Ada berapa teori yang mengatakan tentang jalur masuknya islam ke indonesia, kecuali

4 teori mengenai masuknya Islam ke indonesia adalah:

  1. “Teori Tiongkok” oleh Slamet Muljana.
  2. “Teori Gujarat” oleh Snouck Hurgronje dan J. Pijnapel
  3. "Teori Persia” oleh Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat
  4. “Teori Arab” oleh Jacob Cornelis van  Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.

Pembahasan

Islam sudah ada di Indonesia sejak awal sekali, bahkan pada tahun 1267 sudah berdiri kerajaan Islam di Nusantara, yaitu kerajaan Samudera Pasai, dan di Jawa telah ditemukan nisan seorang beragama Islam, atas nama Fatimah binti Maimun bertanggal tahun 1082.

Namun selama ratusan tahun, Islam tidak bisa menyebar, dan hanya terbatas dipeluk di kota-kota pelabuhan saja. Baru pada tahun 1400-an, Islam berkembang secara pesat dan mulai banyak didirikan kerajaan-kerajaan Islam. Berkembangnya Islam di Indonesia pada abad ke 15 M ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah perdagangan dan pelayaran antar benua yang berlangsung pada masa itu.  

Fenomena ini mengundang banyak penelitian dan beberapa sejarawan mengemukakan toeri yang menjelaskan bagaimana akhirnya Islam bisa menyebar di Nusantara. Ada berbagai teori persebaran Islam yang dicetuskan para sejarawan.

1.   “Teori Tiongkok” oleh Slamet Muljana.

Teori ini berpendapat bahwa persebaran Islam tak lepas dari peranan para saudagar Tiongkok yang saat itu banyak yang beragama Islam. Tak kalah penting adalah kunjungan dari Laksamana Cheng Ho (Zheng He), seorang laksamana Dinasti Ming yang beragama Islam, dan diiringi oleh banyak  pengiring yang juga beragama Islam.

Teori ini juga berpendapat bahwa Wali Songo merupakan para keturunan saudagar Tionghoa. Teori ini berlawanan dengan pandangan umum bahwa Wali Songo adalah keturunan orang Arab atau Asia Tengah. Karena kontroversi ini, buku Slamet Muljana pernah dilarang di masa pemerintahan Suharto.  

2.   “Teori Gujarat” oleh Snouck Hurgronje dan J. Pijnapel

Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk dibawa oleh saudagar dan ulama dari Gujarat, India, serta juga dari wilayah pelabuhan lain di India seperti Malabar dan Bengala. Teori ini dibuat berdasaran bahwa Islam di Indonesia yang  berkembang di masa awal abad 15 ini, sama dengan Islam yang berkembang di India, yaitu Islam yang bercorak sufistik (dipengaruhi aliran Sufi).

Namun teori ini juga memiliki kelemahan, karena umat Muslim di Indonesia menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi.

3.   “Teori Persia” oleh Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat

Menurut teori ini Islam yang masuk di Indonesia pada abad ke 7 Masehi adalah Islam yang dibawa kaum Syiah, Persia. Teori ini dibuat karena adanya adat di beebrapa daerah yang terpengaruh budaya Iran, seperti bentuk batu nisan dan budaya Tabuik di Minangkabau. Namun, Teori ini memiliki kelemahan yaitu pada masa itu Iran bukan meruakan pusat persebaran Islam

4.   “Teori Arab” oleh Jacob Cornelis van  Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.

Berdasarkan teori ini, Islam masuk pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera melalui para ulama dari Damaskus, Syiria, yang merupakan pusat Dynasti Umayyah. Teori ini didukung fakta bahwa madzhab yang populer di Indonesia, khususnya di Samudera Pasai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir. Kemudian adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir.

Namun teori ini kurang mendapat bukti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.  

-----------------------------------------------------------------------------

Pelajari lebih lanjut:  

Peranan Kerajaan Aceh dalam perkembangan Islam di Indonesia  

brainly.co.id/tugas/7163685  

Detail Jawaban    

Kode: 10.3.5

Kelas: X

Mata pelajaran: IPS / Sejarah  

Materi: Bab 5 - Zaman Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Kata kunci: Masuknya Agama Islam  


KOMPAS.com – Ajaran Islam mulai masuk ke Nusantara melalui perjalanan panjang, salah satunya lewat jalur perdagangan.

Adapun teori masuknya Islam memiliki banyak versi. Ada yang meyakini Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7, ada pula yang mengatakan pada abad ke-13.

Namun, di balik perbedaan pendapat tersebut, ada tiga teori paling umum tentang masuknya Islam ke Nusantara, yaitu Teori Gujarat atau India, Teori Persia, dan Teori Mekkah.

Baca juga: Teori Masuknya Islam di Nusantara

Teori Gujarat

Teori masuknya Islam ke Nusantara yang pertama adalah Teori Gujarat (India).

Menurut Teori Gujarat, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dengan dibawa oleh para pedagang Gujarat.

Pada waktu itu, para pedagang Gujarat datang dari Selat Malaka dan kemudian membangun hubungan dagang dengan orang-orang lokal di bagian barat Nusantara.

Salah satu bukti pendukung Teori Gujarat adalah ditemukannya makam Malik As-Saleh 1297, yang dikatakan mirip dengan batu nisan di Gujarat.

Adapun tokoh yang mengemukakan Teori Gujarat adalah seorang asal Belanda bernama Snouck Hurgronje.

Hurgrone berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui orang India, bukan Arab.

Ia juga menyatakan ada beberapa persamaan unsur-unsur Islam antara di Nusantara dan India.

Baca juga: Kelebihan dan Kelemahan Teori Gujarat

Selanjutnya ada teori Persia yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 dengan dibawa oleh para pedagang Persia.

Dua tokoh yang mencetus teori Persia adalah Husein Djajadiningrat dan Umar Amir Husein.

Djajadiningrat bependapat bahwa tradisi dan kebudayaan Islam yang ada di Indonesia memiliki beberapa persamaan dengan Persia.

Contohnya, seni kaligrafi yang berpahat batu-batu nisan bercorak Islam di Nusantara.

Lalu, ada juga budaya Tabot di Bengkulu dan Tabuik di Sumatera Barat yang konon serupa dengan ritual yang dilakukan di Persia setiap tanggal 10 Muharram.

Kendati demikian, aliran agama Islam yang dianut di Persia berbeda dengan Indonesia.

Aliran Islam di Persia adalah Syiah, sedangkan di Indonesia sebagian besar masyarakat Muslim menganut aliran Sunni.

Dengan demikian, teori Persia ini dianggap kurang relevan dengan fakta-fakta yang ada.

Baca juga: Kelebihan dan Kelemahan Teori Persia

Teori Mekkah

Teori terakhir adalah teori Mekkah yang menyatakan bahwa perkampungan Islam sudah ada sejak abad ke-7 di pantai barat Sumatera.

Pendapat ini juga didukung dengan bukti berita dari China pada zaman Dinasti Tang tahun 674 M, bahwa orang-orang Arab sudah mendirikan perkampungan Muslim di pantai barat Sumatera.

Kemudian, disebutkan juga bahwa pada masa Sriwijaya abad ke-8, kerajaan ini sudah mulai mengalami perkembangan kekuasaan dan banyak pedagang Muslim yang singgah di sana.

Salah satu tokoh yang mendukung teori Mekkah adalah Hamka.

Selain Hamka, seorang orientalis asal Inggris, TW Arnold, juga mendukung teori Mekkah yang menyatakan bahwa bangsa Arab merupakan bangsa yang dominan dalam perdagangan di Nusantara.

Referensi:

  • Wahidoh, Siti. (2020). Buku Intisari SKI (Sejarah Kebudayaan Islam). Tangerang: Rumah Belajar Matematika Indonesia.
  • Ahmad, Tsabit Azinar. (2016). Sejarah Kontroversial di Indonesia Perspektif Pedidikan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

KOMPAS.com - Masuknya Islam ke Nusantara atau Indonesia belum diketahui secara pasti.

Banyak yang berpendapat Islam di Nusantara tidak lepas dari adanya jalur perdagangan di Selat Malaka.

Banyak kapal-kapal dagang muslim yang datang dan singgah di Nusantara.

Adanya interaksi antar pedagang dari penjuru dunia dengan intensitas tinggi, memunculkan beragam teori mengenai proses masuknya Islam ke Nusantara.

Baca juga: Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

Teori-teori mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia

Dalam buku Menemukan Sejarah, Wacana Pergerakan Islam di Indonesia (1995) karya Ahmad Mansur Suryanegara, ada tiga teori mengenai masuknya Islam di Nusantara.

Teori apa sajakah yang dikemukakan oleh para ahli tentang pembawa agama Islam di Indonesia?

Islam datang dari Gujarat (teori gujarat)

Teori gujarat menyebutkan bahwa Islam yang masuk ke Nusantara dipercaya datang dari wilayah Gujarat, India.

Di mana melalui peran para pedagang muslim yang datang ke Nusantara lewat jalur perdagangan Selat Malaka.

Masuknya Islam dari Gujarat dikemukakan oleh Snouck Hurgronje dari Belanda. Ia berpendapat jika Islam masuk ke Nusantara buka dari Arab tapi Gujarat, India.

Hubungan langsung antara Nusantara dan Arab baru terjadi pada masa kemudian. Seperti utusan dari Mataram dan Banten ke Mekah pada abad ke-7.

Ia juga berpendapat bahwa ada persamaan unsur-unsur Islam Nusantara dengan India.

Baca juga: Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama dan Terbesar di Utara Jawa

Islam dari Arab (teori Mekah)

Teori mekah mengemukan bahwa pada abab ke-7 di pantai barat Sumatera sudah ada perkampungan Islam.

Hal itu di dukung adanya jalur perdagangan yang bersifat internasional. Bahkan berita dari China, pada zaman Dinasti Tang pada 674 mesehi, jika orang-orang Arab sudah mendirikan perkampungan di pantai barat Sumatera.

Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) , pada waktu Kerajaan Sriwijaya mengembangkan kekuasaan sekitar abad ke-8 dan 8, para pedagang muslim sudah singgah.

Banyak tokoh-tokoh yang mendukung teori tersebut. Masuknya Islam ke Nusantara terjadi sebelum abad ke-7 masehi dan berperan besar terhadap proses penyebaran selanjutnya.

Islam datang dari Persia (teori Persia)

Teori persia mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara abad ke-13 yang berasal dari Persia.

Baca juga: Peranan Selat Malaka bagi Jalur Perdagangan

Dalam teori tersebut terdapat kesamaan budaya yang dimiliki oleh beberapa kelompok masyarakat Islam Nusantara dengan Persia.

Dalam buku Sejarah Islam Nusantara (2015) karya Michael Laffan, sejak awal masehi para penguasa di kawasan barat Nusantara berbagi budaya istana yang bercorak India dan mendapat pengalaman dari para pedagang asing.

Karena Asia Tenggara berada di perempatan dua zona perdagangan kuno yang penting. Pertama, Samudera Hindia, sedangkan yang lain meliputi Laut China Selatan.

Kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara paling awal berasal dari berbagai catatan berbahasa Cina yang merekam kedatangan para utusan dengan nama-nama yang merupakan nama muslim.

Dari arah lain, memiliki laporan-laporan berbahasa Arab mengenai berbagai rute pelayaran dari Teluk Persia ke pelabuhan-pelabuhan di China Selatan dengan titik tumpu di Selat Makaka.

Di sana para kapten menunggu perubahan angin monsun untuk membawa mereka melanjutkan perjalanan atau kembali pulang.

Baca juga: Sejarah Pajak Indonesia, Dimulai Zaman Kerajaan

Marco Polo dalam laporannya mengenai Sumatera 1292 menyebut sebuah komunitas Muslim baru sekitar yang didirikan oleh para pedagang "Moor" di Perlak.

Salah satu batu nisan muslim bertarikh pertama menyebut Malik al Salih sebagai penguasa zaman di bandar terdekat Samudera Pasai.

Namun ada bukti mengenai komunitas-komunitas yang lebih awal dari barta di Lamreh. Tempat penanda-penanda makam yang telah terkikis parah menunjukan adanya hubungan dengan India Selatan dan Cina Selatan.

Diberitakan Kompas.com (23/3/2017) , dari rekontruksi sejarah, arus utama tentang sejarah mula Islam Nusantara menyebutkan Samudera Pasai sebagai Kerajaan Islam pertama.

Samudera Pasai merupakkan gabungan dua kerajaan Hindu, yakni Samudra dan Pasai dengan Raja Meurah Silue yang bergelar Malik as Salih (1267-1297).

Baca juga: Kerajaan Kutai: Kerajaan Hindu Tertua di Nusantara

Salah satu dokumen tertua tentang keberadaan Kerajaan Pasai ditulis di Vanesia, Italia, Marco Polo yang masih sempat bertemu dengan Sultan Malik as Salih (1292).

Kesaksian etnografis Marco Polo tentang Pasai dan tujuh kerajaan lainnya di Sumatera memiliki kesan yang berbeda.

Ia menyebutkan Pasai yang terbesar. Penyebutan Perlak adalah tempat yang ia jelahi.

Selain dan Perlak yang muslim, kerajaan lain dikatakan masih menganut agama pagan.

(Sumber: Kompas.com/Krisiandi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.