Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

SELFIA, PUTRI (2015) ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI MASYARAKAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Text (Universitas Andalas)
201508141356th_skripsi selfi.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Manusia selalu melakukan kegiatan konsumsi dalam kehidupan seharihari, baik konsumsi dalam memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang dan papan, maupun kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Pengeluaran konsumsi sudah melekat pada setiap manusia mulai dari lahir sampai dengan akhir hidupnya, artinya setiap orang sepanjang hidupnya melakukan kegiatan konsumsi. Oleh karena itu, kegiatan konsumsi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia (Siregar, 2009). Menurut Nurhuda (2013) pola pengeluaran konsumsi dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat selain dari PDRB. Kegiatan konsumsi mempengaruhi keseluruhan perilaku perekonomian baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Dimana menurut Mankiw (2007) dalam jangka pendek konsumsi memiliki peran dalam menentukan permintaan agregate sementara dalam jangka panjang konsumsi memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut Kusuma (2008) banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu memperhatikan tentang konsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Dimana di kebanyakaan negara pengeluaran konsumsi memberikan pemasukan sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Alasan yang kedua, konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiataan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Pada dasarnya kebutuhan manusia akan konsumsi ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi maupun faktor non ekonomi. Faktor ekonomi antara lain pendapatan rumah tangga, kekayaan rumah tangga, tingkat bunga dan ekspektasi tentang masa depan terhadap ekonomi rumah tangganya, sedangkan faktor non ekonomi terkait dengan sosial budaya masyarakat (Rinanda, 2010). Dari beberapa faktor diatas secara teori salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat adalah pendapatan/pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita merupakan pendapatan yang diterima oleh masyarakat yang diperoleh dari pembagiaan pendapatan nasional/daerah yang diterima dengan jumlah penduduk negara/daerah tersebut. Menurut Sukirno (2012) semakin besar jumlah pendapatan per kapita diasumsikan bahwa anggota masyarakat suatu daerah atau negara makin sejahtera dan perekonomian dinilai berhasil. Keynes dalam teorinya menyatakan bahwa pendapatan merupakan determinan penting dalam konsumsi, dimana jika pendapatan disposable meningkat maka konsumsi juga akan meningkat. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi juga hasrat untuk mengkonsumsi. Sebaliknya semakin rendah pendapatan maka jumlah barang yang akan dikonsumsi juga akan sedikit (Sukirno, 2012). Prinsip dasar dari konsumsi adalah bagaimana memperoleh kepuasan maksimum dengan pengeluaran yang optimal. Teori ini di dukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh Nelwati (2011) dimana hasil penelitianya menunjukan bahwa pendapatan berpengaruh positif terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia. Selain pendapatan, faktor yang mempengaruhi konsumsi adalah tingkat suku bunga. Suku bunga juga akan berhubungan dengan tabungan dan inflasi. Menurut Mangkoesoebroto (1998) kenaikan laju inflasi menyebabkan efek substitusi antara pengeluaran konsumsi dengan tabungan. Apabila laju inflasi tinggi maka akan melemahkan daya beli masyarakat, terutama terhadap produksi dalam negeri yang selanjutnya akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang nasional. Akibatnya masyarakat akan mengurangi pembelian terhadap barang-barang yang harganya relatif mahal dan menambah pengeluaran konsumsi terhadap barang-barang yang harganya relative murah. Tingkat bunga merupakan pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Tingkat suku bunga yang tinggi akan menyebabkan masyarakat memilih untuk menabung dari pada membelanjakan uangnya. Begitu juga sebaliknya, jika tingkat bunga rendah maka masyarakat akan lebih memilih membelanjakan uangnya daripada menyimpan uangnya. Hal ini sama dengan yang dinyatakan Fisher bahwa konsumsi akan berubah jika tingkat bunga riil berubah. Dampak kenaikan tingkat bunga riil atas konsumsi dapat dianalisis dalam efek pendapatan dan efek substitusi. Efek pendapatan melihat perubahan dalam konsumsi yang disebabkan oleh pergerakan ke kurva indifference yang lebih tinggi, kenaikan tingkat bunga riil menyebabkan konsumen akan mengadakan perbaikan kesejahteraan selama dua periode yaitu ketika garis anggaran berotasi akibat perubahan tingkat bunga. Efek ini cenderung membuat konsumen menginginkan lebih banyak konsumsi pada periode tersebut. Teori ini di dukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2009) dimana hasil penelitiannya menunjukan suku bunga berpengaruh negatif terhadap konsumsi masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara dimana konsumsi merupakan salah satu yang memiliki peran dominan dalam perekonomian karena memberikan kontribusi yang besar yaitu sampai dengan 50% dari PDB Indonesia (BPS, 2014). Perkembangan konsumsi masyarakat indonesia dari tahun 2001-2013 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik menujukan bahwa sampai tahun 2013 konsumsi masyarakat Indonesia mencapai Rp 1.518.272,84 milyar rupiah dengan rata-rata pertumbuhan 4,38%. Meningkatnya konsumsi masyarakat Indonesia ini juga sejalan dengan meningkatnya pendapatan nasional dari waktu kewaktu. Meningkatnya konsumsi masyarakat Indonesia ini dipengaruhi oleh pendapatan dan suku bunga, selain itu di dukung pula oleh gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia itu sendiri. Seperti halnya Indonesia, Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dimana perekonomiannya masih ditopang sebagian besar oleh konsumsi yaitu lebih dari 50% (Adry, 2012). Perkembangan konsumsi masyarakat di Sumatera Barat mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2001-2013 yaitu dari Rp 14.048.584,34 juta menjadi Rp 22.054.081,16 juta dengan rata-rata pertumbuhan 3.68%. Meningkatnya konsumsi masyarakat di Sumatera Barat ini diperkirakan dipengaruhi oleh pendapatan per kapita dan suku bunga. Namun jika dibandingkan dengan Indonesia, pertumbuhan konsumsi masyarakat di Sumatera Barat berada di bawah rata-rata konsumsi nasional dimana pertumbuhannya 4,38%. Hal ini berarti masih rendahnya kekuatan domestik di Sumatera Barat terutama konsumsi masyarakat. Kenaikan konsumsi masyarakat ini juga diiringi dengan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat dimana rata-rata pertumbuhan pendapatan per kapita masyarakat di Sumatera Barat yaitu 4,15%. Pada tahun 2001 pendapatan per kapita di Sumatera Barat sebesar Rp 5.536.073,72 juta dengan laju pertumbuhan 2,80% dan terus meningkat sampai tahun 2013 yaitu Rp 9.205.612,47 juta dengan laju pertumbuhan 4,57%. Meskipun pertumbuhan pendapatan per kapita Sumatera Barat berfluktuasi namun secara keseluruhan menunjukan trend yang meningkat. Meskipun demikian kenaikan konsumsi masyarakat tidak diiringi dengan penurunan suku bunga, hal ini terlihat pada suku bunga BI/ BI rate yang menjadi acuan suku bunga di Sumatera Barat cendrung mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Peningkatan konsumsi dari tahun 2003-2005 tidak diiringi oleh penurunan suku bunga pada tahun tersebut, yang terjadi suku bunga juga mengalami peningkatan dari 8,31% menjadi 12,75% pada tahun 2005. Tingginya suku bunga pada tahun tersebut terjadi akibat adanya kenaikan harga BBM yang juga berdampak pada tingkat inflasi. Seharusnya saat terjadi kenaikan suku bunga dan inflasi akan menurunkan konsumsi masyarakat di Sumatera Barat. Namun kenyataannya berbeda dengan hal tersebut, karena pada tahun tertentu kenaikan suku bunga tidak diiringi dengan penurunan konsumsi masyarakat di Sumatera Barat. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perekonomian di Sumatera Barat. 6 Pendapatan per kapita dan suku bunga diperkirakan memiliki peran penting dalam menentukan konsumsi masyarakat di Sumatera Barat. Kedua variabel tersebut menarik untuk diteliti mengingat suku bunga selalu mengalami fluktuasi setiap tahunnya di Propinsi Sumatera Barat. Berdasarkan hal itu maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi konsumsi masyarakat di Propinsi Sumatera Barat. Sehingga penulis tertatik mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat di Provinsi Sumatera Barat”

Actions (login required)

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
View Item

Pengertian KonsumsiKonsumsi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan barang dan jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kepuasan secara langsung.

Sementara Konsumen adalah setiap pemakai barang dan jasa yang tersedia. Siapapun bisa menjadi pelaku konsumsi, seperti rumah tangga dalam sebuah keluarga, pemerintah, serta industri atau perusahaan. Simak penjelasan lebih detail mengenai proses konsumsi berikut ini, Grameds:

Pengertian Konsumsi

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menghabiskan nilai guna. Di samping itu tindakan ini juga untuk memenuhi kebutuhan baik individu atau bersamaan. Orang yang melakukan kegiatan konsumsi dapat disebut sebagai seorang konsumen.

Konsumsi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan serta mengurangi daya guna dari suatu barang maupun jasa yang memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta kepunahan manusia baik secara perlahan atau sekaligus.

Konsumsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia. Seseorang yang melakukan kegiatan konsumsi, umumnya disebut sebagai konsumen, sedangkan produk-produk yang dikonsumsi merupakan barang maupun jasa yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.

Konsumsi memiliki tujuan utama yang ingin diperoleh manusia, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup serta kepuasan. Umumnya, kegiatan konsumsi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bagi masyarakat tradisional, sedangkan bagi masyarakat modern kegiatan konsumsi dilakukan untuk mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesenangan dan harga diri.

Pada masyarakat yang masih tradisional, umumnya kegiatan konsumsi adalah untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan pada masyarakat modern, kegiatan konsumsi mereka bukan hanya untuk mempertahankan hidup, tapi juga untuk kesenangan dan harga diri.

Pengertian Konsumsi Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti konsumsi, berikut ini pengertian konsumsi menurut pendapat para ahli:

  • Menurut T. Gilarso (2003)
    Pengertian Konsumsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir dari seluruh kegiatan ekonomi masyarakat.
  • Menurut Gregory Mankiw (2007)
    Pengertian konsumsi adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Yang dimaksud dengan barang adalah barang rumah tangga yang sifatnya tahan lama meliputi, perlengkapan, kendaraan, dan barang yang tidak tahan lama, contohnya makanan dan pakaian. Pembelanjaan jasa yang dimaksud adalah barang yang tidak berwujud konkret, contohnya pendidikan.
  • Kamus Besar Ekonomi (KBBI)
    Menurut Kamus Besar Ekonomi (KBBI), arti kata konsumsi adalah tindakan manusia untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan (utility) suatu benda baik secara langsung atau tidak langsung – pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya.
  • Samuelson dan Nordhaus (2001)
    Konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan guna memenuhi pembelian barang dan jasa untuk mendapatkan kepuasan maupun untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumsi digolongkan menjadi dua yakni konsumsi rutin dan konsumsi yang sifatnya sementara. Konsumsi yang sifatnya rutin memiliki arti sebagai pengeluaran yang dilakukan untuk pembelian barang maupun jasa secara berulang ulang selama bertahun – tahun. Sedangkan arti konsumsi sifatnya sementara adalah setiap tambahan yang sifatnya tidak terduga dalam konsumsi rutin.
  • Menurut Muhamad Abdul Halim
    Konsumsi adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk mendapatkan barang dan jasa sebagai kebutuhan hidup sehari-hari dalam suatu periode tertentu.

Contoh Kegiatan Konsumsi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
kegiatan konsumsi dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa terbatas gender, usia, maupun status sosial dan jumlah kekayaan. Berikut adalah beberapa contoh aktivitas konsumsi atau pemanfaatan barang dan jasa yang sering dilakukan oleh banyak orang.

  • Seseorang yang membeli daging ayam untuk digunakan sebagai bahan sup atau kari.
  • Seorang ibu yang membelikan baju lebaran untuk keluarganya menjelang hari raya.
  • Seorang siswa yang membeli sepatu untuk digunakan saat sekolah.
  • Seorang pria yang datang ke tukang cukur rambut ketika rambutnya dirasa telah gondrong.
  • Seorang karyawan yang memesan layanan transportasi online untuk berangkat bekerja.

Setiap orang memiliki pola konsumsi yang dipengaruh oleh berbagai faktor di sekitarnya, dalam buku Pola Konsumsi Masyarakat Nelayan Muslim dibawah ini akan menganalisis pola konsumsi pada penduduk setempat sehingga dapat menemukan lima faktor di dalamnya.

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Fungsi Konsumsi

Pengertian Konsumsi merupakan sebuah aktivitas pada manusia yang mengurangi dan menggunakan dalam kegunaan barang dan jasa untuk secara bertahap dan simultan memenuhi kebutuhan hidup dan kepuasan orang. Tujuan konsumsi lainnya diantaranya:

1. Menghabiskan atau Mengurangi nilai Guna Suatu Barang Sekaligus

Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara sekaligus adalah barang-barang yang habis pakai atau tidak barang-barang yang tidak dapat bertahan lama. Yaitu seperti makanan dan minuman. Karena jika tidak dihabiskan dalam waktu sekaligus, maka bahan-bahan tersebut akan rusak, basi, dan kadaluarsa sehingga tidak memiliki nilai guna lagi.

2. Mengurangi Nilai Guna Suatu Barang dan Jasa Secara Bertahap

Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara bertahap adalah misalnya penggunaan barang yang tidak habis dalam jangka waktu singkat. Yaitu seperti mobil, motor, pakaian, furniture rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya. Untuk mengurangi nilai guna barang-barang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap.

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

3. Pemenuhan Kebutuhan Jasmani dan Rohani

Adanya tujuan utama dalam sebuah kegiatan pada konsumsi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental mereka. Kebutuhan fisik seperti minum atau makan, olahraga dan lainnya. Sambil melakukan kebutuhan spiritual seperti hiburan, membaca, ibadah, buku dan lain sebagainya.

Hal ini dikarenakan dengan memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani kita, beban yang ada di tubuh serta pikiran kita akan lebih diringankan. Dalam buku Apotek Rabbani: Kiat Sehat Jasmani & Rohani ini akan dijelaskan mengenai kiat-kiat dari Al-Qur’an dalam mengobati hati dan jasmani.

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

4. Memuaskan Kebutuhan Secara Fisik

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti seseorang yang membeli produk pelangsing agar tubuh tetap langsing dan ideal, atau mengonsumsi obat-obatan sebagai dalam sebuah kecantikan, dan dapat membeli pakaian bagus untuk terlihat cantik dan elegan hingga untuk memenuhi kebutuhan fisik dengan cara langsung.

Oleh sebab itu, kebutuhan fisik merupakan suatu hal yang penting bagi manusia. Termasuk di dalamnya aktivitas fisik yang dapat Grameds baca pada buku Aktivitas Fisik Motorik dan Pengembangan Kecerdasan Majemuk Usia Dini oleh Panggung Sutapa.

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

5. Mendukung Aktivitas Produksi

Keinginan manusia untuk mengkonsumsi produk barang dan jasa tertentu dapat mendorong terjadinya aktivitas produksi. Kedua aktivitas ini akan saling menguntungkan seluruh pihak yang terlibat, yakni pihak yang memproduksi dan menginginkan keuntungan serta pihak yang mengkonsumsi dan menginginkan kepuasan.

6. Membantu Menyesuaikan Rumusan Tarif Upah Minimum untuk Pekerja

Aktivitas konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat digunakan pemerintah sebagai tolok ukur untuk menyesuaikan rumusan tarif upah minimum. Selain itu, aktivitas ini juga bisa dijadikan acuan penentuan tarif pajak serta rasio anggaran belanja negara.

7. Sebagai Titik Awal dan Akhir Kegiatan Ekonomi

Perilaku konsumsi masyarakat juga menempati posisi penting dalam kegiatan ekonomi karena berperan sebagai titik awal sekaligus titik akhir kegiatan tersebut. Seseorang yang menginginkan ponsel baru, misalnya, akan membeli ponsel tersebut dan memulai suatu transaksi dalam kegiatan ekonomi. Setelah ponsel dimiliki dan keinginannya terpenuhi, kegiatan ekonomi pun otomatis berakhir pada titik itu.

Begitu banyak kegiatan ekonomi lainnya yang dapat Grameds pelajari pada buku 100 Dasar Kegiatan Ekonomi 2 oleh Daewon C.i.

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Ciri-ciri Barang Konsumsi

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Barang-barang konsumsi adalah barang-barang yang diperlukan untuk pemenuhan kehidupan agar konsumen mencapai tingkat kepuasan yang diinginkan. Barang-barang kebutuhan yang termasuk ke dalam barang-barang konsumsi, memiliki ciri-cirinya.:

  • Barang konsumsi memiliki manfaat, nilai dan volume yang jika digunakan akan habis sekaligus atau habisnya secara berangsur-angsur. Habis atau tidaknya suatu barang saat dikonsumsi dapat dibedakan menjadi barang yang dapat habis dalam sekali pemakaian, misalnya seperti: minuman dan makanan. Lalu barang yang dipakai berulang-ulang dan semakin lama semakin habis atau akan rusak. Misalnya seperti celana, baju, sepatu, ember, tv dan lain-lain.
  • Barang konsumsi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika penggunaan traktor, cangkol, palu dan sebagainya. Tidak termasuk kedalam kegiatan konsumsi, karena barang atau benda tersebut termasuk kedalam produksi.
  • Barang konsumsi dapat memenuhi kebutuhan hidup. Contoh, moda transportasi seperti motor yang digunakan untuk bepergian dari rumah ke tempat kerja termasuk ke dalam barang konsumsi.
  • Barang konsumsi harus merupakan barang ekonomi yang diperoleh dengan pengorbanan. Sebagai contoh, makanan, minuman, dan pakaian diperoleh dengan melakukan transaksi ekonomi di pasar. Oksigen atau sinar matahari yang manfaatnya dirasakan setiap hari tentu saja bukan barang konsumsi karena keduanya bukan merupakan barang ekonomi.

Ciri-Ciri Kegiatan Konsumsi

Tidak semua orang bisa mengenali jenis kegiatan konsumtif yang dilakukan tanpa mengetahui ciri-ciri dari kegiatan tersebut. Salah satunya adalah saat melakukan kegiatan ekonomi ini, banyak orang tidak menyadarinya. Berikut ini merupakan ulasan mengenai ciri-ciri dari kegiatan konsumtif.

1. Dilakukan Secara Langsung

Ciri-ciri kegiatan konsumsi yang pertama adalah kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan secara langsung. Dengan tujuan agar bisa memenuhi semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain kebutuhan, kegiatan konsumtif juga dilakukan untuk memenuhi kepuasan masyarakat.

Akan tetapi pada dasarnya manusia tidak akan pernah merasa yang namanya sebuah kepuasan. Di mana kepuasan ini tidak memiliki batas sesuai yang diharapkan. Karena manusia atau masyarakat selalu ingin mencoba hal yang baru. Contoh kecil dari hal tersebut misalnya jika masyarakat tersebut sudah memiliki sebuah motor namun ingin juga memiliki sebuah mobil. Sehingga pada saat memiliki mobil sudah tidak menggunakan motor lagi.

2. Barang Kegiatan Konsumsi

Didapat Dari Pembelian atau Pengorbanan Untuk memakai barang konsumsi terlebih dahulu harus melakukan sebuah pengorbanan seperti pembelian barang tersebut di toko. Seperti untuk mendapatkan tas, baju, celana, maupun hal lainnya bisa di dapatkan dalam sebuah toko yang ada di sekitar kita.

Selain di toko, barang konsumsi ini bisa didapat dari warung-warung sekitar. Untuk barang konsumsi yang bisa didapatkan di warung-warung sekitar seperti makanan atau minuman jadi. Seperti bakso, teh, mie ayam, nasi kuning, jus, dan lain sebagainya. Di samping membeli barang tersebut tentu harus menyiapkan biaya transaksi . Biaya transaksi ini akan dijadikan sebagai nilai tukar menukar.

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

3. Barang dan Jasa yang Digunakan Selalu Berkurang

Selanjutnya adalah barang dan jasa dari kegiatan konsumsi ini jika digunakan nilai yang dimiliki akan selalu berkurang atau habis. Di mana barang tersebut seperti contoh yang telah disebutkan sebelumnya yakni buku maupun pakaian.

Karena buku tersebut selalu digunakan untuk menulis seperti menulis tugas sekolah. Selain itu, pakaian juga memiliki nilai yang berkurang jika digunakan.

Karena memang pakaian ini tidak selamanya bertahan lama akibat benang yang secara perlahan akan rapuh. Hal tersebut diakibatkan karena sering dicuci dan terkena sinar matahari secara langsung. Oleh karena itu, pakaian ini termasuk barang yang nilai nya akan berkurang secara perlahan.

4. Memiliki Nilai yang Bermanfaat

Masalah barang atau produk dari kegiatan konsumsi ini memiliki nilai yang sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuan dari penggunaan barang atau produk ini bisa menyebabkan nilai barang tersebut berkurang karena sering dimanfaatkan. Namun barang dari kegiatan konsumsi ini dapat dibagi menjadi dua jenis.

Di mana jenis barang yang pertama adalah barang yang nilainya akan habis untuk satu kali pemakaian saja. Adapun contoh dari jenis barang ini seperti makanan dan minuman. Untuk jenis yang kedua adalah jenis barang yang nilainya habis secara perlahan. Dengan kata lain bahwa penggunaan dari barang ini digunakan secara berulang seperti pakaian dan buku.

Dengan perkembangan era di dunia ini, terdapat berbagai isu konsumerisme yang berkembang dalam masyarakat yang dapa kamu pelajari dalam buku Sosiologi Ekonomi: Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat Post-Modernisme.

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Pola konsumsi merupakan suatu susunan kebutuhan seseorang terhadap barang dan jasa yang akan dikonsumsi berdasarkan pendapatan dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui pola konsumsi seseorang berbeda dengan orang lainnya. Hal ini tergantung dari besarnya pendapatan seseorang.

Seseorang juga akan menyusun kebutuhan konsumsinya berdasarkan prioritas yang pokok kemudian sekunder. Seperti misalnya kebutuhan pokok adalah kebutuhan untuk makan, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan yang termasuk ke dalam kebutuhan sekunder adalah hiburan dan rekreasi.

Sehingga ketika pendapatan seseorang tersebut mengalami penurunan, maka orang tersebut akan memangkas kebutuhan sekunder nya kemudian memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pokok terlebih dahulu. Hal ini akan menekan kebiasaan melakukan pola konsumsi yang berlebihan. Karena pada dasarnya perilaku konsumtif akan menimbulkan efek negatif yang tidak baik bagi kondisi perekonomian seseorang. Sementara faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi, diantaranya:

  • Penghasilan – Penghasilan berpengaruh besar terhadap tingkat konsumsi seseorang. Semakin besar penghasilan seseorang maka orang tersebut akan mengkonsumsi lebih banyak barang atau jasa, begitu juga sebaliknya.
  • Tingkat Pendidikan – Pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir seseorang dalam melakukan kegiatan konsumsi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, umumnya tingkat konsumsinya juga akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
  • Harga Barang dan Jasa – Harga barang dan jasa dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Semakin tinggi harga barang dan jasa, maka tingkat konsumsi akan semakin rendah, dan begitu juga sebaliknya.
  • Jumlah Keluarga – Keluarga yang jumlah anggotanya lebih besar akan membuat tingkat konsumsinya semakin besar, begitu juga sebaliknya.
  • Jenis Kelamin – Kebutuhan barang atau jasa antara pria dan wanita tentunya sangat berbeda. Hal tersebut juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi.
  • Selera dan Gaya – Sebagian orang memiliki selera dan gaya yang lebih baik, baik dalam hal berbusana maupun hal lainnya. Hal ini membuat tingkat konsumsi mereka menjadi lebih tinggi ketimbang mereka yang kurang memperhatikan gaya.
  • Adat Istiadat dan Kebiasaan – Kebiasaan dan adat istiadat di suatu daerah juga mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakatnya.
  • Tingkat bunga Ahli ekonomi klasik menganggap bahwa konsumsi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Khususnya mereka percaya bahwa tingkat bunga mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi.

Teori Konsumsi

1. Teori Konsumsi Keynes – John Maynard Keynes (1930)

Menurut teori John Maynard Keynes memberikan pendapat mengenai teori konsumsi. Ia mengatakan jumlah konsumsi saat ini berhubungan langsung dengan pendapatan. Fungsi atau rumusan tentang teori John Maynard Keynes untuk menggambarkan tingkat konsumsi pada berbagai pendapatan. Asumsi mengenai teori konsumsi, yakni sebagai berikut:

  • Kecenderungan mengkonsumsi marginal merupakan jumlah yang dikonsumsi dari pendapatan yang diterima adalah antara nol sampai dengan satu. Dari asumsi tersebut, dijelaskan bila pada saat pendapatan seseorang meningkat maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi & tabungannya.
  • Rasio konsumsi pada pendapatan, atau biasa disebut sebagai kecenderungan mengkonsumsi rata-rata turun saat pendapatan meningkat dikarenakan sebagian sisa dari pendapatannya disisihkan untuk menabung. Menurut Keynes, proporsi tabungan tingkat ekonomi menengah ke atas akan berbeda dengan ekonomi bawah (orang miskin). Orang kaya biasanya menabung dengan jumlah besar dibandingkan dengan orang miskin.
  • Pendapatan adalah suatu determinasi konsumsi yang penting sementara tingkat bunga tidak begitu diperhatikan. Berdasarkan teori yang dikemukakan keynes, diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat konsumsi seseorang dipengaruhi oleh besarnya tingkat pendapatan.

2. Ernst Engel

Teori Ernst Engel mengatakan ketika tingkat pendapatan meningkat maka proporsi pendapatan yang akan dihabiskan untuk membeli makanan akan berkurang atau menurun.

Hal ini dikarenakan dalam hukum Engel menyebutkan bahwa tingkat kesejahteraan seseorang dapat dikatakan meningkat bila perbandingan pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi makanan cenderung semakin menurun bila dibandingkan dengan pengeluaran & sebaliknya konsumsi pengeluaran untuk non makanan akan meningkat. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran permintaan tingkat konsumsi tersebut, diantaranya:

  • Tingkat pendapatan perkapita masyarakat
  • Cita rasa maupun selera konsumen pada barang tersebut
  • Harga barang lain terutama barang yang sifatnya pelengkap dan pengganti
  • Tanggapan konsumen terhadap harga barang tersebut.

Pengelompokan mengenai permintaan barang konsumsi terdiri dari Superior good (barang mewah), inferior good (barang dengan mutu rendah), dan normal good (barang normal). Pengertian superior good adalah perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar daripada jumlah perubahan pendapatan konsumen.

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Sedangkan inferior good adalah barang yang bilamana pendapatan konsumen meningkat maka jumlah barang yang diminta akan semakin berkurang. Dan normal good adalah barang barang yang sering kita lihat setiap hari pada umumnya seperti makanan, pakaian dan lain sebagainya.

Terdapat empat kesimpulan yang dirumuskan Ernst Engel dalam penelitianya atau biasa disebut sebagai hukum Engel. Diantara kesimpulan yang dirumuskannya adalah: Bilamana pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk konsumsi cenderung menurun (semakin kecil).

Bilamana pengeluaran dalam konsumsi pakain cenderung tetap dan tidak bergantung pada tingkat pendapatan. Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran relatif tetap & tidak bergantung pada tingkat pendapatan. Apabila pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk keperluan pendidikan, kesejahteraan, rekreasi, barang mewah, dan tabungan juga ikut meningkat.

3. Teori Konsumsi Siklus Hidup

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Teori ketiga ini merupakan teori yang dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando serta Richrad Blumberg pada tahun 1950. Teori konsumsi siklus hidup merupakan teori yang menjelaskan bahwa kegiatan ekonomi merupakan kegiatan seumur hidup. Menurut teori komunikasi siklus hidup ini, faktor sosial ekonomi seseorang maupun rumah tangga dinilai sangat memengaruhi pola konsumsi individu atau rumah tangga tersebut.

4. Teori Pendapatan Permanen

Teori konsumsi yang kedua merupakan teori yang berpendapat bahwa pendapatan memengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Pendapatan permanen yang dimaksud pada teori kedua ini merupakan tingkat pendapatan rata-rata yang diharapkan atau diekspektasikan oleh seseorang dalam jangka waktu yang panjang. Teori pendapatan permanen menyatakan bahwa tingkat konsumsi seseorang memiliki hubungan yang proporsional dengan pendapatan permanen seseorang.

5. Teori Pendapatan Relatif

Teori yang ketiga merupakan teori pendapatan relatif. Teori ini adalah teori yang dikembangkan oleh James Duessenberry di tahun 1949. Teori pendapatan relatif memperhatikan aspek-aspek psikologis dari rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan.

Teori pendapatan relatif ini membahas mengenai tingkat konsumsi masyarakat yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan disposable pada masa lalu. Utamanya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan paling tinggi yang pernah dicapai oleh suatu rumah tangga karena pola konsumsi saat ini masih dipengaruhi oleh pola konsumsi lalu.

Dampak Positif dan Negatif Perilaku Konsumsi

Perilaku konsumsi atau kegiatan konsumsi memiliki faktor-faktor yang dapat memengaruhi perbedaan atau tinggi rendahnya tingkat konsumsi seseorang. Selain itu kegiatan konsumsi atau perilaku konsumsi memiliki aspek positif serta negatif jika dilihat melalui bagaimana individu atau rumah tangga mengkonsumsi suatu barang dengan berpegangan pada pedoman motif ekonomi serta prinsip ekonomi. Berikut penulis rangkum, mengenai aspek positif serta negatif dari perilaku konsumsi.

1. Dampak Positif dari Perilaku Konsumsi

Ada tiga aspek positif dari perilaku konsumsi, berikut ketiga aspeknya.

  • Dapat menjaga keberlangsungan siklus ekonomi bagi konsumen serta produsen.
  • Perilaku konsumsi dapat menyebabkan kegiatan ekonomi atau perekonomian menjadi lebih maju.
  • Perilaku konsumsi membuat arus perputaran barang serta jasa menjadi lebih cepat sebagai konsekuensi atas tindakan dari konsumsi yang berkelanjutan.

Sedangkan, aspek positif dari perilaku konsumsi bagi produsen yaitu dapat meningkatkan produksi barang atau jasa yang dijual, sedangkan aspek positif perilaku konsumsi bagi konsumen merupakan pemenuhan kebutuhan hidup. Selain itu, sikap konsumtif dari konsumen dapat mendatangkan permintaan yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.

2. Dampak negatif dari perilaku konsumsi

Seperti yang Anda ketahui, perilaku konsumsi juga memiliki aspek negatif, berikut tiga aspek negatif dari perilaku konsumsi yang telah penulis rangkum.

  • Sikap konsumtif maupun perilaku konsumsi dapat menyebabkan seorang individu menjadi tidak hemat atau boros.
  • Sifat tidak hemat atau boros tersebut menyebabkan seorang individu dapat terjebak hutang piutang.
  • Perilaku konsumsi dapat menurunkan minat atau motivasi seseorang untuk menabung, sehingga mengakibatkan sumber dana investasi pada bank menurun.

Itulah ketiga aspek positif serta negatif dari perilaku konsumsi atau kegiatan konsumsi, bijaklah ketika Anda melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun memenuhi hasrat Anda.

Konsumsi serta kegiatan konsumsi merupakan hal berbeda namun masih berkaitan. Konsumsi merupakan tindak yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seorang individu maupun kelompok, sedangkan kegiatan konsumsi merupakan bagian dari pendapatan rumah tangga yang digunakan oleh seseorang untuk membiayai pembelian berbagai macam barang maupun jasa serta kebutuhan lain.

Konsumsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia. Keduanya memiliki keterkaitan dan dipengaruhi oleh faktor yang sama, yaitu sosial, besarnya pendapatan atau penghasilan, selera atau gaya, adat istiadat, harga barang serta jasa yang akan dibeli, jumlah anggota keluarga dan pendidikan.

Kegiatan konsumsi diliputi oleh empat teori yaitu teori konsumsi siklus hidup, teori pendapatan permanen, teori pendapatan relatif, teori konsumsi Keynes. Pada dasarnya, keempat teori konsumsi tersebut membahas mengenai bagaimana kegiatan konsumsi terjadi pada suatu rumah tangga atau individu yang dipengaruhi oleh berbagai macam hal sesuai dengan teori konsumsi.

Itulah pembahasan mengenai konsumsi maupun kegiatan konsumsi yang meliputi pengertian, ciri-ciri, faktor yang memengaruhi serta teori konsumsi yang dapat penulis rangkum. Selamat belajar ! Selamat membaca !

Baca juga artikel yang lain berikut ini :

  • Kebijakan Moneter
  • Pengertian Ilmu Ekonomi
  • Pengertian Ekonomi Makro
  • Pengertian Ekonomi Mikro
  • Pengertian Ekonomi Kerakyatan
  • Macam-macam Sistem Ekonomi
  • Apa Itu Resesi Ekonomi

Rekomendasi Buku Terkait “Kegiatan Konsumsi”

1. Pengantar Ilmu Ekonomi

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

2. Ekonomi Moneter: Studi Kasus Indonesia

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

3. Kebijakan Ekonomi

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *
Faktor nonekonomi yang mempengaruhi konsumsi adalah . . . . *