Sléndro atau kadang kala dieja sebagai saléndro adalah satu di antara dua skala dari musik gamelan. Skala ini lebih mudah untuk mengerti daripada pelog ataupun skala yang lain, karena adalah secara mendasar hanya lima nada dekat yang berjarak hampir sama dalam satu oktaf.
Menurut mitologi Jawa, gamelan Slendro lebih tua usianya daripada gamelan Pelog. Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 (C- D E+ G A) dengan interval yang sama atau kalaupun berbeda perbedaan intervalnya sangat kecil. Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan perbedaan interval yang besar. Oleh karena itu skala musik ini mempunyai interval sempurna keempat yang lebih sempit, sekitar 480 sen, berbeda dengan interval pelog yang lebih lebar. Tangga nada slendro biasa disebut dengan
Asal mula skala slendro tidak jelas. Akan tetapi istilah slendro berasal dari nama Sailendra, wangsa penguasa Kerajaan Medang dan Sriwijaya. Skala Slendro diduga dibawa ke Sriwijaya oleh pendeta Buddha Mahayana dari Gandhara di India, melalui Nalanda dan Sriwijaya, dari sana berkembang ke Jawa dan Bali.[3]
Senin, 8 Maret 2021 | 11:00 WIB Pengertian Tangga Nada Pentatonis, Jenis, dan Contoh Lagunya GridKids.id - Dalam musik, ada dua jenis tangga nada, yaitu tangga nada pentatonis dan tangga nada diatonis. Nah, tahukah kamu apa pengertian dari tangga nada pentatonis, jenis, dan contoh lagu yang menggunakan tangga nada ini? Sebelum menjawab pertanyaan di atas, kita cari tahu dulu pengertian dari tangga nada, yuk! Baca Juga: Lagu yang Menggunakan Tangga Nada Pentatonis Pelog dan Pentatonis Slendro, Belajar dari Rumah 6 Agustus 2020 Tangga nada adalah rangkaian notasi musik yang diurutkan berdasarkan jarak dasar. Dengan kata lain, tangga nada adalah susunan dari not-not musik yang berurutan dan tersusun. Tangga nada bisa diurutkan dari nada naik atau nada turun lebih dulu. Contoh tangga nada adalah do, re, mi, fa, sol, la si, do.
Home » Pengetahuan » Laras Selendro dan Laras Pelog Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang menggunakan 5 nada pokok (penta=lima, tone=nada) dengan jarak yang berbeda-beda. Nada-nada dalam tangga nada pentatonis tidak dilihat berdasarkan jarak nada, tetapi berdasarkan urutannya dalam tangga nada. Tangga nada pentatonik pada umumnya digunakan pada musik tradisional (China dan Jepang) termasuk di Indonesia yaitu pada gamelan Jawa. Kata “ Laras” dan “Titi Laras ” berasal dari bahasa Jawa. Kata “laras” dalam dunia musik atau karawitan memiliki dua arti, pertama laras berarti nada dan kedua: laras berarti tangga nada. Kata “Titi Laras”, berarti tanda nada atau notasi, atau not. Dalam dunia Karawitan tangga nada disebut laras sedangkan sistem notasi disebut titi laras . Istilah titi laras dalam penggunaannya sehari-hari sering disingkat menjadi laras. Laras ini terdiri dari dua macam, yaitu laras slendro dan pelog. Pengertian laras slendro dan pelog tersebut antara lain sebagai berikut. Pada Gamelan Jawa tangga nada pentatonis terbagi atas dua tangga nada, yaitu titi laras Slendro dan titi laras Pelog. Masing-masing tangga nada pentatonis ini memiliki susunan jarak nada yang berbeda. Dua tangga nada ini dalam penyejajarannya dengan tangga nada solmisasi diatonis mayor adalah sebagai berikut (perhatikan interval-intervalnya):
1. Sistem Tangga Nada Gamelan Slendro Laras slendro merupakan sistem urutan nada yang terdiri dari lima nada dalam satu gembyang (oktaf), nada tersebut diantaranya ; 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem). Istilah ji, ro, lu, mo, nem tersebut merupakan nama singkatan angka dari bahasa jawa, ji berarti siji (satu), ro berarti loro (dua) lu berarti telu (tiga), mo berarti limo (lima) dan nem berarti enem (enam). Selain menggunakan singkatan nama, dalam laras juga sering digunakan istilah tradisional lainnya untuk menyebut setiap nada. Istilah tradisional tersebut diantaranya (1) Panunggal yang berarti kepala, (2) gulu yang berarti leher, (3) dada, (5) lima yang berarti lima jari pada tangan, dan (6) enem. Secara emosional gending-gending yang menggunakan laras slendro dapat memunculkan perasaan gembira, ramai dan menyenangkan. Sementara itu dari tangga nada slendro dapat dibentuk susunan tangga nada baru (patet) sebagai berikut:a. Slendro Patet 6 (Sl. 6) Slendro patet nem susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :
2. Sistem Tangga Nada Gamelan Pelog Dalam karawitan jawa juga dikenal istilah laras pelog, yakni tangga nada yang terdiri dari tujuh nada yang berbeda. Nada-nada tersebut diantaranya nada; 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 4 (pat), 5 (mo), 6 (nem) dan 7 (pi). Jika dibandingkan dengan tangga nada diatonis, susunan tangga nada pelog kurang lebih sama dengan susunan tangga nada mayor (do, re, mi, fa, so, la, si, do), namun penyebutan untuk karawitan tetap menggunakan bahasa jawa (ji, ro, lu, pat, mo, nem, pi). Dari tangga nada pelog dapat dibentuk tiga susunan tangga nada baru (patet) sebagai berikut: a. Pelog Patet Limo (Pl. 5) Pelog patet limo susunan nada dan intervalnya antara lain sebagai berikut :
Berbagai lagu termasuk lagu-lagu nasional dan Kebangsaan Indonesia mengadopsi sistem tangga nada Diatonik. Musik Bangsa Indonesia sendiri secara tradisi turun temurun memiliki sistem tangga nada pentatonik Slendro dan Pelog yang sudah dikenal dikalangan dunia, tetapi tidak populer di negaranya sendiri. Kalau berbicara tentang sistem tangga nada musik bangsa-bangsa, sistem tangga nada musik bangsa Indonesia adalah pentatonik Slendro dan Pelog.
Posted by Nanang_Ajim Mikirbae.com Updated at: 10:14 AM |