Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama

Sléndro atau kadang kala dieja sebagai saléndro adalah satu di antara dua skala dari musik gamelan. Skala ini lebih mudah untuk mengerti daripada pelog ataupun skala yang lain, karena adalah secara mendasar hanya lima nada dekat yang berjarak hampir sama dalam satu oktaf.

Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama

Pendekatan notasi musik Barat untuk tangga nada Slendro.[1]
Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama
 Play
 (bantuan·info)

Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama

Slendro-djawar scale in comparison with whole tone scale on C[2]
Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama
 Play both
 (bantuan·info)
or
Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama
 Play equal-tempered scale
 (bantuan·info)
.

Menurut mitologi Jawa, gamelan Slendro lebih tua usianya daripada gamelan Pelog. Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 (C- D E+ G A) dengan interval yang sama atau kalaupun berbeda perbedaan intervalnya sangat kecil. Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan perbedaan interval yang besar.

Oleh karena itu skala musik ini mempunyai interval sempurna keempat yang lebih sempit, sekitar 480 sen, berbeda dengan interval pelog yang lebih lebar.

Tangga nada slendro biasa disebut dengan

Nomor Angka Jawa Nama Tradisional
Nama penuh Nama pendek Nama penuh Makna harfiah
1 siji ji panunggal kepala
2 loro ro gulu leher
3 telu lu dada dada
5 lima ma lima tangan (lima jari)
6 enam nam enam tidak diketahui

Asal mula skala slendro tidak jelas. Akan tetapi istilah slendro berasal dari nama Sailendra, wangsa penguasa Kerajaan Medang dan Sriwijaya. Skala Slendro diduga dibawa ke Sriwijaya oleh pendeta Buddha Mahayana dari Gandhara di India, melalui Nalanda dan Sriwijaya, dari sana berkembang ke Jawa dan Bali.[3]

  1. ^ "The representations of slendro and pelog tuning systems in Western notation shown above should not be regarded in any sense as absolute. Not only is it difficult to convey non-Western scales with Western notation, but also because, in general, no two gamelan sets will have exactly the same tuning, either in pitch or in interval structure. There are no Javanese standard forms of these two tuning systems." Lindsay, Jennifer (1992). Javanese Gamelan, p.39-41. ISBN 0-19-588582-1.
  2. ^ Leeuw, Ton de (2005). Music of the Twentieth Century, p.128. ISBN 90-5356-765-8.
  3. ^ Gamelan: cultural interaction and musical development in central Java
 

Artikel bertopik lagu, musik, atau alat musik ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Slendro&oldid=21338810"

Pengertian Tangga Nada Pentatonis, Jenis, dan Contoh Lagunya

GridKids.id - Dalam musik, ada dua jenis tangga nada, yaitu tangga nada pentatonis dan tangga nada diatonis.

Nah, tahukah kamu apa pengertian dari tangga nada pentatonis, jenis, dan contoh lagu yang menggunakan tangga nada ini?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, kita cari tahu dulu pengertian dari tangga nada, yuk! 

Baca Juga: Lagu yang Menggunakan Tangga Nada Pentatonis Pelog dan Pentatonis Slendro, Belajar dari Rumah 6 Agustus 2020

Tangga nada adalah rangkaian notasi musik yang diurutkan berdasarkan jarak dasar.

Dengan kata lain, tangga nada adalah susunan dari not-not musik yang berurutan dan tersusun.

Tangga nada bisa diurutkan dari nada naik atau nada turun lebih dulu. Contoh tangga nada adalah do, re, mi, fa, sol, la si, do.

Home » Pengetahuan » Laras Selendro dan Laras Pelog

Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang menggunakan 5 nada pokok (penta=lima, tone=nada) dengan jarak yang berbeda-beda. Nada-nada dalam tangga nada pentatonis tidak dilihat berdasarkan jarak nada, tetapi berdasarkan urutannya dalam tangga nada. Tangga nada pentatonik pada umumnya digunakan pada musik tradisional (China dan Jepang) termasuk di Indonesia yaitu pada gamelan Jawa. Kata “ Laras” dan “Titi Laras ” berasal dari bahasa Jawa. Kata “laras” dalam dunia musik atau karawitan memiliki dua arti, pertama laras berarti nada dan kedua: laras berarti tangga nada. Kata “Titi Laras”, berarti tanda nada atau notasi, atau not. Dalam dunia Karawitan tangga nada disebut laras sedangkan sistem notasi disebut  titi laras . Istilah titi laras dalam penggunaannya sehari-hari sering disingkat menjadi laras. Laras ini terdiri dari dua macam, yaitu laras slendro dan pelog. Pengertian laras slendro dan pelog tersebut antara lain sebagai berikut. Pada Gamelan Jawa tangga nada pentatonis terbagi atas dua tangga nada, yaitu titi laras Slendro dan titi laras Pelog. Masing-masing tangga nada pentatonis ini memiliki susunan jarak nada yang berbeda. Dua tangga nada ini dalam penyejajarannya dengan tangga nada solmisasi diatonis mayor adalah sebagai berikut (perhatikan interval-intervalnya):

Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama

Dengan dasar dua induk tangga nada tersebut, dalam musik Jawa, dibentuk beberapa tangga nada turunan. Tangga nada yang baru tersebut memiliki susunan yang disebut patet.

1. Sistem Tangga Nada Gamelan Slendro

Laras slendro merupakan sistem urutan nada yang terdiri dari lima nada dalam satu gembyang (oktaf), nada tersebut diantaranya ; 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem). Istilah ji, ro, lu, mo, nem tersebut merupakan nama singkatan angka dari bahasa jawa, ji berarti siji (satu), ro berarti loro (dua) lu berarti telu (tiga), mo berarti limo (lima) dan nem berarti enem (enam). Selain menggunakan singkatan nama, dalam laras juga sering digunakan istilah tradisional lainnya untuk menyebut setiap nada. Istilah tradisional tersebut diantaranya (1) Panunggal yang berarti kepala, (2) gulu yang berarti leher, (3) dada, (5) lima yang berarti lima jari pada tangan, dan (6) enem. Secara emosional gending-gending yang menggunakan laras slendro dapat memunculkan perasaan gembira, ramai dan menyenangkan. Sementara itu dari tangga nada slendro dapat dibentuk susunan tangga nada baru (patet) sebagai berikut:

a. Slendro Patet 6 (Sl. 6)

Slendro patet nem susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :

Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama

b. Slendro Patet Songo (Sl. 9) Slendro patet songo susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :

Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama

c. Slendro Patet Manyuro (Sl Manyuro) Slendro patet manyuro susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :

Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama

Tangga nada slendro biasa disebut dengan
Nomor Angka Jawa Nama Tradisional
Nama penuh Nama pendek Nama penuh Makna harfiah
1 siji ji panunggal kepala
2 loro ro gulu leher
3 telu lu dada dada
5 lima ma lima tangan (lima jari)
6 enam nam enam tidak diketahui

2. Sistem Tangga Nada Gamelan Pelog Dalam karawitan jawa juga dikenal istilah laras pelog, yakni tangga nada yang terdiri dari tujuh nada yang berbeda. Nada-nada tersebut diantaranya nada; 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 4 (pat), 5 (mo), 6 (nem) dan 7 (pi). Jika dibandingkan dengan tangga nada diatonis, susunan tangga nada pelog kurang lebih sama dengan susunan tangga nada mayor (do, re, mi, fa, so, la, si, do), namun penyebutan untuk karawitan tetap menggunakan bahasa jawa (ji, ro, lu, pat, mo, nem, pi). Dari tangga nada pelog dapat dibentuk tiga susunan tangga nada baru (patet) sebagai berikut:

a. Pelog Patet Limo (Pl. 5)

Pelog patet limo susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :

Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama

b. Pelog Patet Nem (Pl. 6) Pelog patet nem susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :

Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama

c. Pelog Patet Barang (Pl. Barang) Pelog patet barang susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :

Dalam tangga nada pentatonis nada 3 atau yang sering disebut lu adalah nada yang memiliki nama

Perbedaan tonalitas slendro dan pelog terdengar jelas jika dipakai dalam bermusik. Tangga nada pentatonis slendro bersifat gembira, semangat, dan kadang fantastis. Sedangkan tangga nada pelog akan memberikan perasaan tenang, hormat, dan memuja.

Berbagai lagu termasuk lagu-lagu nasional dan Kebangsaan Indonesia mengadopsi sistem tangga nada Diatonik. Musik Bangsa Indonesia sendiri secara tradisi turun temurun memiliki sistem tangga nada pentatonik Slendro dan Pelog yang sudah dikenal dikalangan dunia, tetapi tidak populer di negaranya sendiri. Kalau berbicara tentang sistem tangga nada musik  bangsa-bangsa, sistem tangga nada musik bangsa Indonesia adalah pentatonik Slendro dan Pelog.

Posted by Nanang_Ajim

Mikirbae.com Updated at: 10:14 AM