Mengapa sebagian besar masyarakat cenderung mudah menerima perubahan sosial

Mengapa sebagian besar masyarakat cenderung mudah menerima perubahan sosial

Mengapa sebagian besar masyarakat cenderung mudah menerima perubahan sosial
Lihat Foto

Shutterstock

Perkembangan teknologi telah mempengaruhi pertumbuhan profesi baru di dunia virtual

KOMPAS.com - Perubahan sosial selalu terjadi dalam masyarakat dengan seiring berjalanan waktu.

Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, nilai, sikap perilaku individu, dan kelompok.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dalam prosesnya ada faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam terjadinya perubahan sosial di masyarakat.

Baca juga: Perubahan Sosial: Arti dan Bentuknya

Faktor pendorong

Ada faktor pendorong dalam proses perubahan sosial, yakni:

Faktor Internal

Faktor internal dalam terjadinya perubahan sosial meliputi beberapa hal, yakni:

Adanya penemuan baru bisa berdampak pada perubahan sosial bagi masyarakat dan memengaruhi bidang-bidang lain.

Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjalar dari suatu lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan lain.

Dengan penemuan baru tersebut, biasanya orang-orang akan memiliki kesadaran diri akan kekurangan. Itu juga bisa membuat orang memiliki keahlian dengan belajar.

  • Bertambah dan berkurangnya penduduk

Bertambah dan berkurangnya penduduk juga memengaruhi perubahan sosial pada masyarakat.

Pada bertambahnya penduduk yang sangat cepat akan berdampak menyebabkan terjadi perubahan dalam struktur masyarakat.

Baca juga: Perubahan Iklim Kian Ancam Pinus King Billy di Australia, Ini Sebabnya

Adanya konflik di masyarakat bisa menjadi penyebab perubahan sosial.

Dalam masyarakat terdapat berbagai kelompok dan kepentingan yang berbeda-beda. Itu memiliki potensi terjadinya konflik di masyarakat.

Munculnya perubahan sosial juga disebabkan adanya revolusi atau pemberontakan di masyarakat.

Adanya itu akan menimbulkan kekuatan-keuatan di masyarakat.

Faktor eksternal

Faktor eksternal berasal dari luar masyarakat dan dipengaruhi seperti lingkungan fisik, peperangan, atau pengaruh kebudayaan masyarakat.

Berikut beberapa hal yang meliputi faktor eksternal:

Faktor lingkungan bisa berdampak pada perubahan sosial. Di mana saat terjadi bencana alam dan masyarakat harus mengungsi dari dari asal menuju tempat baru.

Baca juga: Teknologi Ramah Lingkungan: Contoh dan Fungsinya

Dalam tempat baru tersebut maka akan melakukan adaptasi dengan lingkungan. Adaptasi tersebut akan berdampak pada perubahan sosial.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), perubahan lingkungan memacu adaptasi baru.

Terjadinya peperangan akan berdampak terjadi perubahan sosial pada lembaga kemasyarakatan.

Negara yang menang perang, biasanya akan memaksa negara yang kalah dan masyarakatnya untuk mengikuti kebudayaannya untuk menggantikan kebudayaan sebelumnya.

Kebudayaan lain akan masuk dan memengarugi perubahan sosial dengan adanya perkembangan zaman atau globalisasi.

Faktor penghambat

Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan di dalam masyarakat sebagai berikut:

  1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
  2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
  3. Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa lampau.
  4. Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat (vested interest).
  5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasikebudayaan.
  6. Prasangka terhadap hal-hal baru.
  7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
  8. Adat atau kebiasaan.
  9. Nilai pasrah. 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

1413602171239399775

Di dunia tidak ada yang abadi, tetapi satu hal yang harus kita ketahui bahwa ada satu hal yang selama ini tidak pernah mati yaitu perubahan. Dari awal kehidupan ini tercipta dan berlangsung hingga sekarang, perubahan selalu menemani kehidupan. Jadi Perubahan itu sendiri adalah keabadian. Kita bisa ambil contoh dari tokoh-tokoh dunia yang sudah melakukan sesuatu yang revolusioner untuk kehidupan manusia, misalnya Thomas Alfa Edison yang menciptakan lampu pijar. Thomas Alfa Edison saat ini memang sudah tiada, tetapi hasil karyanya tetap abadi sampai saat ini, dan terus mengalami kemajuan-kemajuan dari sisi teknologinya. Dan kita bisa banyak belajar lagi dari tokoh-tokoh yang lain yang hingga kini hasil-hasil karyanya masih lestari karena kemampuan mereka pada saat hidup mampu melakukan perubahan pada umat manusia.

Jika perubahan mengikuti waktu atau jaman, maka manusia sebagai makhluk yang keberadaannya berada dalam ruang dan waktu, maka tidak dinafikan akan mengalami imbas dari perubahan-perubahan yang mengiringi dirinya. Itu artinya manusia harus mengimbangi dan beradaptasi dengan perubahan yang ada disekitarnya. Jika tidak manusia akan merasakan akibat dari perubahan itu sendiri. Manusia akan termarjinalkan dari lingkungan yang selalu memperbaharui dirinya.

Kita ambil contoh jika aplikasi pada android saja secara otomatis selalu update atau memperbaharui diri jika terhubung dengan internet secara periodik, maka mengapa manusia enggan untuk memperbaharui dan mengupdate dirinya?. Pada alat komunikasi seperti handpone selalu ada perubahan-perubahan fitur yang lebih canggih, lalu mengapa manusia tidak mau mempercanggih fitur-fitur yang ada pada dirinya? seperti otak yang mereka miliki atau potensi-potensi diri yang belum dikembangkan dalam diri manusia. Apa sebab?

Disini menariknya sebuah pertanyaan, mengapa manusia sulit untuk menerima perubahan?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan manusia sulit untuk menerima perubahan atau merasa nyaman dengan kondisinya saat ini ?

1. Faktor pertama adalah karena manusia merasa bahwa yang membawa perubahan itu adalah bukan dari mereka sendiri. Ketika orang lain membawa perubahan maka manusia enggan untuk ikut serta melakukan perubahan karena tidak menganggap penting arti dari sebuah perubahan. Disini masalah yang timbul dikarenkan kurangnya menggunakan logika dan lebih menggunakan perasaan karena menganggap kondisinya yang dirasakannya saat ini sudah nyaman. Mereka lupa sebuah kemajuan jika tidak diiringi dengan inovasi dan perubahan maka adalah sebuah kemustahilan untuk terus bertahan.

2. Faktor yang kedua adalah ketidak mampuan untuk melihat ke depan. Banyak manusia memiliki visi dan tujuan hidup. Tetapi pada proses kegiatan kehidupannya tidak memahami bagaimana visi dan tujuan itu bisa diwujudkan. Apa sebab? permasalahannya adalah ketidak mampuan manusia untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan mereka serta permasalahan apa yang akan mereka hadapi kedepan. Analisa SWOT amat dibutuhkan agar misi-misi dalam mewujudkan visi dan tujuan bisa tercapai. Kelemahan pada diri mereka adalah mereka punya keinginan dan harapan tetapi pada implementasinya mereka merasa yang penting jalan dan mendapatkan profit dari hasil upanyanya.

3. Faktor ketiga adalah kurang fokus. Manusia seringkali tidak fokus dengan kehidupannya sendiri. Manusia seringkali tidak paham dan tidak menyadari apa yang menjadi tujuan hidupnya. Mereka lebih mengedepankan kesenangan dan asyik menyenangkan diri sendiri daripada membangun kualitas -kualitas diri yang amat dibutuhkan dalam perubahan dan kemajuan jaman.

4. Faktor berikutnya adalah manusia seringkali merasa terancam kenyamanannya. Bagi mereka perubahan adalah sesuatu yang mengganggu zona nyaman yang sudah mereka dapatkan. Mereka lupa kenyamanan yang dirasakan oleh mereka akan hilang dengan mudah jika mereka tidak cukup punya kemampuan untuk bersaing dengan para kompetitor. Untuk mampu bersaing maka tidak ada cara lain manusia harus selalu berinovasi dan berubah.

5. Selanjutnya adalah kemalasan manusia untuk mengupdate pengetahuan yang menyebabkan manusia sulit untuk menerima perubahan. Mereka tidak mengerti apa pentingnya perubahan. Untuk mengupdate pengetahuan mereka maka tidak ada cara lain lagi selain manusia harus banyak-banyak membaca.

Pada akhirnya semua ini adalah kembali kepada diri kita sendiri, berada di posisi mana kita berdiri pada saat perubahan-perubahan datang menghampiri diri kita. Bagaimana cara kita menyikapi perubahan itu sendiri? Apakah kita merespon cepat dengan melakukan peningkatan kualitas diri dan beradaptasi pada perubahan itu sendiri. Jika itu yang kita lakukan maka pada dasarnya kita telah melakukan inovasi besar pada diri kita sendiri. Selamat berjuang.


Page 2

Di dunia tidak ada yang abadi, tetapi satu hal yang harus kita ketahui bahwa ada satu hal yang selama ini tidak pernah mati yaitu perubahan. Dari awal kehidupan ini tercipta dan berlangsung hingga sekarang, perubahan selalu menemani kehidupan. Jadi Perubahan itu sendiri adalah keabadian. Kita bisa ambil contoh dari tokoh-tokoh dunia yang sudah melakukan sesuatu yang revolusioner untuk kehidupan manusia, misalnya Thomas Alfa Edison yang menciptakan lampu pijar. Thomas Alfa Edison saat ini memang sudah tiada, tetapi hasil karyanya tetap abadi sampai saat ini, dan terus mengalami kemajuan-kemajuan dari sisi teknologinya. Dan kita bisa banyak belajar lagi dari tokoh-tokoh yang lain yang hingga kini hasil-hasil karyanya masih lestari karena kemampuan mereka pada saat hidup mampu melakukan perubahan pada umat manusia.

Jika perubahan mengikuti waktu atau jaman, maka manusia sebagai makhluk yang keberadaannya berada dalam ruang dan waktu, maka tidak dinafikan akan mengalami imbas dari perubahan-perubahan yang mengiringi dirinya. Itu artinya manusia harus mengimbangi dan beradaptasi dengan perubahan yang ada disekitarnya. Jika tidak manusia akan merasakan akibat dari perubahan itu sendiri. Manusia akan termarjinalkan dari lingkungan yang selalu memperbaharui dirinya.

Kita ambil contoh jika aplikasi pada android saja secara otomatis selalu update atau memperbaharui diri jika terhubung dengan internet secara periodik, maka mengapa manusia enggan untuk memperbaharui dan mengupdate dirinya?. Pada alat komunikasi seperti handpone selalu ada perubahan-perubahan fitur yang lebih canggih, lalu mengapa manusia tidak mau mempercanggih fitur-fitur yang ada pada dirinya? seperti otak yang mereka miliki atau potensi-potensi diri yang belum dikembangkan dalam diri manusia. Apa sebab?

Disini menariknya sebuah pertanyaan, mengapa manusia sulit untuk menerima perubahan?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan manusia sulit untuk menerima perubahan atau merasa nyaman dengan kondisinya saat ini ?

1. Faktor pertama adalah karena manusia merasa bahwa yang membawa perubahan itu adalah bukan dari mereka sendiri. Ketika orang lain membawa perubahan maka manusia enggan untuk ikut serta melakukan perubahan karena tidak menganggap penting arti dari sebuah perubahan. Disini masalah yang timbul dikarenkan kurangnya menggunakan logika dan lebih menggunakan perasaan karena menganggap kondisinya yang dirasakannya saat ini sudah nyaman. Mereka lupa sebuah kemajuan jika tidak diiringi dengan inovasi dan perubahan maka adalah sebuah kemustahilan untuk terus bertahan.

2. Faktor yang kedua adalah ketidak mampuan untuk melihat ke depan. Banyak manusia memiliki visi dan tujuan hidup. Tetapi pada proses kegiatan kehidupannya tidak memahami bagaimana visi dan tujuan itu bisa diwujudkan. Apa sebab? permasalahannya adalah ketidak mampuan manusia untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan mereka serta permasalahan apa yang akan mereka hadapi kedepan. Analisa SWOT amat dibutuhkan agar misi-misi dalam mewujudkan visi dan tujuan bisa tercapai. Kelemahan pada diri mereka adalah mereka punya keinginan dan harapan tetapi pada implementasinya mereka merasa yang penting jalan dan mendapatkan profit dari hasil upanyanya.

3. Faktor ketiga adalah kurang fokus. Manusia seringkali tidak fokus dengan kehidupannya sendiri. Manusia seringkali tidak paham dan tidak menyadari apa yang menjadi tujuan hidupnya. Mereka lebih mengedepankan kesenangan dan asyik menyenangkan diri sendiri daripada membangun kualitas -kualitas diri yang amat dibutuhkan dalam perubahan dan kemajuan jaman.

4. Faktor berikutnya adalah manusia seringkali merasa terancam kenyamanannya. Bagi mereka perubahan adalah sesuatu yang mengganggu zona nyaman yang sudah mereka dapatkan. Mereka lupa kenyamanan yang dirasakan oleh mereka akan hilang dengan mudah jika mereka tidak cukup punya kemampuan untuk bersaing dengan para kompetitor. Untuk mampu bersaing maka tidak ada cara lain manusia harus selalu berinovasi dan berubah.

5. Selanjutnya adalah kemalasan manusia untuk mengupdate pengetahuan yang menyebabkan manusia sulit untuk menerima perubahan. Mereka tidak mengerti apa pentingnya perubahan. Untuk mengupdate pengetahuan mereka maka tidak ada cara lain lagi selain manusia harus banyak-banyak membaca.

Pada akhirnya semua ini adalah kembali kepada diri kita sendiri, berada di posisi mana kita berdiri pada saat perubahan-perubahan datang menghampiri diri kita. Bagaimana cara kita menyikapi perubahan itu sendiri? Apakah kita merespon cepat dengan melakukan peningkatan kualitas diri dan beradaptasi pada perubahan itu sendiri. Jika itu yang kita lakukan maka pada dasarnya kita telah melakukan inovasi besar pada diri kita sendiri. Selamat berjuang.


Mengapa sebagian besar masyarakat cenderung mudah menerima perubahan sosial

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 3

Di dunia tidak ada yang abadi, tetapi satu hal yang harus kita ketahui bahwa ada satu hal yang selama ini tidak pernah mati yaitu perubahan. Dari awal kehidupan ini tercipta dan berlangsung hingga sekarang, perubahan selalu menemani kehidupan. Jadi Perubahan itu sendiri adalah keabadian. Kita bisa ambil contoh dari tokoh-tokoh dunia yang sudah melakukan sesuatu yang revolusioner untuk kehidupan manusia, misalnya Thomas Alfa Edison yang menciptakan lampu pijar. Thomas Alfa Edison saat ini memang sudah tiada, tetapi hasil karyanya tetap abadi sampai saat ini, dan terus mengalami kemajuan-kemajuan dari sisi teknologinya. Dan kita bisa banyak belajar lagi dari tokoh-tokoh yang lain yang hingga kini hasil-hasil karyanya masih lestari karena kemampuan mereka pada saat hidup mampu melakukan perubahan pada umat manusia.

Jika perubahan mengikuti waktu atau jaman, maka manusia sebagai makhluk yang keberadaannya berada dalam ruang dan waktu, maka tidak dinafikan akan mengalami imbas dari perubahan-perubahan yang mengiringi dirinya. Itu artinya manusia harus mengimbangi dan beradaptasi dengan perubahan yang ada disekitarnya. Jika tidak manusia akan merasakan akibat dari perubahan itu sendiri. Manusia akan termarjinalkan dari lingkungan yang selalu memperbaharui dirinya.

Kita ambil contoh jika aplikasi pada android saja secara otomatis selalu update atau memperbaharui diri jika terhubung dengan internet secara periodik, maka mengapa manusia enggan untuk memperbaharui dan mengupdate dirinya?. Pada alat komunikasi seperti handpone selalu ada perubahan-perubahan fitur yang lebih canggih, lalu mengapa manusia tidak mau mempercanggih fitur-fitur yang ada pada dirinya? seperti otak yang mereka miliki atau potensi-potensi diri yang belum dikembangkan dalam diri manusia. Apa sebab?

Disini menariknya sebuah pertanyaan, mengapa manusia sulit untuk menerima perubahan?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan manusia sulit untuk menerima perubahan atau merasa nyaman dengan kondisinya saat ini ?

1. Faktor pertama adalah karena manusia merasa bahwa yang membawa perubahan itu adalah bukan dari mereka sendiri. Ketika orang lain membawa perubahan maka manusia enggan untuk ikut serta melakukan perubahan karena tidak menganggap penting arti dari sebuah perubahan. Disini masalah yang timbul dikarenkan kurangnya menggunakan logika dan lebih menggunakan perasaan karena menganggap kondisinya yang dirasakannya saat ini sudah nyaman. Mereka lupa sebuah kemajuan jika tidak diiringi dengan inovasi dan perubahan maka adalah sebuah kemustahilan untuk terus bertahan.

2. Faktor yang kedua adalah ketidak mampuan untuk melihat ke depan. Banyak manusia memiliki visi dan tujuan hidup. Tetapi pada proses kegiatan kehidupannya tidak memahami bagaimana visi dan tujuan itu bisa diwujudkan. Apa sebab? permasalahannya adalah ketidak mampuan manusia untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan mereka serta permasalahan apa yang akan mereka hadapi kedepan. Analisa SWOT amat dibutuhkan agar misi-misi dalam mewujudkan visi dan tujuan bisa tercapai. Kelemahan pada diri mereka adalah mereka punya keinginan dan harapan tetapi pada implementasinya mereka merasa yang penting jalan dan mendapatkan profit dari hasil upanyanya.

3. Faktor ketiga adalah kurang fokus. Manusia seringkali tidak fokus dengan kehidupannya sendiri. Manusia seringkali tidak paham dan tidak menyadari apa yang menjadi tujuan hidupnya. Mereka lebih mengedepankan kesenangan dan asyik menyenangkan diri sendiri daripada membangun kualitas -kualitas diri yang amat dibutuhkan dalam perubahan dan kemajuan jaman.

4. Faktor berikutnya adalah manusia seringkali merasa terancam kenyamanannya. Bagi mereka perubahan adalah sesuatu yang mengganggu zona nyaman yang sudah mereka dapatkan. Mereka lupa kenyamanan yang dirasakan oleh mereka akan hilang dengan mudah jika mereka tidak cukup punya kemampuan untuk bersaing dengan para kompetitor. Untuk mampu bersaing maka tidak ada cara lain manusia harus selalu berinovasi dan berubah.

5. Selanjutnya adalah kemalasan manusia untuk mengupdate pengetahuan yang menyebabkan manusia sulit untuk menerima perubahan. Mereka tidak mengerti apa pentingnya perubahan. Untuk mengupdate pengetahuan mereka maka tidak ada cara lain lagi selain manusia harus banyak-banyak membaca.

Pada akhirnya semua ini adalah kembali kepada diri kita sendiri, berada di posisi mana kita berdiri pada saat perubahan-perubahan datang menghampiri diri kita. Bagaimana cara kita menyikapi perubahan itu sendiri? Apakah kita merespon cepat dengan melakukan peningkatan kualitas diri dan beradaptasi pada perubahan itu sendiri. Jika itu yang kita lakukan maka pada dasarnya kita telah melakukan inovasi besar pada diri kita sendiri. Selamat berjuang.


Mengapa sebagian besar masyarakat cenderung mudah menerima perubahan sosial

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 4

Di dunia tidak ada yang abadi, tetapi satu hal yang harus kita ketahui bahwa ada satu hal yang selama ini tidak pernah mati yaitu perubahan. Dari awal kehidupan ini tercipta dan berlangsung hingga sekarang, perubahan selalu menemani kehidupan. Jadi Perubahan itu sendiri adalah keabadian. Kita bisa ambil contoh dari tokoh-tokoh dunia yang sudah melakukan sesuatu yang revolusioner untuk kehidupan manusia, misalnya Thomas Alfa Edison yang menciptakan lampu pijar. Thomas Alfa Edison saat ini memang sudah tiada, tetapi hasil karyanya tetap abadi sampai saat ini, dan terus mengalami kemajuan-kemajuan dari sisi teknologinya. Dan kita bisa banyak belajar lagi dari tokoh-tokoh yang lain yang hingga kini hasil-hasil karyanya masih lestari karena kemampuan mereka pada saat hidup mampu melakukan perubahan pada umat manusia.

Jika perubahan mengikuti waktu atau jaman, maka manusia sebagai makhluk yang keberadaannya berada dalam ruang dan waktu, maka tidak dinafikan akan mengalami imbas dari perubahan-perubahan yang mengiringi dirinya. Itu artinya manusia harus mengimbangi dan beradaptasi dengan perubahan yang ada disekitarnya. Jika tidak manusia akan merasakan akibat dari perubahan itu sendiri. Manusia akan termarjinalkan dari lingkungan yang selalu memperbaharui dirinya.

Kita ambil contoh jika aplikasi pada android saja secara otomatis selalu update atau memperbaharui diri jika terhubung dengan internet secara periodik, maka mengapa manusia enggan untuk memperbaharui dan mengupdate dirinya?. Pada alat komunikasi seperti handpone selalu ada perubahan-perubahan fitur yang lebih canggih, lalu mengapa manusia tidak mau mempercanggih fitur-fitur yang ada pada dirinya? seperti otak yang mereka miliki atau potensi-potensi diri yang belum dikembangkan dalam diri manusia. Apa sebab?

Disini menariknya sebuah pertanyaan, mengapa manusia sulit untuk menerima perubahan?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan manusia sulit untuk menerima perubahan atau merasa nyaman dengan kondisinya saat ini ?

1. Faktor pertama adalah karena manusia merasa bahwa yang membawa perubahan itu adalah bukan dari mereka sendiri. Ketika orang lain membawa perubahan maka manusia enggan untuk ikut serta melakukan perubahan karena tidak menganggap penting arti dari sebuah perubahan. Disini masalah yang timbul dikarenkan kurangnya menggunakan logika dan lebih menggunakan perasaan karena menganggap kondisinya yang dirasakannya saat ini sudah nyaman. Mereka lupa sebuah kemajuan jika tidak diiringi dengan inovasi dan perubahan maka adalah sebuah kemustahilan untuk terus bertahan.

2. Faktor yang kedua adalah ketidak mampuan untuk melihat ke depan. Banyak manusia memiliki visi dan tujuan hidup. Tetapi pada proses kegiatan kehidupannya tidak memahami bagaimana visi dan tujuan itu bisa diwujudkan. Apa sebab? permasalahannya adalah ketidak mampuan manusia untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan mereka serta permasalahan apa yang akan mereka hadapi kedepan. Analisa SWOT amat dibutuhkan agar misi-misi dalam mewujudkan visi dan tujuan bisa tercapai. Kelemahan pada diri mereka adalah mereka punya keinginan dan harapan tetapi pada implementasinya mereka merasa yang penting jalan dan mendapatkan profit dari hasil upanyanya.

3. Faktor ketiga adalah kurang fokus. Manusia seringkali tidak fokus dengan kehidupannya sendiri. Manusia seringkali tidak paham dan tidak menyadari apa yang menjadi tujuan hidupnya. Mereka lebih mengedepankan kesenangan dan asyik menyenangkan diri sendiri daripada membangun kualitas -kualitas diri yang amat dibutuhkan dalam perubahan dan kemajuan jaman.

4. Faktor berikutnya adalah manusia seringkali merasa terancam kenyamanannya. Bagi mereka perubahan adalah sesuatu yang mengganggu zona nyaman yang sudah mereka dapatkan. Mereka lupa kenyamanan yang dirasakan oleh mereka akan hilang dengan mudah jika mereka tidak cukup punya kemampuan untuk bersaing dengan para kompetitor. Untuk mampu bersaing maka tidak ada cara lain manusia harus selalu berinovasi dan berubah.

5. Selanjutnya adalah kemalasan manusia untuk mengupdate pengetahuan yang menyebabkan manusia sulit untuk menerima perubahan. Mereka tidak mengerti apa pentingnya perubahan. Untuk mengupdate pengetahuan mereka maka tidak ada cara lain lagi selain manusia harus banyak-banyak membaca.

Pada akhirnya semua ini adalah kembali kepada diri kita sendiri, berada di posisi mana kita berdiri pada saat perubahan-perubahan datang menghampiri diri kita. Bagaimana cara kita menyikapi perubahan itu sendiri? Apakah kita merespon cepat dengan melakukan peningkatan kualitas diri dan beradaptasi pada perubahan itu sendiri. Jika itu yang kita lakukan maka pada dasarnya kita telah melakukan inovasi besar pada diri kita sendiri. Selamat berjuang.


Mengapa sebagian besar masyarakat cenderung mudah menerima perubahan sosial

Lihat Sosbud Selengkapnya