Metode apa yang dipakai dalam penentuan beban kerugian piutang?

Sebelumnya kita telah membahas mengenai 2 Metode Penghapusan Piutang Usaha Lengkap. Kali ini, kita akan membahas tentang 3 Metode untuk menghitung besarnya cadangan kerugian piutang.

Terdapat 3 metode yang biasanya dipakai dalam menentukan besarnya estimasi yang layak atas jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, yaitu:

Metode Penjualan

Cara ini dinamakan sebagai metode laporan laba rugi (income statement method). Metode Penjualan adalah metode perhitungan jumlah cadangan kerugian piutang dimana besarnya estimasi cadangan kerugian piutang dihitung dengan mengalikan presentase tertentu dengan jumlah penjualan atau penjualan kredit.

Berdasarkan pada data hitoris, sebuah presentase tertentu dari total penjualan atau total penjualan kredit ditentukan dan digunakan untuk menghitung besarnya estimasi beban kerugian piutang. Metode ini berfokus kepada penandingan yang layak atas beban kerugian piutang terhadap besarnya penjualan atau penjualan kredit yang terkait.

Dengan metode ini, besarnya cadangan kerugian piutang yang terdapat pada awal periode akuntansi tidak diperhitungkan ke dalam ayat jurnal penyesuaian yang akan dibuat setiap akhir periode berjalan untuk mencatat besarnya estimasi beban kerugian piutang selama periode berjalan.

Jika besarnya beban kerugian piutang untuk periode berjalan ditetapkan sebesar presentase tertentu dari jumlah pernjualan yang telah terjadi selama periode berjalan tersebut, maka besarnya estimasi beban kerugian piutang akan langsung dihitung dengan cara mengalikan presentase tertentu tersebut dengan jumlah penjualan yang terjadi, tanpa harus memperhitungakan besarnya cadangan kerugian piutang yang terdapat pada neraca awal periode berjalan, sehingga cara ini dinamakan sebagai metode laporan laba rugi.

Setelah ayat jurnal penyesuaian nya dibuat, maka besarnya saldo akhir akun cadangan kerugian piutang yang akan muncul di neraca adalah sebesar saldo awal cadangan kerugian piutang ditambah dengan besarnya estimasi beban kerugian piutang untuk periode berjalan yang ditunjukkan di sebelah kredit dalam ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat.

Sebagai contoh, Perusahaan Dagang PT PINAT menentukan besarnya estimasi beban kerugian piutang adalah sebesar 2% dari penjualan kredit. Besarnya penjualan kredit yang telah terjadi sepanjang periode berjalan yaitu tahun 2018 adalah Rp 500.000.000. Jumlah piutang dagang pada akhir periode sebesar Rp 85.000.000, sedangkan akun cadangan kerugian piutang pada awal periode menunjukkan saldo kredit sebesar Rp 4.000.000.

Pada akhir periode akuntansi, ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat oleh PT PINAT untuk mencatat besarnya estimasi atas beban kerugian piutang tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Baca Juga :  Penjualan Aktiva Tetap

2018 Des 31

(Dr) Beban Kerugian Piutang Rp 10.000.000,-

(Cr) Cadangan Kerugian Piutang Rp 10.000.000,-

(2% X Rp 500.000.000)

Setelah ayat jurnal penyesuaian tersebut dibuat dan diposting ke buku besar, maka besarnya piutang dagang bersih yang akan dilaporkan dalam neraca per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

Sedangkan pada laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2018, akan menyajikan beban kerugian piutang sebesar Rp 10.000.000 sebagai beban operasional tahun 2018.

Sejalan dengan prinsip penandingan, beban kerugian piutang sebesar Rp 10.000.000 akan ditandingkan dan dilaporkan dalam periode yang sama saat pendapatan atas penjualan kredit tahun 2018 tersebut juga dilaporkan di laporan laba rugi sebesar Rp 500.000.000.

Metode Jumlah Piutang

Metode Jumlah Piutang adalah metode perhitungan dimana besarnya cadangan kerugian piutang dihitung dengan nilai sebesar presentase tertentu terhadap jumlah piutang.

Pada dasarnya, metode ini menekankan penilaian piutang usaha pada nilai bersihnya yang dapat direalisasi, yang nantinya akan dilaporkan ke dalam neraca. Atau dengan kata lain, metode ini memfokuskan pada penentuan besar piutang usaha yang secara nyata dapat ditagih.

Berdasarkan data historis, metode ini menentukan besarnya estimasi cadangan kerugian piutang berdasarkan presentase tertentu dari jumlah piutang usaha. Besarnya estimasi tersebut akan menjadi saldo akhir dari akun cadangan kerugian piutang.

Dengan metode ini, presentase tertentu dari jumlah saldo akhir piutang usaha yang diperkirakan tidak dapat ditagih lagi akan ditentukan berdasarkan pengalaman dan pengamatan perusahaan mengenai pelanggannya. Lalu, saldo awal akun cadangan kerugian piutang akan disesuaikan besarnya melalui ayat jurnal penyesuaian yang dibuat agar menghasilkan saldo akhir yang nilainya sama dengan hasil presentase ini.

Contoh Soal 1

PT KACANG pada akhir tahun 2019 memiliki saldo piutang usaha sebesar Rp 90.000.000 dan diestimasikan bahwa besarnya cadangan kerugian piutang atas piutang usaha ini adalah sebesar 5%. Pada saat itu, diketahui bahwa besarnya saldo awal cadangan kerugian piutang terdapat di sebelah kredit dengan jumlah sebesar Rp 3.000.000.

Maka pada akhir periode akuntansi, PT KACANG akan didapat estimasi atas cadangan kerugian piutang sebesar Rp 4.500.000 (5% X Rp 90.000.000).

Setelah itu, PT KACANG haruslah mengurangi besarnya estimasi tersebut dengan saldo cadangan kerugian piutang pada awal periode yaitu Rp 4.500.000 – Rp 3.000.000 = Rp 1.500.000 dan jumlah inilah yang nantinya akan dicatat dalam ayat jurnal penyesuaian yang dibuat PT KACANG. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat PT KACANG atas estimasi beban kerugian piutang adalah sebagai berikut:

Baca Juga :  Ayat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa

2019 Des 31

(Dr) Beban Kerugian PiutangRp 1.500.000–

(Cr) Cadangan Kerugian Piutang Rp 1.500.000

(5% X 90.000.000 – 3.000.000)

Setelah ayat jurnal penyesuaian tersebut dibuat dan diposting ke buku besar, maka besarnya piutang usaha bersih yang akan dilaporkan dalam neraca per 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Sedangkan pada laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019 akan menunjukkan beban kerugian piutang sebesar Rp 1.500.000 sebagai beban operasional tahun 2019.

Contoh Soal 2

PT BUAH adalah sebuah perusahaan dagang yang memiliki banyak pelanggan. Pada akhir tahun 2018 memiliki data sebagai berikut:

(Dr) Piutang Dagang Rp 500.000.000

(Cr) Cadangan Kerugian Piutang Rp 6.000.000

Berdasarkan pengalaman dan pengamatannya, PT BUAH menentukan besarnya piutang yang tidak dapat ditagih lagi sebesar 2% dari jumlah piutang dagang, maka bagaimana ayat jurnal yang harus dibuat oleh PT BUAH?

Pada akhir tahun 2018 tersebut, PT BUAH dapat diketahui bahwa estimasi cadangan kerugian piutang yang akan muncul di neraca setelah penyesuaian adalah Rp 10.000.000 (2% X Rp 500.000.000).

Setelah itu untuk menghitung jumlah beban kerugian piutang PT BUAH yang harus disesuaikan adalah Rp 10.000.000 + Rp 6.000.000 = Rp 16.000.000. Jumlah sebesar Rp 16.000.000 inilah yang akan dibebankan ke beban kerugian piutang oleh PT BUAH. Oleh karena itu, ayat jurnal penyesuaian yang akan dibuat oleh PT BUAH unruk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

2018 Des 31

(Dr) Beban Kerugian PiutangRp 16.000.000–

(Cr) Cadangan Kerugian Piutang–Rp 16.000.000

(2% X 500.000.000 + 6.000.000)

Setelah ayat jurnal penyesuaian di atas diposting, maka besarnya piutang dagang bersih yang akan dilaporkan pada neraca per 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

Sedangkan pada laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2018 akan menyajikan beban kerugian piutang sebesar Rp 16.000.000 sebagai beban operasional perusahaan tahun 2018.

Metode Analisis Umur Piutang

Metode analisis umur piutang adalah metode perhitungan jumlah estimasi piutang yang tidak dapat ditagih berdasarkan pada presentase jumlah piutang yang dikelompokkan berdasarkan lamanya piutang yang telah jatuh tempo.

Baca Juga :  Definisi Akuntansi Biaya

Dengan metode ini, pertama kali piutang akan dikelompokkan berdasarkan masing-masing karakteristik umurnya, yang berarti terdapat pengelompokkan piutang usaha ke dalam kategori yang berdasarkan atas tanggal jatuh temponya piutang.

Karakteristik umur piutang biasanya diklasifikasikan menjadi: belum jatuh tempo, telah jatuh tempo 1-30 hari, telah jatuh tempo 31-60 hari, telah jatuh tempo 61-90 hari, telah jatuh tempo 91-180 hari, telah jatuh tempo 181-365 hari, dan telah jatuh tempo di atas 365 hari.

Lamanya umur piutang yang telah jatuh tempo ini merupakan lamanya hari mulai saat piutang tersebut jatuh tempo hingga laporan analisis umur piutang tersebut disiapkan. Berdasarkan umur piutang, piutang yang sudah lama beredar atau lama jatuh temponya sangat kecil kemungkinannya untuk dapat ditagih.

Contoh Soal 1

Untuk mengilustrasikan cara menghitung lamanya umur piutang yang telah jatuh tempo, perhatikan contoh berikut ini:

PT SAI, pada akhir tahun 2018 memiliki saldo piutang usaha sebesar Rp 86.200.000 dan saldo kredit cadangan kerugian piutang sebesar Rp 2.000.000. Dari data piutang usaha tersebut memiliki rincian sebagai berikut:

Dari data tersebut besarnya estimasi kerugian piutang ditetapkan sebesar presentase sebagai berikut:

Berdasarkan data di atas buatlah ayat jurnal penyesuaian yang dibuat PT SAI pada akhir periode!

Sebelum membuat ayat jurnal penyesuaiannya kita perlu membuat analisis umur piutang dulu untuk menentukan berapa besarnya estimasi cadangan kerugian piutang. Berikut ini adalah contoh analisis umur piutang:

Berdasarkan tabel di atas, estimasi saldo untuk cadangan kerugian piutang sebesar Rp 3.390.000. Untuk menghitung jumlah beban kerugian piutang yang harus disesuaikan maka kita harus mengurangi jumlah estimasi cadangan kerugian piutang dengan saldo cadangan kerugian piutang awal, yaitu; Rp 3.390.000 – Rp 2.000.000 = Rp 1.390.000.

Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat PT SAI adalah sebagai berikut:

2018 Des 31

(Dr) Beban Kerugian PiutangRp 1.390.000–

(Cr)Cadangan Kerugian Piutang–Rp 1.390.000

(Rp 3.390.000 – Rp 2.000.000)

Itulah pembahasan mengenai Metode Perhitungan Cadangan Kerugian Piutang. Jika terdapat kesulitan dalam memahami materi yang dibahas. Semoga Bermanfaat.