Tags (tagged): sistem, respirasi, pernapasan, unkris, sistem organ, digunakan, pertukaran, otot antartulang, rusuk mekanismenya, dibedakan, rusuk sehingga rongga, dada menjadi, kecil, sebagai akibatnya, menjadi, lebih kecil, daripada, tekanan luar sehingga, udara, pusat, ilmu, pengetahuan hidung rongga, hidung faring, laring, trakea paru paru, zona sistem, pusat ilmu, pengetahuan Show
Page 2Tags (tagged): sistem, respirasi, pernapasan, unkris, sistem organ, digunakan, pertukaran, otot antartulang, rusuk mekanismenya, dibedakan, rusuk sehingga rongga, dada menjadi, kecil, sebagai akibatnya, menjadi, lebih kecil, daripada, tekanan luar sehingga, udara, pusat, ilmu, pengetahuan hidung rongga, hidung faring, laring, trakea paru paru, zona sistem, pusat ilmu, pengetahuan Page 3Tags (tagged): sistem, respirasi, pernapasan, unkris, sistem organ, digunakan, pertukaran, otot antartulang, rusuk mekanismenya, dibedakan, rusuk sehingga rongga, dada menjadi, kecil, sebagai akibatnya, menjadi, lebih kecil, daripada, tekanan luar sehingga, udara, pusat, ilmu, pengetahuan hidung rongga, hidung faring, laring, trakea paru paru, zona sistem, pusat ilmu, pengetahuan Page 4Tags (tagged): sistem, respirasi, pernapasan, unkris, sistem organ, digunakan, pertukaran, otot antartulang, rusuk mekanismenya, dibedakan, rusuk sehingga rongga, dada menjadi, kecil, sebagai akibatnya, menjadi, lebih kecil, daripada, tekanan luar sehingga, udara, center, of, studies hidung rongga, hidung faring, laring, trakea paru paru, zona sistem, center of, studies Page 5Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) (kelahiran di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949) adalah seorang dosen[1] dan pakar jantung[1] yang menjabat untuk anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 25 Januari 2010. Sebelumnya beliau menjabat untuk Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau merupakan salah satu dari empat perempuan yang menjabat untuk menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu, selain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta. Beliau melakukan pekerjaan untuk staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, beliau menjadi pakar jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Pada tanggal 20 Oktober 2004, Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2007, beliau menulis buku berjudul Ketikanya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat. Beliau menikah dengan Ir. Muhamad Supari dan dikaruniai 3 orang anak. PendidikanSiti Fadilah menyelesaikan sekolah atasnya di SMAN 1 Surakarta . Beliau menerima gelar sarjana dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) pada tahun 1972. Pada 1987, beliau menerima gelar master (S-2) untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia pada 1987. Pada 1996, beliau menerima gelar doktor (S-3) dari Universitas Indonesia. KursusPada 1993, beliau mengambil kursus Kardiologi Molekuler di Heart House Washington DC, Maryland (Amerika Serikat) dan kursus Epidemiologi di Fakultas Universitas Indonesia (1997). Pada 1998, beliau kursus Preventive Cardiology di Goteborg (Swedia) dan peneliti di Bowman Grey Comparative Medicine (Universitas Wake Forest, Amerika Serikat). KarierSebelum menjadi menteriBeliau tampil untuk dosen tamu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dosen tamu di Pasca Sarjana Jurusan Epidemiologi Universitas Indonesia dan pengajar Departemen Jantung dan Pembuluh Darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Siti Fadilah telah menjabat menjadi pakar jantung Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun. Beliau juga menjadi Kepala Unit Penelitian Yayasan Jantung Indonesia dan Kepala Pusat Penelitian Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Menjadi menteri kesehatanPada 20 Oktober 2004, beliau ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin Departemen Kesehatan. Beliau mengaku terkejut karena ditunjuk menjadi menteri. Serah terima jabatan menkes dari Achmad Sujudi ke Siti Fadilah dilaksanakan di Jakarta, 21 Oktober 2004. Film kaleidoskop Departemen Kesehatan tahun 1999-2004 diputar pada cara tsb. Selain itu, Achmad Sujudi juga menyerahkan 32 buku yang berisi keaktifan, kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang diproduksi serta memori jabatan yang diharapkan dapat menjadi acuan kebijakan selanjutnya. Siti Fadilah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke laboratorium WHO pada November 2006[2][3] karena ketakutan akan pengembangan vaksin yang lalu dijual ke negara-negara berkembang, dengan Amerika Serikat mendapat keuntungan dan Indonesia tidak mendapat apa-apa.[4] Beliau juga takut bahwa vaksin itu akan dipakai untuk senjata biologi.[4] Setelah itu, beliau berupaya mengembalikan hak Indonesia. Pada 28 Maret 2007, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan WHO untuk memulai pengiriman virus dengan cara baru untuk memberikan akses vaksin terhadap negara berkembang.[5] Siti Fadilah mengkonfirmasi pada tanggal 15 Mei 2007 bahwa Indonesia kembali mengirimkan sampel H5N1 ke laboratorium WHO.[5][3] Pada Maret 2007, beliau menuding Askes tidak menyalurkan klaim rumah sakit sesuai dengan permintaan dalam rapat di Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tanggal 6 Januari 2008, Siti Fadilah merilis buku Ketikanya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung yang berisi tentang konspirasi Amerika Serikat dan WHO dalam mengembangkan "senjata biologis" dengan menggunakan virus flu burung. Bukunya dianggap membongkar konspirasi WHO dan AS[6] Siti Fadilah "membuka kedok" World Health Organization (WHO) yang telah lebih dari 50 tahun mewajibkan virus sharing yang ternyata banyak merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tsb.[4] Buku ini menuai protes dari petinggi-petinggi WHO dan AS. Buku edisi Bahasa Inggris ditarik dari peredaran untuk dilaksanakan revisi,[7] sedangkan buku edisi Bahasa Indonesia masih beredar dan memasuki cetakan ke-4. Berikut adalah sebagian kutipan dari apa yang tertulis di buku tsb.
Siti Fadilah menjamin bahwa Indonesia dapat menghasilkan vaksin flu burung sendiri pada Mei 2008.[8][9] Beliau juga menyatakan bahwa industri vaksin Indonesia setara dengan Republik Rakyat Tiongkok.[10] Pada Selasa, 12 Mei 2009, beliau memohon disampaikan secara khusus supaya penerimaan mahasiswa asing untuk segi kedokteran dihentikan secara bertahap kepada petinggi Universitas Padjadjaran, Bandung, dihadapan para wartawan, ketika pergi ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Alasannya, masih banyak orang Indonesia yang bersedia aci dokter, serta fasilitas rumah sakit yang dipakai untuk praktik mahasiswa kedokteran asing dibiayai oleh uang rakyat tetapi dipakai yang akan menjadi dokter dari Malaysia.[11] Departemen Kesehatan melakukan pekerjaan sama dengan Metro TV, membuat cara talkshow yang bernama Bincang Bincang Bareng Bu Menkes yang kerap disingkat B4M. Cara ini kerap tayang setiap ahad malam, dan yang bertindak untuk co-host adalah Denny Chandra dan Kelik. Pada bulan Oktober 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara formal melantik menteri Kabinet Bersatu II. [12] Endang Rahayu Sedyaningsih ditunjuk untuk pengganti Siti Fadilah untuk Menteri Kesehatan yang baru.[13] Tersangka Korupsi Proyek Peralatan Kesehatan 2005Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pada bulan April 2012 atas proyek pengadaan peralatan kesehatan untuk perihal acinya luar biasa tahun 2005 senilai 15 Milyar Rupiah dengan lebih kurang kerugian negara sebesar 6 Milyar Rupiah. [14] [15] PenghargaanPenghargaan yang pernah diterima selang lain:[16] Lihat jugaReferensiFootnoteTautan luarLihat juga
edunitas.com Page 6Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) (kelahiran di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949) adalah seorang dosen[1] dan pakar jantung[1] yang menjabat untuk anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 25 Januari 2010. Sebelumnya beliau menjabat untuk Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau merupakan salah satu dari empat perempuan yang menjabat untuk menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu, selain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta. Beliau melakukan pekerjaan untuk staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, beliau menjadi pakar jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Pada tanggal 20 Oktober 2004, Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2007, beliau menulis buku berjudul Ketikanya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat. Beliau menikah dengan Ir. Muhamad Supari dan dikaruniai 3 orang anak. PendidikanSiti Fadilah menyelesaikan sekolah atasnya di SMAN 1 Surakarta . Beliau menerima gelar sarjana dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) pada tahun 1972. Pada 1987, beliau menerima gelar master (S-2) untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia pada 1987. Pada 1996, beliau menerima gelar doktor (S-3) dari Universitas Indonesia. KursusPada 1993, beliau mengambil kursus Kardiologi Molekuler di Heart House Washington DC, Maryland (Amerika Serikat) dan kursus Epidemiologi di Fakultas Universitas Indonesia (1997). Pada 1998, beliau kursus Preventive Cardiology di Goteborg (Swedia) dan peneliti di Bowman Grey Comparative Medicine (Universitas Wake Forest, Amerika Serikat). KarierSebelum menjadi menteriBeliau tampil untuk dosen tamu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dosen tamu di Pasca Sarjana Jurusan Epidemiologi Universitas Indonesia dan pengajar Departemen Jantung dan Pembuluh Darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Siti Fadilah telah menjabat menjadi pakar jantung Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun. Beliau juga menjadi Kepala Unit Penelitian Yayasan Jantung Indonesia dan Kepala Pusat Penelitian Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Menjadi menteri kesehatanPada 20 Oktober 2004, beliau ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin Departemen Kesehatan. Beliau mengaku terkejut karena ditunjuk menjadi menteri. Serah terima jabatan menkes dari Achmad Sujudi ke Siti Fadilah dilaksanakan di Jakarta, 21 Oktober 2004. Film kaleidoskop Departemen Kesehatan tahun 1999-2004 diputar pada cara tsb. Selain itu, Achmad Sujudi juga menyerahkan 32 buku yang berisi perkara, kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang dihasilkan serta memori jabatan yang diharapkan dapat menjadi acuan kebijakan selanjutnya. Siti Fadilah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke laboratorium WHO pada November 2006[2][3] karena ketakutan akan pengembangan vaksin yang lalu dijual ke negara-negara berkembang, dengan Amerika Serikat mendapat keuntungan dan Indonesia tidak mendapat apa-apa.[4] Beliau juga takut bahwa vaksin itu akan dipakai untuk senjata biologi.[4] Setelah itu, beliau berupaya mengembalikan hak Indonesia. Pada 28 Maret 2007, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan WHO untuk memulai pengiriman virus dengan cara baru untuk memberikan akses vaksin terhadap negara berkembang.[5] Siti Fadilah mengkonfirmasi pada tanggal 15 Mei 2007 bahwa Indonesia kembali mengirimkan sampel H5N1 ke laboratorium WHO.[5][3] Pada Maret 2007, beliau menuding Askes tidak menyalurkan klaim rumah sakit sesuai dengan permintaan dalam rapat di Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tanggal 6 Januari 2008, Siti Fadilah merilis buku Ketikanya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung yang berisi tentang konspirasi Amerika Serikat dan WHO dalam mengembangkan "senjata biologis" dengan menggunakan virus flu burung. Bukunya dianggap membongkar konspirasi WHO dan AS[6] Siti Fadilah "membuka kedok" World Health Organization (WHO) yang telah lebih dari 50 tahun mewajibkan virus sharing yang ternyata banyak merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tsb.[4] Buku ini menuai protes dari petinggi-petinggi WHO dan AS. Buku edisi Bahasa Inggris ditarik dari peredaran untuk dilaksanakan revisi,[7] sedangkan buku edisi Bahasa Indonesia masih beredar dan memasuki cetakan ke-4. Berikut adalah sebagian kutipan dari apa yang tertulis di buku tsb.
Siti Fadilah menjamin bahwa Indonesia dapat menghasilkan vaksin flu burung sendiri pada Mei 2008.[8][9] Beliau juga menyatakan bahwa industri vaksin Indonesia setara dengan Republik Rakyat Tiongkok.[10] Pada Selasa, 12 Mei 2009, beliau memohon disampaikan secara khusus supaya penerimaan mahasiswa asing untuk bidang kedokteran dihentikan secara bertahap kepada petinggi Universitas Padjadjaran, Bandung, dihadapan para wartawan, ketika pergi ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Alasannya, masih banyak orang Indonesia yang ingin aci dokter, serta fasilitas rumah sakit yang dipakai untuk praktik mahasiswa kedokteran asing dibiayai oleh uang rakyat tetapi dipakai yang akan menjadi dokter dari Malaysia.[11] Departemen Kesehatan melakukan pekerjaan sama dengan Metro TV, membuat cara talkshow yang bernama Bincang Bincang Bareng Bu Menkes yang kerap disingkat B4M. Cara ini kerap tayang setiap ahad malam, dan yang bertindak untuk co-host adalah Denny Chandra dan Kelik. Pada bulan Oktober 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara formal melantik menteri Kabinet Bersatu II. [12] Endang Rahayu Sedyaningsih ditunjuk untuk pengganti Siti Fadilah untuk Menteri Kesehatan yang baru.[13] Tersangka Korupsi Proyek Peralatan Kesehatan 2005Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pada bulan April 2012 atas proyek pengadaan peralatan kesehatan untuk perihal acinya luar biasa tahun 2005 senilai 15 Milyar Rupiah dengan lebih kurang kerugian negara sebesar 6 Milyar Rupiah. [14] [15] PenghargaanPenghargaan yang pernah diterima selang lain:[16] Lihat jugaReferensiFootnotePranala luarLihat juga
edunitas.com Page 7Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) (kelahiran di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949) adalah seorang dosen[1] dan pakar jantung[1] yang menjabat untuk anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 25 Januari 2010. Sebelumnya beliau menjabat untuk Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau merupakan salah satu dari empat perempuan yang menjabat untuk menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu, selain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta. Beliau melakukan pekerjaan untuk staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, beliau menjadi pakar jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Pada tanggal 20 Oktober 2004, Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2007, beliau menulis buku berjudul Ketikanya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat. Beliau menikah dengan Ir. Muhamad Supari dan dikaruniai 3 orang anak. PendidikanSiti Fadilah menyelesaikan sekolah atasnya di SMAN 1 Surakarta . Beliau menerima gelar sarjana dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) pada tahun 1972. Pada 1987, beliau menerima gelar master (S-2) untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia pada 1987. Pada 1996, beliau menerima gelar doktor (S-3) dari Universitas Indonesia. KursusPada 1993, beliau mengambil kursus Kardiologi Molekuler di Heart House Washington DC, Maryland (Amerika Serikat) dan kursus Epidemiologi di Fakultas Universitas Indonesia (1997). Pada 1998, beliau kursus Preventive Cardiology di Goteborg (Swedia) dan peneliti di Bowman Grey Comparative Medicine (Universitas Wake Forest, Amerika Serikat). KarierSebelum menjadi menteriBeliau tampil untuk dosen tamu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dosen tamu di Pasca Sarjana Jurusan Epidemiologi Universitas Indonesia dan pengajar Departemen Jantung dan Pembuluh Darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Siti Fadilah telah menjabat menjadi pakar jantung Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun. Beliau juga menjadi Kepala Unit Penelitian Yayasan Jantung Indonesia dan Kepala Pusat Penelitian Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Menjadi menteri kesehatanPada 20 Oktober 2004, beliau ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin Departemen Kesehatan. Beliau mengaku terkejut karena ditunjuk menjadi menteri. Serah terima jabatan menkes dari Achmad Sujudi ke Siti Fadilah dilaksanakan di Jakarta, 21 Oktober 2004. Film kaleidoskop Departemen Kesehatan tahun 1999-2004 diputar pada cara tsb. Selain itu, Achmad Sujudi juga menyerahkan 32 buku yang berisi perkara, kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang dihasilkan serta memori jabatan yang diharapkan dapat menjadi acuan kebijakan selanjutnya. Siti Fadilah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke laboratorium WHO pada November 2006[2][3] karena ketakutan akan pengembangan vaksin yang lalu dijual ke negara-negara berkembang, dengan Amerika Serikat mendapat keuntungan dan Indonesia tidak mendapat apa-apa.[4] Beliau juga takut bahwa vaksin itu akan dipakai untuk senjata biologi.[4] Setelah itu, beliau berupaya mengembalikan hak Indonesia. Pada 28 Maret 2007, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan WHO untuk memulai pengiriman virus dengan cara baru untuk memberikan akses vaksin terhadap negara berkembang.[5] Siti Fadilah mengkonfirmasi pada tanggal 15 Mei 2007 bahwa Indonesia kembali mengirimkan sampel H5N1 ke laboratorium WHO.[5][3] Pada Maret 2007, beliau menuding Askes tidak menyalurkan klaim rumah sakit sesuai dengan permintaan dalam rapat di Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tanggal 6 Januari 2008, Siti Fadilah merilis buku Ketikanya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung yang berisi tentang konspirasi Amerika Serikat dan WHO dalam mengembangkan "senjata biologis" dengan menggunakan virus flu burung. Bukunya dianggap membongkar konspirasi WHO dan AS[6] Siti Fadilah "membuka kedok" World Health Organization (WHO) yang telah lebih dari 50 tahun mewajibkan virus sharing yang ternyata banyak merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tsb.[4] Buku ini menuai protes dari petinggi-petinggi WHO dan AS. Buku edisi Bahasa Inggris ditarik dari peredaran untuk dilaksanakan revisi,[7] sedangkan buku edisi Bahasa Indonesia masih beredar dan memasuki cetakan ke-4. Berikut adalah sebagian kutipan dari apa yang tertulis di buku tsb.
Siti Fadilah menjamin bahwa Indonesia dapat menghasilkan vaksin flu burung sendiri pada Mei 2008.[8][9] Beliau juga menyatakan bahwa industri vaksin Indonesia setara dengan Republik Rakyat Tiongkok.[10] Pada Selasa, 12 Mei 2009, beliau memohon disampaikan secara khusus supaya penerimaan mahasiswa asing untuk bidang kedokteran dihentikan secara bertahap kepada petinggi Universitas Padjadjaran, Bandung, dihadapan para wartawan, ketika pergi ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Alasannya, masih banyak orang Indonesia yang ingin aci dokter, serta fasilitas rumah sakit yang dipakai untuk praktik mahasiswa kedokteran asing dibiayai oleh uang rakyat tetapi dipakai yang akan menjadi dokter dari Malaysia.[11] Departemen Kesehatan melakukan pekerjaan sama dengan Metro TV, membuat cara talkshow yang bernama Bincang Bincang Bareng Bu Menkes yang kerap disingkat B4M. Cara ini kerap tayang setiap ahad malam, dan yang bertindak untuk co-host adalah Denny Chandra dan Kelik. Pada bulan Oktober 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara formal melantik menteri Kabinet Bersatu II. [12] Endang Rahayu Sedyaningsih ditunjuk untuk pengganti Siti Fadilah untuk Menteri Kesehatan yang baru.[13] Tersangka Korupsi Proyek Peralatan Kesehatan 2005Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pada bulan April 2012 atas proyek pengadaan peralatan kesehatan untuk perihal acinya luar biasa tahun 2005 senilai 15 Milyar Rupiah dengan lebih kurang kerugian negara sebesar 6 Milyar Rupiah. [14] [15] PenghargaanPenghargaan yang pernah diterima selang lain:[16] Lihat jugaReferensiFootnotePranala luarLihat juga
edunitas.com Page 8Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) (kelahiran di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949) adalah seorang dosen[1] dan pakar jantung[1] yang menjabat untuk anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 25 Januari 2010. Sebelumnya beliau menjabat untuk Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Beliau merupakan salah satu dari empat perempuan yang menjabat untuk menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu, selain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta. Beliau melakukan pekerjaan untuk staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, beliau menjadi pakar jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Pada tanggal 20 Oktober 2004, Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2007, beliau menulis buku berjudul Ketikanya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat. Beliau menikah dengan Ir. Muhamad Supari dan dikaruniai 3 orang anak. PendidikanSiti Fadilah menyelesaikan sekolah atasnya di SMAN 1 Surakarta . Beliau menerima gelar sarjana dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) pada tahun 1972. Pada 1987, beliau menerima gelar master (S-2) untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia pada 1987. Pada 1996, beliau menerima gelar doktor (S-3) dari Universitas Indonesia. KursusPada 1993, beliau mengambil kursus Kardiologi Molekuler di Heart House Washington DC, Maryland (Amerika Serikat) dan kursus Epidemiologi di Fakultas Universitas Indonesia (1997). Pada 1998, beliau kursus Preventive Cardiology di Goteborg (Swedia) dan peneliti di Bowman Grey Comparative Medicine (Universitas Wake Forest, Amerika Serikat). KarierSebelum menjadi menteriBeliau tampil untuk dosen tamu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dosen tamu di Pasca Sarjana Jurusan Epidemiologi Universitas Indonesia dan pengajar Departemen Jantung dan Pembuluh Darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Siti Fadilah telah menjabat menjadi pakar jantung Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun. Beliau juga menjadi Kepala Unit Penelitian Yayasan Jantung Indonesia dan Kepala Pusat Penelitian Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Menjadi menteri kesehatanPada 20 Oktober 2004, beliau ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin Departemen Kesehatan. Beliau mengaku terkejut karena ditunjuk menjadi menteri. Serah terima jabatan menkes dari Achmad Sujudi ke Siti Fadilah dilaksanakan di Jakarta, 21 Oktober 2004. Film kaleidoskop Departemen Kesehatan tahun 1999-2004 diputar pada cara tsb. Selain itu, Achmad Sujudi juga menyerahkan 32 buku yang berisi keaktifan, kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang diproduksi serta memori jabatan yang diharapkan dapat menjadi acuan kebijakan selanjutnya. Siti Fadilah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke laboratorium WHO pada November 2006[2][3] karena ketakutan akan pengembangan vaksin yang lalu dijual ke negara-negara berkembang, dengan Amerika Serikat mendapat keuntungan dan Indonesia tidak mendapat apa-apa.[4] Beliau juga takut bahwa vaksin itu akan dipakai untuk senjata biologi.[4] Setelah itu, beliau berupaya mengembalikan hak Indonesia. Pada 28 Maret 2007, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan WHO untuk memulai pengiriman virus dengan cara baru untuk memberikan akses vaksin terhadap negara berkembang.[5] Siti Fadilah mengkonfirmasi pada tanggal 15 Mei 2007 bahwa Indonesia kembali mengirimkan sampel H5N1 ke laboratorium WHO.[5][3] Pada Maret 2007, beliau menuding Askes tidak menyalurkan klaim rumah sakit sesuai dengan permintaan dalam rapat di Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tanggal 6 Januari 2008, Siti Fadilah merilis buku Ketikanya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung yang berisi tentang konspirasi Amerika Serikat dan WHO dalam mengembangkan "senjata biologis" dengan menggunakan virus flu burung. Bukunya dianggap membongkar konspirasi WHO dan AS[6] Siti Fadilah "membuka kedok" World Health Organization (WHO) yang telah lebih dari 50 tahun mewajibkan virus sharing yang ternyata banyak merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tsb.[4] Buku ini menuai protes dari petinggi-petinggi WHO dan AS. Buku edisi Bahasa Inggris ditarik dari peredaran untuk dilaksanakan revisi,[7] sedangkan buku edisi Bahasa Indonesia masih beredar dan memasuki cetakan ke-4. Berikut adalah sebagian kutipan dari apa yang tertulis di buku tsb.
Siti Fadilah menjamin bahwa Indonesia dapat menghasilkan vaksin flu burung sendiri pada Mei 2008.[8][9] Beliau juga menyatakan bahwa industri vaksin Indonesia setara dengan Republik Rakyat Tiongkok.[10] Pada Selasa, 12 Mei 2009, beliau memohon disampaikan secara khusus supaya penerimaan mahasiswa asing untuk segi kedokteran dihentikan secara bertahap kepada petinggi Universitas Padjadjaran, Bandung, dihadapan para wartawan, ketika pergi ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Alasannya, masih banyak orang Indonesia yang bersedia aci dokter, serta fasilitas rumah sakit yang dipakai untuk praktik mahasiswa kedokteran asing dibiayai oleh uang rakyat tetapi dipakai yang akan menjadi dokter dari Malaysia.[11] Departemen Kesehatan melakukan pekerjaan sama dengan Metro TV, membuat cara talkshow yang bernama Bincang Bincang Bareng Bu Menkes yang kerap disingkat B4M. Cara ini kerap tayang setiap ahad malam, dan yang bertindak untuk co-host adalah Denny Chandra dan Kelik. Pada bulan Oktober 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara formal melantik menteri Kabinet Bersatu II. [12] Endang Rahayu Sedyaningsih ditunjuk untuk pengganti Siti Fadilah untuk Menteri Kesehatan yang baru.[13] Tersangka Korupsi Proyek Peralatan Kesehatan 2005Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pada bulan April 2012 atas proyek pengadaan peralatan kesehatan untuk perihal acinya luar biasa tahun 2005 senilai 15 Milyar Rupiah dengan lebih kurang kerugian negara sebesar 6 Milyar Rupiah. [14] [15] PenghargaanPenghargaan yang pernah diterima selang lain:[16] Lihat jugaReferensiFootnoteTautan luarLihat juga
edunitas.com Page 9Gambar lengkap sistem pernapasan manusia. Sistem pernapasan atau sistem respirasi yaitu sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada binatang berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk arus yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai macam makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan. Pernapasan dadaPernapasan dada yaitu pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Pernapasan perutPernapasan perut yaitu pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Lihat pulaedunitas.com Page 10Gambar lengkap sistem pernapasan manusia. Sistem pernapasan atau sistem respirasi yaitu sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada binatang berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk arus yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai macam makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan. Pernapasan dadaPernapasan dada yaitu pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Pernapasan perutPernapasan perut yaitu pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Lihat pulaedunitas.com Page 11Gambar lengkap sistem pernapasan manusia. Sistem pernapasan atau sistem respirasi yaitu sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada binatang berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk arus yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai macam makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan. Pernapasan dadaPernapasan dada yaitu pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Pernapasan perutPernapasan perut yaitu pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Lihat pulaedunitas.com Page 12Gambar lengkap sistem pernapasan manusia. Sistem pernapasan atau sistem respirasi yaitu sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada binatang berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk arus yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai macam makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan. Pernapasan dadaPernapasan dada yaitu pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Pernapasan perutPernapasan perut yaitu pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Lihat pulaedunitas.com Page 13Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) (kelahiran di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949) adalah seorang dosen[1] dan berbakat jantung[1] yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden semenjak 25 Januari 2010. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia merupakan salah satu dari empat perempuan yang menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu, selain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta. Ia bekerja sebagai staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, ia menjadi berbakat jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Pada tanggal 20 Oktober 2004, Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2007, ia menulis buku berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Belakang Virus Flu Burung konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat. Ia menikah dengan Ir. Muhamad Supari dan dikaruniai 3 orang anak. PendidikanSiti Fadilah menyelesaikan sekolah atasnya di SMAN 1 Surakarta . Ia menerima gelar sarjana dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) pada tahun 1972. Pada 1987, ia menerima gelar master (S-2) untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia pada 1987. Pada 1996, ia menerima gelar doktor (S-3) dari Universitas Indonesia. KursusPada 1993, ia mengambil kursus Kardiologi Molekuler di Heart House Washington DC, Maryland (Amerika Serikat) dan kursus Epidemiologi di Fakultas Universitas Indonesia (1997). Pada 1998, ia kursus Preventive Cardiology di Goteborg (Swedia) dan peneliti di Bowman Grey Comparative Medicine (Universitas Wake Forest, Amerika Serikat). KarierSebelum menjadi menteriIa tampil sebagai dosen tamu Fakultas Kesehatan Warga Universitas Indonesia, dosen tamu di Pasca Sarjana Jurusan Epidemiologi Universitas Indonesia dan pengajar Departemen Jantung dan Pembuluh Darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Siti Fadilah telah menjabat menjadi berbakat jantung Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun. Ia juga menjadi Kepala Unit Penelitian Yayasan Jantung Indonesia dan Kepala Pusat Penelitian Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Menjadi menteri kesehatanPada 20 Oktober 2004, ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin Departemen Kesehatan. Ia mengaku terkejut sebab ditunjuk menjadi menteri. Serah terima letak menkes dari Achmad Sujudi ke Siti Fadilah dipertontonkan di Jakarta, 21 Oktober 2004. Film kaleidoskop Departemen Kesehatan tahun 1999-2004 diputar pada perkara tersebut. Selain itu, Achmad Sujudi juga menyerahkan 32 buku yang berisi aktivitas yang dipekerjakan, kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang dihasilkan serta memori letak yang diharapkan dapat menjadi acuan kebijakan selanjutnya. Siti Fadilah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke laboratorium WHO pada November 2006[2][3] sebab ketakutan akan pengembangan vaksin yang lalu dijual ke negara-negara berkembang, dengan Amerika Serikat mendapat keuntungan dan Indonesia tidak mendapat apa-apa.[4] Ia juga takut bahwa vaksin itu akan digunakan untuk senjata biologi.[4] Setelah itu, ia berusaha mengembalikan hak Indonesia. Pada 28 Maret 2007, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan WHO untuk memulai pengiriman virus dengan metode baru untuk memberikan akses vaksin terhadap negara berkembang.[5] Siti Fadilah mengkonfirmasi pada tanggal 15 Mei 2007 bahwa Indonesia kembali mengirimkan sampel H5N1 ke laboratorium WHO.[5][3] Pada Maret 2007, ia menuding Askes tidak menyalurkan klaim rumah sakit sesuai dengan permintaan dalam rapat di Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tanggal 6 Januari 2008, Siti Fadilah merilis buku Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Belakang Virus Flu Burung yang berisi mengenai konspirasi Amerika Serikat dan WHO dalam mengembangkan "senjata biologis" dengan menggunakan virus flu burung. Bukunya dianggap membongkar konspirasi WHO dan AS[6] Siti Fadilah "membuka kedok" World Health Organization (WHO) yang telah semakin dari 50 tahun mewajibkan virus sharing yang ternyata jumlah merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tersebut.[4] Buku ini menuai protes dari petinggi-petinggi WHO dan AS. Buku edisi Bahasa Inggris ditarik dari peredaran untuk dipertontonkan revisi,[7] sedangkan buku edisi Bahasa Indonesia masih beredar dan memasuki cetakan ke-4. Berikut adalah sebagian kutipan dari apa yang tertulis di buku tersebut.
Siti Fadilah menjamin bahwa Indonesia dapat memproduksi vaksin flu burung sendiri pada Mei 2008.[8][9] Ia juga menyatakan bahwa industri vaksin Indonesia setara dengan Republik Rakyat Tiongkok.[10] Pada Selasa, 12 Mei 2009, ia menanti disampaikan secara khusus supaya penerimaan mahasiswa asing untuk segi kedokteran dibubarkan secara bertahap kepada petinggi Universitas Padjadjaran, Bandung, dihadapan para wartawan, saat pergi ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Alasannya, masih jumlah orang Indonesia yang akan sah dokter, serta sarana prasarana rumah sakit yang dipakai untuk praktik mahasiswa kedokteran asing dibiayai oleh uang rakyat tetapi dipakai yang akan menjadi dokter dari Malaysia.[11] Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Metro TV, menciptakan perkara talkshow yang bernama Bincang Bincang Bareng Bu Menkes yang kerap disingkat B4M. Perkara ini kerap tayang setiap ahad malam, dan yang berperan sebagai co-host adalah Denny Chandra dan Kelik. Pada bulan Oktober 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi melantik menteri Kabinet Bersatu II. [12] Endang Rahayu Sedyaningsih ditunjuk sebagai pengganti Siti Fadilah sebagai Menteri Kesehatan yang baru.[13] Tersangka Korupsi Proyek Peralatan Kesehatan 2005Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pada bulan April 2012 atas proyek pengadaan peralatan kesehatan untuk kejadian luar biasa tahun 2005 senilai 15 Milyar Rupiah dengan persangkaan kerugian negara sebesar 6 Milyar Rupiah. [14] [15] PenghargaanPenghargaan yang pernah diterima selang lain:[16] Lihat pulaPustakaCatatan kakiTautan luarLihat pula
edunitas.com Page 14Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) (kelahiran di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949) adalah seorang dosen[1] dan berbakat jantung[1] yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden semenjak 25 Januari 2010. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia merupakan salah satu dari empat perempuan yang menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu, selain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta. Ia bekerja sebagai staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, ia menjadi berbakat jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Pada tanggal 20 Oktober 2004, Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2007, ia menulis buku berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Belakang Virus Flu Burung konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat. Ia menikah dengan Ir. Muhamad Supari dan dikaruniai 3 orang anak. PendidikanSiti Fadilah mendudukkan sekolah atasnya di SMAN 1 Surakarta . Ia menerima gelar sarjana dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) pada tahun 1972. Pada 1987, ia menerima gelar master (S-2) untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia pada 1987. Pada 1996, ia menerima gelar doktor (S-3) dari Universitas Indonesia. KursusPada 1993, ia mengambil kursus Kardiologi Molekuler di Heart House Washington DC, Maryland (Amerika Serikat) dan kursus Epidemiologi di Fakultas Universitas Indonesia (1997). Pada 1998, ia kursus Preventive Cardiology di Goteborg (Swedia) dan peneliti di Bowman Grey Comparative Medicine (Universitas Wake Forest, Amerika Serikat). KarierSebelum menjadi menteriIa tampil sebagai dosen tamu Fakultas Kesehatan Warga Universitas Indonesia, dosen tamu di Pasca Sarjana Jurusan Epidemiologi Universitas Indonesia dan pengajar Departemen Jantung dan Pembuluh Darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Siti Fadilah telah menjabat menjadi berbakat jantung Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun. Ia juga menjadi Kepala Unit Penelitian Yayasan Jantung Indonesia dan Kepala Pusat Penelitian Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Menjadi menteri kesehatanPada 20 Oktober 2004, ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin Departemen Kesehatan. Ia mengaku terkejut sebab ditunjuk menjadi menteri. Serah terima letak menkes dari Achmad Sujudi ke Siti Fadilah dipertontonkan di Jakarta, 21 Oktober 2004. Film kaleidoskop Departemen Kesehatan tahun 1999-2004 diputar pada perkara tersebut. Selain itu, Achmad Sujudi juga menyerahkan 32 buku yang berisi aktivitas yang dipekerjakan, kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang dihasilkan serta memori letak yang diharapkan dapat menjadi acuan kebijakan selanjutnya. Siti Fadilah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke laboratorium WHO pada November 2006[2][3] sebab ketakutan akan pengembangan vaksin yang lalu dijual ke negara-negara berkembang, dengan Amerika Serikat mendapat keuntungan dan Indonesia tidak mendapat apa-apa.[4] Ia juga takut bahwa vaksin itu akan digunakan untuk senjata biologi.[4] Setelah itu, ia berusaha mengembalikan hak Indonesia. Pada 28 Maret 2007, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan WHO untuk memulai pengiriman virus dengan metode baru untuk memberikan akses vaksin terhadap negara berkembang.[5] Siti Fadilah mengkonfirmasi pada tanggal 15 Mei 2007 bahwa Indonesia kembali mengirimkan sampel H5N1 ke laboratorium WHO.[5][3] Pada Maret 2007, ia menuding Askes tidak menyalurkan klaim rumah sakit sesuai dengan permintaan dalam rapat di Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tanggal 6 Januari 2008, Siti Fadilah merilis buku Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Belakang Virus Flu Burung yang berisi mengenai konspirasi Amerika Serikat dan WHO dalam mengembangkan "senjata biologis" dengan menggunakan virus flu burung. Bukunya dianggap membongkar konspirasi WHO dan AS[6] Siti Fadilah "membuka kedok" World Health Organization (WHO) yang telah semakin dari 50 tahun mewajibkan virus sharing yang ternyata jumlah merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tersebut.[4] Buku ini menuai protes dari petinggi-petinggi WHO dan AS. Buku edisi Bahasa Inggris ditarik dari peredaran untuk dipertontonkan revisi,[7] sedangkan buku edisi Bahasa Indonesia masih beredar dan memasuki cetakan ke-4. Berikut adalah sebagian kutipan dari apa yang tertulis di buku tersebut.
Siti Fadilah menjamin bahwa Indonesia dapat memproduksi vaksin flu burung sendiri pada Mei 2008.[8][9] Ia juga menyatakan bahwa industri vaksin Indonesia setara dengan Republik Rakyat Tiongkok.[10] Pada Selasa, 12 Mei 2009, ia menanti disampaikan secara khusus supaya penerimaan mahasiswa asing untuk segi kedokteran dibubarkan secara bertahap kepada petinggi Universitas Padjadjaran, Bandung, dihadapan para wartawan, saat pergi ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Alasannya, masih jumlah orang Indonesia yang akan sah dokter, serta sarana prasarana rumah sakit yang dipakai untuk praktik mahasiswa kedokteran asing dibiayai oleh uang rakyat tetapi dipakai yang akan menjadi dokter dari Malaysia.[11] Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Metro TV, menciptakan perkara talkshow yang bernama Bincang Bincang Bareng Bu Menkes yang kerap disingkat B4M. Perkara ini kerap tayang setiap ahad malam, dan yang berperan sebagai co-host adalah Denny Chandra dan Kelik. Pada bulan Oktober 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi melantik menteri Kabinet Bersatu II. [12] Endang Rahayu Sedyaningsih ditunjuk sebagai pengganti Siti Fadilah sebagai Menteri Kesehatan yang baru.[13] Tersangka Korupsi Proyek Peralatan Kesehatan 2005Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pada bulan April 2012 atas proyek pengadaan peralatan kesehatan untuk kejadian luar biasa tahun 2005 senilai 15 Milyar Rupiah dengan persangkaan kerugian negara sebesar 6 Milyar Rupiah. [14] [15] PenghargaanPenghargaan yang pernah diterima selang lain:[16] Lihat pulaPustakaCatatan kakiTautan luarLihat pula
edunitas.com Page 15Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) (kelahiran di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949) adalah seorang dosen[1] dan berbakat jantung[1] yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden semenjak 25 Januari 2010. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia merupakan salah satu dari empat perempuan yang menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu, selain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta. Ia bekerja sebagai staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, ia menjadi berbakat jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Pada tanggal 20 Oktober 2004, Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2007, ia menulis buku berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Belakang Virus Flu Burung konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat. Ia menikah dengan Ir. Muhamad Supari dan dikaruniai 3 orang anak. PendidikanSiti Fadilah mendudukkan sekolah atasnya di SMAN 1 Surakarta . Ia menerima gelar sarjana dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) pada tahun 1972. Pada 1987, ia menerima gelar master (S-2) untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia pada 1987. Pada 1996, ia menerima gelar doktor (S-3) dari Universitas Indonesia. KursusPada 1993, ia mengambil kursus Kardiologi Molekuler di Heart House Washington DC, Maryland (Amerika Serikat) dan kursus Epidemiologi di Fakultas Universitas Indonesia (1997). Pada 1998, ia kursus Preventive Cardiology di Goteborg (Swedia) dan peneliti di Bowman Grey Comparative Medicine (Universitas Wake Forest, Amerika Serikat). KarierSebelum menjadi menteriIa tampil sebagai dosen tamu Fakultas Kesehatan Warga Universitas Indonesia, dosen tamu di Pasca Sarjana Jurusan Epidemiologi Universitas Indonesia dan pengajar Departemen Jantung dan Pembuluh Darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Siti Fadilah telah menjabat menjadi berbakat jantung Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun. Ia juga menjadi Kepala Unit Penelitian Yayasan Jantung Indonesia dan Kepala Pusat Penelitian Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Menjadi menteri kesehatanPada 20 Oktober 2004, ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin Departemen Kesehatan. Ia mengaku terkejut sebab ditunjuk menjadi menteri. Serah terima letak menkes dari Achmad Sujudi ke Siti Fadilah dipertontonkan di Jakarta, 21 Oktober 2004. Film kaleidoskop Departemen Kesehatan tahun 1999-2004 diputar pada perkara tersebut. Selain itu, Achmad Sujudi juga menyerahkan 32 buku yang berisi aktivitas yang dipekerjakan, kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang dihasilkan serta memori letak yang diharapkan dapat menjadi acuan kebijakan selanjutnya. Siti Fadilah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke laboratorium WHO pada November 2006[2][3] sebab ketakutan akan pengembangan vaksin yang lalu dijual ke negara-negara berkembang, dengan Amerika Serikat mendapat keuntungan dan Indonesia tidak mendapat apa-apa.[4] Ia juga takut bahwa vaksin itu akan digunakan untuk senjata biologi.[4] Setelah itu, ia berusaha mengembalikan hak Indonesia. Pada 28 Maret 2007, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan WHO untuk memulai pengiriman virus dengan metode baru untuk memberikan akses vaksin terhadap negara berkembang.[5] Siti Fadilah mengkonfirmasi pada tanggal 15 Mei 2007 bahwa Indonesia kembali mengirimkan sampel H5N1 ke laboratorium WHO.[5][3] Pada Maret 2007, ia menuding Askes tidak menyalurkan klaim rumah sakit sesuai dengan permintaan dalam rapat di Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tanggal 6 Januari 2008, Siti Fadilah merilis buku Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Belakang Virus Flu Burung yang berisi mengenai konspirasi Amerika Serikat dan WHO dalam mengembangkan "senjata biologis" dengan menggunakan virus flu burung. Bukunya dianggap membongkar konspirasi WHO dan AS[6] Siti Fadilah "membuka kedok" World Health Organization (WHO) yang telah semakin dari 50 tahun mewajibkan virus sharing yang ternyata jumlah merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tersebut.[4] Buku ini menuai protes dari petinggi-petinggi WHO dan AS. Buku edisi Bahasa Inggris ditarik dari peredaran untuk dipertontonkan revisi,[7] sedangkan buku edisi Bahasa Indonesia masih beredar dan memasuki cetakan ke-4. Berikut adalah sebagian kutipan dari apa yang tertulis di buku tersebut.
Siti Fadilah menjamin bahwa Indonesia dapat memproduksi vaksin flu burung sendiri pada Mei 2008.[8][9] Ia juga menyatakan bahwa industri vaksin Indonesia setara dengan Republik Rakyat Tiongkok.[10] Pada Selasa, 12 Mei 2009, ia menanti disampaikan secara khusus supaya penerimaan mahasiswa asing untuk segi kedokteran dibubarkan secara bertahap kepada petinggi Universitas Padjadjaran, Bandung, dihadapan para wartawan, saat pergi ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Alasannya, masih jumlah orang Indonesia yang akan sah dokter, serta sarana prasarana rumah sakit yang dipakai untuk praktik mahasiswa kedokteran asing dibiayai oleh uang rakyat tetapi dipakai yang akan menjadi dokter dari Malaysia.[11] Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Metro TV, menciptakan perkara talkshow yang bernama Bincang Bincang Bareng Bu Menkes yang kerap disingkat B4M. Perkara ini kerap tayang setiap ahad malam, dan yang berperan sebagai co-host adalah Denny Chandra dan Kelik. Pada bulan Oktober 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi melantik menteri Kabinet Bersatu II. [12] Endang Rahayu Sedyaningsih ditunjuk sebagai pengganti Siti Fadilah sebagai Menteri Kesehatan yang baru.[13] Tersangka Korupsi Proyek Peralatan Kesehatan 2005Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pada bulan April 2012 atas proyek pengadaan peralatan kesehatan untuk kejadian luar biasa tahun 2005 senilai 15 Milyar Rupiah dengan persangkaan kerugian negara sebesar 6 Milyar Rupiah. [14] [15] PenghargaanPenghargaan yang pernah diterima selang lain:[16] Lihat pulaPustakaCatatan kakiTautan luarLihat pula
edunitas.com Page 16Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) (kelahiran di Surakarta, Jawa Tengah, 6 November 1949) adalah seorang dosen[1] dan berbakat jantung[1] yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden semenjak 25 Januari 2010. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia merupakan salah satu dari empat perempuan yang menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu, selain Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta. Ia bekerja sebagai staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Setelah itu, selama 25 tahun, ia menjadi berbakat jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Pada tanggal 20 Oktober 2004, Siti Fadilah dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2007, ia menulis buku berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Belakang Virus Flu Burung konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat. Ia menikah dengan Ir. Muhamad Supari dan dikaruniai 3 orang anak. PendidikanSiti Fadilah menyelesaikan sekolah atasnya di SMAN 1 Surakarta . Ia menerima gelar sarjana dari Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta) pada tahun 1972. Pada 1987, ia menerima gelar master (S-2) untuk penyakit jantung dan pembuluh darah dari Universitas Indonesia pada 1987. Pada 1996, ia menerima gelar doktor (S-3) dari Universitas Indonesia. KursusPada 1993, ia mengambil kursus Kardiologi Molekuler di Heart House Washington DC, Maryland (Amerika Serikat) dan kursus Epidemiologi di Fakultas Universitas Indonesia (1997). Pada 1998, ia kursus Preventive Cardiology di Goteborg (Swedia) dan peneliti di Bowman Grey Comparative Medicine (Universitas Wake Forest, Amerika Serikat). KarierSebelum menjadi menteriIa tampil sebagai dosen tamu Fakultas Kesehatan Warga Universitas Indonesia, dosen tamu di Pasca Sarjana Jurusan Epidemiologi Universitas Indonesia dan pengajar Departemen Jantung dan Pembuluh Darah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Siti Fadilah telah menjabat menjadi berbakat jantung Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun. Ia juga menjadi Kepala Unit Penelitian Yayasan Jantung Indonesia dan Kepala Pusat Penelitian Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Menjadi menteri kesehatanPada 20 Oktober 2004, ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memimpin Departemen Kesehatan. Ia mengaku terkejut sebab ditunjuk menjadi menteri. Serah terima letak menkes dari Achmad Sujudi ke Siti Fadilah dipertontonkan di Jakarta, 21 Oktober 2004. Film kaleidoskop Departemen Kesehatan tahun 1999-2004 diputar pada perkara tersebut. Selain itu, Achmad Sujudi juga menyerahkan 32 buku yang berisi aktivitas yang dipekerjakan, kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang dihasilkan serta memori letak yang diharapkan dapat menjadi acuan kebijakan selanjutnya. Siti Fadilah mengakhiri pengiriman virus flu burung ke laboratorium WHO pada November 2006[2][3] sebab ketakutan akan pengembangan vaksin yang lalu dijual ke negara-negara berkembang, dengan Amerika Serikat mendapat keuntungan dan Indonesia tidak mendapat apa-apa.[4] Ia juga takut bahwa vaksin itu akan digunakan untuk senjata biologi.[4] Setelah itu, ia berusaha mengembalikan hak Indonesia. Pada 28 Maret 2007, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan WHO untuk memulai pengiriman virus dengan metode baru untuk memberikan akses vaksin terhadap negara berkembang.[5] Siti Fadilah mengkonfirmasi pada tanggal 15 Mei 2007 bahwa Indonesia kembali mengirimkan sampel H5N1 ke laboratorium WHO.[5][3] Pada Maret 2007, ia menuding Askes tidak menyalurkan klaim rumah sakit sesuai dengan permintaan dalam rapat di Dewan Perwakilan Rakyat. Pada tanggal 6 Januari 2008, Siti Fadilah merilis buku Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Belakang Virus Flu Burung yang berisi mengenai konspirasi Amerika Serikat dan WHO dalam mengembangkan "senjata biologis" dengan menggunakan virus flu burung. Bukunya dianggap membongkar konspirasi WHO dan AS[6] Siti Fadilah "membuka kedok" World Health Organization (WHO) yang telah semakin dari 50 tahun mewajibkan virus sharing yang ternyata jumlah merugikan negara miskin dan berkembang asal virus tersebut.[4] Buku ini menuai protes dari petinggi-petinggi WHO dan AS. Buku edisi Bahasa Inggris ditarik dari peredaran untuk dipertontonkan revisi,[7] sedangkan buku edisi Bahasa Indonesia masih beredar dan memasuki cetakan ke-4. Berikut adalah sebagian kutipan dari apa yang tertulis di buku tersebut.
Siti Fadilah menjamin bahwa Indonesia dapat memproduksi vaksin flu burung sendiri pada Mei 2008.[8][9] Ia juga menyatakan bahwa industri vaksin Indonesia setara dengan Republik Rakyat Tiongkok.[10] Pada Selasa, 12 Mei 2009, ia menanti disampaikan secara khusus supaya penerimaan mahasiswa asing untuk segi kedokteran dibubarkan secara bertahap kepada petinggi Universitas Padjadjaran, Bandung, dihadapan para wartawan, saat pergi ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Alasannya, masih jumlah orang Indonesia yang akan sah dokter, serta sarana prasarana rumah sakit yang dipakai untuk praktik mahasiswa kedokteran asing dibiayai oleh uang rakyat tetapi dipakai yang akan menjadi dokter dari Malaysia.[11] Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Metro TV, menciptakan perkara talkshow yang bernama Bincang Bincang Bareng Bu Menkes yang kerap disingkat B4M. Perkara ini kerap tayang setiap ahad malam, dan yang berperan sebagai co-host adalah Denny Chandra dan Kelik. Pada bulan Oktober 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi melantik menteri Kabinet Bersatu II. [12] Endang Rahayu Sedyaningsih ditunjuk sebagai pengganti Siti Fadilah sebagai Menteri Kesehatan yang baru.[13] Tersangka Korupsi Proyek Peralatan Kesehatan 2005Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pada bulan April 2012 atas proyek pengadaan peralatan kesehatan untuk kejadian luar biasa tahun 2005 senilai 15 Milyar Rupiah dengan persangkaan kerugian negara sebesar 6 Milyar Rupiah. [14] [15] PenghargaanPenghargaan yang pernah diterima selang lain:[16] Lihat pulaPustakaCatatan kakiTautan luarLihat pula
edunitas.com Page 17Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 4, 4 Februari, 4 Januari, 4 Juli, 4 Juni, 4 U, 4 vesta, 4 Vesta, 4-3-3, 402 SM, 403, 403 SM, 404 (film), 411, 411 SM, 412, 412 SM, 427 BC, 427 SM, 429, 42nd Street (film) Page 18Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 4, 4 Februari, 4 Januari, 4 Juli, 4 Juni, 4 U, 4 vesta, 4 Vesta, 4-3-3, 402 SM, 403, 403 SM, 404 (film), 411, 411 SM, 412, 412 SM, 427 BC, 427 SM, 429, 42nd Street (film) Page 19Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C-SPAN, C. S. Lewis, C. Th van Deventer, C.A. Bella Vista, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Ca (huruf Arab), CA Bastia, Ca Bastia, Ca Batna, Cabagan, Isabela, Cabai, Cabai (disambiguasi), Cabai benalu, Cabai Panggul-kelabu, Cabai panggul-kuning, Cabai Panggul-kuning, Cabai perut-kuning Page 20Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) C, C-SPAN, C. S. Lewis, C. Th van Deventer, C.A. Bella Vista, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. (film), Ca (huruf Arab), CA Bastia, Ca Bastia, Ca Batna, Cabagan, Isabela, Cabai, Cabai (disambiguasi), Cabai benalu, Cabai Panggul-kelabu, Cabai panggul-kuning, Cabai Panggul-kuning, Cabai perut-kuning Page 21Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Battle of Wits (film 2006), A battle of wits (film 2006), A Beautiful Mind, A better tomorrow, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, A Fresh Start for Something New, A Funny Thing Happened on the Way to the Forum, A Girl like Me, A Girl Like Me, A Journey (album), A kara, A Kind of Magic, A Kind of Magic (album), A Messenger, A Midsummer Night's Dream, A Midsummer Nights Dream, A Midsummer's Night Dream Page 22Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) A, A Battle of Wits (film 2006), A battle of wits (film 2006), A Beautiful Mind, A better tomorrow, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange (film), A Collection, A Fresh Start for Something New, A Funny Thing Happened on the Way to the Forum, A Girl like Me, A Girl Like Me, A Journey (album), A kara, A Kind of Magic, A Kind of Magic (album), A Messenger, A Midsummer Night's Dream, A Midsummer Nights Dream, A Midsummer's Night Dream Page 23Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) D, D'Maestro, D'Maleo Hotel & Convention Mamuju, D'Masiv, D'Plong: Sensasi Rock'n'Dut, D.o.t, D.T. Suzuki, D1 Tower, D14, DAAI TV, Daala Timur, Bulo, Polewali Mandar, Daallo Airlines, Daan Bovenberg, Dacia Nation, Dacia Romawi, Dactylia dichotoma, Dactylia varia, Dadang Wigiarto, Dadanggendis, Nguling, Pasuruan, Dadap, Dadap (disambiguasi) Page 24Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) D, D'Maestro, D'Maleo Hotel & Convention Mamuju, D'Masiv, D'Plong: Sensasi Rock'n'Dut, D.o.t, D.T. Suzuki, D1 Tower, D14, DAAI TV, Daala Timur, Bulo, Polewali Mandar, Daallo Airlines, Daan Bovenberg, Dacia Nation, Dacia Romawi, Dactylia dichotoma, Dactylia varia, Dadang Wigiarto, Dadanggendis, Nguling, Pasuruan, Dadap, Dadap (disambiguasi) Page 25Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) F, F-5 Freedom Fighter, F-84 Thunderjet, F-86 Sabre, F. Budi Hardiman, F.C. Gifu, F.C. Hansa Rostock, F.C. Internazionale, F.C. Internazionale Milano, F.L. Tobing, F.L. Wright, F.Scott Fitzgerald's Way Of Love, F.T. Island, F10, F3H Demon, F4F Wildcat, F6F Hellcat, FA Women's Premier League, FA Women's Super League, Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban, Fa-Tal - Gal a Todo Vapor Page 26Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) F, F-5 Freedom Fighter, F-84 Thunderjet, F-86 Sabre, F. Budi Hardiman, F.C. Gifu, F.C. Hansa Rostock, F.C. Internazionale, F.C. Internazionale Milano, F.L. Tobing, F.L. Wright, F.Scott Fitzgerald's Way Of Love, F.T. Island, F10, F3H Demon, F4F Wildcat, F6F Hellcat, FA Women's Premier League, FA Women's Super League, Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban, Fa-Tal - Gal a Todo Vapor |