Mengapa bangsa indonesia harus menjaga keberagaman yang ada dalam masyarakat

Menko PMK Wakili Presiden Jokowi di Munas Permabudhi_

KEMENKO PMK - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Muhadjir Effendy menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) ke-2 Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi), di Auditorium Primary School Tzu Chi, Jakarta.

Munas Permabudhi dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo melalui video taping dan dilanjutkan pemukulan gong secara simbolis yang dilakukan Menko PMK.

Dalam sambutannya, Menko PMK mengingatkan, Indonesia merupakan salah satu negara multikultural dengan berbagai keragaman yang dimilikinya.

Keragaman tersebut antara lain suku, ras, bahasa dan juga agama. Oleh karena itu, dia mengatakan pentingnya menjaga kemajemukan dan kerukunan antar masyarakat.

“Keberagaman ini merupakan aset bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan rawat bersama,” kata Muhadjir saat memberi arahan pada Munas ke-2 Permabudhi, Jakarta, Sabtu (24/9).

Pada kesempatan itu, Menko PMK turut memberikan apresiasi terhadap program yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh Permadhi.

“Atas nama Menko PMK, saya tentu sangat menghargai dan memberikan apresiasi tinggi atas program yang telah dilaksanakan sebelumnya. Walaupun usia Permabudhi masih seumur jagung, tapi kiprah Permabudhi sangat luar biasa,” ungkap Muhadjir.

Ia berharap, seterusnya, Permabudhi dapat mengambil bagian dalam upaya mendorong program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

“Semoga program selanjutnya akan memiliki tugas yang koheren dan berkesinambungan dengan program pemerintah khususnya untuk membangun SDM,” tutur Menko PMK.

Adapun dalam mendorong GNRM tersebut, terdapat tiga nilai utama yang perlu diaplikasikan dalam kehidupan. Diantaranya, integritas, gotong royong dan kerja keras.

Menurut Menko PMK, tiga nilai utama itu sangat penting untuk diimplementasikan dan digaungkan lebih luas melalui Aksi-aksi Nyata di masyarakat, khususnya di lingkungan Organisasi/Majelis Tinggi Keagamaan di Indonesia.

“Majelis Keagamaan di Indonesia harus mengambil peran itu. Tanpa itu kita tidak mungkin mencapai Indonesia yang besar yang menjadi gagasan kita,” jelasnya.

Turut hadir dalam munas tersebut, Ketua Umum Permabudhi, Ketua Panitia Munas, Para Perwakilan Anggota Permabudhi dari 33 Provinsi, Ketua Mahkamah Agung, Perwakilan Pemerintah Daerah dan TNI POLRI serta Perwakilan Organisasi/Majelis Tinggi Keagamaan.

Mengapa bangsa indonesia harus menjaga keberagaman yang ada dalam masyarakat
Presiden Joko Widodo saat melakukan audiensi dengan kepala suku seluruh Indonesia atau perwakilannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (16/11/2017).


Bogor, Kominfo - Pemerintah menyatakan siap untuk memfasilitasi setiap hal yang berkaitan dengan pelestarian dan pemberdayaan adat istiadat. Salah satunya dilakukan dengan mengalokasikan anggaran untuk melakukan renovasi rumah-rumah adat yang memerlukan. Demikian disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo saat melakukan audiensi dengan kepala suku seluruh Indonesia atau perwakilannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/11/2017).

"Kalau ada misalnya rumah-rumah adat yang perlu direnovasi pemerintah saat ini memiliki anggaran untuk merenovasi itu," ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan peserta acara.

Indonesia dengan 714 suku yang dimilikinya turut menjadikan bangsa kita memiliki kekayaan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Keberagaman adat istiadat dan budaya ini sesungguhnya merupakan kekayaan yang sekaligus menjadi anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. 

Menurut informasi yang didapat Presiden, saat ini di Indonesia masih terdapat sekira 43 keraton yang masih utuh. Di samping itu, juga terdapat 29 lembaga adat yang masih terpelihara.  "Kekayaan seperti inilah yang terus saya sampaikan kepada Pak Menteri agar terus selalu kita jaga," tutur Presiden.

Terkait dengan keberagaman itu, Kepala Negara sekali lagi berpesan agar masing-masing pihak untuk dapat berperan menjaga persatuan di masyarakat. Gesekan-gesekan yang terjadi di masyarakat hendaknya diselesaikan dengan cepat agar tidak terus tumbuh menjadi benih perpecahan.

"Jangan sampai misalnya karena perhelatan politik seperti pemilihan bupati, wali kota, gubernur, atau bahkan presiden menjadikan kita tidak rukun. Yang namanya pemilu, pilih pemimpin yang baik, coblos, sudah habis itu rukun kembali. Jangan dibawa bertahun-tahun, kebencian diangkat-angkat terus. Lupa kalau kita ini saudara sebangsa dan se-Tanah Air," ucapnya.

Oleh karena itu, Presiden mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaannya atas segenap upaya yang telah dilakukan oleh para kepala suku maupun perwakilannya untuk merawat, menjaga, dan memelihara adat istiadat serta kerukunan di daerahnya masing-masing. Ia pun mengingatkan bahwa kekayaan budaya Indonesia tetap harus dijaga untuk kesejahteraan bangsa.

"Jangan sampai kita kehilangan akar budaya kita karena kekayaan itulah yang bisa menyejahterakan negara dan bangsa kita," ujarnya sekaligus mengakhiri sambutan.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Sumber

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

Bey Machmudin

Mengapa bangsa indonesia harus menjaga keberagaman yang ada dalam masyarakat

Wapres mengingatkan, agar seluruh K/L memastikan terjadinya konvergensi berbagai program, sekaligus memastikan kualitas implementasi program Selengkapnya

Mengapa bangsa indonesia harus menjaga keberagaman yang ada dalam masyarakat

Tidak hanya di Provinsi Kalimantan Timur, pemerintah akan menunjukkan keseriusan penanganan masalah lingkungan melalui persemaian di provins Selengkapnya

Mengapa bangsa indonesia harus menjaga keberagaman yang ada dalam masyarakat

Selain melepasliarkan tukik, Presiden juga melakukan transplantasi terumbu karang untuk melestarikan terumbu karang yang berada di lautan di Selengkapnya

Mengapa bangsa indonesia harus menjaga keberagaman yang ada dalam masyarakat

Selain itu, para nelayan juga menyampaikan soal pendangkalan di wilayah mereka. Untuk itu, Presiden akan memerintahkan Menteri Pekerjaan Umu Selengkapnya

Dilihat 93,420 pengunjung

Adakah Sobat SMP di sini yang punya teman berbeda suku ataupun agama? Jika ada, kalian sangat beruntung karena dapat mengenal budaya serta ajaran baru. Selain itu, lingkungan yang majemuk bisa memberikan kalian referensi pertemanan yang lebih luas.

Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada telah menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan harmonis.

Namun, belakangan ini Indonesia kerap mengalami krisis toleransi. Perbedaan yang ada justru menimbulkan perpecahan. Padahal, perbedaan itu sendirilah yang seharusnya membuat Indonesia menjadi indah karena lebih “berwarna”.

Sebagai warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah akibat isu-isu negatif. Ingat kata pepatah, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”

Bentuk keberagaman di Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun keberagamannya. Ada beberapa bentuk keberagaman di Indonesia, mulai dari keberagaman suku, keberagaman agama, keberagaman ras, dan juga keberagaman anggota golongan.

Keberagaman suku

Indonesia adalah negara kepulauan. Dari geografis yang berbeda-beda tersebut, Indonesia memiliki banyak sekali suku. Suku bangsa atau yang disebut juga etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan. Selain itu, kelompok suku bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis yang dimiliki.

Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa. 

Keberagaman agama

Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan dalam beragama dijamin dalam UUD 1945 pasal 29 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Di Indonesia sendiri, ada enam agama yang diakui oleh negara. Agama-agama yang diakui oleh negara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan juga Konghucu. Keenam agama harus hidup berdampingan di masyarakat dengan prinsip toleransi antarumat beragama.

Keberagaman ras

Baca Juga  Bersinergi Dalam Pengelolaan Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Ras merupakan klasifikasi yang digunakan untuk mengategorikan manusia melalui ciri fenotipe (ciri fisik) dan asal usul geografis. Asal mula keberagaman ras di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti bangsa asing yang singgah di Tanah Air, sejarah penyebaran ras dunia, dan juga kondisi geografis. 

Ada beberapa ras yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Ras Malayan-Mongoloid yang berada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Ras Melanesoid mendiami wilayah Papua, Maluku, dan juga Nusa Tenggara Timur. Selain itu, ada juga ras Asiatic Mongoloid yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, yaitu seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Terakhir, ada ras Kaukasoid, yaitu orang-orang India, Timur-Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.

Keberagaman anggota golongan

Dalam masyarakat multikultural, keberagaman golongan bisa terjadi secara vertikal dan horizontal. Untuk vertikal, terdapat hierarki lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Contohnya seperti status sosial, pendidikan, jabatan, dan sebagainya. Secara horizontal, biasanya anggota golongan setara dan tidak ada hierarki. Namun, hal ini mengakibatkan banyak yang merasa anggota golongannya paling benar sehingga merendahkan anggota golongan lainnya. Contohnya adalah agama, idealisme, adat-istiadat, dan sebagainya.

Pentingnya menjaga toleransi di dalam keberagaman

Meskipun Indonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan dan keberagaman, hal tersebut membuat Indonesia rentan terpecah-belah akibat perbedaan yang ada. Perpecahan di masyarakat bisa memicu konflik yang menimbulkan kerugian banyak pihak.

Oleh karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap perbedaan dan kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak dini supaya bisa menerima perbedaan yang ada.

Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan kepada tetangga melakukan ibadahnya, tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan hari raya, dan tidak membeda-bedakan tetangga, dan menghargai perbedaan budaya yang ada.

Sikap dan perilaku toleransi terhadap keberagaman masyarakat merupakan kunci untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan, serta mencegah proses perpecahan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Setiap individu hendaknya mengaplikasikan perilaku toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan antargolongan.

Referensi: Modul PPKN SMP Terbuka Keberagaman Suku, Ras, Agama, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika untuk kelas VII terbitan Direktorat SMP tahun 2020

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP