Ibu menghiburmu saat sedih apa yang seharusnya kamu lakukan

Lakukan hal ini ketika teman merasa sedih dan berduka

  1. Pahami situasinya. Berhadapan dengan teman yang sedang merasa sedih bukan perkara mudah.
  2. 2. Luangkan waktu untuk ada di sampingnya.
  3. 3. Beri dukungan.
  4. 4. Tawarkan apa yang bisa Anda lakukan untuk membantunya.
  5. 10 Trik Jitu Menghilangkan Rasa Canggung di Depan Orang Lain.

Bagaimana cara menghibur teman yang sedang bersedih?

Cara Menghibur Orang yang Sedang Sedih

  1. Tersenyum.
  2. Jadi pendengar yang baik.
  3. Habiskan waktu berkualitas.
  4. Buat mereka merasa dihargai.
  5. Berikan dorongan.
  6. Ceritakan lelucon atau bagikan sesuatu yang lucu.
  7. Ucapkan kata-kata yang baik.
  8. Kirim hadiah.

Apa yang membuat kamu sedih?

Sedih biasanya dipicu oleh kesulitan hidup, sakit hati, atau peristiwa tidak menyenangkan, seperti kematian orang terdekat atau perceraian. Artinya, kita cenderung merasa sedih karena ada peristiwa atau faktor pencetus yang jelas. Sementara itu, depresi tidak selalu muncul saat terjadi peristiwa atau situasi tertentu.

Temanmu menyemangati agar kamu tidak kecewa apa yang sebaiknya kamu lakukan?

7 Hal yang Seharusnya Kamu Lakukan Saat Temanmu Sedang Sedih

  • Berikan dukungan lewat pelukan.
  • 2. Buatlah dia tahu bahwa kamu mencoba untuk mengertinya.
  • 3. Berbicaralah tanpa mencoba memperbaiki.
  • 4. Dengarkan apapun yang dia katakan tanpa menyela.
  • Memberikan masukan positif hanya akan membuatnya semakin negatif.

Bagaimana sikapmu apabila temanmu berbicara atau berpendapat?

Menghargai pendapat yang teman kita miliki. Mendengar dan mempertimbangkan pendapat yang miliki oleh teman. Tidak menghina pendapat teman yang berbeda pendapat dengan kita. Berdiskusi bersama-sama untuk menentukan pendapat yang paling tepat untuk menyelesaikan permasalahan.

Bagaimana sikapmu jika ada temanmu yang merayakan hari besar agamanya?

bersikap menghargai dan bertoleransi dengan tidak mengganggu hari rayanya.

Peduli kepada teman yang sedang sedih sila ke berapa?

Peduli kepada teman yang sedang sedih merupakan cerminan sila kedua yaitu kemanusiaan, membantu bagi yang kesulitan, membutuhkan, serta wujud kepedulian.

Apa yang kamu lakukan jika ada temanmu yang berperilaku tercela?

Jawaban terverifikasi ahli question

  1. menegur dan memberi nasehat terhadap apa yang dia lakukan sehingga nantinya dia tidak mengulanginya lagi.
  2. tidak mencontoh apa yang dia lakukan.
  3. mendoakan dia agar bisa menjauh dari perbuatan tercelanya tersebut.
  4. selalu mengajak dia ketika kita melakukan aktivitas yang terpuji.

Bagaimanakah sikapmu ketika seseorang menyampaikan pendapatnya?

Jawaban. Jawaban: Diskusi atau ajaklah berbicara empat mata dengannya, bicarakan secara baik-baik bahwa pendapat yang diutarakannya salah. Bicara dengan kepala dingin dan tenang serta tidak dengan emosional.

Bagaimana sikap kalian terhadap keberagaman agama dan kepercayaan?

Jawaban. Jawaban: Sikap kita terhadap keberagaman agama adalah saling toleransi antar umat beragama karena dengan kita saling toleransi maka tidak ada masalah walaupun beragam agama lain disekitar kita dan toleransi ini juga yg memberikan kebebasan beragama menurut kepercayaan masing masing.

Bagaimana sikap kita terhadap umat yang sedang merayakan hari raya keagamaan?

MENGHORMATI,MENGHARGAI DAN TIDAK BISING KETIKA TEMAN KITA LAGI MERAYAKAN KEAGAMAANNYA.

TantanganGurusiana hari ke-318

Nasehat dan Motivasi Terbaik Tentang Hidup

Memang hidup tidak mudah, tapi sadarlah hidup itu terlalu singkat untuk disia-siakan begitu saja. Jika seseorang membencimu, mentertawakanmu atau bahkan menghinamu biarkan saja. Kalau kamu dihina itu karena mereka belum tahu siapa dirimu sesungguhnya. Apapun yang terjadi kamu harus selalu bangga terhadap dirimu sendiri. Jangan biarkan siapapun menghancurkan semangatmu. Jangan biarkan juga kata-kata mereka menghancurkan mimpimu apalagi harga dirimu. Dan yang terpenting penilaian kamu di mata Tuhan lebih penting dari pada peniaian kamu dimata manusia.

Ketika kamu sedih akan ada Tuhan yang menghiburmu dan menghapus air matamu. Dan semua akan baik-baik saja. Kalaupun saat kamu gagal, ingatlah kegagalan adalah hal yang biasa. Kegagalan bukan berarti Tuhaan sedang menghukummu tapi tuhan sedang mengarahkanmu. Jangan mengeluhkan kegagalan yang kamu alami lebih baik berdoa dan berusaha agar nasibmu lebih baik dari sebelumnya. Semakin berat masalahmu semakin kuat dirimu. Tuhan membuat indah diwaktu yang tepat. Tidak perlu berkeluh kesah karena itu ciri orang lemah. Bangkit sekarang juga.

Keadaan dan lingkungan bisa mempengaruhi hidupmu. Tapi kamulah yang bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kendalikan emosimu atau emosi itu yang akan mengendalikanmu. Jangan pernah menyalahkan orang lain atas kesedihanmu, karena kebahagiaanmu adalah urusanmu, kebahagiaanmu harus datang dari dalam dirimu. Seberapa baiknya orang dihidupmu, kadang mungkin akan melukaimu. Untuk itu maafkanlah mereka bahkan minta maaflah meskipun kamu tidak bersalah dan lupakan kesalahannya. Setelah itu maafkan dirimu karena itu untuk kebaikanmu juga.

Masa depan kamu tidak bergantung pada nilai sekolah tapi masa depanmu tergantung pada niat dan usaha. Tapi walaupun begitu bukan berarti belajar itu tidak perlu justru sebaliknya jangan pernah berhenti untuk belajar karena belajarlah yang akan menuju kesuksesan.

Teruslah melangkah mengikuti keyakinanmu, berhenti sejenak jika kamu lelah tapi jangan pernah menyerah apalagi berbalik arah. Yang akan membuat namamu mu besar nanti adalah kerja keras dan doa sepenuh hati, bukan kesombongan dan juga bukan ego yang tinggi. Sukses itu ada pada dirimu sendiri. Kejarlah kesuksesan dan jangan bediam diri. Cintailah dirimu, pekerjaanmu, keluargamu maka kebahagiaan akan selalu bersamamu. Dan berjanjilah bahwa apapun yang terjadi kamu akan selalu maju dan tidak menyerah karena kamu layak bahagia. Tuhan punya rencana besar dalam hidupmu

Motivasi dari Merry Riana

Indramayu, 28 Februari 2021

Sore pun tiba, setelah sampai dirumah, justru aku terlihat aneh di mata ibuku sendiri, beliau melihat diriku senyum – senyum sendiri.

“Mam, kenapa sama kamu”.

Sahutku pun spontan.

“Ndak papa bu”.

“Ndak papa kok senyum – senyum sendiri, koyok wong edan, mandi sana, biar kabur jin yang nempel di badanmu itu”.

Aku pun tertawa lepas.

“Hahahahahahaha..., ibu ini loh, bisa saja, baiklah bu, anakmu yang ganteng ini mandi dulu”.

“Dasar kumat kue mam hari ini”.

Setelah malam tiba, seperti biasa, setelah ba’da Isya, aku dan ibu selalu duduk sejenak di teras rumah. Dan seperti biasa saat duduk berdua pertanyaan ibu pasti memintaku untuk segera menikah. Walaupun itu – itu saja yang ditanyakan, aku juga tak pernah marah, karena aku memang sayang sekali sama ibuku.

“Mam”.

“Iya Bu”.

“Gimana kamu ini, apa tidak capek, kerja, kerja, dan kerja terus setiap hari”.

“Habis mau gimana lagi bu, kalau saya ndak kerja, nanti kita ndak punya uang buat makan”.

“Maksud ibu bukan itu mam”.

“Jadi bu”.

“Maksud ibu, kapan kamu nikah, punya istri dan anak, biar ada yang menghiburmu”.

“Bu..!, dengan begini saja aku sudah seneng kok, bisa sama ibu aku sudah bahagia”.

“Lah kue bahagia, ibu ndak mam”.

“Kok begitu bu”.

Aku sedikit sedih dengan perkataan ibu seperti itu, tetapi aku juga masih ada keraguan untuk membina rumah tangga, lagi pula aku belum punya calon istri.

“Iya lo mam, kamu itu anak laki – laki ibu satu – satunya, usia mu juga bukan remaja lagi, dan teman – teman seusiamu sudah menikah dan punya anak, sementara kamu, itu jadi fikiran ibu mam”.

Aku pun berusaha untuk menenangkan hati ibu yang sedih melihat aku yang belum juga menikah, tetapi aku sudah mulai yakin bahwa tidak lama lagi aku akan segera menemukan jodohku.

“Bu, yang sabar ya, Imam yakin, pasti Imam segera menikah dan menemukan jodoh Imam. Bu, Imam janji akan segera mungkin untuk menemukan menantu buat ibu”.

“Beneran itu mam”.

“Iya bu, yang penting tetap sabar ya, mungkin Allah masih mencarikan jodoh imam dan menantu yang cocok buat Ibu”.

Mendengan celotehku, ibu pun sedikit tenang dan tak nampak lagi ajah sedihnya. Tanpa sadar aku malah menceritakan kejadian yang kualami dirumah pak Uri tadi siang.

“Bu, dalam beberapa hari ini aku sangat senang”.

“Kenapa mam”.

“Iya bu, aku seperti menemukan keluarga baru di tempat kerja”.

“Ada apa rupanya”

Aku pun menceritakan semua kejadian hari itu, sampai – sampai tanpa ku sadari kalau ibuku senyam senyum sendiri mendengarkan cerita saat aku memperkenalkan diriku dengan ayu anak pak Uri.

“Ibu kenapa senyum – senyum”.

“Ah, ndak papa le”.

“Tapi sepertinya ibu ngeledek aku”.

“Enggak mam, ibu Cuma berpesan saja, kalau orang lain sudah berbuat baik sama kita, maka jangan pernah kamu kecewakan yan nak”.

“Iya bu, Insya Allah”.

Ibu ku sepertinya sangat senang aku berhubungan baik dengan keluarga pak Juhri, atau mungkin juga ibu berharap agar aku dekat sama anak beliau, hihihihi. Ntah berfikir apa aku ini. Tapi memang bener, Ayu anak Pak Juhri bener – bener cantik seperyi namanya yaitu Ayu. Ah sudahlah aku jadi ngelantur.

Tak lama kemudian aku pun pamit untuk keluar sejenak melepas penat untuk berkumpul dengan teman – teman yang lain.

“Bu, aku pamit dulu, mau keluar sejenak”.

“Ya sudah, tapi jangan malam – malam ya nak, inget jaga kesehetan”.

“Iya bu, Assalamu’alaikum”.

“Wa’alaikum salam”.

Ibu pun segera masuk kerumah dan aku pun melangkahkan kakiku untuk bekumpul dengan teman – teman yang lain sekedar untuk bercerita pengalaman siang hari.

Malampun berlalu, dan pagi menyapa rutinitas harian berjalan seperti biasa, ntah kenapa sejak pertama kali aku melihat Ayu, hati ini ingin terus bertemu, padahal aku sendiri sangat malu.

“Assalamu’alaikum”

“Wa’alikum salam, masuk nak imam”.

“Eh, Bapak, ud faham dengan suara saya”.

“Anak sebaik kamu nggak mungkin bapak lupa, walau hanya dengan suara saja”.

“Bapak bisa saja, Ayu ada pak”.

Entah kenapa bibirku tiba – tiba terucap menanyakan Ayu, padahal maksud hati mau bertanya tentang keberadaan ibu. Hmmmm, aku sangat malu sekali.

“Kok tumben mam, kamu tanya in Ayu, Heheheheh”.

“Iya pak, salah tanya”.

“Ah, ndak papa, kalau ibu ada tu di dalam, dan kalau Ayu masih kewarung sebentar”.

“Ya sudah pak, saya Sholat dulu”.

“Monggo nak, silahkan”.

Saat ku sedang sholat, Ayu pun pulang dari warung dan melanjutkan pekerjaannya di dapur. Entah apa yang sedang dibuatnya, aroma wangi makanan yang membuat perut terasa kroncongan.

Selesai sholat pun aku tak mau berlama – lama disana, karena aku juga malu karena ada Ayu di rumah itu. Sehingga aku juga langsung pamit. Namun seperti biasa, pak Uri menahan ku, apalagi setelah terdengar pleh ibu Uri bahwa aku pamit, beliau langsung beranjak dari tempat tidurnya dan keluar menyapaku.

“Lo..lo..lo...lo..loh, arep nandi kui nak mas, Ibu wes nunggui kui dari tadi”.

Akupun terheran, padahal tak ada teh manis dan pisang goreng, kenapa mereka masih menahanku. Biasanya saat mereka menahanku karena sudah di buatin teh dan sepiring pisang goreng.

“Kok malah bengong, sini nak mas, opo karena ndak ada teh manisnya atao goreng pisangnya, jadi kamu bingung”.

Aku pun sedikit gugup sehingga hanya bisa tersenyum kecil.

“Sini dulu nak, ibu sama bapak mau bicara penting sama kamu”.

“Ndok...! Ayu...., Ayu....”!

“Iya bu”

Suara ayu terdengar merdu dari dalam rumah”.

“Bawakan teh manis dan makan untuk mas ganteng iki loh”.

“Iya bu, sebentar”.

Sambil menunggu Ayu keluar, bu Uri dan bapak ingin membicarakan sesuatu yang penting. Hal tersebut membuatku semakin gak karuan. Dalam hati bertanya – tanya. Apakah aku ada salah dengan mereka ? Tapi yang pastinya tetap ku tunggu tentang apa yang ingin mereka katakan kepadaku.

###

Asahan, 12 Mei 2020