Lihat Foto Show KOMPAS.com - Menstruasi adalah tanda berkembangnya organ reproduksi pada wanita. Menstruasi terjadi sebagai siklus rutin yang terjadi setiap bulan. Prosesnya terjadi karena adanya perubahan hormon yang terjadi di dalam tubuh wanita. Artikel ini akan menjelaskan proses terjadinya menstruasi dan hormon yang berperan. Proses menstruasiProses menstruasi adalah bagian dari siklus menstruasi. Siklus menstruasi terbagi menjadi 4 proses: menstruasi, fase folikuler, ovulasi, dan fase luteal. Menstruasi adalah proses meluruhnya dinding rahim karena tidak terjadi kehamilan. Pada proses ini, akan terjadi keluarnya cairan menstruasi yang isinya terdiri dari darah, sel dinding rahim, dan mukus. Normalnya, durasi proses menstruasi adalah tiga sampai tujuh hari. Menstruasi terjadi akibat turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan menurun secara drastis jika tidak terjadi kehamilan. Menurunnya kedua hormon ini akan menyebabkan luruhnya endometrium dan disertai perdarahan yang normal. Siklus normal menstruasi terjadi dalam 21 sampai 35 hari. Namun, rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari. Perubahan hormon yang terjadi pada wanita mungkin mempengaruhi wanita secara fisiologis. Proses ini akan terus berlangsung hingga wanita mengalami menopause. Baca juga: 4 Tahapan Siklus Menstruasi Hormon yang berperan dalam proses menstruasiHormon yang mengontrol siklus menstruasi adalah sebagai berikut:
Baca berikutnya
Meningkatkan kadar estrogen selama fase folikel atau pra ovulasi memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Di fase inilah proses ovulasi dimulai. Ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu sekitar 2 minggu atau lebih sebelum mulai menstruasi. Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepaskan satu sel telur yang matang. Telur ini kemudian bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Masa hidup sel telur biasanya hanya sekitar 24 jam untuk sampai bertemu sperma. Fase ovulasi adalah satu-satunya kesempatan terbaik sepanjang siklus menstruasi untuk Anda berkesempatan hamil. Setelah 24 jam, sel telur yang tak bertemu sperma akan mati. Ketika ovulasi, wanita biasanya mengalami keputihan kental dan lengket berwarna bening seperti putih telur. Suhu basal tubuh juga akan meningkat. Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai selama istirahat atau dalam keadaan tidur. Suhu normal tubuh berada pada kisaran 35,5 sampai 36º Celsius. Namun saat ovulasi, suhu akan naik menjadi 37 sampai 38º Celsius. Suhu basal diukur dengan termometer yang ditempatkan di mulut, vagina, atau anus. Jika berencana hamil, pastikan mengukur suhu tubuh setiap hari di lokasi dan waktu yang sama selama 5 menit. Pengukuran suhu basal paling baik dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur dan sebelum mulai beraktivitas apa pun. 4. Fase lutealSaat folikel melepaskan telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon di fase ke-empat menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan rahim tebal dan siap untuk ditanamkan telur yang telah dibuahi. Jika positif hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon ini membantu menjaga korpus luteum dan menjaga agar lapisan rahim tetap tebal seterusnya. Namun jika Anda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap oleh lapisan rahim. Kemudian kadar estrogen dan progesteron akan perlahan menurun, membuat lapisan rahim akhirnya terlepas dan meluruh. Apabila positif tidak hamil, di fase ini Anda akan mengalami gejala yang disebut dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Berbagai gejala yang biasanya muncul yaitu:
Fase luteal biasanya berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Namun, rata-rata wanita mengalaminya selama 14 hari. tirto.id - Ovarium seorang perempuan mampu memproduksi sel telur (ovum), yaitu setelah masa puber hingga dewasa subur (antara usia 12 hingga 50 tahun). Setelah sel telur habis diovulasikan, seorang perempuan tidak lagi mengalami menstruasi. Keadaan ini disebut menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena tidak adanya produksi hormon kelamin. Proses pembentukan sel kelamin atau mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Hormon tersebut mulai aktif pada waktu selaput lendir rahim menipis setelah selesai menstruasi. Menstruasi atau haid adalah pendarahan uterus secara periodik dan siklus yang normal terjadi pada wanita yang telah puber. Proses ini pun terjadi dengan disertai pelepasan endometrium. Umumnya, durasi siklus menstruasi adalah 28 hari, dengan lama menstruasi adalah 4 hingga 6 hari. Jumlah darah yang keluar pun rata-rata sebanyak 20-60 mililiter.
Hormon yang Pengaruhi Siklus Menstruasi
Empat hormon yang bertanggung jawab untuk siklus menstruasi adalah hormon estrogen, progesteron, follicle-stimulating hormone atau hormon perangsang folikel (FSH), dan hormon luteinizing (LH). 1. Estrogen Sebagian besar hormon estrogen diproduksi di ovarium atau indung telur. Selain itu, hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal dan plasenta, tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit. Hormon estrogen berfungsi untuk membantu perkembangan dan perubahan tubuh saat pubertas, termasuk perkembangan fungsi organ seksual, dan memastikan proses ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan. 2. Progesteron Saat perempuan mengalami ovulasi atau sedang berada di masa subur, hormon progesteron akan membantu mempersiapkan lapisan dalam rahim yang disebut endometrium untuk menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. 3. Follicle-stimulating hormone (FSH) Hormon FSH juga diproduksi di kelenjar hipofisis dan berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini membantu mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur di ovarium. 4. Luteinizing hormone (LH) LH pada wanita bertugas untuk membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan ovulasi. Oleh karena itu, hormon ini juga berperan dalam masa pubertas. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.
Fase Siklus Menstruasi
Proses menstruasi dibagi ke dalam empat fase, antara lain: 1. Fase Menstruasi Pada fase ini, lapisan dinding dalam rahim yang mengandung darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir atau dikenal dengan endometrium akan luruh dan keluar melalui vagina. Fase ini akan dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan dapat berlangsung dari selama 4 hingga 6 hari. 2. Fase Folikular Tahapan ini berlangsung sejak hari pertama menstruasi sampai memasuki fase ovulasi. Pada tahapan ini, ovarium akan memproduksi folikel yang berisi sel telur. Pertumbuhan folikel ovarium kemudian akan menyebabkan endometrium menebal. Fase ini biasanya terjadi pada hari ke-10 dari 28 hari dalam sebuah siklus menstruasi. 3. Fase Ovulasi Pada fase ovulasi, sel telur kemudian akan dilepaskan untuk dibuahi. Sel telur yang telah matang kemudian akan bergerak ke tuba fallopi dan menempel di dinding rahim. 4. Fase Luteal Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah akan mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum, yang kemudian akan memicu peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan dinding rahim. Ini juga dikenal dengan fase pramenstruasi. Pada tahap ini, biasanya akan terjadi beberapa gejala yang terjadi, mulai dari payudara membesar, muncul jerawat, badan terasa lemas, menjadi mudah marah atau emosional.
Siklus Menstruasi
Berikut ini adalah penjelasan terkait mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi:
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
MENSTRUASI
atau
tulisan menarik lainnya
Maria Ulfa
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|