Kerajaan Hindu yang berubah menjadi kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Banjar merupakan sebuah kerajaan bercorak Islam yang ada di Kalimantan Selatan. Pasalnya kerajaan ini dapat menjadi kesultanan setelah kedatangan pasukan Kerajaan Demak, yang notabene merupakan kerajaan bercorak Islam. Lantas, bagaimana sejarah Kerajaan Banjar sebagai kesultanan ini? Yuk simak beberapa ulasan berikut.

Kisah Berdirinya Kerajaan Banjar

Kerajaan Banjar yang terletak di kawasan Banjarmasin ini memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Daha yang bercorak Hindu. Masa pemerintahan Pangeran Sukarama yang ingin menyerahkan takhta kepada cucunya yang bernama Pangeran Samudera banyak menuai konflik karena anak dari Pangeran Sukarama tidak setuju dengan keputusan tersebut.

Pendapat tidak setuju yang dihadirkan oleh anak Pangeran Sukarama menyebabkan kekuasaan kerajaan ini diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi sebagai anak tertua. 

Namun, keinginan Pangeran Temenggung dalam mendapatkan takhta menyebabkan pembunuhan Pangeran Mangkubumi oleh pegawai istana yang telah di hasut oleh Pangeran Temenggung.

Kondisi pembunuhan yang telah terjadi menyebabkan Kerajaan daha dipimpin oleh Pangeran Tumenggung. Kondisi tersebut bahkan menyebabkan Pangeran Samudera pergi meninggalkan istana dan menyamar menjadi nelayan. 

Meski demikian, salah satu perdana menteri yang ada di kerajaan ini ternyata masih menganggap Pangeran Samudera sebagai raja.

Perdana menteri yang banyak bergaul dengan para mubaligh islam ini mengajak Pangeran Samudera untuk menghimpun perlawanan terhadap Pangeran Temenggung. 

Bahkan, perdana menteri tersebut juga mengusulkan untuk meminta bantuan kepada Kerajaan Demak. Sehingga Sultan Demak memberi persyaratan masuk islam ketika kemenangan dapat diraih oleh Pangeran Samudera.

Sejarah Kerajaan banjar bahkan menunjukkan bahwa Pangeran Samudera menyetujui persyaratan tersebut, sehingga Sultan Demak mengirimkan bantuan 1000 orang tentara dan penghulu bersama Khatib Dayan. 

Kondisi ini bahkan menyebabkan Pangeran Samudera memperoleh kemenangan hingga akhirnya seluruh kerabat dan masyarakat menyatakan diri masuk Islam.

Tentunya, perpindahan agama yang telah dilakukan oleh semua pihak kerajaan menyebabkan perubahan corak suatu pemerintahan. Hal ini bahkan menyebabkan Kerajaan Daha berubah menjadi Kerajaan Banjar pada tahun 1526 Masehi. 

Perubahan nama kerajaan beserta struktur pemerintahan yang dihadirkan menyebabkan Pangeran Samudera mendapatkan gelas Sultan Sruyanullah atau Sultan Suriansyah.

Baca Juga: Mengulik Lebih Dalam Sejarah Kerajaan Kalingga

Perkembangan Kerajaan Banjar

Pergantian kekuasaan yang dengan memberikan mandat kekuasaan kepada keturunan terpilih menyebabkan wilayah ini banyak menuai kekacauan akibat perang saudara. 

Bahkan pemerintahan yang terjadi sejak awal hingga akhir pemerintahan menyebabkan kerajaan ini mendapati banyak konflik.

Meski demikian, letak Banjarmasin yang sangat strategis sebagai ibukota Kerajaan Banjar menghadirkan sejarah Kerajaan Banjar sebagai bandar perdagangan besar. 

Berbagai suku yang datang ke wilayah ini banyak mencari berbagai barang seperti rotan, damar, lada hitam, emas, madu, intan hingga kulit binatang.

Kerajaan ini bahkan pernah menuai kejayaan pada dekade pertama abad ke-17 ketika kerajaan dipimpin oleh Sultan Hidayatullah. Komoditas lada yang dihadirkan di wilayah ini banyak dicari oleh berbagai penjuru sebagai bahan rempah-rempah dengan segudang manfaat. Kondisi ekonomi dan militer yang sangat kuat bahkan menyebabkan kerajaan ini sangat mudah menghadang lawan. 

Kerajaan Banjar bahkan berhasil mengklaim Lawai, Sambas, Kotawaringin, Sukadana, Sampit, Pambuang dan berbagai wilayah lainnya. Selain itu, perjanjian sehat dengan wilayah lain dalam menjajakan lada menyebabkan Belanda yang datang di Jawa mengetahui Kerajaan Banjar memiliki komoditi dengan nilai ekonomi yang tinggi di pasaran internasional.

Hal ini menyebabkan Belanda mengirimkan ekspedisi untuk menjalin perdagangan dengan baik. Namun, kegagalan ekspedisi ke-2 karena orang Belanda terbunuh oleh orang Banjar menyebabkan Belanda memaksa menjalin kerjasama ini. 

Sejarah Kerajaan banjar menunjukkan pihak Belanda menghadirkan pengiriman kapal perang, sehingga Kerajaan Banjar memindahkan kekuasaan ke Martapura.

Meski demikian, pihak Belanda selalu mencari cara terbaik agar bisa menguasai komoditas tersebut. Belanda bahkan banyak mencari tahu tentang Kerajaan Banjar untuk mencari waktu yang tepat dengan menyusun siasat. 

Hingga akhirnya, Belanda menemukan celah kerjaan ini ketika perebutan dilakukan oleh Pangeran Aminullah dengan Hamidullah ketika Sultan Kuning meninggal pada tahun 1734.

Celah tersebut banyak dimanfaatkan pihak Belanda dengan mendukung kedua belah pihak dalam rangka menguasai komoditas lada hitam. Akibatnya, kerajaan ini semakin menuai konflik perang saudara hingga kehancuran Kerajaan banjar. 

Bahkan, akhir dari kerajaan ini terjadi pada tahun 1852 Masehi ketika pura mahkota meninggalkan bibit perpecahan kerajaan Banjar menjadi 3 kelompok.

Pada akhir kehancuran kerajaan ini, sejarah Kerajaan Banjar meninggalkan beberapa benda yang memiliki keterkaitan erat dengan kerajaan hingga saat ini. 

Terdapat Candi Agung di Amutai, Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Al-Karomah, Kitab Sabilal Mutadin, beberapa Makan raja yang pernah memerintah Kerajaan Banjar serta senjata dan perkakas kerajaan yang terbuat dari besi dan logam.

Kerajaan Banjar di mulai dari perebutan kekuasaan akibat perang saudara sehingga menyebabkan perpindahan agama Hindu menjadi Islam. Kerajaan Banjar bahkan terus mengalami konflik perebutan kekuasaan ketika pergantian takhta. Hal ini bahkan dimanfaatkan oleh Belanda untuk mengambil alih komoditi lada hitam hingga menghancurkan kerajaan ini dengan mengadu domba.

Baca Juga: Mengulik Awal Sejarah Kerajaan Gowa Tallo dan Masa Kemunduran


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Wed, 03 Aug 2022 13:59:27 +0700 with category Sejarah

Kedatangan Islam dan berdirinya kerajaan Islam di Kalimantan tak luput dari jaringan perdagangan yang ada di Nusantara. Para pedagang yang telah memeluk Islam menjadi ujung tombak proses Islamisasi di Kalimantan.

Menurut Tomo Pires seorang sejarawan dan ahli obat-obatan asal Lisbon Portugis yang bersumber dari jurnal,  para pedagang asal Kalimantan membutuhkan waktu satu bulan untuk sampai ke Malaka dalam melakukan perdagangan dan kembali ke Kalimantan dalam waktu satu bulan pula. Kegiatan perdagangan ini berlangsung dari abad 15 sampai abad ke-17.

Berkembangnya Islam di Kalimantan membuat eksistensi ajaran Hindu-Buddha bergeser secara perlahan. Masuknya ajaran Islam di Kalimantan selain melalui perdagangan juga melalui perkawinan.

Kerajaan Banjar merupakan kerajaan besar yang pertama sekali bercorak Islam yang didirikan oleh Raden Samudra yang sesungguhnya merupakan pewaris sah dari kerajaan Daha yang bercorak Hindu.

Penjelasan:

Asal Mula Munculnya Kerajaan Banjar

Pada abad ke-15, daerah Kalimantan Selatan dikuasai dan dibawah kekuasaan Raja Sukarama yang merupakan Raja Ke-4 dari kerajaan Hindu yang bernama kerajaan Daha dengan ibukota bernama Nagara.

Pada masa itu kerajaan Daha mengalami gejolak politik akibat perebutan tahta antara Pangeran Mangkubumi dengan Pangeran Tumenggung yang merupakan dua orang anak dari raja Sukarama.

Namun Raja Sukarama membuat wasiat bahwa cucunya Raden Samudra yang diinginkannya untuk mengganti posisinya. Raden Samudra merupakan anak dari Putri Galuh Intan sari yang merupakan anak Raja sendiri dan Raden Begawan (anak dari saudara Maharaja Sukarama).

Wasiat tersebut membuat nyawa  Raden Samudra berada dalam bahaya karena Pangeran Tumenggung sangat berambisi untuk menjadi penguasa di Daha. Raden samudra memilih untuk meninggalkan Istana untuk menyepi dengan menyamar sebagai nelayan di pesisir Pantai Serapat, Kuin Belandian dan Banjar.

Menjelang dewasa Raden Samudra bertemu dengan Patih Masih seorang penguasa Bandar yang telah memeluk Islam. Lewat perundingan antara Patih Masih dengan Patih Balit, Patih Balitung, dan patih Kuin akhirnya mengangkat Raden Samudra menjadi Raja Bandar pada tahun 1526 Masehi. Raden Samudra mulai membangun kekuatan politik untuk  mendapatkan tahta yang menjadi haknya di Kerajaan Nagara Daha.

Pangeran Tumenggung yang juga mendengar kabar dibangunnya sebuah kerajaan baru tidak tinggal diam dan mulai mengirim pasukannya menyerang Raden samudra.

Untuk menghadapi serangan dari Pangeran Tumenggung, atas masukan dari sang Patih Raden samudra meminta bantuan Sultan Trenggono dari kerajaan Demak. Kerajaan Demak bersedia membantu dengan Syarat Raden Samudra beserta rakyatnya bersedia memeluk Islam.

Raden samudra menyanggupi syarat tersebut dan akhirnya kerajaan Demak mengirimkan bantuan pasukan yang berjumlah seribu orang beserta seorang penghulu bernama Khatib Dayaan yang bertugas untuk mengislamkan masyarakat Banjar.

Perang dimenangkan oleh Raden Samudra. Sejak itu Raden Samudra memeluk Islam dan diberi gelar Sultan Suriansyah.

Pelajari Lebih Lanjut

Materi tentang sumber sejarah mengenai kerajaan Banjar brainly.co.id/tugas/2706511

Materi tentang sejarah berdirinya kerajaan Banjar brainly.co.id/tugas/20317233

Materi tentang  10 pertanyaan mengenai kerajaan Banjar brainly.co.id/tugas/6355329

Detail Jawaban

Kelas : 10

Mapel : Sejarah

Bab : 5 – Zaman Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia

Kode : 10.3.5

#AyoBelajar

jwb22.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.