Show Pernahkah kamu melihat gerhana matahari? Gerhana matahari adalah peristiwa ketika posisi bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus. Peristiwa gerhana matahari adalah kejadian alam yang sayang untuk dilewatkan, namun pada saat menyaksikannya, kita tidak boleh melihat secara langsung. Mengapa? Mari simak jawabannya dalam artikel tentang gerhana matahari berikut ini. Ilustrasi Bahaya Melihat Gerhana Matahari secara Langsung. Sumber: pexels..comPengertian Gerhana MatahariDalam buku Mengenal Tata Surya oleh Adriansyah Arifin (2019: 20-21), gerhana matahari terjadi karena pergerakan bulan dan bumi yang mengelilingi matahari. Pada saat bumi, bulan, dan matahari terletak pada satu garis lurus, maka terjadi peristiwa gerhana matahari. Bulan kadang-kadang melintas tepat di depan matahari. Pada saat hal ini terjadi, cahaya matahari terhalang oleh bulan dan menyebabkan timbulnya daerah gelap di bumi. Gerhana matahari tidak terjadi di seluruh tempat di bumi karena ukuran bulan jauh lebih kecil daripada bumi. Ada tiga jenis gerhana matahari, yaitu gerhana matahri total, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari cincin. Gerhana Matahari Total: Daerah yang mengalami gerhana matahari total adalah permukaan bumi yang terkena bayangan inti atau umbra. Gerhana matahari total berlangsung kurang lebih 7 menit. Gerhana Matahari Sebagian: Terjadi pada daerah yang terkena bayangan penumbra Gerhana Matahari Cincin: Terjadi jika bulan hanya menutup bagian tengah matahari, sehingga terlihat seperti cincin yang bercahaya di sekelilingnya. Ilustrasi Bahaya Melihat Gerhana Matahari secara Langsung. Sumber: pexels..comMengapa Tidak Boleh Melihat Gerhana Matahari secara Langsung?Melihat gerhana matahari secara langsung dapat membahayakan mata kita. Menurut buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas VI oleh Nunik Nurhidayati, Efrie Lestari, dan Toto S (2018: 75), karena saat bayangan bulan bergeser, cahaya matahari sangat terang sehingga dapat membuat mata rusak, bahkan menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, ketika terjadi gerhana matahari, sebaiknya kita tidak melihatnya secara langsung. Itulah penjelasan mengenai gerhana matahari dan penyebab kita tidak boleh melihat gerhana matahari secara langsung. Semoga penjelasan ini dapat menambah wawasan anda mengenai fenomena alam gerhana matahari.(IND)
Peristiwa gerhana matahari total akan berlangsung pada 9 Maret mendatang. Hal ini mendapat atensi dari banyak orang yang ingin menyaksikan secara langsung peristiwa langka ini. Namun, fenomena alam ini tidak dapat dilihat secara sembarangan karena melihat ke arah matahari secara langsung dapat membahayakan kesehatan mata. “Melihat matahari secara langsung untuk waktu yang lama dapat membakar retina atau makula dan merusak saraf mata yang merupakan sentral penglihatan,” ujar Dokter Spesialis Mata RSUP Dr Sardjito dan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Suhardjo, Senin (7/3). Bahaya ini ditimbukan oleh sinar ultraviolet B yang dipancarkan matahari, termasuk pada saat terjadinya gerhana matahari pada titik ketika matahari tidak sepenuhnya tertutup. Meskipun matahari hanya terlihat sebagian, sinar ultraviolet yang dipancarkan tetap berbahaya. Paparan langsung terhadap cahaya matahari dapat mengakibatkan retinopathy solaris atau kerusakan pada retina yang menyebabkan penglihatan menjadi rabun. “Secara fisik memang mata terlihat baik-baik saja karena kerusakan ini hanya bisa diketahui ketika mengamati retina dengan alat khusus. Saya baru satu kali menerima pasien yang mengalami kerusakan ini, yaitu pada seorang anak yang melihat matahari secara langsung selama hampir 15 menit,” tambahnya. Oleh karena itu, ia menyarankan bagi warga yang ingin menyaksikan gerhana matahari untuk menggunakan pelindung mata, yaitu media-media yang dapat menyerap ultraviolet B, seperti kaca berwarna yang dapat menyerap sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling tidak setara dengan panjang gelombang warna hijau. “Menggunakan lensa kacamata biasa atau lensa kamera tanpa filter khusus masih berisiko karena belum cukup menyerap sinar ultraviolet B yang berbahaya bagi mata,” jelasnya. (Humas UGM/Gloria)
Para pengamat astronomi mula-mula mengetahui retinopati matahari melalui cara yang tidak mengenakkan. Alkisah Thomas Harriot yang mengamati bintik matahari pada 1610, tapi tidak menerbitkan temuannya. Pada 1612 ia menuliskan bahwa setelah menatap matahari, pandangannya agak buram selama 1 jam. Kutipan seorang ahli astronomi Oxford yang bernama John Greaves menyebutkan bahwa seusai pengamatan matahari ia melihat citra bayangan [afterimage] berupa kerumunan burung gagak dalam pandangannya. Dalam suatu kasus yang paling terkenal, Isaac Newton mencoba mengintip matahari melalui cermin. Ia pun mengalami kebutaan selama 3 hari dan melihat afterimage selama beberapa bulan. Para ilmuwan tidak punya informasi lengkap tentang prevalensi kerusakan mata setelah menatap gerhana matahari. Namun dalam suatu penelitian tahun 1999, setelah penampakan gerhana matahari di Eropa, sebanyak 45 pasien terduga retinopati mendatangi klinik mata di Leicester, Inggris. Mereka seluruhnya mengaku habis menatap fenomena alam tersebut. Sebanyak 40 orang dinyatakan memiliki kerusakan ataupun gejala kerusakan. Sisanya mengalami perubahan penglihatan dalam retina. Sebanyak 20 pasien mengeluhkan nyeri pada mata, sedangkan 20 orang lagi mengaku ada masalah dengan penglihatannya. Di antara yang bermasalah dengan penglihatan, ada 12 orang yang melaporkan bahwa penglihatan mereka kembali normal setelah 7 bulan. Walau masih terlihat bayangan kerusakan dalam bidang pandang mereka [misalnya seperti tampilan berbentuk bulan sabit]. Melalui jurnal Lancet pada 2001, para peneliti menuliskan, "Temuan kami mengungkapkan bahwa tak seperti yang umum diduga, kebanyakan orang penderita retinopati gerhana tidak mengalami buta total." Namun demikian para peneliti memperingatkan bahwa penelitian sebelumnya tentang paska-gerhana membeberkan adanya masalah-masalah penglihatan yang lebih parah pada pasien. Melalui perbandingan dua temuan tadi, dapat diduga bahwa peringatan yang disebar luas melalui media telah membantu mencegah peningkatan kerusakan mata saat gerhana yang terjadi lebih belakangan. Penelitian juga menengarai bahwa beberapa kerusakan mata bersifat permanen, walaupun banyak juga yang bisa diperbaiki. Pada 1995, peneliti mengamati 58 pasien dengan kerusakan menetap pada mata setelah menatap gerhana matahari 1976 di Turki. Hasil penelitian tertuang dalam jurnal Graefe's Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology dan menyebutkan bahwa pemulihan terjadi dalam 1 bulan pertama setelah kejadian. Tapi, kerusakan apapun yang masih tersisa dalam 18 bulan pertama akan menetap selama 15 tahun kemudian. Jadi walaupun sepertinya efek melihat gerhana matahari tidak sampai buta, dampaknya pada penglihatan bisa lama sekali. Melihat langsung ke matahari bahkan ketika sedang gerhana sekalipun bisa menyebabkan kerusakan serius pada mata atau bahkan kebutaan. Saksikan juga video menarik berikut ini: Lihat Foto Ilustrasi Gerhana Matahari Cincin KOMPAS.com - Pada 26 Desember 2019, gerhana matahari cincin [GMC] diperkirakan akan menyambangi Indonesia. Selain itu, gerhana matahari total [GMT] kembali akan melintasi Indonesia pada 20 April 2023. Setiap ada fenomena gerhana matahari, kita biasanya diwanti-wanti agar tak melihat gerhana secara langsung karena bahaya. Ada yang bilang bisa bikin buta, bahkan bisa membuat bayi dalam kandungan cacat. Benarkah? Baca juga: gerhana matahari cincin Akan Terjadi di Riau, Ini Penjelasan Lapan Apa itu gerhana matahari cincin?Sebelum mengetahui kenapa gerhana matahari cincin dianggap berbahaya, mari simak dulu penjelasan soal apa itu gerhana matahari cincin. Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, fenomena gerhana matahari cincin terjadi ketika Bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik apogee atau terjauh. Piringan bulan akan tampak lebih kecil daripada piringan matahari hingga tidak menutupi seluruhnya. Kemudian kerucut umbra tidak sampai ke permukaan Bumi dan akan terbentuk kerucut tambahan yang disebut antumbra. Baca juga: Jangan ke Luar Negeri Akhir Tahun Ini, gerhana matahari cincin Bakal Sapa Indonesia "Pengamat yang berada dalam wilayah antumbra akan melihat Matahari tampak seperti 'cincin' di langit. Inilah yang disebut gerhana matahari cincin [GMC]," tulis siaran pers LAPAN. Bahaya melihat gerhana matahariLalu, kenapa kita tidak boleh melihat gerhana matahari secara langsung? Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 2016 lalu, cahaya dari sinar matahari memiliki intensitas sangat tinggi dan bisa merusak retina di belakang bola mata. Menyaksikan gerhana matahari merupakan momen yang langka dan tak terlupakan. Namun, sebaiknya Anda menggunakan pelindung mata saat melihat gerhana matahari untuk mencegah kerusakan permanen pada retina. Melihat langsung ke arah matahari, meskipun hanya beberapa detik, dapat menyebabkan kerusakan serius pada mata. Hal ini karena sinar ultraviolet [UV] dari matahari akan masuk ke mata dan diserap oleh retina, sehingga memicu kerusakan oksidatif atau disebut juga sebagai retinopati surya. Hal ini berlaku pula saat seseorang menatap langsung ke arah matahari tanpa menggunakan pelindung mata saat gerhana matahari terjadi. Perubahan penglihatan mungkin tidak akan langung terasa. Namun setelah 12 jam, gejala retinopati surya mungkin muncul pada salah satu mata atau bahkan keduanya. Bahaya Menatap Gerhana Matahari secara LangsungSaat masuk ke mata, sinar UV dari gerhana matahari akan difokuskan oleh lensa dan diserap oleh retina yang berada di belakang mata. Retina merupakan jaringan yang bertugas mengubah cahaya menjadi sinyal saraf dan mengirim sinyal-sinyal tersebut ke otak. Setelah diserap oleh retina, sinar UV menghasilkan radikal bebas yang mulai mengoksidasi jaringan di sekitar mata. Hasilnya, sel batang dan sel kerucut pada retina akan rusak. Kondisi inilah yang dinamakan dengan retinopati surya. Saat seseorang mengalami retinopati surya akibat menatap gerhana matahari secara langsung, ada beberapa gejala yang mungkin dialami, di antaranya:
Pada kondisi yang lebih serius, keluhan yang dialami dapat berupa:
Gejala dapat membaik dengan sendirinya, tetapi bisa juga memakan waktu sebulan hingga setahun untuk sembuh. Kerusakan mata permanen juga mungkin terjadi, terutama jika kerusakan retina tergolong parah. Selain retinopati surya, paparan radiasi sinar UV secara berlebihan dan dalam waktu singkat pada mata juga dapat menyebabkan fotokeratitis. Kondisi ini sering disebut dengan mata terbakar matahari, dengan gejala berupa mata merah, sensasi adanya benda asing atau berpasir di mata, dan mata sensitif terhadap cahaya. Cara Melindungi Mata saat Menatap Gerhana MatahariPernah ada sebuah laporan yang mengatakan bahwa seorang wanita mengalami kerusakan mata setelah menatap gerhana matahari secara langsung selama 21 detik tanpa memakai pelindung mata. Beberapa jam kemudian, ia mengalami pandangan kabur dan hanya bisa melihat warna hitam. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa retinanya terbakar, dan kerusakan ini terjadi pada tingkat sel. Wanita tersebut akhirnya terdiagnosis mengalami retinopati surya. Kejadian ini menekankan bahaya melihat langsung ke arah gerhana matahari tanpa pelindung mata. Agar terhidar dari bahaya tersebut, ada beberapa cara melindungi mata saat menatap gerhana matahari, antara lain: Gunakan pelindung mataGunakan kacamata khusus untuk melihat gerhana matahari. Kacamata ini umumnya menggunakan filter khusus yang dapat meredam intensitas cahaya matahari. Jangan menggunakan kacamata hitam biasa, segelap apa pun warna lensanya. Perhatikan cara melihat gerhana matahari yang tepatUsahakan untuk tidak terlalu fokus menatap matahari. Alihkan pandangan Anda selama beberapa saat sebelum menatap matahari lagi. Saat gerhana matahari mencapai puncaknya, yaitu tertutup total dan langit menjadi gelap, kacamata dapat dilepas, sehingga Anda bisa menyaksikan langsung keindahannya tanpa pelindung. Namun, gerhana matahari total hanya terjadi 2–3 menit saja. Jadi, setelah matahari tersibak dan langit kembali cerah, pelindung harus kembali digunakan agar cahaya matahari tidak merusak retina. Hindari melihat gerhana matahari dengan alat bantu pengamatanPastikan Anda tidak melihat gerhana matahari melalui alat bantu pengamatan, seperti teleskop, teropong, lensa kamera, atau lensa ponsel, kecuali alat-alat tersebut telah dipasang filter surya khusus pada lensanya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan Anda tidak sengaja melihat langsung ke arah gerhana matahari saat menggunakan alat-alat tersebut. Menyaksikan gerhana matahari dapat menjadi pengalaman berharga karena langkanya fenomena ini. Namun, setelah mengetahui bahaya gerhana matahari jika ditatap secara langsung, Anda sebaiknya lebih waspada dan mempersiapkan diri sebelum menyaksikannya. Jika mengalami gangguan penglihatan atau masalah pada mata setelah menatap gerhana matahari, segeralah periksakan diri ke dokter mata. Video yang berhubungan |