Keputusan yang diambil dalam musyawarah berlaku untuk

OLEH SIGIT INDRIJONO

"Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (QS asy-Syura [42]: 38).

Ayat di atas menerangkan tentang musyawarah. Maka, hendaknya kita membiasakan untuk melakukan musyawarah ketika menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari, apakah itu pada lingkup keluarga, pertemanan, pekerjaan, atau masyarakat yang lebih luas.

Hal itu dilakukan untuk mencari solusi ketika menghadapi suatu persoalan atau sebelum mengambil suatu keputusan. Solusi atau keputusan yang ditetapkan adalah kesepakatan yang telah melewati proses pembicaraan bersama.

Jika ada beda pendapat antarpihak di dalamnya, harus disadari bahwa musyawarah harus mengutamakan saling menghargai, menghormati, dan pengertian untuk kebaikan bersama. Boleh saja masing-masing pihak menyampaikan pendapat, saling berargumentasi yang relevan, tetapi harus disampaikan dengan santun dan tidak melakukan debat yang tidak bermanfaat.

"Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah." (QS al-Kahfi [18]: 54). Jika terjadi saling bantah dalam debat dan hanya didorong oleh keinginan untuk  mempertahankan pendapat tanpa kompromi, maka terjadilah debat yang tidak memberikan manfaat. Perdebatan semacam ini hanya akan menimbulkan kebencian, dendam, bahkan permusuhan.

Padahal, permusuhan adalah suatu hal yang dilarang oleh Allah SWT. "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS an-Nahl [16]: 90).

"Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya." (HR Bukhari dan Muslim). Orang yang paling keras debat yang disebutkan pada hadis tersebut di atas berusaha keras memenangkan debat. Didorong oleh keinginan untuk menang sendiri, menonjolkan diri dan bersikap sombong dengan menunjukkan kepandaian dan kehebatan diri.

Selain itu, cenderung untuk tidak menghormati, tidak menghargai dan ingin merendahkan pihak lain. Sikap yang tidak mengakui kelebihan orang lain dan tidak mau mengakui kekurangan diri.

Jika kita berhadapan dengan pihak lain yang berdebat seperti di atas, sebaiknya kita tinggalkan perdebatan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, "Aku menjamin istana di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia di atas kebenaran." (HR Abu Dawud).

Beliau SAW juga bersabda, "Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang bertakwa, yang berkecukupan dan tidak menonjolkan diri." (HR Muslim).

Dalam musyawarah, kesepakatan dibuat secara kolektif untuk kepentingan bersama. Semua pihak yang berbeda pendapat dihargai martabatnya. Tidak ada yang merasa dirugikan atas kesepakatan yang diputuskan dalam musyawarah.

Dengan musyawarah, akan dicapai win-win solution, keputusan yang bisa diterima semua pihak. Hasil kesepakatan musyawarah adalah keputusan terbaik untuk kemaslahatan bersama. Wallahu a’lam. Baca Selengkapnya';

Keputusan yang diambil dalam musyawarah berlaku untuk

Freepik

Contoh Cara Mengambil Keputusan Bersama: Musyawarah dan Pemungutan Suara

Bobo.id - Apakah kamu tahu bagaimana cara mengambil keputusan bersama?

Keputusan bersama merupakan keputusan yang direncanakan bersama dan juga dijalankan untuk kepentingan bersama.

Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengambil keputusan bersama, yaitu dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat, dan dengan cara pemungutan suara terbanyak.

Yuk, simak penjelasan lengkapnya di sini!

Baca Juga: Makna Sila Keempat Pancasila dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Musyawarah Mufakat

Tahukah kamu, apa artinya musyawarah?

Musyawarah diartikan sebagai pembahasan untuk menyatukan pendapat dalam penyelesaian suatu masalah bersama.

Musyawarah dilaksanakan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur agar diperoleh hasil keputusan bersama yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sedangkan mufakat adalah sesuatu yang telah disetujui sebagai keputusan berdasarkan kebulatan pendapat sebagai hasil musyawarah.

Musyawarah untuk mencapai mufakat adalah bentuk pengambilan keputusan bersama yang paling baik.

Sebab dengan musyawarah mufakat berarti semua orang yang terlibat dalam musyawarah menyatakan setuju terhadap keputusan yang diambil bersama.

Agar dalam bermusyawarah bisa mencapai mufakat dengan baik, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh peserta musyawarah.

Pertama, setiap orang diberi hak dan kebebasan yang sama untuk menyampaikan pendapat dalam musyawarah.

Baca Juga: Apa Itu Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab? Lengkap dengan Contohnya

Kedua, pendapat yang disampaikan oleh setiap peserta dalam musyawarah harus disertai dengan alasan yang masuk akal.

Ketiga, pendapat harus disampaikan dengan niat yang baik untuk memenuhi kepentingan bersama.

Keempat, penyampaian pendapat juga harus dilakukan dengan sopan dan penuh kerendahan hati.

Kelima, dalam musyawarah lebih menonjolkan persamaan daripada perbedaan dari pendapat yang ada, sehingga akan mudah mencapai kesepakatan bersama.

2. Pemungutan Suara Terbanyak

Bentuk keputusan bersama yang kedua adalah keputusan bersama berdasarkan suara terbanyak.

Cara pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak akan dilakukan, apabila cara pengambilan keputusan dengan cara musyawarah tidak mencapai mufakat.

Karena itu para peserta musyawarah harus mengambil keputusan bersama dengan cara pengambilan suara terbanyak.

Baca Juga: Materi Kelas 3 Tema 8: Contoh Pengamalan Pancasila Sila ke-1 sampai Sila ke-5

Dalam proses pemungutan suara, bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Mengacungkan tangan.

2. Berdiri dari tempat duduk.

3. Berpindah tempat sesuai dengan pilihan.

4. Menuliskan pilihan di atas kertas kemudian dikumpulkan.

Pengambilan keputusan bersama berdasarkan suara terbanyak ini pada umumnya dilakukan oleh berbagai organisasi, baik yang ada di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Bentuk-Bentuk Keputusan Bersama

Berikut ini adalah bentuk-bentuk keputusan bersama di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat:

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan masyarakat yang paling kecil. Keluarga adalah tempat utama membentuk kepribadian masin-masing individu.

Kepribadian seseorang yang terlihat di luar keluarga merupakan cerminan dari sikap dan perilakunya yang diajarkan dalam lingkungan keluarga.

Meski begitu sering terjadi perbedaan pendapat antar anggota keluarga yang mengarah pada pertengkaran.

Baca Juga: Materi Kelas 3 Tema 8: Bagian-Bagian Lambang Burung Garuda Pancasila dan Arti Warna pada Burung Garuda

Agar perbedaan pendapat atau pertengkaran tidak menimbulkan akibat yang kurang baik, perlu diadakan musyawarah keluarga.

Dalam musyawarah keluarga, pihak-pihak yang berselisih diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya.

Pendapat bisa disampaikan secara bebas, dilandasi niat baik, sikap terbuka, dan jujur.

Musyawarah tidak hanya dilaksanakan karena ada perselisihan di antara anggota keluarga.

Musyawarah juga perlu dilakukan apabila ingin melaksanakan kepentingan bersama dalam keluarga.

Misalnya menentukan peraturan di rumah, menentukan tugas masing-masing individu, dan lain-lain.

2. Lingkungan Sekolah

Di lingkungan sekolah, kita akan menghadapi keadaan dan masalah yang berbeda dengan di lingkungan keluarga.

Di sekolah kamu akan bertemu dan bergaul dengan siswa lainnya yang mempunyai kepribadian berbeda-beda.

Karena itu di sekolah akan menghadapi masalah yang berbeda dengan masalah dalam keluarga.

Masalah-masalah yang kita  hadapi di sekolah pada umumnya terkait dengan kegiatan organisasi kelas.

Misalnya pemilihan ketua kelas, pemilihan ketua OSIS, merencanakan kerja bakti, merencanakan karya wisata dan sebagainya.

Di waktu-waktu inilah kita akan melakukan musyarah untuk mengambil keputusan dan kesepakatan bersama.

Baca Juga: Cari Jawaban Soal Kelas 6 Tema 7 Subtema 1: Apa Saja Nilai-Nilai Ketuhanan pada Sila Pertama dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari

3. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan pergaulan antarsesama manusia yang memiliki berbagai perbedaan, seperti agama, suku, etnis, bahasa, dan adat istiadat.

Pada setiap masyarakat, untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kepentingan bersama, biasanya ditempuh dengan musyawarah.

Karena setiap anggota masyarakat bisa berberbeda pandangan, usul, saran, dan pendapat berbeda dalam menyelesaikan suatu masalah bersama.

Kepentingan bersama dalam masyarakat yang dimusyawarahkan, misalnya masalah kerja bakti, sistem keamanan lingkungan, pemilihan ketua RT, dan perayaan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, dan masih banyak lagi.

Sumber: Buku Pendidikan Kewarganegaran 5: Untuk Sekolah Dasar kelas 5, Suparlan Al Hakim, tahun 2009.

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News