Mengabaikan denyut jantung yang ideal ketika berolahraga justru dapat membahayakan kesehatan. Apalagi, serangan jantung kerap berakibat fatal. Oleh karenanya, sangat penting mengetahui batas maksimum detak jantung saat berolahraga. Show Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian tertinggi di dunia. Pada 2016, setidaknya 17,9 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular, yang berarti sejumlah 31 persen kematian global. Dari angka itu, 85 persennya meninggal karena serangan jantung dan stroke. Orang dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular adalah mereka yang sudah memiliki faktor penyakit lain seperti hipertensi dan diabetes. Pemeriksaan kesehatan rutin sebaiknya dilakukan jika sudah memiliki keluhan seperti ini. Kebanyakan penyakit kardiovaskular juga dapat dicegah dengan mengupayakan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok atau minum terlalu banyak alkohol, memenuhi nutrisi seimbang, mengusahakan kesehatan mental, dan melakukan olahraga atau aktif secara fisik. Perhatikan denyut jantungOlahraga memang punya peran besar dalam kesehatan jantung. Namun, tentu bukan asal olahraga, melainkan yang terukur. Salah satu tolok ukur untuk melihat pas atau tidaknya intensitas olahraga kita adalah memperhatikan detak jantung. Detak jantung ideal manusia adalah 60–90 bpm (beats per minute atau denyut per menit). Ketika berolahraga, denyut per menit itu meningkat. Bahkan, agar olahraga benar-benar memiliki dampak pada tubuh, denyut jantung mesti setidaknya 120 bpm. Namun, tentu tubuh punya batas toleransinya. Rumus sederhananya adalah “220 dikurangi usia Anda saat ini”. Jika Anda berusia 20 tahun, tubuh bisa menoleransi sampai dengan 200 bpm. Namun, itu batas maksimumnya. Menurut American Heart Association, detak jantung ideal ketika berolahraga adalah 60–80 persen batas maksimum detak jantung. Jika Anda berusia 20 tahun, denyut jantung yang ideal ketika berolahraga berarti di rentang 120–160 bpm. Foto-foto: ShutterstockAlat kebugaran berbasis mesin sekarang biasanya punya pendeteksi kecepatan denyut jantung. Namun, Anda juga bisa menghitungnya manual. Jika sedang berolahraga, hentikan sejenak aktivitas. Setelah itu, letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah di sekitar pergelangan tangan kiri atau titik nadi di leher sisi kiri, lalu tekan lembut. Atur waktu selama 60 detik, lalu hitung tiap denyutnya. Bisa juga Anda menghitung selama 10 detik, lalu hasilnya dikalikan 6. Pemanasan dan pendinginan tidak boleh dikesampingkan ketika berolahraga. Ini adalah saat tubuh bertransisi mempercepat atau memperlambat denyut jantung. Menyiapkan tubuh secara bertahap sangat penting, baik bagi jantung maupun otot. Baca juga: Bagaimana Cara Menghitung Kebutuhan Cairan Harianmu? Mengapa Kita Perlu Makan Setelah Berolahraga? Tags : denyut jantungfeaturedolahraga
Lihat Foto KOMPAS.com - Ketika berolahraga, detak jantung akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kondisi ini terjadi karena jantung bekerja ekstra memompa darah ke otot, sehingga bisa mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi untuk terus melanjutkan olahraga. Meski wajar terjadi, mengetahui batas detak jantung normal saat olahraga sangatlah penting. Apabila detak jantung melebihi batas normal, kondisi tersebut dapat memicu beragam masalah kesehatan. Berapa detak jantung normal saat olahraga? Detak jantung normal masing-masing orang berbeda satu sama lain. Untuk mengukur berapa detak jantung normal saat olahraga, kita diharuskan terlebih dahulu menghitung batas detak jantung maksimal. Menghitung batas detak jantung maksimal bisa dilakukan dengan mengurangi 220 dengan usia Anda. Sebagai contoh, jika berusia 30 tahun, maka batas detak jantung Anda adalah 190 (hasil dari 220-30). Sementara itu, detak jantung normal saat olahraga berkisar antara 70 hingga 85 persen dari detak jantung maksimal. Berikut ini panduan umum batas detak jantung maksimal dan detak jantung normal saat olahraga berdasarkan usia menurut The American Heart Association:
Perlu digarisbawahi bahwa angka tersebut hanyalah pedoman umum dan dapat berbeda pada masing-masing orang. Detak jantung normal saat olahraga mungkin bisa 15 hingga 20 bpm lebih tinggi atau rendah dari yang ada dalam pedoman umum. Baca juga: Serangan Jantung pada Pegiat Olahraga, Apa Penjelasannya? Masalah kesehatan yang mengintai jika detak jantung terlalu tinggi Editor: Wisnubrata
Akan tetapi, ini berbeda pada orang yang memiliki masalah jantung. Pilihan olahraga yang tidak tepat bisa memicu kambuhnya gejala penyakit jantung yang dimiliki, bahkan meningkatkan risiko terjadinya henti jantung saat olahraga. Jenis olahraga yang aman untuk pasien penyakit jantung adalah jalan santai, bersepeda, berenang, ataub taichi. Akan tetapi, jika Anda masih ragu dengan pilihan jenisnya maupun rencana olahraga yang aman, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis jantung yang menangani kondisi Anda. Pada beberapa kondisi, mungkin pasien penyakit jantung tidak diizinkan untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga sementara waktu. Anda boleh kembali melakukan aktivitas ini, jika dokter sudah memberikan lampu hijau. 4. Ikuti panduan olahraga dengan benarTips selanjutnya agar Anda terhindar dari henti jantung saat olahraga adalah mengikuti aturan olahraga pada umumnya. Anda diharuskan melakukan latihan pemanasan selama 5 hingga 10 menit sebelum melakukan olahraga. Kemudian, setelahnya Anda juga perlu melakukan latihan pendinginan dengan durasi yang sama. Tujuan dari latihan pemanasan dan pendinginan adalah menghindari cedera otot sekaligus membantu Anda mempersiapkan pernapasan jadi lebih cepat sebelum olahraga dan mengembalikan kecepatannya ke pernapasan normal. Jangan lupa untuk meluangkan waktu istirahat di tengah-tengah latihan. Sekaligus menyiapkan makanan camilan sehat, seperti pisang atau apel dan air putih. Makanan dan minuman tersebut dapat menggantikan mineral, cairan, dan energi tubuh yang hilang. Dengan begitu, Anda terhindar dari dehidrasi dan tidak lemas setelah berolahraga. 5. Segera periksa ke dokter jika mengalami gejalaMengenali gejala henti jantung merupakan tips penting bagi pasien yang memiliki masalah jantung. Pasalnya, henti jantung dapat menyerang Anda selama atau setelah olahraga dilakukan. Dengan mengenali gejala henti jantung, Anda akan lebih cepat mendapatkan pertolongan. Umumnya, henti jantung akan membuat seseorang tiba-tiba terjatuh ambruk, pingsan, dengan napas yang terhenti. Namun pada beberapa kasus, sebelum jatuh ambruk akan muncul tanda peringatan seperti penyakit jantung pada umumnya, yakni rasa tidak nyaman atau nyeri dada dan sesak napas. Jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut atau melihat seseorang mengalami gejala tersebut, hubungi 119 untuk mendapatkan perawatan medis cepat.
Hasilnya, kemudian Anda lipat gandakan sebanyak 4 kali. Cara ini dapat dipakai jika nadi anda teratur. Namun, jika nadi anda tidak teratur, hitung selama 60 detik atau 1 menit. Contohnya, jika dalam 15 menit jantung Anda berdenyut sebanyak 20 kali, totalnya denyut nadinya adalah 80 denyut per menit (bpm). 2. Melalui denyut arteri karotisCara mengukur denyut jantung lainnya melalui denyut arteri karotis. Arteri karotis berada di sekitar leher yang bertugas mengantarkan darah ke otak dan kepala. Tempatkan jari tengah dan telunjuk Anda di kedua sisi leher, baik kanan atau kiri. Anda mungkin perlu meraba-rabanya dengan jari untuk menemukan arteri tersebut. Sama seperti cara sebelumnya, hitung denyut jantung selama 15 detik kemudian lipat gandakan sebanyak 4 kali untuk mendapatkan detak jantung per menit. Selain dua metode tersebut, ada cara lain untuk mengukur denyut jantung saat olahraga, yakni denyut arteri pedis (area kaki bagian atas) dan denyut arteri brachial (area lekukan lengan). Namun, dua cara ini cukup sulit untuk Anda lakukan saat berolahraga. |