Turki. Kekhalifahan Islam sendiri, dalam rentang 800 tahun, sudah mencoba merebutnya, tapi selalu gagal. Dimulai dari Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan (44 H), Sulaiman bin Abdul Malik (98 H), Harun al-Rasyid (190 H), hingga masa Kesultanan Turki Utsmani --sejak Sultan Bayazid I (796 H) hingga Sultan Murad II (1451 M). Buku ini mengisahkan kembali keberhasilan Sultan Mehmet II (Mahmud II), putra Sultan Murad II, dalam membebaskan Konstantinopel dari tangan Kaisar Constantine XI Paleologus. Sebuah prestasi besar yang tak pernah bisa dilakukan para khalifah Islam sebelumnya. Peristiwa ini menandai terbukanya dunia Timur Tengah menuju dunia modern yang, menurut Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi dalam bukunya, Madza Khasira al-Alam bi Inhithath al-Muslimin, telah membangkitkan kembali semangat kaum muslimin untuk mengembalikan kejayaan dan kewibawaan Islam di mata dunia pasca-keruntuhan Bani Abasyiah oleh tentara Tartar Mongol. Konstantinopel merupakan kota laut dengan pertahanan tembok tebal berlapis dua setinggi 10 meter dan dikelilingi parit sedalam 7 meter, yang tidak mungkin bisa dikepung kecuali menggunakan armada laut. Menyadari itu, Sultan Mehmet II membawa 400 unit kapal perang, meriam-meriam penghancur, dan peralatan berat canggih lainya, dengan jumlah pasukan 150.000 personel. Tepat pada Jumat 6 April 1453, Sultan Mehmet II bersama gurunya, Syaikh Aaq Syamsudin (keturunan Abu Bakar Shiddiq), beserta dua tangan kanannya, Halil Pasha dan Zaghanos Pasha, menyerbu benteng kota Konstantinopel. Diiringi hujan panah, tentara Islam Turki maju dalam tiga lapis pasukan. "Irregular" di lapis pertama, "Anatolian Army" di lapis kedua, dan terakhir pasukan khusus "Yanissari". Meski segala kemampuan dengan bantuan teknologi canggih dikerahkan, Konstantinopel sulit ditaklukkan. Banyak tentara Sultan tewas dan hampir saja membuatnya frustrasi. Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh harus dilakukan hanya dalam semalam: memindahkan kapal-kapal tempur melalui darat untuk menghindari rantai penghalang. Usaha ini berhasil memasukkan 70 kapal ke wilayah Selat Golden Horn hingga mengejutkan pihak musuh. Hampir dua bulan pasukan Sultan menggempur pertahanan Konstantinopel. Hingga Selasa 20 Jumadil Ula 857 H/ 29 Mei 1453 M, hari kemenangan itu tiba. Melalui pintu Edirne, pasukan Sultan memasuki kota dan mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyah di puncak kota sebagai tanda runtuhnya kejayaan Konstantinopel. Dalam pertempuran hebat itu, Kaisar Constantine XI dikabarkan tewas, walau sampai saat ini jasadnya tidak pernah ditemukan. Di antara reruntuhan benteng dan bangunan megah, Sultan Mehmet II membangun kota Konstantinopel kembali dan memberi perlindungan kepada penduduk taklukan untuk hidup semestinya. Sultan mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol. Kini nama itu diganti Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul.

Karya Roger Crowley ini berhasil membangun versi cerita yang begitu memikat tentang penaklukan Konstantinopel. Selama ini, peristiwa berdarah itu diceritakan para sejarawan berdasarkan asumsi terkait detail dan pertentangan di antara dua kubu yang berseteru. Karena itu, Roger berusaha menjauhkan kata "barangkali", "mungkin saja", "bisa jadi", dan istilah sejenisnya.

Jawaban:

Sejak zaman dahulu Indonesia terkenal kaya akan rempah-rempah yang merupakan barang dagangan penting di Eropa. Pada saat itu orang-orang Eropa membeli rempah-rempah dari Indonesia di kota-kota dagang di sekitar Laut Tengah, terutama di Konstantinopel.

   Pada tahun 1453 kota Konstantinopel dikuasai oleh kerajaan Turki, kemudian Turki melarang bangsa-bangsa Eropa untuk datang dan berdagang di Konstantinopel. Jatuhnya kota dagang Konstantinopel ke tangan Turki akibat perang Salib menyebabkan terputusnya hubungan perdagangan antara Eropa dengan Asia Barat yang berakibat rempah-rempah menjadi langka dan sulit di cari dipasaran Eropa.

    Kemenangan Turki Utsmani atas Konstantinopel, kemudian membuat Turki Utsmani menguasai pusat perdagangan yang ada di Nusantara dengan cara menaikkan harga rempah-rempah. Karena kelangkaan rempah-rempah akhirnya mendorong bangsa Eropa untuk menjelajahi samudera hingga akhirnya sampai ke Nusantara, dengan semangat tujuan bangsa Eropa adalah 3 G yaitu Gold (Kekayaan), Gospel (Penyebaran Agama), dan Glory (Kejayaan). Hal ini lah yang membuat terjadinya hubungan antara datangnya bangsa Eropa ke Nusantara dengan jatuhnya Konstantinopel atas Turki Utsmani.

Proses Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia

Bangsa-bangsa Eropa yang berhasil menemukan dan sampai ke daerah penghasil rempah-rempah adalah :

1. Bangsa Portugis

Dibawah pimpinan Vasco da Gama, bangsa portugis tahun 1498 sampai ke Calicut ( India). Pada tahun 1511 Alfonso D’Albuquerque menguasai Malaka dan pada tahun 1512 sampai di Maluku.

2. Bangsa Spanyol

Dibawah pimpinan Magelhans, bangsa Spanyol tiba di Maluku pada tahun 1521. Kedatangannya di Maluku mengakibatkan terjadinya persaingan dan persengketaan dengan Bangsa Portugis. Untuk mengakhiri persaingan tersebut, diadakan perjanjian Saragosa ( 1592 ) isinya : Portugis menguasai Maluku, Spanyol menguasai Philipina.

3. Bangsa Inggris

Kedatangan bangsa Inggris di Asia dipelopori oleh EIC ( East Indian Company ) yang diberi hak untuk menangani perdagangan di Asia. Akan tetapi EIC tidak berhasil menanamkan pengaruhnya di Indonesia. 

4. Bangsa Belanda

Dibawah pimpinan Cornelis De Houtman, bangsa Belanda berhasil mendarat di pelabuhan Banten pada tahun 1596,tetapi kedatangannya tidak diterima oleh rakyat Banten. Ekspedisi ke 2 di pimpin Yacub Van Neck dan berhasil membawa rempah-rempah sehingga mendorong kapal- kapal dagang Belanda untuk datang ke Indonesia

tirto.id - Sejarah mencatat, bangsa Barat menjelajah ke belahan bumi lain sejak abad ke-15 Masehi, termasuk sampai ke Nusantara atau Indonesia. Penjelajahan samudera oleh orang-orang Eropa ini kemudian menjadi penaklukan dan penjajahan atau kolonialisme bahkan imperialisme. Apa latar belakangnya?Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang berlayar hingga ke Kepulauan Nusantara. Alfonso de Albuqueque memimpin sekitar 18 kapal yang mengangkut 1.200 orang. Rombongan Portugis ini menaklukkan Malaka pada 1511, lalu menyasar Maluku pada 1512. Dari sini, sejarah kolonialisasi di Indonesia bermula.Rempah-rempah menjadi alasan utama Portugis menyambangi Nusantara. Capaian Portugis ini kemudian diikuti oleh kerajaan tetangga, Spanyol.
Di Maluku, Portugis dan Spanyol terlibat konflik. Portugis bersekutu dengan Kerajaan Ternate melawan Spanyol yang merangkul Kerajaan Tidore.Tak hanya Spanyol dan Portugis, penjelajahan samudera yang menjelma menjadi kolonialisme dan imperalisme itu nantinya juga diikuti oleh bangsa-bangsa Eropa lainnya, termasuk Belanda, Perancis, Inggris, Italia, Belgia, hingga Jerman.Apa latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera? Salah satu penyebab utamanya adalah jatuhnya Konstatinopel pada 1453, dari Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur ke Kesultanan Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan Mehmed II.

Penaklukan Konstantinopel (sekarang Istanbul) menjadi salah satu tonggak peristiwa penting yang mengubah sejarah peradaban manusia: penjelajahan bangsa-bangsa Eropa.

Peristiwa kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun berapakah peristiwa tersebut?

Infografik SC Rempah Rempah Nusantara. tirto.id/Fuad


Bangsa Eropa Sampai ke Nusantara

Putusnya jalur perdagangan Asia-Eropa mendorong kerajaan-kerajaan di Eropa untuk mencari jalur perdagangan baru. Kali ini tak lewat darat yang sudah dikuasai Turki Usmani tertutup, sedang mencari jalur lain lebih sulit dan berbahaya. Maka, dicobalah menelusuri surga rempah-rempah lewat pelayaran.Laut menjadi jalan yang ditempuh bangsa Barat untuk menemukan rempah. Portugis dan Spanyol menjadi yang pertama melakukan penjelajahan. Mereka akhirnya berhasil mencapai kepulauan rempah-rempah di timur jauh alias Asia Tenggara.Tahun 1512, armada laut Portugis sampai ke Malaka. Portugis tiba di Kepulauan Nusantara dengan membawa serta 1.200 orang dan 17 atau 18 buah kapal. Ini merupakan awal mula kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia. Spanyol juga datang ke Nusantara setelah Portugis, Belanda pun demikian. Bahkan, belanda memiliki pengaruh yang jauh lebih dalam ketimbang dua bangsa Eropa sebelumnya karena penjajahan yang terjadi kemudian dan berlangsung amat lama.

Dinukil dari modul Sejarah Indonesia Kelas XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, terdapat beberapa peristiwa yang melatarbelakangi kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, antara lain sebagai berikut:

Perang Salib

Perang Salib merupakan perang yang melibatkan masyarakat dari Eropa melawan Turki Seljuk dan orang Arab. Perang ini berlangsung selama 200 tahun dan terbagi menjadi 7 periode.Perang ini disebut Perang Salib oleh orang Kristen, dan Perang Suci oleh kaum Muslim. Perang Salib disebabkan karena perebutan Kota Yerusalem. Perang yang berlarut-larut ini membuat jalur perdagangan Asia-Eropa menjadi terputus. Perang ini juga berdampak pada habisnya kekayaan bangsa Eropa karena dialokasikan untuk peperangan.

Jatuhnya Konstantinopel

Tahun 1453, Khalifah Utsmaniyah yang berpusat di Turki berhasil menguasai Konstantinopel. Kota ini sebelumnya termasuk wilayah kekuasan Kerajaan Romawi-Byzantium. Perebutan Konstantinopel ini dipimpin oleh Raja Turki, Sultan Muhammad II.Konstantinopel, sejak lama merupakan kota yang diperebutkan, bukan hanya karena sejarah kejayaannya, namun juga karena kota ini merupakan salah satu titik penting dalam jalur perdagangan darat yang menyambungkan Eropa dengan Asia.Setelah Konstantinopel diduduki Turki Usmani, jalur perdagangan darat Asia-Eropa terputus. Hal tersebut dikarenakan Turki Usmani melarang orang-orang Eropa melewati Konstantinopel.Di sisi lain, permintaan barang, terutama rempah-rempah yang merupakan komoditas mahal di Eropa, meningkat. Hal ini memaksa bangsa-bangsa Eropa mencari jalur-jalur pedagangan lain selain Konstantinopel.

Mencari Kepulauan Rempah-rempah

M. C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2007) menyebutkan, alasan terbesar kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia atau Nusantara adalah demi rempah-rempah.Rempah-rempah adalah bahan baku yang berharga di Eropa. Bangsa Eropa menjadikan rempah sebagai bahan baku obat, parfum, makanan, dan yang terpenting adalah pengawet makanan.Orang-orang Eropa kala itu mesti menyembelih semua ternaknya. Jika tidak, ternak akan mati karena suhu dingin. Daging hasil ternak tersebut mesti diawetkan, namun bahan pengawet makanan waktu itu adalah rempah. Terputusnya jalur perdagangan karena Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani membuat Bangsa Eropa tergerak untuk mencari jalur perdagangan rempah sendiri.Selain India, Kepulauan Nusantara waktu itu sudah terkenal sebagai penghasil rempah. Pala, lada, dan terutama cengkeh adalah komoditas bernilai sangat mahal.Namun, Portugis, Spanyol, juga Belanda tidak datang ke Indonesia hanya untuk memenuhi kebutuhan warganya akan rempah semata. Mereka juga berniat untuk memonopoli perdagangan rempah.

Perkembangan Teknologi & Sains

Setelah kekalahan di Perang Salib, perkembangan teknologi dan sains di Eropa justru berkembang pesat seiring berakhirnya fase Abad Gelap dan digantikan dengan Renaisans alias Abad Pencerahan sejak abad ke-15 M.Selain itu, kekalahan Perang Salib membuat bangsa-bangsa Eropa menyadari kekurangan mereka dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan.Pada masa-masa itu, muncul teori heliosentrisme yang diperkenalkan oleh Nicolas Copernicus dan Galileo Galilei. Pembuktian-pembuktian bahwa bumi berbentuk bulat, dan mempunyai orbit yang mengelilingi matahari dapat dilakukan setelah ilmu astronomi ditemukan dan berkembang. Teori ini membuka tabir bahwa pengetahuan orang Eropa atas dunia ternyata begitu sempit. Maka, muncul keinginan untuk mencari tahu hal-hal yang belum diketahui tentang alam semesta, keadaan geografi dunia, dan tentang bangsa-bangsa lain yang ada di belahan dunia lain.Keinginan untuk menjelajah tersebut ditunjang oleh berkembangnya teknologi pelayaran, seperti ditemukannya kompas, meriam, dan alat-alat lainnya, juga perkembangan ilmu astronomi dalam navigasi pelayaran.Teknologi dan pengetahuan membuat pencarian tempat penghasil rempah-rempah dapat dilakukan melalui laut, tidak melalui darat yang sudah terputus karena jatuhnya Konstantinopel.

Semangat 3G

Pada akhirnya, penjelajahan samudera yang dilakukan bangsa-bangsa Eropa disertai semangat 3G, yakni gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (menyebarkan agama Nasrani).

Gold berarti keinginan memperoleh kekayaan di wilayah-wilayah baru yang ditemukan. Kekayaan yang dieksploitasi dari daerah baru itu kemudian digunakan untuk kepentingan kerajaan/negara imperialis

Glory diartikan sebagai kejayaan atau untuk menguasai wilayah yang didatangi dan dijadikan sebagai koloni. Indonesia, misalnya, pernah cukup lama menjadi jajahan Belanda.

Gospel merupakan misi menyebarkan ajaran Nasrani (Kristen Katolik dan Kristen Protestan). Misionaris bangsa-bangsa Eropa menyebarkan agamanya di wilayah-wilayah baru yang mereka datangi.