Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah

Masalah kependudukan merupakan masalah serius yang terjadi di daerah manapun, masalah kependudukan di Asia tenggara adalah salah satunya. Indonesia selaku bagian negara Asia Tenggara mempunyai masalah kependudukan yang sulit untuk diatasi, yakni persebaran penduduk. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya tergolong besar, baik di tingkat Asia Tenggara maupun di tingkat dunia. Seharusnya, persebaran penduduknya bisa merata di tiap daerah. Nyatanya, persebaran penduduk di Indonesia berjalan tidak baik. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang akan dijelaskan di bawah ini.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Persebaran penduduk sendiri merupakan bentuk penyebaran penduduk di suatu daerah atau negara yang seharusnya bisa dilakukan secara merata. Bisa disimpulkan, bahwa persebaran penduduk merupakan indikator merata tidaknya jumlah penduduk di suatu daerah. Bila suatu daerah mengalami persebaran penduduk yang tidak baik, maka suatu daerah tersebut akan mengalami beberapa dampak negatif penyimpangan sosial.

Persebaran Penduduk di Indonesia

Dengan memahami tiga faktor di atas, kita menjadi lebih tahu faktor persebaran penduduk di suatu daerah di Indonesia. Selain itu, kita juga bisa tahu pusat-pusat budaya di setiap daerah. Sebab, seperti yang sudah dijelaskan, bahwa faktor budaya berperan penting dalam persebaran penduduk. Perbedaan tingkat kepadatan penduduk pun akan kita ketahui dari faktor-faktor di atas. selain perbedaan, penyebab terjadinya perbedaan penduduk pun juga akan kita ketahui. Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk di Indonesia, diantaranya:

1. Faktor Fisiologis

Faktor ini merupakan dimana penduduk selalu memilih tempat tinggal berdasarkan hal yang bersifat fisiologis, seperti tempatnya yang strategis, subur, cukup air, dan sebagainya.

Misalnya:

  • Banyak orang-orang yang menetap dan mencari uang di Pulau Jawa meskipun mereka berasal dari luar Jawa. Hal ini disebabkan mereka yang masih menganggap Jawa sebagai pulau strategis dalam menjalankan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Untuk merubah hal tersebut, perlu adanya keterlibatan pemerintah dan kesadaran para masyarakat untuk mengembangkan potensi daerahnya, agar daerahnya lebih maju dan persebaran penduduk di Indonesia jadi lebih merata.

2. Faktor Biologis

Faktor ini merupakan faktor persebaran serta pertumbuhan penduduk berdasarkan tingkat kematian, kelahiran, dan angka perkawinan.

Misalnya:

  • Faktor pertumbuhan dan persebaran di daerah-daerah Indonesia yang tandus akan relatif kecil. Hal ini disebabkan karena angka kematiannya yang tinggi, sehingga jumlah penduduknya relatif kecil dan tidak bisa menyebar ke daerah lainnya.

3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi

Faktor ini menyatakan bahwa semakin maju budaya dan teknologi sebuah daerah, yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk maka semakin maju pertumbuhan dan persebaran penduduknya.

Misalnya:

  • Penduduk kota (khususnya di Pulau Jawa) yang budaya dan teknologinya akan lebih maju baik secara karir maupun kemajuannya. Kemajuan yang mereka alami merupakan ciri-ciri mobilitas sosial yang menarik. Kemajuan tersebut membuat mereka berani bekerja atau menetap  di daerah lain di Indonesia bahkan ada yang ke luar negeri.

Oleh karenanya, sektor kebudayaan mesti diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah guna memajukan daerah sekaligus meningkatkan pertumbuhan penduduknya. Sebab, seperti yang dijelaskan di atas, bahwa budaya menjadi faktor penting penyebaran penduduk. selain kebudayaan, perkembangan teknologi mesti diperhatikan agar masyarakat mampu beradaptasi dengan zaman.

Demikianlah pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk Indonesia. Semoga artikel ini menambah wawasan serta bermanfaat untuk pembaca sekalian, terutama dalam bidang Ilum Pengetahuan Sosial (IPS). Terima Kasih.

Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah

Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/ARTHIMEDES

Ilustrasi populasi penduduk

KOMPAS.com - Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia pada 2015 mencapai 238.518.000 jiwa. Jumlah penduduk tersebut seiring dengan persebaran penduduk yang ada di Indonesia.

Menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk adalah warga negara dan orang asing bertempat tinggal di Indonesia.

Perkembangan kependudukan merupakan kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan berkelanjutan.

Diambil dari buku Analisis Persebaran Rumah Tangga Indonesia (2014) karya Yusuf Munandar, persebaran penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara.

Jenis-jenis persebaran penduduk

Persebaran penduduk dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Persebaran penduduk secara geografis

Merupakan karakteristik penduduk menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau, dan lainnya.

Baca juga: Pengertian Sensus Penduduk dan Data Sensus Indonesia

  • Persebaran penduduk secara administrasi pemerintah

Merupakan karakteristik penduduk menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di desa A atau kecamatan D.

Faktor persebaran penduduk

Persebaran penduduk merupakan bentuk dari penyebaran penduduk di suatu wilayah, apakah merata atau tidak.

Hal tersebut dapat dilihat dari kepadatan penduduk yang merupakan angka jumlah rata-rata penduduk pada setiap kilometer persegi suatu wilayah negara.

Ada tiga faktor yang menyebabkan persebaran penduduk dan kepadatan penduduk di setiap daerah, yaitu faktor fisiografis, faktor biologis, serta faktor kebudayaan dan teknologi.

Persebaran penduduk adalah salah satu konsep yang paling penting dalam ilmu kependudukan.

Perlu diingat bahwa kondisi masyarakat selalu bersifat dinamis. Jumlah populasi, distribusi populasi, struktur populasi, dan pergerakannya selalu berubah seiring dengan waktu dalam skala yang berbeda-beda.

Dalam artikel ini, kita akan mencoba membahas lebih lanjut mengenai persebaran penduduk, mulai dari pengertiannya, hingga jenis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Pengertian Persebaran Penduduk

Pada dasarnya, persebaran penduduk menjelaskan mengenai persebaran manusia pada permukaan bumi. Gampangnya adalah dimana orang-orang hidup dan tinggal di permukaan bumi.

Persebaran ini umumnya tidak bersifat rata dan sering berubah secara drastis seiring dengan berjalannya waktu. Persebaran penduduk ini sangat bergantung pada faktor-faktor yang nanti akan dibahas setelah ini.

Persebaran penduduk dan juga kepadaan penduduk merupakan informasi yang sangat penting untuk dipahami dan dianalisis dalam penelitian mengneai kondisi demografis suatu wilayah.

 

Jenis-Jenis Persebaran Penduduk

Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah

Secara umum, terdapat 2 jenis persebaran penduduk yaitu persebaran secara geografis dan juga persebaran secara administratif atau sesuai dengan pemerintahan.

Agar kalian lebih paham, dibawah ini kita akan membahas secara lebih detail mengenai kedua jenis persebaran ini.

Persebaran Penduduk Geografis

Persebaran penduduk secara geografis adalah persebaran penduduk yang dilihat dari posisinya relatif terhadap bentang alam dan kenampakan-kenampakan alam lain yang ada di suatu wilayah.

Contoh dari penggunaan pandangan ini adalah ketika melihat persebaran penduduk yang memusat di bagian selatan Canada karena iklim yang lebih hangat.

Contoh lainnya adalah persebaran penduduk Amerika Serikat yang terpusat di pesisir Barat dan juga Timur negara tersebut karena aksesibilitasnya lebih tinggi dan terdapat banyak infrastruktur publik yang sudah berkualitas tinggi.

 

Persebaran Penduduk Administratif

Persebaran penduduk secara administratif adalah persebaran penduduk yang dilihat sesuai dengan batas-batas administratif yang telah ditetapkan oleh suatu negara.

Contohnya adalah persebaran penduduk pada desa A, desa B atau pada provinsi A dan provinsi B.

Contoh lainnya adalah persebaran penduduk Amerika Serikat yang berpusat pada negara bagian tertentu seperti California, Texas, Florida, dan New York.

Begitu pula dengan Canada, dimana penduduknya terpusat di provinsi Ontario, Quebec, dan British Columbia.

 

Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Penduduk

Dari peta-peta yang sudah disajikan diatas, kita dapat melihat bahwa terdapat wilayah-wilayah tertentu yang memiliki penduduk banyak dan wilayah-wilayah yang memiliki penduduk sangat sedikit. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Ternyata, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi apakah wilayah tersebut akan menjadi daerah padat penduduk atau tidak.

Faktor-faktor tersebut antara lain adalah

  • Faktor fisik
  • Faktor iklim
  • Faktor tanah
  • Faktor vegetasi
  • Faktor suplai air
  • Faktor kebencanaan & penyakit
  • Faktor komunikasi
  • Faktor ekonomi
  • Faktor politis
  • Faktor sumber daya alam

Agar kalian lebih memahami faktor-faktor yang sudah dijelaskan diatas, akan coba kita bahas secara lebih rinci faktor-faktor tersebut dibawah ini.

Faktor Fisik

Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah

Daerah dengan bentang alam yang mudah dibangun cenderung memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dibanding dengan daerah yang sukar dibangun.

Contoh daerah yang mudah dibangun adalah daerah dataran rendah, padang rumput, dan pinggir sungai.

Sedangkan, contoh daerah yang sukar dibangun adalah dataran tinggi, pegunungan dengan lereng terjal, kawasan vulkanik aktif, dan dataran shield yang ter-erosi.

 

Faktor Iklim

Daerah dengan kondisi iklim ideal akan memiliki kepadatan penduduk yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah dengan kondisi iklim ekstrim. Parameter iklim ideal antara lain adalah

  1. Curah hujan rata sepanjang tahun atau mengikuti pola yang mudah ditebak
  2. Tidak terdapat temperatur ekstrim
  3. Dengan sinar matahari (Costa De Sol, Bali, French Riviera) atau salju (Alps) yang cukup untuk menarik turis, namun tidak terlalu ekstrim seperti Gurun Sahara atau Pegunungan Himalaya.
  4. Memiliki musim tanam yang lama, sehingga dapat menunjang pertanian intensif

Iklim yang ideal dapat menunjang aktivitas agrikultur dengan baik sehingga banyak orang yang dapat tinggal di tempat tersebut.

Selain itu, iklim yang ideal dapat membuat masyarakat nyaman tinggal, sehingga banyak yang ingin tinggal di tempat tersebut.

 

Faktor Tanah

Daerah dengan kualitas tanah yang tinggi dapat menampung lebih banyak penduduk dibanding daerah dengan tanah marginal. Kondisi tanah ideal antara lain adalah

  1. Tanah dengan kedalaman cukup untuk akar tumbuhan besar
  2. Tanah yang memiliki banyak material organik (humus)
  3. Tanah yang ada setiap saat, tidak membeku saat musim dingin dan tergenang saat musim hujan
  4. Tanah tidak terdegradasi dengan salinisasi, desertifikasi, atau leaching.

Kondisi tanah yang baik dapat menunjang aktivitas agrikultur yang intensif sehingga memungkinkan adanya banyak penduduk.

Kondisi tanah umumnya dipengaruhi oleh komposisi batuan dasar, proses pelapukan, laju erosi, serta iklim yang ada.

 

Faktor Vegetasi

Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah

Daerah dengan vegetasi lebat cenderung sulit untuk menunjang penduduk yang banyak.

Selain karena sukar untuk membangun bangunan dan infrastruktur pada daerah dengan vegetasi lebat, biaya yang harus dikeluarkan untuk membersihkan area dari tumbuhan juga besar sehingga merugikan pengembang.

Contoh daerah dengan vegetasi lebat adalah hutan hujan dan hutan konifer, sedangkan daerah dengan vegetasi sedikit adalah padang rumput.

 

Faktor Suplai Air

Daerah dengan suplai air yang mumpuni dan terjaga akan mampu menunjang lebih banyak penduduk dibandingkan dengan daerah yang tidak memiliki sumber air.

Semua manusia memerlukan air untuk bertahan hidup, tanpa adanya air, manusia akan mengalami dehidrasi.

Daerah yang tidak memiliki sumber air alami harus membangun infrastruktur khusus untuk memindahkan air seperti pipa, aqueduct, dan irigasi, infrastruktur tersebut tidak murah.

Oleh karena itu, kota-kota besar umumnya dibuat pada daerah yang memiliki suplai air alami dari sistem daur air bumi.

Suplai air tidak selalu berasal dari sungai ataupun air tanah. Curah hujan yang tinggi juga dapat meningkatkan suplai air lokal baik secara natural melewati proses groundwater recharge ataupun secara rekayasa dengan cara menampung air di bak dan kontainer.

 

Faktor Kebencanaan dan Penyakit

Daerah yang tidak berada dalam kawasan rawan bencana atau epidemi penyakit cenderung memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.

Keberadaan epidemi dan bencana dapat membuat penduduk takut untuk tinggal disitu sehingga meninggalkan lokasi, atau bahkan langsung membunuh penduduk yang tinggal pada daerah tersebut.

Kota yang memiliki cukup uang untuk membangun fasilitas mitigasi bencana seperti bunker, early warning, dan bangunan tahan bencana dapat bertahan dalam wilayah rawan bencana.

Namun, tidak semua kota memiliki sumber daya yang cukup untuk membangun fasilitas-fasilitas seperti ini, sehingga kota-kota tersebut terjegal saat awal pertumbuhannya.

Oleh karena itu, kota-kota besar jarang terdapat pada wilayah rawan bencana.

Sama seperti kebencanaan, kota yang memiliki cukup uang untuk membangun fasilitas kesehatan juga dapat bertahan dalam wilayah berpenyakit.

Namun, tidak semua kota memiliki sumberdaya yang cukup. Sehingga, akhirnya kota-kota yang ada pada wilayah berpenyakit terjegal pada masa awal pertumbuhannya.

Karena kota-kota diatas terlalu berfokus untuk menyelesaikan masalahnya, entah kebencanaan atau penyakit, tidak cukup uang yang diinvestasikan untuk pengembangan ekonomi dan infrastruktur umum. Oleh karena itu, kota-kota tersebut sukar maju.

 

Faktor Sumber Daya Alam

Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah

Daerah dengan sumber daya alam yang melimpah akan cenderung memiliki konsentrasi penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang miskin sumber daya.

Hal ini terjadi karena SDA menarik investasi dan pekerja dari luar, sehingga terjadi aglomerasi ekonomi. Seperti yang kita ketahui, manusia cenderung bergerak ke arah daerah yang memiliki aktivitas ekonomi tinggi. Oleh karena itu, daerah-daerah kaya SDA memiliki penduduk yang lebih banyak.

Contoh daerah yang kaya akan SDA adalah lembah Ruhr di Jerman yang kaya akan batubara dan Tembagapura di Papua yang menjadi markas Freeport.

 

Faktor Komunikasi

Daerah yang mudah untuk dibangun fasilitas komunikasi dan transportasi akan cenderung memiliki konsentrasi penduduk yang lebih tinggi dibandingkan daerah terpencil.

Aksesibilitas yang rendah akan mempersulit jalur suplai dan pergerakan orang menuju dan keluar dari daerah tersebut.

Seperti yang sudah kita pelajari pada teorema Hotelling dan bid-rent, aksesibilitas merupakan aspek penting dalam menentukan lokasi aktivitas ekonomi.

Daerah dengan jalur komunikasi yang sulit contohnya adalah Bolivia dengan pegunungannya yang terjal, Sahara dengan gurunnya yang sangat luas, dan Amazon dengan hutan hujannya yang lebat.

Daerah dengan jalur komunikasi mudah contohnya adalah Great Plains Amerika dan North European Plains di Eropa yang datar sehingga mudah dibangun jalur transportasi seperti rel dan jalan raya.

Selain jalur darat, jalur laut juga sangat berpengaruh terhadap aksesibilitas. Contohnya adalah Port Said di Suez, Singapura, Panama, Valpraiso di Chile, dan Rotterdam di Belanda.

 

Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi memiliki pengaruh yang sangat tinggi kepada kepadatan penduduk. Ekonomi subsisten cenderung memerlukan wilayah yang luas untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya, sementara ekonomi komersial intensif hanya memerlukan sedikit tempat.

Meskipun begitu, ekonomi subsisten di asia-tenggara dapat mengakomodasi kepadatan penduduk yang tinggi karena tanahnya yang subur dan sistemnya yang intensif.

Sektor ekonomi juga cukup berpengaruh pada kepadatan penduduk suatu daerah. Kota yang dipenuhi oleh gedung perkantoran akan memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan pabrik.

Sedangkan kota yang dipenuhi oleh pabrik akan memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan kota pertanian.

Selain kedua faktor diatas, ketersediaan lapangan pekerjaan juga menjadi faktor penentu jumlah penduduk. Semakin banyak lapangan pekerjaan yang tersedia pada suatu wilayah, semakin banyak insentif bagi orang untuk pindah ke daerah tersebut.

 

Faktor Politis

Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah

Faktor politik  juga dapat mempengaruhi kepadatan dan penyebaran penduduk pada suatu daerah. Kebijakan seperti transmigrasi dapat mengubah pola persebaran penduduk pada suatu wilayah secara tiba-tiba.

Dengan satu kebijakan, suatu daerah dapat tiba-tiba berubah menjadi padat penduduk dan daerah lainnya tiba-tiba kosong penduduk.

Selain transmigrasi, kebijakan investasi juga dapat mempengaruhi persebaran penduduk. Ketika pemerintah melakukan investasi besar pada suatu wilayah atau bahkan hingga menciptakan kawasan ekonomi khusus pada daerah tersebut, aktivitas ekonomi akan meningkat.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, aktivitas ekonomi yang tinggi akan menarik orang-orang untuk pindah ke daerah tersebut. Sehingga kepadatan penduduknya meningkat dan persebaran penduduk terkonsentrasi di kota tersebut.

 

Dampak Persebaran Penduduk yang Tidak Merata

Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah

Persebaran penduduk yang tidak merata dapat menyebabkan banyak dampak negatif terhadap suatu wilayah. Hal ini terjadi karena wilayah dengan pemusatan penduduk yang tinggi, terpaksa harus menyediakan fasilitas publik yang lebih banyak pula.

Namun, daerah dengan persebaran penduduk yang sangat sedikit dan tidak memusat juga mengalami masalah karena akan sulit untuk membangun fasilitas umum.

Agar kalian lebih paham, dibawah ini kita akan membahas dampak positif dan negatif dari persebaran penduduk yang tidak merata.

Dampak Negatif Persebaran Penduduk yang Tidak Merata

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, persebaran penduduk yang tidak merata memiliki banyak dampak negatif. Dampak-dampak tersebut antara lain adalah

  • Munculnya permukiman kumuh dan liar pada kota-kota yang terlalu padat penduduknya
  • Desa menjadi sepi karena penduduk berpindah ke kota-kota atau pusat populasi lainnya sehingga ekonominya pun terbengkalai
  • Meningkatnya ketidaksetaraan antar lapisan masyarakat
  • Muncul permasalahan sosial seperti kriminalitas
  • Meningkatnya rasio GINI di suatu negara
  • Menyebabkan brain drain di wilayah yang ditinggalkan
  • Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang tidak merata
  • Menyebabkan polusi dan eksternalitas negatif dalam bentuk dampak lingkungan dan konflik sosial

Oleh karena itu, ada baiknya suatu negara mencoba untuk menstabilisasi dan memeratakan persebaran penduduknya untuk mengurangi dampak-dampak negatif ini.

 

Dampak Positif Persebaran Penduduk yang Tidak Merata

Ternyata, persebaran penduduk yang tidak merata juga memiliki dampak positif terhadap suatu negara dan wilayahnya. Dampak positif tersebut antara lain adalah

  • Munculnya economies of scale sehingga memungkinkan terjadinya aglomerasi dan pemusatan aktivitas ekonomi
  • Memunculkan eksternalitas positif bagi wilayah sekitarnya dalam bentuk dampak ekonomi
  • Memunculkan kutub-kutub pertumbuhan di wilayah-wilayah yang padat penduduk

Oleh karena itu, sebuah negara harus menemukan titik tengah antara mendapatkan manfaat ekonomi dari pemusatan penduduk dan dampak-dampak negatif yang dihasilkan oleh pemusatan penduduk yang berlebihan di suatu wilayah.

 

Cara Menanggulangi Persebaran Penduduk yang Tidak Merata

Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah

Secara umum, terdapat beberapa langkah yang dapat ditempuh oleh sebuah negara untuk menanggulangi persebaran penduduk yang tidak merata di wilayahnya.

Langkah-langkah tersebut antara lain adalah

  • Program Transmigrasi
  • Memeratakan pembangunan
  • Insentif dan disinsentif migrasi

Agar kalian lebih paham cara-cara yang sudah dijelaskan diatas, kita akan membahas secara lebih rinci.

Program Transmigrasi

Program transmigrasi merupakan salah satu kebijakan migrasi paksa dimana orang-orang didorong untuk berpindah ke lokasi-lokasi yang penduduknya masih sangat sedikit.

Hal ini bertujuan untuk memeratakan penduduk di suatu wilayah atau negara, agar tidak ada daerah yang mengalami overpopulasi dan ada pula daerah yang underpopulasi.

Namun, memang benar bahwa program transmigrasi ini memiliki banyak kekurangan dan tantangan-tantangan selama pelaksanannya.

Tantangannya mulai dari konflik antar suku, dengan agama-agama yang berbeda, serta dengan sistem politik serta kerangka kekuasaan lokal yang berlaku.

 

Pemerataan Pembangunan

Dengan memeratakan pembangunan, orang-orang akan cenderung tetap di wilayah-wilayahnya sendiri. Hal ini tentu saja akan menghindari terjadinya pemusatan penduduk di wilayah-wilayah tertentu dan menyebabkan overpopulasi.

Namun, program ini bukan merupakan program yang dapat langsung meratakan penduduk di suatu wilayah. Pemerataan pembangunan merupakan solusi jangka panjang dari pemerataan penduduk.

 

Insentif dan Disinsentif Migrasi

Insentif dan disinsentif migrasi juga penting untuk mendorong perpindahan penduduk ke daerah yang penduduknya masih sedikit dan menghambat perpindahan penduduk ke daerah yang penduduknya masih banyak.

Namun, berbeda dengan program transmigrasi, insentif dan disinsentif ini adalah kebijakan yang tidak bersifat memaksa ataupun mendorong.

Tetapi, dapat mempengaruhi dinamika pengambilan keputusan dari orang-orang yang ingin melakukan migrasi. Sehingga, orang-orang tidak akan semakin menumpuk di kota-kota yang penduduknya sudah terlalu banyak.

 

Cara Menggambarkan Persebaran Penduduk

Agar lebih mudah memahami mengenai persebaran penduduk, dibutuhkan metode untuk menggambarkannya.

Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan peta. Selain memberikan informasi aspasial yang terhubung dengan data, peta juga memberikan informasi spasial mengenai lokasi dari persebaran dan kepadatan penduduk tersebut.

Coba perhatikan peta yang ada dibawah ini

Faktor geografis yang Mempengaruhi Persebaran penduduk di Indonesia adalah
Ilustrasi Peta Persebaran Penduduk

Persebaran penduduk umumnya digambarkan dengan menggunakan peta titik, yang mana satu titik merepresentasikan jumlah manusia tertentu.

Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa satu titik merepresentasaikan 100.000 orang. Titik yang lebih banyak menunjukkan bahwa daerah tersebut memiliki jumlah penduduk yang lebih tinggi.

Peta titik seperti yang ada diatas sangat mempermudah kita dalam memvisualisasikan sebenarnya, orang-orang tinggal dimana dalam hamparan permukaan bumi yang sangat luas ini.

Nantinya, informasi persebaran penduduk dan peta persebaran penduduk diatas dapat diolah lebih lanjut untuk membentuk peta kepadatan penduduk.

Bagaimana, sudah cukup jelas bukan apa itu persebaran penduduk dan mengapa informasi ini sangat penting dalam membahas kependudukan di suatu wilayah?

Semoga, artikel ini dapat meningkatkan pengetahuan kalian dan juga membantu kalian dalam mempelajari ilmu kependudukan.

 

Referensi

Waugh, David (2014). Geography an Integrated Approach, Fourth Edition. Oxford University Press