Mengapa sebagian masyarakat saat ini lebih memilih menggunakan uang digital?

Welcome. BE NOT TROUBLED anymore. you’re at the right place. Nothing like having trustworthy hackers. have you lost money before or bitcoins and are looking for a hacker to get your money back? You should contact us right away. It’s very affordable and we give guarantees to our clients. Our hacking services are as follows: -hack into any kind of phone _Increase Credit Scores _western union, bitcoin and money gram hacking _criminal records deletion_BLANK ATM/CREDIT CARDS _Hacking of phones(that of your spouse, boss, friends, and see whatever is being discussed behind your back) _Security system hacking…and so much more. Contact THEM now and get whatever you want at

Email: 

  Whats app:+1(305) 330-3282  

WHY WOULD YOU NEED TO HIRE A HACKER??: There are so many Reasons why people need to hire a hacker, It might be to Hack a Websites to deface information, retrieve information, edit information or give you admin access. • Some people might need us To Hack Their Target Smartphone so that they could get access to all activities on the phone like , text messages , call logs , Social media Apps and other information • Some might need to Hack a Facebook , gmail, Instagram , twitter and other social media Accounts, • Also Some Individuals might want to Track someone else’s Location probably for investigation cases • Some might need Us to Hack into Court’s Database to Clear criminal records. • However, Some People Might Have Lost So Much Funds With BINARY OPTIONS BROKERS or BTC MINING and wish to Recover Their Funds

• All these Are what we can get Done Asap With The Help Of Our Root Hack Tools, Special Hack Tools and Our Technical Hacking Strategies Which Surpasses All Other Hackers.

★ OUR SPECIAL SERVICES WE OFFER ARE: * RECOVERY OF LOST FUNDS ON BINARY OPTIONS * Credit Cards Loading ( USA Only )

* BANK Account Loading (USA Banks Only)

★ You can also contact us for other Cyber Attacks And Hijackings, we do All ★

★ CONTACTS:
* For Binary Options Recovery,feel free to contact ()for a wonderful job well done,stay safe.

Why waste your time waiting on monthly salary. When you can make up to $3,000 in 5-7days from home, you don’t send money to anyone.                     Invest $300 and earn $3,000 Invest $500 and earn $5,000 Invest $600 and earn $6,000 Invest $700 and earn $7,000 Invest $800 and earn $8,000 Invest $900 and earn $9,000

Invest $1000 and earn $10,000

IT HAS BEEN TESTED AND TRUSTED  


Jakarta, Kominfo - Sistem Pembayaran Digital akan berkembang pesat di Indonesia jika budaya masyarakat dalam aspek keuangan berubah. “Masih lebih banyak facebooker dari pada pemilik akun bank”, dikatakan Menkominfo Rudiantara saat menjadi narasumber pada acara Business Luncheon di Financial Club Graha CIMB Niaga, Senin (16/11).

Menurut Menteri Rudiantara di tengah perkembangan teknologi yang demikian pesat, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang lebih memilih melakukan pembayaran dengan menggunakan uang tunai. "Hal ini disebabkan budaya dan latar belakang masyarakat Indonesian yang sebagian besar masih belum terjamah dengan produk-produk perbankan bahkan ada yang merasa tidak nyaman dengan teknologi pembayaran yang sarat akan isu keamanan, dan menjadikan uang tunai sebagai primadona dalam setiap kegiatan transaksi pembayaran," jelasnya.

Rudiantara mengakui di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan semakin besarnya nilai transaksi serta makin tingginya resiko yang dihadapi, masyarakat membutuhkan sistem pembayaran yang aman dan lancar menjadi semakin penting. Dengan adanya jaminan keberhasilan sistem pembayaran itu maka dapat mendukung perkembangan sistem keuangan dan perbankan guna menciptakan kestabilan perekonomian.

Hambatan Budaya

Perkembangan alat pembayaran di Indonesia bisa dikatakan maju pesat. Mulai dari pembayaran tunai (case based) ke alat pembayaran non tunai (non cash). Namun sesuai data World Bank pada Global Financial Inclusion Database 2015 baru 35,9% orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening di lembaga keuangan formal. Namun, Rudiantara optimistis jika sistem pembayaran digital akan berkembang pesat.

"Financial exclusion (keuangan inklusif) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data, jika dibandingkan dengan Filipina, Malaysia, Thailand, bahkan India dan China yang memiliki jumlah penduduk jauh lebih besar dibandingkan Indonesia," tutur Menteri Kominfo.

Salah satu penyebab rendahnya keuangan inklusif di Indonesia adalah masih rendahnya jangkauan teknologi informasi dan minimnya infrastruktur di daerah-daerah pelosok di Indonesia. Sementara untuk menciptakan keuangan inklusif dibutuhkan adanya industri keuangan yang dapat bersentuhan langsung dengan masyarakat. "Melalui dukungan sistem pembayaran digital yang handal, cara ini menjadi solusi pengembangan keuangan inklusif di Indonesia," jelas Menteri Rudiantara.

Menkominfo juga mengatakan hasil refarming frekuensi akan memberikan kemampuan 10 kali lebih cepat dalam komunikasi 4G, tapi untuk bank hanya perlu 2G, lewat SMS banking. Dari sudut pandang keamanan, bahkan lebih aman dari 3G. "Tidak ada alasan mengundur akses perbankan melalui internet, dan dari pada membuat seminar, sebaiknya kita langsung saja terjun membuat aplikasinya, kita punya dananya untuk membangun infrastruktur di area yang jauh," jelas Menkominfo Rudiantara.

Menkominfo Rudiantara juga menyatakan bahwa tahun 2018 akan terhubung broadband di kota-kota besar di Indonesia, dan saat ini 56% populasi sudah tercover teknologi 2G. "Intinya mau tidak kita mulai financial inclusion itu," tandasnya. (PIH –Sina)

Mengapa sebagian masyarakat saat ini lebih memilih menggunakan uang digital?

Kementerian Komunikasi dan Informatika terus berkomitmen mendukung kebebasan pers di Indonesia. Selengkapnya

Mengapa sebagian masyarakat saat ini lebih memilih menggunakan uang digital?

Hasil penelusuran Tim AIS Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan fakta dari liputan6.com klaim sperma pria yang tak divaksin berha Selengkapnya

Mengapa sebagian masyarakat saat ini lebih memilih menggunakan uang digital?

Dirjen Semuel mengapreasi Program Jawara Internet Sehat 2021 dalam membangun literasi digital masyarakat agar makin cerdas dalam berpartisip Selengkapnya

Mengapa sebagian masyarakat saat ini lebih memilih menggunakan uang digital?

Menurut Plt. Dirjen Ismail, kehadiran prangko digital akan memiliki banyak manfaat. Menurutnya digitalisasi akan bisa memperbaiki business p Selengkapnya

Mengapa sebagian masyarakat saat ini lebih memilih menggunakan uang digital?

Ilustrasi dompet digital. TEMPO/Nufus Nita Hidayati

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak dompet digital di Indonesia yang menyediakan jasa transaksi secara elektronik untuk mempermudah konsumen dalam pembayaran tanpa harus menggunakan uang tunai.

Perubahan sosial masyarakat terhadap penggunaan uang dari tunai dan perlahan beralih ke uang elektronik atau biasa disebut e-money tak lepas dari peran pengembang dompet digital.

Sebagian masyarakat kini merasa lebih nyaman bila menggunakan uang elektronik, karena selain lebih mudah dan cepat, juga tentunya lebih aman. Data menunjukkan transaksi menggunakan dompet digital terus meningkat dari tahun ke tahun.

Bahkan, dalam situasi pandemi covid-19, transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap tumbuh tinggi. Pembatasan kegiatan pada masa pandemi justru mendorong masyarakat untuk belanja online atau daring.

Tren meningkatnya belanja online membawa dampak positif pada meluasnya pembayaran digital dan akselesari digital banking.

Data Bank Indonesia menunjukkan nilai transaksi uang elektronik pada Februari 2021 lalu tercatat sebesar Rp 19,2 triliun atau tumbuh 26,4 persen year on year.

Demikian pula dengan volume transaksi digital banking yang mencapai 464,8 juta transaksi dengan nilai transaksi yang menembus Rp 2.547,5 triliun atau tumbuh 22,9 persen year on year pada Februrai 2021 lalu.

Mengacu pada pertumbuhan yang mengesankan itu, Bank Indonesia memprediksi tren digitalisasi ini akan terus meluas seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, inovasi, serta perluasan dan penguatan ekosistem digital.

Riset terbaru Neurosensum menggambarkan masyarakat Indonesia semakin terbiasa dengan dompet digital. Responden riset menunjukkan bahwa mereka lebih memilih dompet digital sebagai medium transaksi.

Menurut riset Neurosensum, dompet digital perlahan mulai menggantikan peran uang tunai, termasuk kartu debit dan bahkan kartu kredit.

Dari riset yang dirilis awal Maret 2021 itu terungkap pula betapa ketatnya persaingan dompet digital di Indonesia dalam menjaring pengguna dan memperluas penetrasi pasar.

Neurosensum mencari tahu tren penggunaan dompet digital pada 1.000 responden di 8 kota besar selama 3 bulan, sejak November 2020 hingga Januari 2021. Hasilnya, riset ini memaparkan tentang pangsa pasar 5 dompet digital terbesar.

1. ShopeePay

Penetrasi pasar 68 persen. Tertinggi dibanding dompet digital lain. Selain bisa menggunakan uang tunai ketika cash on delivery atau COD dan transfer melalui rekening bank, ketika berlanja di Shopee Anda juga bisa menggunakan ShopeePay, untuk melakukan transaksi pembayaran yang lebih mudah, aman dan cepat. ShopeePay juga bisa Anda gunakan di merchant-merchant yang sudah bekerja sama dengan Shopee untuk melakukan pembayaran secara elektronik.

2. OVO

Penetrasi pasar 62 persen. Ovo pertama kali diluncurkan oleh Group Lippo, LippoX di bawah lisensi PT Visionet Internasional 4 tahun lalu pada Maret 2017, merupakan produk layanan dompet digital yang bisa Anda gunakan untuk transaksi di sejumlah mitra, seperti aplikasi penyedia jasa transportasi dan pengantaran seperti Grab.

3. DANA

Penetrasi pasar 54 persen. Sebagian besar masyarakat mungkin sudah tidak asing lagi dengan aplikasi DANA, layanan sistem pembayaran uang elektronik, dompet elektronik, transfer dana, serta layanan transaksi lainnya, berbasis seluler yang dapat digunakan melalui Smartphone.

Dompet digital hasil pengembangan PT Espay Debit Indonesia Koe atau EDIK tentunya sudah tidak diragukan lagi keamanannya karena sudah memegang lisensi resmi dan juga sudah mendapatkan izin Uang Elektronik, Dompet Elektronik, Transfer Dana, dan Layanan Keuangan Digital atau LKD dari Bank Indonesia. Bagi pengguna Samsung Pay, DANA merupakan salah satu opsi yang bisa dipilih untuk jadi dompet digital.

4. Gopay

Penetrasi pasar 53 persen. Pengguna Gojek pasti tidak asing lagi dengan Gopay, alat pembayaran elektronik yang diluncurkan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa untuk mempermudah transaksi di aplikasi Gojek. Dulunya Gopay diberi nama Go Wallet, produk dompet digital yang digunakan untuk menyimpan Gojek Kredit untuk transaksi pengguna layanan di dalam aplikasi Gojek.

Gopay bisa digunakan untuk bertransaksi seperti pembayaran Gocar, Godrive atau pun Gofood, dan tentunya juga banyak transaksi lain yang bisa dibayar menggunakan Gopay di dalam aplikasi Gojek.

5. LinkAja

Penetrasi pasar 23 persen. LinkAja dulunya adalah TCASH, dompet digital untuk menyimpan uang elektronik besutan Telkomsel dan anggota Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bisa digunakan untuk transaksi secara digital. Unduh aplikasi LinkAja di Play Store atau App Store untuk menikmati layanan dompet digital ini di telepon genggam Anda. Selain praktis dan gampang, LinkAja juga aman digunakan untuk bertransaksi secara non tunai.

Sejumlah factor yang menjadi pertimbangan konsumen atau pengguna dalam memilih layanan dompet digital. Selain karena faktor pemasaran, kemudahan bertransaksi digital, dan akselerasi penggunaan dompet digital untuk pembayaran non-fisik menjadi aspek yang menjadi pertimbangan pengguna.

Karena itulah, ShopeePay mampu mencatat transaksi tertinggi sebesar 29 persen, diikuti oleh OVO 25persen, GoPay 21 persen, DANA 20 persen dan terakhir LinkAja hanya sekitar 6 persen.

Demikian pula frekuensi transaksi per bulan, ShopeePay tercatat dengan frekuensi transaksi tertinggi yakni 14,4 kali per bulan, OVO 13,5 kali per bulan, GoPay 13,1 kali per bulan, DANA 12,2 kali per bulan dan LinkAja 8,2 kali per bulan.

Neurosensum mencatat data yang mengesankan tentang dompet digital ini menunjukkan adopsi gaya hidup mobile cashless, terutama e-wallet yang semakin menggantikan peran utama uang tunai dalam kehidupan sehari-hari.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Strategi Platform Dompet Digital Setelah Era Cashback Berakhir