Tulislah dalil yang menjelaskan bahwa malaikat senantiasa bertasbih kepada allah subhanahu wa taala

AKURAT.CO, Ada sebuah ayat dalam Al-Quran yang bisa menjadi renungan kita bersama yaitu Surah An-Nur ayat 41.

ISTIMEWA


A lam tara annallaaha yusabbihu lahuu man fis-samaawaati wal-ardhi wath-thairu shaaffaat, kullung qad 'alima shalaatahuu wa tasbiihah, wallaahu 'aliimum bimaa yaf'aluun

Artinya: Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. An-Nur: 41).

Menurut Ibnu Katsir, Allah mengatakan bahwa segala sesuatu yang berada di langit dan di bumi seperti malaikat, manusia, jin, binatang, hingga benda mati, semuanya bertasbih kepada Allah.

Bertasbih atau menyucikan Allah adalah bentuk ibadah setiap makhluk sesuai dengan caranya masing-masing.

Jika kita kaji, benda-benda yang ada di langit misalnya planet, bintang, dan bulan semua berada pada tempatnya masing-masing.

Sembilan planet yang kita ketahui termasuk bumi, semua beredar tanpa saling bertabrakan satu sama lain. Hal ini tentu menunjukkan adanya kepatuhan benda-benda tersebut terhadap suatu Zat yang Mengaturnya (Allah).

Di bumi, gunung yang menjulang tinggi memang seolah-olah benda mati. Tetapi patut kita pikirkan bahwa gunung-gunung di dunia ini bisa meletus kapan saja, dan itu tentu berdasarkan perintah dari Allah ta'ala.

Dalam ayat lain Allah berfirman, Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS. Al-Hasyr: 21).

Lebih lanjut, burung yang disebutkan dalam ayat di awal tadi juga bertasbih kepada Allah sesuai dengan kemampuannya.

Syekh As-Sa’di berpendapat, Setiap makhluk memiliki cara ibadahnya sendiri sesuai dengan keadaan mereka. Allah ta’ala telah mengilhamkan bagaimana cara beribadah dan cara bertasbih, yaitu diberitahu lewat para utusan Allah yang diutus kepada kalangan jin, manusia, dan malaikat. Atau mereka diilhamkan oleh Allah secara langsung seperti makhluk lainnya (selain jin, manusia, dan malaikat). Inilah tafsiran yang lebih kuat tentang ayat ini.

Dari Surah An-Nur ayat 41 ini, kita bisa belajar agar kita selalu menyayangi setiap makhluk Allah bahkan benda-benda mati di sekitar kita.

Jangan sampai kita menyakiti mereka karena meski punya banyak kekurangan, tetapi mereka tetap bersyukur pada Allah. Inilah yang harus kita pelajari bersama.

Wallahu a'lam.[]

  • وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَنْ عِنْدَهٗ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ ۚ

    19. Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.

Jakarta -

Surat Al Baqarah menjadi surat kedua dalam Al-Qur'an yang terdiri dari 286 ayat. Tergolong ke dalam surat Madaniyah, Al Baqarah memiliki arti sapi betina.

Selain menjelaskan tentang perintah menyembelih sapi betina, surat Al Baqarah juga membahas mengenai penciptaan manusia yang ada pada ayat 30.

Surat Al Baqarah ayat 30

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"." (QS. Al Baqarah: 30).

Dilansir dalam Nu Online, khalifah yang dimaksud di sini adalah Adam. Ia disebut khalifah karena ia ialah pengganti jin yang sebelumnya datang. Adam disebut khalifah karena ia juga akan digantikan oleh orang lain. Adam merupakan khalifah Allah di bumi untuk menegakkan ketentuan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya.

Dalam buku "Pendidikan Agama Islam" oleh Bachrul Ilmy, di surat Al Baqarah ayat 30, Allah SWT menerangkan kepada malaikat akan menciptakan manusia untuk mengelola bumi. Sehingga terjadi dialog antara Allah SWT dan malaikat berkaitan dengan penciptaan manusia.

Dalam dialog tersebut, malaikat seolah meragukan kemampuan manusia karena sifatnya yang selalu merusak dan menumpahkan darah. Namun, manusia memiliki keunggulan dari makhluk lain.

Disebut sebagai khalifah di muka bumi, artinya manusia sebagai wakil atau pemimpin di bumi. Tentunya tugas ini sangat berat sehingga setiap manusia harus memiliki kemampuan mengelola alam semesta sesuai amanat yang diemban.

Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam hadits dari Abu Hurairah berikut ini:

«كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Artinya: "Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya." (HR. Bukhari)

Dengan begitu, Al Baqarah ayat 30 menjelaskan bahwa setiap manusia adalah khalifah yang memimpin bumi sehingga akan ditanya pertanggung jawabannya nanti.

Simak Video "KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!"



(lus/row)

Jakarta -

Surah Al-Anbiya merupakan surah yang ke-21 dalam Al-Qur'an. Surah ini memiliki 112 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah.

Bukti bahwa malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah yang tidak pernah lelah beribadah tercantum dalam Surah Al-Anbiya ayat 19.

Berikut ini adalah bacaan Surah Al-Anbiya ayat 19 beserta dengan artinya.

وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَنْ عِنْدَهٗ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ ۚ

Bacaan latin: Wa lahụ man fis-samāwāti wal-arḍ, wa man 'indahụ lā yastakbirụna 'an 'ibādatihī wa lā yastaḥsirụn

Artinya: "Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih."

Tafsir Menurut Kemenag

Menurut Kemenag, Surah Al-Anbiya ayat 19 ini Allah mengingatkan kembali tentang kekuasaan-Nya yang mutlak, baik di langit maupun di bumi. Mengingatkan kita semua bahwa Allah-lah yang menciptakan, menguasai, mengatur, mengelola. menghidupkan, mematikan, memberikan pahala, hingga menimpakan azab bagiyang melanggar perintah-Nya.

Semua makhluk ciptaan Allah, baik yang berada di bumi maupun di langit seperti malaikat, diciptakan untuk tunduk kepada-Nya. Khususnya para malaikat muqarrabin, Allah memberikan kedudukan yang mulia untuk mereka.

Namun para malaikat tersebut tidak pernah menyombongkan diri apalagi menolak beribadah. Bahkan tanpa henti-hentinya dan tidak pernah merasa lelah dalam beribadah kepada Allah.

Tafsir Ibn Kathir

Menurut Tafsir Ibnu Katshir dalam Surah Al-Anbiya ayat 19 Allah mengingatkan pada kita semua bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan bumi adalah milik-Nya.

Dan segala sesuatu ciptaan-Nya, tunduk pada Allah SWT. Termasuk ciptaan-Nya yang ada di langit, seperti malaikat, makhluk yang terdekat dan berada di sisi Allah.

Malaikat selalu memuliakan serta bertasbih pada Allah siang dan malam tanpa terputus bahkan tidak pernah menolak beribadah kepada-Nya.

Kedua tafsir tersebut memiliki maksud yang sama. Intinya Surah Al-Anbiya ayat 19 menjelaskan tentang kekuasaan Allah pada penciptaan langit dan bumi beserta seisinya. Selain itu bukti bahwa malaikat merupakan makhluk Allah yang tidak pernah lelah beribadah.

Simak Video "Ada Potensi Beda Waktu Pelaksanaan Idul Adha Tahun Ini"


[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bagaimana caranya para malaikat itu beribadah kepada-Nya, yaitu dengan senantiasa bertasbih siang dan malam dengan tidak putus-putusnya. Dalam ayat lain Allah berfirman tentang para malaikat ini:

Yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (at-Tahrim/66: 6)


Page 2

1. Al-Fatihah2. Al-Baqarah3. Ali 'Imran4. An-Nisa5. Al-Maidah6. Al-An’am7. Al-A’raf8. Al-Anfal9. At-Taubah10. Yunus11. Hud12. Yusuf13. Ar-Ra’d14. Ibrahim15. Al-Hijr16. An-Nahl17. Al-Isra18. Al-Kahf19. Maryam20. Taha21. Al-Anbiya22. Al-Hajj23. Al-Mu’minun24. An-Nur25. Al-Furqan26. Asy-Syu'ara'27. An-Naml28. Al-Qasas29. Al-'Ankabut30. Ar-Rum31. Luqman32. As-Sajdah33. Al-Ahzab34. Saba35. Fatir36. Yasin37. As-Saffat38. Sad39. Az-Zumar40. Ghafir41. Fussilat42. Asy-Syura43. Az-Zukhruf44. Ad-Dukhan45. Al-Jatsiya46. Al-Ahqaf47. Muhammad48. Al-Fath49. Al-Hujurat50. Qaf51. Az-Zariyat52. At-Tur53. An-Najm54. Al-Qamar55. Ar-Rahman56. Al-Waqiah57. Al-Hadid58. Al-Mujadilah59. Al-Hasyr60. Al-Mumtahanah61. As-Saff62. Al-Jumu'ah63. Al-Munafiqun64. At-Taghabun65. At-Talaq66. At-Tahrim67. Al-Mulk68. Al-Qalam69. Al-Haqqah70. Al-Ma'arij71. Nuh72. Al-Jinn73. Al-Muzammil74. Al-Muddassir75. Al-Qiyamah76. Al-Insan77. Al-Mursalat78. An-Naba'79. An-Nazi'at80. 'Abasa81. At-Takwir82. Al-Infitar83. Al-Mutaffifin84. Al-Insyiqaq85. Al-Buruj86. At-Tariq87. Al-A'la88. Al-Ghasyiyah89. Al-Fajr90. Al-Balad91. Asy-Syams92. Al-Lail93. Ad-Duha94. Al-Insyirah95. At-Tin96. Al-'Alaq97. Al-Qadr98. Al-Bayyinah99. Az-Zalzalah100. Al-Adiyat101. Al-Qari'ah102. At-Takatsur103. Al-'Asr104. Al-Humazah105. Al-Fil106. Quraisy107. Al-Ma'un108. Al-Kautsar109. Al-Kafirun110. An-Nasr111. Al-Lahab112. Al-Ikhlas113. Al-Falaq114. An-Nas

123456789101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657585960616263646566676869707172737475767778798081828384858687888990919293949596979899100101102103104105106107108109110111112

123456789101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657585960616263646566676869707172737475767778798081828384858687888990919293949596979899100101102103104105106107108109110111112

123456789101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657585960616263646566676869707172737475767778798081828384858687888990919293949596979899100101102103104105106107108109110111112

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  • اِقۡتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمۡ وَهُمۡ فِىۡ غَفۡلَةٍ مُّعۡرِضُوۡنَ‌ۚ

    Iqtaraba linnaasi hisaa buhum wa hum fii ghaflatim mu'riduun

    1. Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-1

  • مَا يَاۡتِيۡهِمۡ مِّنۡ ذِكۡرٍ مِّنۡ رَّبِّہِمۡ مُّحۡدَثٍ اِلَّا اسۡتَمَعُوۡهُ وَهُمۡ يَلۡعَبُوۡنَۙ

    Maa yaatiihim min zikrim mir Rabbihim muhdasin illas tama'uuhu wa hum yal'abuun

    2. Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-2

  • لَاهِيَةً قُلُوۡبُهُمۡ‌ ؕ وَاَسَرُّوا النَّجۡوَى‌ۖ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا ‌ۖ هَلۡ هٰذَاۤ اِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُكُمۡ‌ ۚ اَفَتَاۡتُوۡنَ السِّحۡرَ وَاَنۡتُمۡ تُبۡصِرُوۡنَ

    Laahiyatan quluubuhum; wa asarrun najwal laziina zalamuu hal haazaa illaa basharum mislukum afataa tuunas sihra wa antum tubsiruun

    3. Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zhalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, "(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?"

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-3

  • قٰلَ رَبِّىۡ يَعۡلَمُ الۡقَوۡلَ فِى السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ‌ۖ وَهُوَ السَّمِيۡعُ الۡعَلِيۡمُ

    Qoola Rabbii ya'lamul qawla fis samaaa'i wal ardi wa Huwas Samii'ul Aliim

    4. Dia (Muhammad) berkata, "Tuhanku mengetahui (semua) perkataan di langit dan di bumi, dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui!"

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-4

  • بَلۡ قَالُوۡۤا اَضۡغَاثُ اَحۡلَامٍۢ بَلِ افۡتَـرٰٮهُ بَلۡ هُوَ شَاعِرٌ ‌ ۖۚ فَلۡيَاۡتِنَا بِاٰيَةٍ كَمَاۤ اُرۡسِلَ الۡاَوَّلُوۡنَ

    Bal qooluuu adghaasu ahlaamim balif taraahu bal huwa shaa'irun falyaatinaa bi Aayatin kamaa ursilal awwaluun

    5. Bahkan mereka mengatakan, "(Al-Qur'an itu buah) mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya (Muhammad), atau bahkan dia hanya seorang penyair, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda (bukti), seperti halnya rasul-rasul yang diutus terdahulu."

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-5

  • مَاۤ اٰمَنَتۡ قَبۡلَهُمۡ مِّنۡ قَرۡيَةٍ اَهۡلَـكۡنٰهَا‌ۚ اَفَهُمۡ يُؤۡمِنُوۡنَ

    Maaa aaamanat qablahum min qaryatin ahlaknaahaa a-fahum yu'minuun

    6. Penduduk suatu negeri sebelum mereka, yang telah Kami binasakan, mereka itu tidak beriman (padahal telah Kami kirimkan bukti). Apakah mereka akan beriman?

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-6

  • وَمَاۤ اَرۡسَلۡنَا قَبۡلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوۡحِىۡۤ اِلَيۡهِمۡ‌ فَاسْأَلُوا اَهۡلَ الذِّكۡرِ اِنۡ كُنۡتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ

    Wa maaa arsalnaa qablaka illaa rijaalan nuuhiii ilaihim fas'aluu ahlaz zikri in kuntum laa ta'lamuun

    7. Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-7

  • وَمَا جَعَلۡنٰهُمۡ جَسَدًا لَّا يَاۡكُلُوۡنَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوۡا خٰلِدِيۡنَ

    Wa maa ja'alnaahum jasadal laa yaakuluunat ta'aama wa maa kaanuu khaalidiin

    8. Dan Kami tidak menjadikan mereka (rasul-rasul) suatu tubuh yang tidak memakan makanan dan mereka tidak (pula) hidup kekal.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-8

  • ثُمَّ صَدَقۡنٰهُمُ الۡوَعۡدَ فَاَنۡجَيۡنٰهُمۡ وَمَنۡ نَّشَآءُ وَاَهۡلَكۡنَا الۡمُسۡرِفِيۡنَ‏

    summa sadaqnaa humul wa'da fa-anjainaahum wa man nashaaa'u wa ahlaknal musrifiin

    9. Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan) kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki, dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-9

  • لَقَدۡ اَنۡزَلۡنَاۤ اِلَيۡكُمۡ كِتٰبًا فِيۡهِ ذِكۡرُكُمۡ‌ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ

    Laqad anzalnaaa ilaikum Kitaaban fiihi zikrukum afalaa ta'qiluun

    10. Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab (Al-Qur'an) yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti?

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-10

  • وَكَمۡ قَصَمۡنَا مِنۡ قَرۡيَةٍ كَانَتۡ ظَالِمَةً وَّاَنۡشَاۡنَا بَعۡدَهَا قَوۡمًا اٰخَرِيۡنَ

    Wa kam qasamnaa min qaryatin kannat zaalimatanw wa anshadnaa ba'dahaa qawman aakhariin

    11. Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang zhalim yang telah Kami binasakan, dan Kami jadikan generasi yang lain setelah mereka itu (sebagai penggantinya).

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-11

  • فَلَمَّاۤ اَحَسُّوۡا بَاۡسَنَاۤ اِذَا هُمۡ مِّنۡهَا يَرۡكُضُوۡنَؕ

    Falammaaa ahassuu baasanaaa izaaa hum minhaa yarkuduun

    12. Maka ketika mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri dari (negerinya) itu.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-12

  • لَا تَرۡكُضُوۡا وَ ارۡجِعُوۡۤا اِلٰى مَاۤ اُتۡرِفۡتُمۡ فِيۡهِ وَمَسٰكِنِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تُسۡــَٔلُوۡنَ

    Laa tarkuduu warji'uuu ilaa maaa utriftum fiihe wa masaakinikum la'allakum tus'aluun

    13. Janganlah kamu lari tergesa-gesa; kembalilah kamu kepada kesenangan hidupmu dan tempat-tempat kediamanmu (yang baik), agar kamu dapat ditanya.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-13

  • قَالُوۡا يٰوَيۡلَنَاۤ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيۡنَ

    Qooluu yaa wailanaaa innaa kunnaa zaalimiin

    14. Mereka berkata, "Betapa celaka kami, sungguh, kami orang-orang yang zhalim."

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-14

  • فَمَا زَالَتۡ تِّلۡكَ دَعۡوٰٮهُمۡ حَتّٰى جَعَلۡنٰهُمۡ حَصِيۡدًا خٰمِدِيۡنَ

    Famaa zaalat tilka da'waahum hattaa ja'alnaahum hasiidan khaamidiin

    15. Maka demikianlah keluhan mereka berkepanjangan, sehingga mereka Kami jadikan sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-15

  • وَمَا خَلَقۡنَا السَّمَآءَ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَا لٰعِبِيۡنَ

    Wa maa khalaqnas samaaa'a wal arda wa maa bainahumaa laa'ibiin

    16. Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-16

  • لَوۡ اَرَدۡنَاۤ اَنۡ نَّـتَّخِذَ لَهۡوًا لَّا تَّخَذۡنٰهُ مِنۡ لَّدُنَّاۤ  ۖ اِنۡ كُنَّا فٰعِلِيۡنَ‏

    Law aradnaaa an nattakhiza lahwal lat takhaznaahu mil ladunnaaa in kunnaa faa'iliin

    17. Seandainya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami, jika Kami benar-benar menghendaki berbuat demikian.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-17

  • بَلۡ نَـقۡذِفُ بِالۡحَـقِّ عَلَى الۡبَاطِلِ فَيَدۡمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌ‌ ؕ وَلَـكُمُ الۡوَيۡلُ مِمَّا تَصِفُوۡنَ

    Bal naqzifu bilhaqqi 'alal baatili fa yadmaghuhuu fa izaa huwa zaahiq; wa lakumul wailu mimmaa tasifuun

    18. Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap. Dan celaka kamu karena kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya).

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-18

  • وَلَهٗ مَنۡ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ وَمَنۡ عِنۡدَهٗ لَا يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسۡتَحۡسِرُوۡنَ‌ۚ

    Wa lahuu man fis samaawaati wal ard; wa man 'indahuu laa yastakbiruuna 'an 'ibaada tihii wa laa yastahsiruun

    19. Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-19

  • يُسَبِّحُوۡنَ الَّيۡلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفۡتُرُوۡنَ

    Yusabbihuuna laila wannahaara laa yafturuun

    20. Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.

    Juz ke-17 tafsir ayat ke-20