Komposisi penduduk yang menyebabkan pengaruh interaksi antar ruang

Perubahan akibat interaksi antar ruang terjadi karena pergerakan yang disebabkan oleh interaksi antar ruang. Interaksi antarruang dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pergerakan orang, barang, gagasan, dan informasi. Perubahan akan terjadi baik di daerah tujuan maupun daerah asal terjadinya interaksi antarruang.

Semua bentuk interaksi tersebut berdampak pada adanya perubahan. Misalnya, jika banyak orang dengan berbagai keperluannya selalu datang pada suatu tempat, maka tempat yang dituju itu akan berkembang menjadi pusat kegiatan masyarakat yang disebut kota.

Oleh karena itu pergerakan orang sebagai bentuk interaksi keruangan tersebut menimbulkan perubahan, yakni mengubah suatu tempat menjadi lebih maju dan berkembang atau konkretnya dari pedesaan menjadi perkotaan.

Pergerakan orang tersebut hanyalah salah satu bentuk interaksi antarruang. Interaksi keruangan (antarruang) juga dapat meliputi beragam jenis pergerakan lainnya seperti:

  1. perjalanan menuju tempat kerja,
  2. migrasi,
  3. pariwisata,
  4. pemanfaatan fasilitas umum,
  5. transmisi infomasi dan modal,
  6. wilayah pemasaran kegiatan retail,
  7. perdagangan internasional, dan
  8. distribusi barang.

Oleh karena itu, akibat yang diberikan pun dapat beragam berdasarkan interaksi antarruang yang terjadi.

Perubahan akibat interaksi antar ruang meliputi: berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan, perubahan penggunaan lahan, perubahan orientasi mata pencaharian, berkembangnya sarana prasarana, perubahan sosial budaya, dan perubahan komposisi penduduk (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 76).

Berikut adalah pemaparan dari masing-masing perubahan yang terjadi akibat dari interaksi antarruang.

Berkembangnya Pusat-Pusat Pertumbuhan

Pergerakan orang, barang dan jasa pada suatu lokasi tertentu akan menimbulkan pemusatan aktivitas manusia pada lokasi tujuan. Pemusatan aktivitas penduduk tersebut kemudian membentuk daerah perkotaan. Itulah mengapa interaksi antarruang dapat memicu pusat-pusat pertumbuhan.

Daerah perkotaan merupakan pusat pertumbuhan suatu wilayah karena sebagian besar aktivitas terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Melalui perkotaan, pertumbuhan akan terjadi secara berkala dan menyebar ke seluruh bagian-bagian terdekat yang dicakupnya.

Perubahan Penggunaan Lahan

Perubahan penggunaan lahan atau perubahan tata guna lahan diakibatkan oleh interaksi antarruang yang semakin pesat. Hal tersebut mengakibatkan aktivitas penduduk yang terus meningkat dan pada akhirnya akan memerlukan lahan untuk menampung aktivitas tersebut. Semakin banyak penduduk yang datang pada suatu kota akan disertai dengan kebutuhan tempat tinggal yang meningkat.

Akibatnya terjadi alih fungsi lahan yang tidak terbendung, yakni dari lahan pertanian menjadi permukiman. Hal yang sama juga dapat terjadi pada industri, perdagangan, jasa, dan lainnya yang memerlukan lahan untuk menampung aktivitasnya.

Dengan demikian, terjadi perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non-pertanian, meliputi: permukiman, industri (pabrik), perdagangan (pasar atau swalayan), jasa (perkantoran), dsb.

Perubahan Orientasi Mata Pencaharian

Interaksi antarruang atau interaksi spasial umumnya terjadi karena adanya kepentingan ekonomi, khususnya berkaitan dengan mata pencaharian. Daerah yang menjadi tujuan pergerakan penduduk akan dihuni oleh mereka yang memiliki pekerjaan yang beragam.

Jenis pekerjaan yang berkembang juga dipicu oleh kebutuhan akan barang dan jasa yang semakin beragam. Orientasi pekerjaan berubah dari yang tadinya hanya berpusat pada sumber daya alam, khususnya pertanian, berubah menjadi pekerjaan lainnya.

Berbagai pekerjaan administratif dan manajemen bermunculan, karena pekerjaan penjualan semakin meningkat. Semakin banyaknya orang-orang yang sibuk bekerja tanpa bisa memasak dan melakukan pekerjaan rumah tangga membuka industri baru. Industri makanan, jasa asisten rumah tangga, dsb.

Berkembangnya Sarana dan Prasarana

Terjadinya pergerakan orang, barang, dan informasi memerlukan sarana dan prasarana atau sering disebut dengan istilah infrastruktur. Pembangunan sarana dan prasarana akan semakin meningkat dengan meningkatnya pergerakan tersebut.

Sarana dan prasarana yang akan berkembang sebagai akibat dari interaksi antarruang meliputi: kendaraan, perumahan, jalan, fasilitas umum, pusat-pusat perdagangan, dan lain-lain. Perkembangan tersebut akan terus bertambah dengan semakin meningkatnya interaksi keruangan.

Adanya Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya akibat adanya interaksi antar ruang adalah perubahan norma dan nilai yang dianut oleh masing-masing individu atau kelompok masyarakat yang disebabkan penduduk pendatang dan penduduk asli memiliki budaya yang berbeda.

Selain itu, perubahan sosial budaya juga menyangkut perubahan status sosial. Mengapa hal tersebut berkaitan? karena berkembangnya suatu wilayah akibat dari interaksi antar ruang akan memengaruhi status sosial masyarakatnya.

Mengapa dapat terjadi perubahan sosial budaya akibat dari interaksi antarruang? Pergerakan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya akan disertai dengan interaksi sosial. Terjadinya interaksi antaranggota masyarakat tersebut akan disertai dengan saling pengaruh, terkait dengan norma dan nilai yang dianut oleh masing-masing individu atau kelompok masyarakat.

Perubahan sosial dan budaya pada saat ini tidak lagi hanya karena adanya pergerakan penduduk, tetapi juga karena adanya aliran informasi dari suatu daerah dengan daerah lainnya, bahkan antarnegara atau benua yang jaraknya sangat jauh sekali.

Contohnya, perubahan sosial dapat terjadi karena informasi dari media elektronik. Suatu kelompok masyarakat dapat menirukan budaya yang mereka tonton dari televisi atau Youtube. Meskipun sekedar candaan, hal tersebut tetap membawa perubahan pada selera humornya. Bisa juga masyarakat mengikuti gaya busana aktor atau aktris di Amerika yang mereka tonton lewat film di televisi maupun bioskop.

Berubahnya Komposisi Penduduk

Interaksi keruangan dalam bentuk pergerakan orang akan menimbulkan konsentrasi penduduk yang padat dalam suatu wilayah. Penduduk tersebut memiliki latar belakang yang berbeda-beda, misalnya agama, status sosial, usia, jenis kelamin, mata pencaharian, etnik atau suku bangsa, dan lain-lain.

Akibatnya komposisi penduduk berubah dari yang awalnya relatif seragam. Misalnya, pada awalnya Jakarta hanya dihuni oleh suku betawi. Pergerakan keruangan mendatangkan orang-orang etnik lain dari luar Jakarta yang kemudian bekerja dan menetap di sana. Oleh karena itu, wilayah tersebut pun berubah menjadi wilayah multietnis.

Referensi

  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Komposisi penduduk yang menyebabkan pengaruh interaksi antar ruang

Apa sih maksud dari interaksi antarruang dan apa saja dampaknya bagi kita? Yuk, cari tau jawabannya di artikel ini. Baca sampai habis, ya! 

--

Hayoo, siapa nih yang suka kesel kalo terjebak macet di jalan? Menggerutu dalam hati boleh lah ya, asalkan jangan sampai memaki atau melakukan tindakan yang kurang baik. Klakson tiap menit, misalnya. HAHAHA...

Kamu tau nggak sih kalau kemacetan itu termasuk hal yang wajar terjadi di wilayah perkotaan. Kenapa begitu? Soalnya, wilayah perkotaan merupakan pusat aktivitas, sehingga konsentrasi kegiatan penduduk tertuju pada wilayah ini. Nah, masalah ini merupakan salah satu contoh dampak dari interaksi antarruang, lho!

Hmm, apa sih yang dimaksud dengan interaksi antarruang itu?

Namanya interaksi antarruang, pasti ada hubungannya dengan ruang atau wilayah, nih. Yups! Interaksi antarruang itu hubungan timbal balik antara satu wilayah dengan wilayah lain yang bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, pergerakan orang, distribusi barang, hingga perpindahan informasi. Adanya pergerakan inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan, baik di wilayah asal maupun wilayah tujuan.

Komposisi penduduk yang menyebabkan pengaruh interaksi antar ruang

Ya, contohnya seperti informasi di atas. Pendatang dari daerah mengadu nasib di Jakarta. Tentunya, ini yang membuat perubahan, baik bagi Jakarta ataupun daerah yang ditinggalkan. Akibatnya, penduduk di Jakarta semakin padat dan kamu pasti sudah tahu kan akibatnya seperti apa jika Jakarta semakin padat?

Sekarang, kita cari tahu yuk, kira-kira apa aja sih dampak dari interaksi antarruang itu?

1. Berkembangnya Pusat-Pusat Pertumbuhan

Seperti pada umumnya di kota-kota besar, interaksi antarruang ini bakalan menyebabkan pemusatan aktivitas. Hal ini terjadi karena banyaknya pergerakan orang, barang, dan jasa di wilayah kota tersebut. Tapi, di sisi lain, hal ini juga yang menyebabkan wilayah perkotaan bisa berkembang menjadi pusat pertumbuhan.

2. Perubahan Penggunaan Lahan

Coba tengok di wilayah sekitar rumahmu, deh. Apakah ada pembangunan di sebuah lahan kosong? Misalnya begini, jika ada tanah kosong, kebun, atau pun persawahan yang sudah berganti fungsinya menjadi supermarket, pabrik, atau bahkan perumahan, nah itu salah satu dampak interaksi antarruang. Kita bisa menyebutnya sebagai alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan dapat diartikan sebagai bergantinya fungsi sebuah lahan untuk menampung aktivitas kegiatan manusia.

Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Lembaga Sosial

3. Perubahan Orientasi Mata Pencaharian

Orientasi mata pencaharian beda dengan orientasi di sekolah, ya. Orientasi dalam hal ini berhubungan dengan pekerjaan. Coba kamu perhatikan deh, di kota-kota besar itu pasti dihuni dengan orang-orang yang pekerjaannya beragam, kan? Bandingkan dengan yang ada di desa. Rata-rata mereka yang tinggal di daerah pedesaan, umumnya bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, atau peternak.

Komposisi penduduk yang menyebabkan pengaruh interaksi antar ruang

4. Berkembangnya Sarana dan Prasarana

Dampak interaksi antarruang nggak selalu berhubungan dengan hal negatif ya, ada juga positifnya seperti berkembangnya sarana dan prasarana. Pembangunan sarana dan prasarana bakalan semakin meningkat seiring dengan peningkatan pergerakan antarruang itu sendiri. Transportasi, fasilitas umum, pusat perdagangan, dan sebagainya akan semakin berkembang dan bertambah dengan sendirinya untuk mendukung seluruh kegiatan interaksi.

5. Perubahan Komposisi Penduduk

Coba tebak suku apa yang menjadi penduduk asli di Jakarta? Yups, Betawi! Tapi, keberadaan suku Betawi sekarang sudah menyebar, bahkan pindah ke daerah pinggiran Jakarta. Hal ini karena banyaknya orang dengan beragam latar belakang suku, budaya, etnik, dan sebagainya yang berbondong-bondong datang ke Jakarta. Akibatnya ya itu tadi, awalnya kebudayaan di Jakarta relatif seragam, sekarang jadi lebih bermacam-macam, bukan?

6. Perubahan Sosial Budaya

Di zaman globalisasi saat ini, rasanya nggak mungkin deh kalau kamu nggak mengikuti perkembangan terbaru yang ada di internet. Mulai dari artis youtube, tiktok, hingga artis-artis Korea, kan? Nah, perubahan sosial budaya saat ini nggak hanya terpaku karena pergerakan penduduk saja, tapi juga karena informasi dari luar negeri yang bisa diakses kapan saja. Contoh gampangnya, kita menemukan banyak sekali gaya-gaya busana artis-artis Korea yang ditiru remaja saat ini. Hayooo, kamu termasuk yang mengidolakan artis Korea, nggak?

Oke, itulah penjelasan mengenai dampak yang ditimbulkan akibat interaksi antarruang, ya. Sekarang, untuk melatih kemampuan kamu tentang materi ini, coba jawab soal latihan berikut ini!

Komposisi penduduk yang menyebabkan pengaruh interaksi antar ruang

Yuk, tulis jawaban kamu di kolom komentar dan berikan juga alasannya. Kalau kamu masih bingung dengan penjelasan di artikel ini, kamu bisa tanya-tanya dan belajar bareng dengan guru privat pilihan kamu, lho! Cari yuk di ruangguru privat. Ada ribuan guru privat yang siap membantu kamu dalam belajar dan kamu tentunya bisa pilih sendiri guru favorit kamu.

Komposisi penduduk yang menyebabkan pengaruh interaksi antar ruang

Referensi:

Suciati, Iwan Setiawan, Ahmad Mushlih, dan Dedi. 2014. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial Edisi Revisi 2014 untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Artikel diperbarui pada 28 Juli 2021.