Hukum mengantar jenazah sampai makam kuburan bagi perempuan adalah

Pertanyaan :

Apa Hukum Wanita Menyertai Penguburan Jenazah ?

Jawaban :

Nabi shallahu ‘alahi wa sallam melarang kaum wanita untuk menyetai jenazah. Hal ini berdasarkan hadits dari Ummu ‘Athiyyah radhiyallahu ‘anha:

نهينا عن اتباع الجنائز ولم يعزم علينا

“Kami dilarang untuk mengantar jenazah dan beliau tidak menguatkannya atas kami.” (HR. Al-Bukhary dan Muslim)

Berkata Ibnu Hajar rahimahullah:

قوله ولم يعزم علينا أي ولم يؤكد علينا في المنع كما أكد علينا في غيره من المنهيات فكأنها قالت كره لنا أتباع الجنائز من غير تحريم

“Ucapan beliau (Ummu ‘Athiyyah): (dan tidak menguatkan atas kami) maksudnya adalah tidak menegaskan larangan, sebagaimana beliau tegaskan pada larangan-larangan yang lain. Sepertinya beliau (Ummu ‘Athiyyah) berkata: Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci mengantar jenazah bagi wanita, tanpa mengharamkannya.” (Fathul Bari 3/145)

Berkata An-Nawawi rahimahullah :

واما النساء فيكره لهن اتباعها ولا يحرم هذا هو الصواب

“Adapun para wanita maka makruh mengantar jenazah dan tidak diharamkan, dan ini yang benar.” (Al-Majmu’ 5/236)

Namun tidak menafikan bahwa ucapan Nabi ini mengarah pada hukum haram, hal ini sebagaimana perkataan Ibnu Taimyyah rahimahullah:

قد يكون مرادها لم يؤيد النحي، وهذا لا ينفي التحريم، و قد تكون هي ظنت أنه ليس بنهي تحريم و الحجة في قول النبي صلى الله عليه و سلم لا في ظن غيره

Bisa jadi maksudnya adalah tidak menegaskan larangan, namun hal ini pun tidak menafikan jika maknanya adalah pelarangan yang sifatnya haram, bisa jadi dia (ummu ‘athiyyah) hanya menduga saja bahwa larangan tersebut tidak bersifa haram, walau kenyataannya yang menjadi patokan hujjah itu adalah perkataan Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bukan dugaan orang lain. ( majmu’ fatawa: 24/355 )

Kesimpulannya, Pendapat yang rajih dan ini pendapat mayoritas ulama’ bahwa larangan mengantar jenazah bagi wanita adalah bersifat makruh. Namun bukan berarti kita bermudah-mudahan dalam hal ini, karena meskipun larangan itu bersifat makruh kita tetap diperintahkan untuk menjauhinya.

Wallahu a’lam.

Ustadz Achmad Wildan Suyuti, M.Pd.I

( Mudir Ma’had Aly Makkah Boyolali )

Hukum mengantar jenazah sampai makam kuburan bagi perempuan adalah

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum, Ustadz. Apakah boleh perempuan mengantar jenazah sampai ke kuburan?

Jawaban Ust. Farid Nu’man Hasan Hafizhahullah:

‌و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته

Para ulama berbeda pendapat tentang wanita mengantar jenazah; ada yang mengharamkan, memakruhkan, dan membolehkan mereka mengiringi jenazah.

Ummu ‘Athiyah Radhiallahu ‘Anha mengatakan:

«كُنَّا» نُنْهَى عَنِ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ، وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا”

Kami dilarang mengiringi jenazah, tetapi larangan itu tidak ditekankan atas kami. (H.R. Muslim No. 938)

Hukum mengantar jenazah sampai makam kuburan bagi perempuan adalah

Imam An Nawawi Rahimahullah menjelaskan:

مَعْنَاهُ نَهَانَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ نَهْيَ كَرَاهَةِ تَنْزِيهٍ لَا نَهْيَ عَزِيمَةِ تَحْرِيمٍ وَمَذْهَبُ أَصْحَابِنَا أَنَّهُ مَكْرُوهٌ لَيْسَ بِحَرَامٍ لِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَ الْقَاضِي قَالَ جُمْهُورُ الْعُلَمَاءِ بِمَنْعِهِنَّ مِنَ اتِّبَاعِهَا وَأَجَازَهُ عُلَمَاءُ الْمَدِينَةِ وَأَجَازَهُ مَالِكٌ وَكَرِهَهُ لِلشَّابَّةِ

“Maknanya, kami dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari hal itu, yaitu larangan yang menunjukkan makruh tanzih. Bukan makruh yang mengarah haram. Menurut para sahabat kami (Syafi’iyah), hadits ini menunjukkan makruh, bukan haram. Al Qadhi ‘Iyadh mengatakan: mayoritas ulama melarang wanita mengiringi jenazah, sedangkan ulama Madinah membolehkannya, Malik membolehkannya, tetapi makruh bagi wanita muda.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 3/351. Mawqi’ Ruh Al Islam)

Imam Ibnu Baththaal Rahimahullah menjelaskan:

قال ابن المنذر: روينا عن ابن مسعود، وابن عمر، وأبى أمامة، وعائشة أنهم كرهوا للنساء اتباع الجنائز، وكره ذلك أبو أمامة، ومسروق، والنخعى، والحسن، ومحمد بن سيرين، وهو قول الأوزاعى، وأحمد، وإسحاق، وقال الثورى: اتباع النساء الجنازة بدعة. وروى جواز اتباع النساء الجنازة عن ابن عباس، والقاسم، وسالم، وعن الزهرى، وربيعة، وأبى الزناد مثله، ورخص مالك فى ذلك، وقال: قد خرج النساء قديمًا فى الجنائز، وخرجت أسماء تقود فرس الزبير، وهى حامل، وقال: ما أرى بخروجهن بأسًا إلا فى الأمر المستنكر

Ibnul Mundzir mengatakan: Kami meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar, Abu Umamah, dan ‘Aisyah, bahwa mereka memakruhkan wanita mengiringi jenazah. Dimakruhkan pula oleh Abu Umamah, Masruq, An Nakha’i, Al Hasan, Muhammad bin Sirin, dan ini pendapat Al Auza’i, Ahmad, dan Ishaq. Sufyan At Tsauri mengatakan: “Wanita ikut mengiringi jenazah adalah bid’ah.” Diriwayatkan kebolehan wanita mengiringi jenazah dari Ibnu Abbas, Al Qasim, Az Zuhri, Rabi’ah, Abu Az Zinad, dan semisalnya, dan Malik memberikan keringanan (rukhshah), beliau mengatakan: “Wanita zaman dahulu ikut keluar mengiringi jenazah, Asma’ keluar dengan menuntun kudanya Az Zubeir, dan dia sedang hamil. Dan Malik berkata: “Menurutku tidak masalah keluarnya kaum wanita kecuali jika ada hal-hal yang memang mesti diingkari.” (Syarh Shahih Al Bukhari, 3/267-268).

Hukum mengantar jenazah sampai makam kuburan bagi perempuan adalah

Ada pula yang mengatakan larangan tersebut bertingkat tergantung kondisi.

Al Muhallab Rahimahullah mengatakan:

هذا الحديث يدل على أن النهى من النبى، (صلى الله عليه وسلم) ، على درجات، فيه نهى تحريم، ونهى تنزيه، ونهى كراهية، وإنما قالت أم عطية: (ولم يعزم علينا) لأنها فهمت من النبى (صلى الله عليه وسلم) أن ذلك النهى إنما أراد به ترك ما كانت الجاهلية

Hadits ini menunjukkan bahwa larangan dari Nabi ﷺ itu bertingkat-tingkat. Padanya ada larangan haram, larangan menunjukkan tanzih (lebih baik dihindari), dan larangan makruh. Perkataan Ummu ‘Athiyah (Larangan itu tidak ditekankan kepada kami) hanyalah menunjukkan apa yang dipahaminya dari Nabi ﷺ merupakan larangan dalam rangka meninggalkan apa-apa yang terjadi pada masa jahiliyah. (Ibid)

Demikian. Wallahu A’lam.

Tanya:

Apakah wanita boleh antar jenazah? Apa ada dalil hadist yang melarangnya? Mohon dijawab segera karena mendesak, sukron ustadz.

(Aviv Abdul Wahhab)


Jawab: Pendapat yang rajih adalah yang mengatakan bahwa mengantar jenazah bagi wanita adalah makruh.

Dalilnya hadist Ummu ‘Athiyyah:

نهينا عن اتباع الجنائز ولم يعزم علينا

“Kami dilarang untuk mengantar jenazah dan beliau tidak menguatkannya atas kami.” (HR. Al-Bukhary dan Muslim)

Berkata Ibnu Hajar:

قوله ولم يعزم علينا أي ولم يؤكد علينا في المنع كما أكد علينا في غيره من المنهيات فكأنها قالت كره لنا أتباع الجنائز من غير تحريم

“Ucapan beliau (Ummu ‘Athiyyah): (dan tidak menguatkan atas kami) maksudnya adalah tidak menegaskan larangan sebagaimana beliau tegaskan pada larangan-larangan yang lain, sepertinya beliau (Ummu ‘Athiyyah) berkata: Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci mengantar jenazah bagi wanita tanpa mengharamkan.” (Fathul Bary 3/145)

Berkata Abul Abbas Al-Qurthuby:

أي: لم يحرم علينا، ولم يشدد علينا، وظاهر كلامها أنهن نهين عن ذلك نهي تنزيه وكراهة

“Maksudnya: Tidak mengharamkannya atas kami, dan tidak melarang dengan keras, dan dhahir ucapan beliau bahwasanya para wanita dimakruhkan dari yang demikian.” (Al-Mufhim 2/591).

Berkata An-Nawawy:

واما النساء فيكره لهن اتباعها ولا يحرم هذا هو الصواب

“Adapun para wanita maka makruh mengantar jenazah dan tidak diharamkan, dan ini yang benar.” (Al-Majmu’ 5/236).

Namun bukan berarti kita bermudah-mudahan dalam hal ini karena meskipun larangan itu bersifat makruh kita tetap diperintahkan untuk menjauhinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ما نهيتكم عنه فاجتنبوه وما أمرتكم به فافعلوا منه ما استطعتم

“Apa yang aku larang maka hendaklah kalian jauhi dan apa yang aku perintahkan maka hendaknya kalian lakukan semampu kalian.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

Dan membiasakan diri melakukan hal-hal yang dimakruhkan ditakutkan bisa menjadikan seseorang dengan mudah melakukan yang haram.

Wallahu a’lam.

Ustadz Abdullah Roy, Lc.

Sumber: tanyajawabagamaislam.blogspot.com

🔍 Hukum Akikah Diri Sendiri, Arti Kata Haram, Gambar Simbol Islam, Jual Rambut, Pengajian Aqiqah, Waktu Pelaksanaan Puasa Rajab

Hukum mengantar jenazah sampai makam kuburan bagi perempuan adalah
Hukum Perempuan Mengantar Jenazah ke Kuburan

BincangSyariah.Com – Mengantar jenazah ke kuburan termasuk amalan sunah yang sangat dianjurkan oleh Nabi saw. Bahkan dalam sebuah hadis disebutkan bahwa mengantar jenazah ke kuburan akan mendapat pahala sebesar dua gunung Uhud. Namun, bagaimana hukum perempuan mengantar jenazah ke kuburan, apakah boleh dan dianjurkan juga?

Kebanyakan ulama Syafiiyah berpendapat bahwa mengantar jenazah hingga ke kuburan bagi perempuan hanya makruh, tidak haram. Artinya, sebaiknya bagi perempuan untuk tidak ikut mengantar ke kuburan. Meski demikian, jika ikut mengantar hingga ke kuburan tidak haram, hanya makruh saja.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu berikut;

واما النساء فيكره لهن اتباعها ولا يحرم هذا هو الصواب وهو الذى قاله اصحابنا

“Adapun perempuan, maka dimakruhkan bagi mereka untuk ikut mengantar jenazah (ke kuburan), dan tidak haram. Pendapat ini yang benar, sebagaimana telah ditegaskan oleh ulama Syafiiyah.”

Pendapat ini berdasarkan hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Ummu ‘Athiyah, dia berkata;

نُهِينَا عَنِ اتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ ، وَلَمْ يُعْزَمْ عَلَيْنَا

“Kami (para perempuan) dilarang mengiringi jenazah. Namun larangannya tidak terlalu keras bagi kami.”

Namun kemakruhan ini barlaku bagi perempuan yang tidak bisa menahan ratapan kesedihan untuk mayat. Jika sekiranya perempuan tersebut bisa menahan ratapan kesedihan dan bisa menjaga diri dari fitnah dengan menutup aurat dan sebagainya, maka boleh mengantar jenazah hingga ke kuburan. Apalagi yang meninggal adalah keluarga dekatnya, misalnya anak, suami, orang tua, saudara.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Alfiqhul Islami bahwa ulama Malikiyah membolehkan perempuan untuk mengantar jenazah, terutama jika yang meninggal adalah keluarga dekatnya dan selamat dari fitnah.

أجاز المالكية خروج امرأة متجالَّة: عجوز لا أرب للرجل فيها، أو شابة لم يخش فتنتها في جنازة من عظُمت مصيبته عليها كأب وأم وزوج وابن وبنت وأخ وأخت

“Ulama Malikiyah membolehkan perempuan tua yang tidak membuat laki-laki tertarik atau perempuan muda yang tidak dikhawatirkan menimbulkan fitnah untuk mengantar jenazah seseorang yang kematiannnya merupakan musibah besar baginya, seperti ayah, ibu, suami, anak laki-laki atau perempuan, saudara laki-laki atau perempuan.”