Kenapa anak 5 Tahun tidurnya ngorok?

KOMPAS.com - Mendengkur bukan hanya masalah orang dewasa. Pasalnya, beberapa anak juga mengalami mendengkur.

Menurut penelitian, sekitar 20% anak-anak mendengkur tanpa efek kesehatan yang serius. Ini disebut kebiasaan mendengkur.

Tetapi mendengkur pada beberapa anak, bisa disebabkan oleh masalah kesehatan, yang perlu mendapat perhatian.

Ada banyak penyebab mendengkur pada anak-anak. Biasanya, anak-anak berusia tiga tahun atau lebih memiliki masalah ini.

Baca juga: 5 Masalah Tidur pada Anak dan Cara Mengatasinya

Para profesional medis mengatakan, bahwa sleep apnea karena masalah ini dapat memengaruhi pertumbuhan anak, baik perkembangan emosional maupun fisik.

Cari tahu penyebab mendengkur

Orangtua harus menemukan penyebab di balik kebiasaan mendengkur pada anak. Beberapa dengkuran bisa karena masalah pernapasan atau sekadar tanda ia telah tidur.

Jika anak memiliki masalah pernapasan saat mendengkur, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Mendengkur disebabkan karena sumbatan fisik pada aliran udara yang bertiup melalui mulut dan hidung.

Seiring dengan ketidaknyamanan suara dengkuran pada anak-anak, ada beberapa risiko kesehatan yang terkait dengannya.

Beberapa anak mengalami kesulitan bernapas, sering terbangun dari tidur, apnea obstruktif, dan tidak bisa tidur di malam hari.

Baca juga: 6 Tips Membuat Anak Nyaman Tidur di Kamarnya Sendiri

Pada umumnya, ada enam penyebab mendengkur pada anak yang perlu kita ketahui:

1. Bagian hidung meradang atau bengkak

Biasanya, anak-anak dengan bagian hidung yang meradang atau bengkak mengalami kesulitan bernapas.

Ini dapat terjadi ketika anak memiliki beberapa jenis peradangan atau alergi. Gejala hidung bengkak adalah bernapas melalui mulut dan napasnya terdengar bising.

2. Kegemukan

Obesitas juga berhubungan dengan mendengkur pada anak-anak, karena meningkatnya lemak di sekitar leher.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan, bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko mendengkur pada anak.

Di sisi lain, obesitas anak merupakan masalah kesehatan yang serius saat ini. Sehingga, sangat penting untuk mengurangi berat badan.

Baca juga: Anak Suka Mendengkur Bisa Berujung Obesitas

3. Gangguan pernapasan

Mendengkur pada anak-anak juga bisa disebabkan oleh beberapa gangguan pernapasan. Anak-anak dengan asma biasanya akan mendengkur.

Anak-anak yang sering mendengkur kemungkinan memiliki alergi, asma, infeksi telinga atau tenggorokan.

Ada baiknya, jika anak menunjukkan gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapat perawatan yang lebih baik.

4. Hidung tersumbat

Hidung tersumbat juga menjadi salah satu penyebab mendengkur pada anak. Hidung tersumbat dapat disebabkan oleh alergi, sinusitis kronis atau infeksi virus.

Ketika hidung tersumbat, maka anak-anak umumnya akan mencoba bernapas melalui mulut.

Baca juga: 7 Langkah Lenyapkan Kebiasaan Mendengkur

5. Tonsil yang membesar

Salah satu alasan anak-anak mendengkur adalah pembesaran amandel. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas yang parah dan kebisingan yang dihasilkan saat tidur.

Orangtua harus berhati-hati ketika anak menderita tonsilitis dan kesulitan bernapas. Lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari kondisi kronis.

6. Stres

Kontroversi tentang peran stres dalam mendengkur masih berlanjut. Hingga kini, tidak ada bukti yang terbukti menunjukkan bahwa anak-anak mendengkur karena stres.

Tetapi, ditemukan bahwa anak-anak yang memiliki beberapa masalah perilaku cenderung tidurnya mendengkur.

Yang perlu diingat adalah, meski mendengkur tidak selalu berbahaya, ada baiknya segera berkonsultasi pada dokter. Diagnosis dini akan membantu mendapatkan perawatan yang efektif pada waktu yang tepat.

Baca juga: Mendengkur Hilang dengan Ubah Pola Makan, Bagaimana Caranya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Kebiasaan mengorok atau mendengkur saat tidur memang tergolong wajar. Akan tetapi, jika terjadi secara terus-menerus, kondisi ini bisa saja menyebabkan gangguan tidur kronis. Nah, kebiasaan mendengkur tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada anak. Namun, normalkah jika anak mendengkur? Apa penyebab anak mendengkur dan bagaimana mengatasinya? Simak penjelasannya berikut ini.

Apakah normal bagi anak untuk mendengkur?

Kenapa anak 5 Tahun tidurnya ngorok?

Pada dasarnya, penyebab mendengkur dari setiap anak bisa sangat berbeda. Bahkan, frekuensi, tingkat keparahan, dan dampak dari kebiasaan ini juga bisa bervariasi. Ini artinya, normal atau tidaknya seorang anak mengorok perlu dilihat dari faktor-faktor tersebut.

Umumnya, baik bagi orang dewasa atau anak-anak, kebiasaan ini masih tergolong normal jika hanya terjadi sesekali dengan tingkat keparahan yang ringan. Kondisi tersebut juga tidak memberikan dampak negatif terhadap seseorang yang mengalaminya.

Kondisi ini juga bisa Anda anggap sebagai kebiasaan mendengkur yang tidak terlalu berbahaya jika terjadi lebih dari dua kali dalam seminggu. Asalkan, anak tidak menunjukkan adanya gejala lain yang berkaitan dengan masalah kesehatan tertentu.

Namun, saat kebiasaan mendengkur ini mulai terjadi cukup sering hingga mengganggu tidur anak, kondisi ini bisa saja pertanda dari gangguan pernapasan yang muncul saat tidur. Ada pula obstructive sleep apnea(OSA) yang dapat menjadi penyebab utama dari kondisi ini. Pada situasi seperti ini, periksakan kesehatan anak ke dokter.

Beragam penyebab anak mendengkur

Kenapa anak 5 Tahun tidurnya ngorok?

Mengorok atau mendengkur terjadi saat udara tidak bisa mengalir dengan lancar melalui jalan napas pada tenggorokan anak. Jadi, saat anak menarik atau menghembuskan napas, jaringan yang berada di sekitar jalan napas akan bergetar dan menghasilkan suara.

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan adanya penyumbatan pada jalan napas hingga menjadi penyebab anak mengorok. Berikut adalah faktor risiko penyebab yang paling umum pada anak-anak:

1. Memiliki orangtua yang mendengkur

Percaya atau tidak, ternyata kebiasaan mendengkur pada anak dapat terjadi karena keturunan. Ada beberapa faktor risiko lain yang juga sangat berkaitan erat dengan genetik, misalnya obesitas, lingkar leher yang tebal, hingga kebiasaan mengonsumsi alkohol.

Namun, hal ini terbukti melalui sebuah penelitian dari Chest yang mengulas tentang frekuensi mendengkur dan faktor risiko pada 700 anak yang masih berusia satu tahun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 15% dari anak-anak tersebut mendengkur tiga kali atau lebih setiap minggu dan terjadi karena beberapa faktor berikut:

  • Memiliki kedua, atau salah satu orangtua yang mendengkur.
  • Memiliki alergi tertentu sehingga berisiko dua kali lebih besar untuk mendengkur.

Selain itu, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih sering mendengkur rentan terhadap masalah perilaku, memengaruhi kemampuan berpikir, dan penyakit jantung.

2. Mengalami radang amandel

Radang amandel adalah salah satu masalah kesehatan yang juga cukup sering terjadi pada anak. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya infeksi.

Alhasil, radang amandel dapat menyebabkan tonsil yang letaknya dekat dengan tenggorokan bagian belakang dapat menghambat jalan napas. Jika sudah demikian, aliran udara dapat terhambat. Hal tersebut memicu anak mengorok saat tidur pada malam hari jika tak segera diatasi.

3. Mengalami obesitas

Para ahli meyakini bahwa obesitas atau berat badan berlebih merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab anak mendengkur. Pasalnya, berat badan berlebih dapat mempersempit jalan napas dan meningkatkan risiko anak mengalami gangguan tidur yang berkaitan dengan masalah pernapasan.

Selain itu, obesitas juga memicu terjadinya obstructive sleep apnea, yaitu kondisi yang juga dapat menjadi penyebab anak mendengkur. Oleh sebab itu, jika anak Anda menunjukkan gejala obesitas, bantulah ia untuk mengontrol berat badannya agar berada pada angka ideal.

4. Mengalami penyumbatan aliran udara

Biasanya, saat sedang sakit flu, anak akan mengalami pilek yang menyumbat aliran udara. Kondisi ini sangat rentan menyebabkan anak mengorok saat tidur pada malam hari.

Apalagi, saat mengalami kondisi ini, tenggorokan juga berpotensi mengalami peradangan. Alhasil, risiko mengalami penyumbatan pada tenggorokan yang menyebabkan anak mendengkur pun akan semakin tinggi.

5. Memiliki alergi tertentu

Alergi pada anak bisa menyebabkan mengorok pada anak. Jika alergi kambuh, kondisi ini bisa menyebabkan peradangan pada hidung dan tenggorokan, sehingga anak semakin sulit bernapas seperti biasa.

Kondisi inilah yang dapat meningkatkan risiko anak mengorok saat tidur. Pasalnya, saat itu, anak tidak bisa bernapas seperti biasanya.

6. Menderita asma

Apakah anak Anda memiliki asma? Jika ya, risiko ia mengalami kebiasaan ini semakin tinggi, khususnya saat sedang mengalami asma. Pasalnya, sama seperti alergi, asma pada anak juga dapat membuat pernapasan anak terganggu.

Oleh sebab itu, saat asma sedang kambuh hingga menyumbat jalan napas, anak bisa saja mengorok saat tidur pada malam hari.

7. Menghirup asap rokok

Jika anak menjadi perokok pasif atau menghisap asap rokok, risiko mendengkur saat tidur pun akan semakin tinggi. Pasalnya, kondisi ini memang berkaitan erat dengan pernapasan.

Oleh sebab itu, jika Anda atau pasangan merokok, cobalah untuk berhenti melakukan kebiasaan tak sehat ini. Selain tak baik untuk kesehatan Anda sendiri, kebiasaan tersebut juga dapat membahayakan kesehatan orang sekitar.

8. Mengonsumsi ASI dalam durasi waktu yang lebih singkat

Sebuah penelitian pada jurnal Pediatrics berhasil menemukan hubungan antara anak mendengkur dan berkurangnya durasi minum Air Susu Ibu (ASI). Masih belum dapat diketahui alasan pasti dari hubungan keduanya. Akan tetapi, risiko anak mendengkur akan semakin meningkat jika durasi minum ASI berkurang.

Para ahli menduga bahwa minum ASI langsung dari ibu dapat membantu pembentukan jalan napas pada tenggorokan, sehingga mengurangi risiko mengorok saat tidur.

Mengatasi kebiasaan mendengkur pada anak

Sebenarnya, kebiasaan anak mendengkur yang tergolong ringan dan jarang tidak perlu mendapatkan penanganan dari para ahli. Pasalnya, seiring waktu, kebiasaan ini akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, ada beberapa kasus anak mendengkur yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi tersebut dapat menurunkan kualitas tidur anak hingga menyebabkan gangguan tidur kronis. Berikut adalah beberapa penanganan yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kondisi ini:

1. Pastikan suasana tidur nyaman

Sebagai orangtua, Anda perlu membantu anak untuk memastikan bahwa suasana kamar tidurnya terasa nyaman saat tidur. Tak hanya itu, anak juga perlu dibiasakan untuk melakukan rutinitas sebelum tidur. Sebagai contoh, tidur dengan lampu mati, tidak bermain gadget sebelum tidur, hingga membuat suasana kamar terasa tenang.

Tahapan atau cara ini memang tergolong sebagai perawatan rumah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi mendengkur saat tidur. Pasalnya, suasana kamar yang berantakan rupanya juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami kondisi ini.

2. Berkonsultasi dengan dokter

Anda bisa berkonsultasi pada dokter anak mengenai kondisi yang satu ini. Awalnya, dokter akan bertanya mengenai kebiasaan mendengkur yang terjadi pada anak. Setelah itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan dan diagnosis untuk menentukan ada atau tidaknya gangguan yang lebih serius penyebab mendengkur.

Jika hasil diagnosis menyatakan bahwa anak Anda mengalami masalah kesehatan tertentu, dokter akan membantu menentukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi anak.

3. Lakukan terapi CPAP

Salah satu jenis terapi yang dapat membantu anak mengatasi kebiasaan mendengkur ini adalah terapi continuous positive airway pressure(CPAP). Mesin ini akan memberikan tekanan udara ke dalam mulut dan jalan napas untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada area tersebut.

Biasanya, terapi ini sangat efektif untuk mengatasi OSA pada orang dewasa. Akan tetapi, terapi menggunakan mesin CPAP juga sering dokter sarankan untuk anak-anak yang mengalami OSA setelah menjalani operasi pengangkatan tonsil dan adenoid.

4. Jalani prosedur operasi

Jika kondisi atau masalah kesehatan penyebab mendengkur tergolong serius, anak mungkin perlu menjalani prosedur operasi untuk mengatasinya. Contohnya, operasi adenotonsilektomi, prosedur untuk mengangkat tonsil dan adenoid yang terdapat di dekat tenggorokan.

Jika tak diangkat, anak bisa saja mengalami sleep apnea berkepanjangan yang menyebabkan anak tidak bisa tidur dengan nyenyak karena mengorok setiap hari. Menjalani operasi juga dapat membantu mengurangi kebiasaan mendengkur pada anak dan melancarkan pernapasannya saat sedang tidur.

Kenapa anak 5 tahun ngorok?

Anak-anak yang sering mendengkur kemungkinan memiliki alergi, asma, infeksi telinga atau tenggorokan. Ada baiknya, jika anak menunjukkan gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapat perawatan yang lebih baik. Hidung tersumbat juga menjadi salah satu penyebab mendengkur pada anak.

Anak tidur ngorok apakah normal?

Berbagai Penyebab dan Cara Mengatasi Anak yang Mendengkur. Kebiasaan mengorok atau mendengkur saat tidur memang tergolong wajar. Akan tetapi, jika terjadi secara terus-menerus, kondisi ini bisa saja menyebabkan gangguan tidur kronis. Nah, kebiasaan mendengkur tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga pada anak.

Tidur Ngorok tanda penyakit apa?

Mendengkur diduga kuat menjadi tanda penyakit jantung ketika mengarah ke gejala obstructive sleep apnea (OSA). Gangguan tidur ini terjadi ketika ada masalah pada sistem pernapasan. Indikasi adanya OSA pada seseorang salah satunya biasa mendengkur ketika tidur.

Bagaimana cara menghilangkan ngorok saat tidur?

Agar saat tidur tidak mengganggu sekitar Anda, yuk ikuti 9 cara menghilangkan ngorok berikut ini..
Tidur dengan posisi miring. ... .
Tidur cukup. ... .
Tidur dengan posisi kepala sedikit terangkat. ... .
Menggunakan nasal strip. ... .
Hindari konsumsi alkohol dan obat penenang sebelum tidur. ... .
Berhenti merokok. ... .
Diet sehat bagi obesitas..