Mengapa makan makanan pedas tidak baik untuk pencernaan?

Merdeka.com - Kita seringkali menggunakan rempah-rempah yang pedas untuk masakan. Rempah-rempah ini tentu bagus untuk meningkatkan rasa makanan. Namun jika kebanyakan, makanan pedas juga bisa menyebabkan berbagai macam masalah lambung.

Berdasarkan pendapat Dr S K Thakur, seorang gastroenterologis dari Moolchand Medcity, New Delhi, walaupun banyak mengandung vitamin dan nutrisi, namun kadar asam yang tinggi pada makanan pedas dapat melukai lambung.

Masalah apa saja yang bisa disebabkan oleh makanan pedas? Berikut adalah daftarnya, berdasarkan versi Health Me Up.

1. Reflux asam

Rempah-rempah yang pedas memiliki kadar asam yang tinggi. Sementara lambung kita sendiri sudah memiliki kadar asam yang tinggi. Sehingga ketika makanan pedas ini masuk ke lambung, asam yang berlebihan bisa melukai dinding lambung kita.

2. Gastritis akut

Ini bisa terjadi karena adanya peradangan pada mukosa lambung, yaitu membran yang melapisi dinding perut. Banyak orang yang mengalami gastritis ringan yang dianggap sebagai masalah wajar bagi pencernaan. Namun gastritis juga bisa menjadi akut. Tanda-tandanya antara lain adalah mual, muntah, demam, diare, sakit kepala. Yang paling parah adalah muntah berdarah.

3. Tukak lambung

Makanan yang pedas bisa mengakibatkan terkikisnya dinding lambung dan menyebabkan luka. Ini biasanya terjadi pada usus kecil atau esofagus. Tanda-tanda jika Anda terkena tukak lambung adalah sakit perut, mual, muntah, dan turunnya berat badan.

4. Insomnia

Makanan yang pedas bisa menaikkan suhu badan yang bisa menyebabkan insomnia. Untuk itu tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan pedas sebelum tidur.

5. Kehilangan nafsu makan

Makanan pedas aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Anda bisa memakan makanan yang pedas tika hingga empat kali dalam seminggu.

Jika Anda adalah pecinta makanan pedas, ada baiknya Anda mengikuti saran-saran berikut ini:

1. Bumbu pedas hanya digunakan pada hidangan utama.

2. Hindari kombinasi makanan gorengan dengan makanan pedas. Ini bisa meningkatkan kadar asam dan sekresi.

3. Hindari makanan pedas sebelum tidur.

4. Minum susu untuk menetalisir asam yang dihasilkan oleh makanan pedas.

5. Jika Anda mengalami masalah pencernaan karena makanan pedas, Anda bisa mengonsumsi antacid satu jam sebelum makan atau sebelum tidur.

Itulah hal-hal yang perlu Anda waspadai saat mengonsumsi makanan pedas. Jangan berlebihan karena makanan pedas bisa membahayakan saluran pencernaan Anda.

tolong bantu jawab kak secepatnya ​

tolong bantu jawab ka ​

tolong bantu jawab kaa​

Apa yang harus dilakukan bila tanah terlalu basah untuk budidaya kopi.

asap yang dikeluarkan dari letusan anak Gunung Krakatau mengandung berbagai macam zat berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan makhluk hidup yang dis … ebabkan cerita mengandung karbondioksida dan asam yang dapat mengganggu saluran pernapasanringkasan yang tepat dari paragraf tersebut adalah​

contoh judul karya ilmiah tentang kompos ​

Buatlah ungkapan dengan tujuan meyakinkan orang supaya belajar sejak dini untuk meraih prestasi berdasarkan etika, emosi, dan logika​

Amatilah dan kenalilah diri kamu sendiri secara mendalam! apakah ada perkembangan yang terjadi dalam setiap aspek kehidupan kamu baik secara fisik, in … telektual, emosi, sosial, dan spiritual?perkembangan fisik: perkembangan intelektual:perkembangan emosi:perkembangan sosial:perkembangan spiritual:​.

Kerjasama perdagangan dengan negara lain secara langsung dilaksanakan dengan membentuk. A. Badan pusat jual beliB. Bank negara indonesia. C. Persatuan … tenaga economi. D. Komite nasional Indonesia pusat​.

apa arti laporan pengamatan​

JAKARTA – Bagi yang memiliki kegemaran makan pedas, menyantap hidangan dengan puluhan cabai atau mi super pedas mungkin jadi tantangan. Tetapi, makan terlalu pedas tidak baik untuk kesehatan pencernaan. Meski menggugah selera dan meningkatkan nafsu makan, tetapi hindari mengonsumsinya berlebihan.

Risiko pada kesehatan jika berlebihan mengonsumsi makanan pedas antara lain sebagai berikut.

Sensitivitas lidah menurun

Jika memesan ayam geprek atau memilih mi instan dengan beragam level kepedasan, Anda perlu menghindari memilih yang paling pedas sebab dapat menurunkan sensitivitas lidah. Nah, kalau ketagihan dan ingin meningkatkan level pedasnya secara bertahap, pertimbangkan dulu.

Risiko GERD meningkat

Mengapa mesti dipertimbangkan? Sebab dapat meningkatkan risiko GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease. GERD adalah kondisi meningkatkan asam lambung atau empedu sehingga dapat menyebabkan lapisan dalam saluran makanan teriritasi.

Bagi yang sudah memiliki gejala GERD memang perlu sangat dihindari untuk mengonsumsi makanan pedas. Sebab asam lambung bisa melonjak naik hingga ke esophagus dan muncul rasa nyeri serta panas yang menghimpit di dada.

Diare

Penyebab diare memang ada berbagai macam. Salah satunya mengonsumsi makanan terlalu pedas. Jika tidak terbiasa makan makanan pedas, toleransi pada cabai sangat lemah. Efeknya capcaisin pada cabai memicu gerakan usus lebih cepat dan mengalami diare.

Pakar kesehatan pun juga tidak menganjurkan untuk mengonsumsi makanan mengandung cabai terlalu banyak atau terlalu pedas. Artinya, setiap orang perlu mengenali setiap kondisi pencernaan masing-masing. Apabila tidak kuat makan pedas, maka pilihlah makanan yang aman untuk lambung Anda.

Memicu gastritis akut

Makanan pedas dapat memicu reaksi saraf tertentu dan mengakibatkan rasa nyeri karena peradangan pada mukosa lambung. Gastritis akut ditandai dengan rasa mual, sakit pada perut, muntah, hingga menurunnya nafsu makan.

Insomnia

Penyebab ini mungkin sama sekali tak disadari, yaitu makanan pedas berpengaruh pada waktu tidur. Saat memakan makanan pedas, suhu tubuh akan naik. Semakin pedas maka kenaikan suhu tubuh akan bertahap naik. Saat suhu tubuh naik, mata tetap terjaga dan dapat mengalami sleep onset latency.

Sebenarnya, makanan pedas tetap boleh dikonsumsi. Hanya saja tidak berlebihan dan tidak terlalu sering. Sebaiknya, maksimal mengonsumsi makanan pedas tiga kali dalam sehinggu.

Di samping rekomendasi tersebut, Anda perlu mengenali tubuh. Jika memiliki pernah mengalami masalah pada perut dan sistem cerna, lebih baik menghindari daripada terganggu karena harus menanggung risiko rasa sakitnya.

Fimela.com, Jakarta Makanan pedas sering dikaitkan dengan masalah pencernaan. Menurut para ahli gizi, makanan pedas bisa memicu gejala untuk orang-orang yang memiliki masalah pencernaan, seperti asam lambung, sindrom iritasi usus, dan penyakit radang usus.

Sederhananya, makanan biasanya tidak menyebabkan masalah pencernaan, namun dapat memperburuknya. Penyebab masalah dari makanan pedas biasanya bukan berasal dari bumbu, namun justru makanan lain yang kamu makan bersamaan dengan makanan pedas.

Misalnya, kamu makan burger keju dengan kentang goreng yang diberi saus pedas, gejala masalah pencernaan muncul mungkin disebabkan oleh keseluruhan kandungan lemak, bukan karena rasa pedasnya. Sebenarnya banyak makanan pedas sarat akan nutrisi, misalnya cabai yang merupakan sumber vitamin E yang hebat, juga vitamin A, B6, K, zat besi, dan serat, seperti dilansir dari byrdie.com.

Halodoc, Jakarta – Makanan pedas kian digemari, bahkan kini sudah makin banyak tempat makan yang menawarkan menu makanan dengan tingkat kepedasan yang berbeda-beda. Namun, tahukah kamu kalau sebenarnya pedas bukanlah rasa? Pedas merupakan suatu sensasi yang muncul akibat zat kimia bernama capsaicin.

Kalau sensasi ini dikonsumsi secara pas, makanan pedas dapat memberikan manfaat untuk tubuh. Namun jika dikonsumsi terlalu banyak, makanan pedas justru bisa berbahaya untuk tubuh. Yuk, intip enam bahaya terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas yang perlu ketahui:

Jika kamu memiliki maag, makan makanan pedas bisa memicu naiknya asam lambung. Ini karena mengonsumsi cabai terlalu banyak bisa membuat dinding lambut iritasi. Inilah yang memicu naiknya asam lambung secara cepat. Itulah alasan mengapa perut terasa nyeri setelah mencicipi makanan pedas.

Beberapa orang akan merasakan mulas setelah makan-makanan pedas. Hal ini karena makan makanan pedas dapat mempercepat gerakan di usus yang mempermudah terjadinya diare. Saat makanan pedas sampai di usus besar, efek iritasinya bisa langsung terasa. Kemudian, tubuh akan mengirim lebih banyak air ke usus, sehingga memudahkan feses keluar dari usus besar. 

Baca juga: Mendadak Sakit Perut Setelah Sahur, Ini Penyebabnya

Bahaya makan pedas terlalu banyak atau terlalu sering adalah dapat menyebabkan rapuhnya permukaan lambung, sehingga lambung menjadi mudah terluka. Karena itu, terlalu banyak makanan jenis ini bisa memicu terjadinya gastritis atau maag akut akibat terjadinya peradangan pada lapisan lambung. Gejala penyakit ini adalah mual, muntah, perut kembung, dan diare.

Untuk beberapa orang, bahaya makan pedas dapat memicu refluks asam yang merupakan kondisi adanya aliran balik dari isi lambung ke kerongkongan. Kondisi inilah yang menyebabkan rasa panas seperti terbakar pada saluran kerongkongan. Refluks asam ini bisa memicu sindrom Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), luka pada kerongkongan (esofagitis), juga atypical syndrome yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Baca juga: Ibu Risma Didiagnosis GERD, Apa Hubungannya dengan Asma dan Maag?

Saat kamu makan makanan pedas, suhu tubuh akan meningkat. Itulah mengapa tubuh kamu berkeringat setelah makan makanan pedas. Studi yang dipublikasikan dalam The International Journal of Psychology menyebutkan bahwa bahaya makan pedas bisa melukai perut dan mengaktifkan hormon kimia yang bisa membuat kamu terjaga di malam hari.

Terlalu banyak makan makanan pedas bisa mengurangi sensitivitas lidah dalam mengecap rasa, bahkan bisa membuat sensitivitas lidah berangsur hilang. Jika sensitivitas berkurang, lidah tidak lagi berfungsi optimal untuk menentukan porsi makanan pedas yang dapat ditolerir.

Jadi, Apakah Makan Pedas Berbahaya?

Sebenarnya makanan pedas dapat berbahaya bagi tubuh tergantung seberapa pedas makanan atau cabai yang kamu makan. Paprika paling pedas di dunia, yaitu Carolina Reaper dapat menyebabkan kerusakan yang serius dan cepat pada tubuh. Pada tahun 2018, seorang pria dari Amerika Serikat yang mengonsumsi Carolina Reaper dalam rangka uji nyali di sebuah kontes makan cabai, berakhir di ruang gawat darurat dengan sakit kepala hebat. Di sisi lain, seorang pria yang mengonsumsi ghost pepper, saus pedas yang lebih pedas dari Tabasco, berakhir dengan muntah hebat, bahkan sampai merusak kerongkongannya.

Selain level kepedasan, seberapa banyak kamu mengonsumsi cabai juga berpengaruh terhadap dampaknya bagi tubuh. Para peneliti menemukan bahwa orang yang makan lebih dari 50 gram cabai per hari secara teratur memiliki risiko penurunan kognitif hampir dua kali lebih besar dibandingkan orang yang makan cabai kurang dari jumlah tersebut.

Baca juga: Hobi Makan Pedas Bisa Picu Kerusakan Otak?

Jadi, kesimpulannya, makan pedas boleh saja. Sebab, kandungan capsaicin dalam cabai pada dasarnya dapat memberi manfaat baik bagi tubuh. Namun sebaiknya, makanan pedas tidak dikonsumsi secara berlebihan. Jadi, jangan terlalu banyak mengonsumsi cabai yang terlalu pedas.

Nah, jika kamu punya keluhan kesehatan, kamu bisa bicara ke dokter melalui aplikasi Halodoc, lho. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call, dan Chat untuk minta saran kesehatan kapan dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
NDTV Food. Diakses pada 2020. What Happens To Your Stomach When You Eat Over-Spicy Food.
Medical News Today. Diakses pada 2020. Is spicy food linked to dementia risk?
UChicagoMedicine. Diakses pada 2020. A hot topic: Are spicy foods healthy or dangerous?