Jelaskan mengenai hubungan antara disclosure nya suatu perusahaan dengan tingkat qualified

Kelahiran teori ekonomi makro ditandai dengan terbitnya buku yang berjudul .....

Kegiatan ekonomi di negara singapura bergantung pada .....

Kata ekonomi berasal dari bahasa yunani oikonomia yang berarti ....

Jumlah permintaan uang untuk tujuan spekulasi menurut john maynard keynes ditentukan oleh .....

Jika pendapatan nasional atas dasar pengeluaran sebesar 60 jumlah ekspor adalah .....

Jelaskan tiga hal yang merupakan perilaku produktif !

diketahui gnp dari suatu negara 30.000.000, penyusutan 450.000,pajak tidak langsung 50.000 dari data tersebut besarnya nni adalah​

Jelaskan hubungan jumlah penduduk pdb dan pendapatan perkapita !

skala priotas tidak penting dan mendesak tolong dijawab ​

Sebutkan manfaat dari prinsip ekonomi dalam kegiatan sehari-hari​

Juniarti; Faculty of Economics, Petra Christian University

Frency Yunita; Alumnus, Faculty of Economics, Petra Christian University

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas dan signifikansi pengaruh tersebut pada perusahaan yang sahamnya tergolong sebagai saham bluechip dan nonbluechip. Sebanyak tiga puluh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang memenuhi kriteria yang ditetapkan diambil sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil dokumentasi laporan keuangan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan diolah dengan menggunakan uji statistik regresi berganda.

Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas. Namun penelitian ini gagal untuk membuktikan akan adanya perbedaan signifikansi pengaruh tingkat disclosure pada biaya hutang pada perusahaan yang sahamnya tergolong sebagai saham bluechip dan nonbluechip.

Kata kunci: Disclosure, Biaya ekuitas.

Pentingnya perbaikan sistem pelaporan keuangan dan disclosure dinyatakan oleh U.S. Securities and Exchange Commission (SEC), sebagaimana dikutip oleh Stanko (2001:21) dalam Business and Economic Review (BER) bahwa peranan pelaporan keuangan dan disclosure adalah untuk mengkomunikasikan informasi yang mendukung pengambilan keputusan bisnis termasuk keputusan investasi oleh investor. Oleh karena itu informasi yang disampaikan harus relevan, tepat waktu dan bernilai. Stanko (2001) juga mengatakan bahwa misi utama SEC dalam peraturan mengenai fair disclosure adalah untuk memproteksi investor dan mempertahankan integritas pasar sekuritas. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Healy dan Palepu (1993:9), yang menyatakan perlunya komunikasi yang lebih baik antara investor dan pihak manajemen dengan membangun strategi-strategi disclosure guna mengurangi adanya asimetri informasi yang timbul dalam hubungan kedua pihak.

Laporan keuangan merupakan signal untuk mengkomunikasikan informasi “penting” yang dimiliki manajemen perusahaan, misalnya perkiraan manajemen (Frankel et al. 1995:149) dan profitabilitas perusahaan (Kanodia dan Lee 1998:49). Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat disclosure yang memadai oleh sebagian investor dipandang sebagai laporan keuangan yang berisiko. Apabila investor menilai suatu perusahaan berisiko tinggi berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan, maka nilai return yang diharapkan oleh investor juga tinggi, yang pada gilirannya akan menyebabkan tingginya biaya ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (Coles et al. 1995:362); (Clarkson et al. 1996:69,79)

Pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas ini, sebelumnya telah banyak diteliti, diantaranya oleh Financial Reporting of the American Institute of Certified Public Accountants (Jenkin Committee) sebagaimana dikutip oleh Botosan (1997:324) yang menyatakan bahwa keuntungan pentingnya disclosure adalah biaya yang rendah untuk equity capital. Demikian pula hasil penelitian yang disimpulkan oleh Botosan (1997:346) mendukung adanya hubungan negatif antara tingkat disclosure dan biaya ekuitas perusahaan. Meskipun memang pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas perusahaan dirasa kurang signifikan pada perusahaan yang menjadi pusat perhatian sejumlah besar analis keuangan.

Lang dan Lundholm (1996:490) menemukan bukti secara tidak langsung dari penelitiannya tentang adanya keuntungan potensial dari disclosure yang tinggi, selain banyak menarik investor juga mengurangi risiko estimasi dan asimetri informasi, di mana masing-masing menunjukkan pengurangan biaya modal. Levinsohn (2001) dalam artikelnya yang berjudul “FASB Weighs the Value of Voluntary Disclosure”, menyatakan hal yang sama mengenai hubungan negatif kedua faktor tersebut, yaitu bahwa voluntary disclosures yang informatif dapat membantu para investor untuk memahami strategi perusahaan dan critical success factor, kerangka kerja yang mendasari manajemen membuat keputusan serta langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk memastikan kontinuitas hasil yang ditargetkan. Selain itu, dalam laporannya yang berjudul “Improving Business Reporting: Insighting into Enhancing Voluntary Disclosures”, yang merupakan bagian kedua dari Business Reporting Research Project, FASB (2001) mengatakan bahwa dasar pemikiran dari proyek ini adalah pengungkapan yang lebih baik akan membuat proses alokasi modal lebih efisien dan mengurangi biaya modal rata-rata.

Tidak selamanya bahwa disclosure yang tinggi akan menurunkan biaya hutang. Hal yang sebaliknya dapat terjadi, ketika perusahaan ternyata mempunyai banyak “masalah”, maka dengan tingkat disclosure yang tinggi, semakin banyak informasi yang riskan akan diketahui oleh investor sehingga investor meminta return yang tinggi dan akibatnya tingkat biaya ekuitas yang harus ditanggung oleh perusahaan semakin tinggi. Financial Executive Institute juga menyatakan bahwa bila informasi yang dilaporkan dalam disclosure tersebut adalah ditujukan pada pedagang saham (Stock Trader), maka hanya akan menambah ketidakstabilan harga saham, sehingga menaikkan risiko dan membawa biaya ekuitas yang lebih tinggi.

Meskipun masih mengundang perdebatan apakah disclosure yang tinggi akan menurunkan biaya ekuitas atau sebaliknya, tampaknya semua sepakat bahwa terdapat pengaruh tingkat disclosure yang cukup signifikan terhadap biaya ekuitas.

Menentukan tingkat disclosure atau pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan yang diduga berpengaruh terhadap tingkat biaya ekuitas perusahaan yang bersangkutan tidaklah mudah. Penelitian yang dilakukan oleh Chalmers et al. (2001:16), menyatakan bahwa tidak ditemukannya bukti yang mendukung bahwa pemenuhan mandatory GAAP disclosure mengacu pada biaya modal (cost of capital), khususnya biaya hutang (cost of debt).

Pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas adalah suatu masalah yang menarik dan penting bagi komunitas pelaporan keuangan. Berbagai penelitian lain yang meneliti pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya modal dengan metode yang berbeda-beda dan pendekatan secara tidak langsung dilakukan oleh Komalasari dan Baridwan (2001), Leuz dan Verrechia (2000), Bloomfield dan Wilks (2000), Welker (1995), Marquardt dan Wiedman (1998), dan Hail (2001).

Selengkapnya download artikel jurnal akuntansi biaya,
Download: Pengaruh Tingkat Disclosure terhadap Biaya Ekuitas


Page 2

RISIKO FRAUD KULIAH 9

DEFINISI FRAUD : Fraud (kecurangan) merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk tujuan pribadi atau kelompok, dimana tindakan yang disengaja tersebut telah menyebabkan kerugian bagi pihak tertentu atau institusi tertentu. Berbagai makna yang terkandung didalamnya seperti kecurangan, Kebohongan, Penipuan, Kejahatan, Penggelapan Barang-barang, Manipulasi data-data, Rekayasa Informasi, Mengubah opini publik dengan pemutarbalikan fakta yang ada, menghilangkan barang bukti secara sengaja.

Fraud menurut pendapat ahli : “Fraud (kecurangan) merupakan tindakan yang disengaja oleh perorangan atau kesatuan untuk menipu orang lain yang menyebabkan kerugian. Khususnya terjadi misrepresentation (penyajian yang keliru) untuk merusak, atau dengan maksud menahan data bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan keputusan yang terdahulu.” Kesimpulannya bahwa tindakan fraud (kecurangan) tersebut merupakan sesuatu yang disebabkan oleh keinginan seseorang yang teraplikasi dalam bentuk perilakunya untuk melakukan suatu tindakan yang menyalahi aturan.

DEFINISI RISIKO FRAUD : Risiko yang dialami oleh suatu perusahaan atau institusi karena faktor terjadinya tindakan fraud atau kecurangan yang disengaja, baik kerugian yang besifat materi maupun non materi, dimana kerugian materi di ukur dari segi nilai finansial dengan mengacu pada mata uang yang dipakai (rupiah, dollar, yen, euro, dsb) dan non material menyangkut dengan kerugian yang bersifat non keuangan seperti menurunnya kepercayaan publik pada perusahaan.

BENTUK – BENTUK FRAUD : Kecurangan pada prinsipnya mempunyai banyak sekali bentuknya. Perkembangan fraud adalah sejalan dengan semakin banyaknya aktivitas kehidupan. Bahwa tindakan fraud merasuki berbagai sektor baik private sector maupun dalam ruang lingkup aktivitas pemerintahan. Untuk mencegah timbulnya kecurangan maka jalan yang terbaik adalah dengan memahami apa dan bagaimana saja bentuk-bentuk kecurangan itu.

Kekeliruan dan kecurangan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu : Intentional error Kekeliruan bisa disengaja dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri dalam bentuk window dressing (merekayasa laporan keuangan supaya terlihat lebih baik agar lebih mudah mendapat kredit dari Bank ) dan check kiting (saldo rekening bank ditampilkan lebih besar sehingga rasio lancar terlihat lebih baik)

Unintentional error Kecurangan yang terjadi secara tidak disengaja (kesalahan manusiawi), misalnya salah menjumlah atau penerapan standar akuntansi yang salah karena ketidaktahuan. Collusion Kecurangan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan cara bekerjasama dengan tujuan untuk menguntungkan orang-orang tersebut, biasanya merugikan perusahaan atau pihak ketiga. Misalnya: terjadi kolusi antara bag.pembelian, gudang, keuangan dan pemasok dalam pembelian bahan atau barang.

Kolusi merupakan bentuk kecurangan yang sulit dideteksi, walaupun pengendalian intern perusahaan cukup baik. Salah satu cara pencegahan yang banyak digunakan adalah dilarangnya pegawai yang mempunyai hubungan keluarga (suami-istri, adik-kakak) untuk bekerja diperusahaan yang sama. Intentional misrepresentation Memberi saran bahwa sesuatu itu benar, padahal itu salah, oleh seseorang yang mengetahui bahwa itu salah. Negligent misrepresentation Pernyataan bahwa sesuatu itu salah oleh seseorang yang tidak mempunyai dasar yang kuat untuk menyatakan bahwa hal itu betul.

False promises Sesuatu janji yang diberikan tanpa keinginan untuk memenuhi janji tersebut. Employee fraud Kecurangan yang dilakukan pegawai untuk menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari office boy yang memainkan bon pembelian makanan sampai pegawai yang memasukkan pengeluaran pribadi untuk keluarganya sebagai biaya perusahaan Management fraud Kecurangan yang dilakukan oleh management sehingga merugikan pihak lain, termasuk pemerintah, misal manipulasi pajak, manipulasi kredit bank

Organized crime Kejahatan yang terorganisasi, misalnya pemalsuan kartu kredit, pengiriman barang melebihi atau kurang dari yang seharusnya di mana si pelaksana akan mendapat bagian 10%. Computer crime Kejahatan dengan memanfaatkan teknologi komputer, sehingga si pelaku bisa mentransfer dana dari rekening orang lain ke rekeningnya sendiri. White collar crime Kejahatan yang dilakukan orang-orang berdasi (kalangan atas), misalnya mafia tanah, paksaan secara halus untuk merger dll.

Suatu kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan dari hasil suatu proses akuntansi yaitu dilihat dari : Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislative Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen Prinsip akuntasi yang diterima umum di Indonesia Suatu perusahaan mempunyai ciri berbeda dalam menerapkan setiap konsep manajemen yang ia miliki, karena hal ini bisa terjadi karena faktor dimana setiap perusahaan memperkerjakan individu yang berlainan latar belakangnya mulai dari latar belakang pendidikan

(education), budaya (culture) agama (religion), social (social), paham politik (isme of politic) dsb. Ini semua terakumulasi dalam bentuk lahirnya different thingking, different analysis, different application, different implication, and different yield.

Sebab-sebab suatu fraud bisa terjadi ; Bahwa tindakan sebab timbulnya fraud dapat disebabkan oleh banyak hal terutama dari individu itu sendiri seperti: - Faktor kestabilan emosional atau kurangnya kemampuan kontrol yang mendalam dari pihak yang bersangkutan. Maka efek itu bisa menimbulkan banyak hal seperti seperti munculnya sikap suka berofoya foya dengan sering berbelanja barang-barang mewah, sering ke diskotik, berjudi, terlibat narkoba, dan faktor tidak nyaman berada dalam keluarga seperti merasa selalu tertekan.

Sebuah tindak kejahatan dalam skala yang kecil perlahan akan menjadi besar pada saat orang mulai melihat itu sebagai bagian pencarian nilai tambah yang wajar dan itu terjadi tanpa ada yang bisa mengungkapkannya. Perbuatan kecurangan itu akan terus berlangsung dengan aman kecuali ada kontrol dan tindakan tegas dari pimpinan. Maka dari itu bentuk kecurangan atau tanda-tanda timbulnya fraud akan dapat diminimalisasi dengan cara menerapkan sebuah sistem pengendalian intern yang kuat, dimana diberikan bentuk-bentuk penjelasan secara komprehensif kepada para karyawan .

Bentuk Tindakan Investigasi Fraud dengan pendekatan interview : Untuk memperoleh data-data dan informasi yang akurat dan tepat, maka ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam interview yaitu : Gunakan cara interogasi yang halus dan sopan, hindari kekerasan dan intimidasi Gunakan asas praduga tak bersalah terhadap tersangka Kemukakan fakta bukan opini Tugaskan dua orang interview, satu mengajukan pertanyaan dan satu lagi mendengarkan, memperhatikan (menyaksikan) dan mencatat

Gunakan alat perekam Dengarkan jawaban tersangka dengan penuh kesabaran, lakukan interupsi hanya untuk memperjelas jawaban tersangka Ajukan pertanyaan-pertanyaan atau kalimat-kalimat untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian tersangka untuk menceritakan dengan kata-katanya sendiri kejadian yang sebenarnya Walaupun sulit (hanya bisa dilakukan oleh interogator yang terlatih dan berpengalaman) coba untuk mengetahui apakah tersangka berbohong atau menjawab dengan jujur.

Jangan perbolehkan tersangka kembali ke ruang kerjanya, untuk menghindari lenyapnya bukti-bukti yang diperlukan Perhatikan body language Jangan mengajukan pertanyaan yang bersifat memancing emosi harga dirinya, karena jika itu terjadi maka pertanyaan yang diajukan tidak akan terjawab karena yang bersangkutan merasa harga dirinya diremehkan. Jelaskan padanya bahwa hasil interview ini akan membawa pengaruh pada kemajuan perusahaan, yaitu sesuai dengan yang di cita-citakan oleh banyak pihak tidak terkecuali bagi dirinya sendiri.

Penjelasan secara tegas dan jelas bahwa secara agama manapun tindakan dan perbuatan fraud adalah tidak dibenarkan dan dapat dikategorikan berdosa, sehingga yang bersangkutan perlu secepatnya mengakui perbuatan salah tersebut

Bentuk fraud pada insider traiding : Ada istilah yang berlaku di kalangan pebisnis untuk selalu bisa menjaga rahasia perusahaan. Rahasia perusahaan menyangkut berbagai kebijakan perusahaan baik yang berhubungan dengan masalah keuangan atau non keuangan. Insider traiding adalah informasi yang hanya dikuasai oleh sekelompok orang yang harusnya disebar tapi ditahan oleh sekelompok orang tertentu. Tindakan menyimpan informasi dengan cara melakukan kontrol informasi dalam arti memberi atau open of information adalah dilakukan dalam batas-batas yang dikaji sejauh mana itu akan memberi dampak pada perusahaan khususnya penngaruhnya pada harga saham.

Beberapa pihak menyebutkan bahwa semakin baik suatu perusahaan dapat dilihat pada tindakan perusahaan yang begitu “care” atau perhatian untuk menyampaikan berbagai informasi yang berhubungan dengan perusahaan kepada publik atau dalam akuntansi biasa dikenal dengan tindakan disclosure. Semakin disclosure nya suatu perusahaan maka semakin menunjukan bahwa perusahaan tersebut semakin qualified

Beberapa solusi untuk mencegah terjadinya risiko fraud : Risiko dan tindakan terjadinya fraud sangat berbahaya bagi suatu perusahaan jika ini terus dibiarkan, maka ada beberapa saran untuk mencegah terjadinya kecurangan, yaitu: Tingkatkan pengendalian intern yang terdapat di perusahaan. Lakukan seleksi pegawai secara ketat, gunakan jasa psikolog dan hindari katebelece dalam penerimaan pegawai. Tingkatkan keandalan internal audit department, antara lain dengan :

Memberikan balas jasa yang menarik Memberikan perhatian yang cukup besar terhadap laporan mereka Mengharuskan internal auditor melaksanakan continuing proffesional education. Berikan imbalan yang memadai untuk seluruh pegawai, timbulkan “sense of belonging” diantara pegawai. Lakukan rotation of duties dan wajibkan para pegawai untuk menggunakan hak cuti mereka. Lakukan pembinaan rohani Berikan sangsi yang tegas kepada mereka yang melakukan kecurangan dan berikan pernghargaan kepada mereka yang berprestasi.

Tumbuhkan iklim keterbukaan di dalam perusahaan. Manajemen harus memberikan contoh dengan bertindak jujur, adil dan bersih Buat kebijakan tertulis mengenai fair dealing.

TUGAS KULIAH 9 ( RISIKO FRAUD ) Jelaskan pengertian fraud ! Jelaskan dimana letak perbedaan antara earnings management dan insider traiding, dan berikan contohnya ! Apa tujuan suatu perusahaan melakukan tindakan earnings management ? Jelaskan bagaimana hubungan antara insider traiding dan disclosure ! Jelaskan bentuk–bentuk fraud ! Apa sebab seseorang melakukan tindakan ?

Bagaimana bentuk tindakan fraud yang dilakukan oleh seorang debitur, dan bagaimana seorang kreditur mengatasinya ? Jelaskan mengenai hubungan antara disclosure-nya suatu perusahaan dengan tingkat qualified ! Jelaskan tujuan pihak manajemen perusahaan melakukan tindakan perekayasaan laporan keuangan!