Dapat meringankan beban orang yang sedang tertimpa masalah merupakan tujuan dari sikap

tuliskan bacaan yg dibaca mad idgombiguna dan ikhfa​

tolong di arti kan ke latin nyaa​

quisgbt1.apa arti dari kerukunan?jelaskan!​

boleh dibantu gak soalnya itu tes​

Dai rukun Islam#yang niat#tolong paman/kakak​

hukum memegang kelamin sendiri dengan tangan kanan​

ما هو المت الاسم ؟Apa tanda tandanya kalimah isim dan beserta contohnya berbahasa Arab​

{ quiz }Tuliskan warna-warna dalam bahasa Arab!! (terserah mau berapa)minimal 7 warna​

apa tujuan orang belajar Al Qur'an​

Yang bisa baca makasih

Setiap manusia pasti pernah mengalami masalah atau tertimpa musibah dalam hidupnya. Apapun musibahnya, mulai dari kehilangan seseorang yang kita cintai, kehilangan harta benda yang kita punya, musibah sakit, atau bahkan tertimpa musibah bencana alam yang melenyapkan hampir semua yang kita miliki.

Sebagai hamba Allah SWT, kita memang tak akan luput dari berbagai macam cobaan atau musibah, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir. Karena Allah SWT telah berfirman:

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan
(QS Al-Anbiyâ’:35)

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:

(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa.

Lalu bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim dalam menghadapi masalah atau musibah? Untuk menjawab hal ini, kita kembali kepada salah satu firman Allah Swt yang berbunyi:

Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu
(QS At-Taghâbun: 11)

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:

Maknanya: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allâh Ta’ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allâh Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allâh Ta’ala tersebut, maka Allâh Ta’ala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allâh Ta’ala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.

Dari tafsiran di atas kita dapat menyimpulkan bahwasanya sikap kita ketika menghadapi musibah adalah Ridha. Karena bahwasanya setiap musibah yang datang adalah atas seizin Allah SWT, yang di mana pastinya selalu ada hikmah dibalik datangnya musibah.

Musibah memang datang dan menimpa baik kepada orang yang beriman maupun orang kafir. Akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah SWT dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang muslim.

Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim rahimahullâh mengatakan:

Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allâh Ta’ala senantiasa disertai dengan sikap ridha dan ihtisâb (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun sikap ridha tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisâb. Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut.

Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak pula ihtisâb. Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka (tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan).

Sungguh Allâh Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya yang artinya:

Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allâh apa yang tidak mereka harapkan.
(QS An-Nisa: 104).

Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan, akan tetapi orang-orang Mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allâh Ta’ala.

Dapat meringankan beban orang yang sedang tertimpa masalah merupakan tujuan dari sikap
ilustrasi curhat ke pasangan. © healthista.com

JATENG | 15 Desember 2020 14:41 Reporter : Jevi Nugraha

Merdeka.com - Sebagai makhluk sosial, manusia selalu dituntut untuk saling tolong menolong satu sama lain. Saat orang-orang terdekat sedang tertimpa musibah atau menghadapi suatu masalah, sudah seharusnya kita peduli dan memberikan empati. Hal ini perlu dilakukan untuk membangun serta menjaga hubungan antara sesama manusia.

Melansir dari Merriam Webster, empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat dari sudut pandang tersebut, dan membayangkan diri sendiri pada posisi orang tersebut. Dengan kata lain, empati adalah munculnya rasa iba terhadap derita yang sedang dialami orang lain.

Memberikan empati kepada orang lain menjadi salah satu cara menjaga hubungan antara sesama manusia. Selain itu, berempati juga bisa meringankan beban atau masalah orang tersebut.

Lantas, apa itu empati dan bagaimana cara menumbuhkan sikap tersebut? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Head Space:

2 dari 4 halaman

Dapat meringankan beban orang yang sedang tertimpa masalah merupakan tujuan dari sikap

©Shutterstock/Yuri Arcurs

Seperti yang sudah diketahui, setiap orang pasti pernah mengalami suatu musibah atau masalah. Ketika orang lain sedang menghadapi suatu masalah, sebagai makhluk sosial, kita perlu memberikan empati. Selain dapat meringankan masalah tersebut, sikap ini juga bisa mempererat tali persaudaraan antar sesama manusia.

Secara bahasa, empati memiliki arti "ketertarikan fisik", yang bisa didefinisikan sebagai respon afektif dan kognitif yang kompleks ada distres emosional orang lain. Dengan kata lain, empati adalah kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah tersebut. Seperti dikutip dari studiilmu.com, berikut ini pengertian empati menurut para ahli:

Adler

Empati adalah penerimaan terhadap perasaan orang lain dan bisa meletakkan diri kita pada tempat tersebut. Empati juga memiliki arti to fell ini, atau sebuah proses di mana kita berdiri sejenak pada ‘sepatu orang lain’ agar mampu merasakan bagaimana dalamnya perasan orang yang memiliki masalah tersebut.

Goleman

Empati adalah kemampuan untuk mengerti emosi yang dirasakan orang lain. Empati memiliki tingkatan yang lebih dalam mengenai pengertian, pendefinisian, dan reaksi terhadap kepedulian serta kebutuhan yang mendasari respon emosional lainnya.

Bullmer

Empati adalah sebuah proses yang terjadi saat seseorang merasakan perasaan orang lain dan menangkap arti perasaan tersebut, kemudian dikomunikasikan dengan kepekaan yang sedemikian rupa sehingga bisa menunjukkan bahwa orang tersebut sungguh-sungguh mengerti perasaan orang lain. Sederhananya, empati ialah pemahaman terhadap orang lain daripada berupa sebuah diagnosa atau evaluasi.

3 dari 4 halaman

Dapat meringankan beban orang yang sedang tertimpa masalah merupakan tujuan dari sikap
©2012 Merdeka.com


Memberikan empati kepada orang yang sedang memiliki masalah merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga hubungan antar sesama manusia. Ada banyak beragam manfaat empati bagi kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut:

Mempererat Tali Persaudaraan

Manfaat empati yang pertama yaitu bisa mempererat tali persaudaraan. Memberikan empati kepada orang lain yang sedang mengalami suatu masalah bisa membangun hubungan sosial dengan orang lain. Selain itu, berempati juga mampu memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain, sehingga hal ini bisa melatih kepekaan seseorang terhadap lingkungan sekitar.

Melatih Perilaku Tolong Menolong

Saat memberikan empati, seseorang akan merasakan keadaan yang dialami oleh orang lain. Sikap ini bisa mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang bisa meringankan beban masalah orang tersebut. Sehingga, rasa empati juga bermanfaat untuk melatih perilaku tolong menolong antar sesama manusia.

4 dari 4 halaman

Empati merupakan sebuah kemampuan seseorang untuk peduli terhadap sesama. Oleh karena itu, sikap ini bisa dibentuk atau dilatih dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa cara menumbuhkan dan memperkuat rasa empati:

• Berusaha untuk selalu menjadi pendengar yang baik

• Selalu menempatkan diri sendiri pada posisi orang lain

• Berusaha untuk selalu memahami orang lain

• Memperbanyak bergaul dengan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda

• Selalu memerhatikan bahasa tubuh dan bentuk komunikasi non verbal lainnya dari orang lain

(mdk/jen)