George Herbert Mead mengatakan bahwa perkembangan kepribadian manusia terjadi melalui tahapan perkembangan diri. Selama proses perkembangan diri berlangsung, kepribadian manusia juga ditentukan oleh berbagai faktor seperti faktor biologis, kebudayaan, geografis, pengalaman kelompok, hingga pengalaman unik individu. Ada banyak ahli yang mengatakan bahwa kepribadian dapat ditularkan atau ditiru tergantung dari faktor yang mempengaruhi. Dengan demikian, faktor pengalaman hidup juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Hal tersebut dikarenakan pengalaman hidup yang dialami seseorang akan membawa perubahan pada kesadaran dan pandangan hidupnya hingga berpengaruh terhadap kepribadiannya. Sebagai contohnya seseorang dengan kepribadian pemalu, namun seiring dengan bertambah banyak dan luas pergaulan serta pengalaman yang dimiliki (sebagai contohnya mengikuti berbagai organisasi atau komunitas) mengakibatkan perubahan pada kepribadiannya, yaitu menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Faktor-faktor
Pembentuk Kepribadian - Terbentuknya kepribadian setiap individu
dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, dan
pengalaman-pengalaman. Faktor biologis dapat berupa keadaan jasmani ibu selama
mengandung bayi dan faktor warisan biologis. Berbagai faktor itu membentuk
kebiasaan, sikap, dan sifat yang khas pada setiap orang. Kepribadian seseorang
selalu berkembang sejalan dengan berbagai pengaruh yang ia peroleh melalui
proses sosialisasi dan interaksi dengan orang lain.
Faktor Prakelahiran (Prenatal) Sebelum dilahirkan, seorang anak manusia berada dalam kandungan selama kira-kira sembilan bulan sepuluh hari. Selama masa itu, terdapat beberapa hal yang dapat memengaruhi perkembangan calon individu. Penyakit yang diderita ibunya, seperti sipilis, diabetes, dan kanker dapat memengaruhi pertumbuhan mental, penglihatan, dan pendengaran bayi dalam kandungan. Keadaan kandungan ibu juga dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anak yang akan dilahirkan. Kondisi daerah pinggul ibu dapat memengaruhi pertumbuhan bayi selama dalam kandungan. Akibat kondisi yang tidak menguntungkan, dapat menyebabkan bayi lahir cacat atau kidal. Keterkejutan keras (shock), saat lahir dapat pula mengakibatkan bayi itu memiliki kelambanan dalam berpikir. Semua itu dapat memengaruhi pembentukan kepribadian.
Faktor Keturunan (Heredity) Warisan biologis berpengaruh penting dalam membentuk beberapa ciri kepribadian seseorang, namun tidak menentukan semua ciri kepribadian orang tersebut. Warisan biologis akan berkembang secara optimal bila mendapat pengaruh positif dari lingkungan. Warisan biologis antara lain intelegensi, temperamen, watak, cara berbicara, tinggi badan, warna kulit, jenis rambut, dan sebagainya. Sifat seseorang yang dipengaruhi faktor keturunan adalah keramah-tamahan, perilaku kompulsif (perilaku terpaksa), dan kemudahan dalam pergaulan sosial. Berikut ini akan dijelaskan tiga faktor keturunan yang paling menonjol.
Faktor Lingkungan (Environment)
Ciri-ciri kepribadian seseorang dalam hal ketekunan, ambisi, kejujuran, kriminalitas, dan kelainan merupakan hasil pengaruh lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik keadaan fisik, sosial, maupun kebudayaan. Dengan demikian, ada tiga faktor lingkungan yang dapat memengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. Namun, pengaruh ketiganya tidak berdiri sendiri.
Faktor kejiwaan tidak bersumber pada faktor biologis tetapi bersumber pada proses interaksi dan sosialisasi dengan masyarakat. Sebagai hasil dari proses sosial, faktor kejiwaan yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang adalah terdiri atas motivasi dan kebutuhan untuk berprestasi atau need for achievement yang disingkat n ach.
|