Apa yang akan kamu lakukan jika ada turis asing bertanya kepadamu

Apa yang akan kamu lakukan jika ada turis asing bertanya kepadamu

photo from https://farnaztravel.wordpress.com/

Saat bepergian ke negeri kami, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu perhatikan agar kamu tak kaget ketika berada disini. Di rumah kami banyak hal yang sedikit berbeda dari tempat asalmu. Tolong sempatkan waktumu barang sebentar untuk membaca tulisan kami.

1. “Negerimu sangat Indah!”

Pujilah seperti  itu, meski sudah sering kami dengar tetap saja akan membuat kami senang. Hutan kami yang hijau, birunya laut, sawah membentang, megahnya pegunungan kami luar biasa indah. Kami sangat menyukai ketika panorama negeri kami dipuja-puja olehmu. Kami merasa senang jika kamu terbengong-bengong seolah kamu berada didunia lain saat berada disini.Ya,meskipun kami kurang bisa menjaga harta negeri kami ini.

2. Puji Kemampuan Bahasa Inggris Kami

Akan sangat menyenangkan bagi kami ketika kamu bertanya arah dan setelah selesai kami menjelaskan kamu memuji kemampuan bahasa inggris kami. Sebagian besar dari kami mempelajari bahasa inggris sejak pendidikan dasar, tentu menjadi penghargaan tersendiri jika hasil belajar kami diapresiasi olehmu. Mungkin bahasa inggris kami belepotan, kamu mungkin cukup sulit memahaminya, tapi berpura-puralah kamu sangat memahami setiap perkataan kami.

3. Komentari Apapun Tentang Negeri Kami yang Kamu Dengar Diluar Sana

Kami suka mengobrol saat berkumpul. Minum kopi dan beberapa cemilan sambil membahas berbagai hal bersama teman sangat menyenangkan bagi kami. Kami menyukai ketika kamu membuka pembicaraan dengan “ saya dengar bahwa di Indonesia..”. Kami dengan senang hati akan menjelaskan sedetail mungkin padamu. Kami senang negeri kami dikenal diluar sana. Kami senang jika kamu mengenal Indonesia sebagai negara, bukan bagian dari Bali.

4. “Negerimu Luar Biasa Kaya, Semuanya Ada Disini”

Pujianmu benar, kami memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Kami punya sumber minyak dan gas alam melimpah, kami memiliki hasil hutan yang bisa kami jadikan komiditi di luar sana, kami memiliki sumber rempah-rempah penghasil makanan lezat yang termasyhur sejak dulu kala, bahkan konon kabarnya tambang logam mulia terbesar di dunia ada dinegeri kami, luar biasa bukan? Kami sangat senang kamu memuji kekayaan sumber daya alam negeri kami. Bahkan kamu ikut membantu kami mengolahnya, kami sangat senang.

5. Cobalah Berbicara Bahasa Kami Meskipun Hanya Sedikit

Saat kamu berada di rumah kami tentu kami senang jika kita bisa mengobrol dengan bahasa ibu kami. Kami menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari bahasa inggris, jika kamu meluangkan waktumu sebentar untuk mempelajari bahasa kami barang beberapa kata tentu kami gembira,meski mungkin kamu cukup kesulitan mengucapkan beberapa kata dari bahasa kami. Mempelajari bahasa kami merupakan tanda bahwa kamu menghargai kami.

6. Berfotolah Bersama Kami

Dirimu kami anggap seperti selebritis saat berada dirumah kami. Oleh karena itu, jangan menolak jika kami ajak untuk berfoto bersama. Hal tersebut bisa kami pamerkan pada teman-teman kami di sosial media, meskipun membutuhkan perjuangan yang lumayan bagi untuk mengunggahnya ke internet karena kecepatan jaringan internet disini tidak sehebat tempatmu. Kami akan lebih senang jika kita bisa bertukar mata uang. Memiliki beberapa lembar uang dari negerimu di dompet kami merupakan hal membanggakan bagi kami.

7. Pelajari Budaya Tradisional Kami

Kami memiliki beragam budaya tradisional, dari ujung barat hingga timur. Tari-tarian tradisional kami kerap kali menjuarai kompetisi internasional. Tarian dan nyanyian yang indah itu diwariskan turun temurun nenek moyang kami. Kami merasa sangat dihargai jika kamu ikut mempelajarinya. Ya mungkin kamu agak ragu untuk ikut mempelajari budaya tradisional kami karena kami sendiri nampak kurang peduli pada budaya tradisional kami. Bahkan pada awalnya kamu mengira itu budaya negara tetangga kami. Percayalah, itu semua kekayaan budaya negeri kami.

8. Jangan Marah Jika Kami Banyak Bertanya

Seperti yang sudah kami ceritakan, kami suka mengobrol apa saja dengan siapa saja. Bahkan untuk hal-hal yang mungkin kamu anggap privasi. Bersabarlah menghadapi pertanyaan kami. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “ kamu darimana?” “Mau kemana?” “ Ada urusan apa?” atau mungkin ketika di pesawat atau kereta api setelah berwisata,pertanyaan “ beli oleh-oleh apa?” “untuk siapa?” akan akrab kamu temui jika berada dirumah kami. Kami paham mungkin itu merupakan privasi di tempat asalmu. Percayalah kami bukan berniat tidak sopan dan mencampuri urusanmu, kami hanya ingin mengobrol, meski hanya sekedar basa-basi.

9. Jangan Marah Jika Kami Terlambat

Kami punya banyak urusan sehingga mungkin saja kami datang 1 atau 2 jam dari waktu yang telah kita janjikan. Tenang, jangan emosi,di rumah kami ini merupakan salah satu kebiasaan yang wajar, jadi biasakanlah dengan hal ini. Jika kami berkata “mari bertemu pukul 10.00” coba datanglah pukul 10.30 atau 11.00 sehingga kamu tidak akan terlalu lama menunggu.

Begitulah, semoga tulisan ini bisa membantumu ketika berada di Indonesia. Sebenarnya masih banyak yang harus kamu perhatikan, namun kami rasa 9 hal itu sudah cukup. Kami menulisnya dalam bahasa Indonesia tentu karena kami yakin kamu telah mempelajari bahasa kami sebelumnya.

SHARE :

Apa yang akan kamu lakukan jika ada turis asing bertanya kepadamu

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Pasar buat penduduk setempat atau tujuan wisata? Grand Bazaar di Istanbul, Turki, menarik 400.000 orang per hari, wisatawan dan penduduk setempat.

Turisme berlebihan atau over-tourism kini menjadi masalah di seluruh dunia.

Machu Picchu di Peru; Isle of Skye di Skotlandia; Gion, distrik geisha di Kyoto, Jepang; Distrik Lampu Merah di Amsterdam, Belanda; Kanal di Venesia; ladang poppy di California; Maya Bay atau Teluk Maya di Thailand - yang kini ditutup untuk waktu yang tak ditentukan; Museum Louvre di Paris. Tempat-tempat ini berkelimpahan wisatawan - baik domestik maupun asing.

Mereka memadati lokasi, menyampah, merusak lingkungan dan tak menghormati budaya lokal, mabuk dan bersikap jorok, serta menyentuh barang-barang dengan tidak pantas. Mereka juga membuat harga sewa properti naik.

Di saat yang sama, hak setiap orang untuk bepergian.

Lalu bagaimana caranya menjadi turis yang baik?

"Mengapa saya ingin pergi ke sana?"

Keterangan gambar,

Angkor Wat di Kamboja selamat dari rezim diktator Khmer Merah dan pernah ditelan hutan. Tapi apakah tempat itu akan selamat dari turisme massal seperti ini?

Laporan Organisasi Pariwisata Dunia di bawah PBB bulan Januari 2019 menyebut jumlah wisatawan dunia mencapai 1,4 miliar di tahun 2018.

Pada tahun 1950, jumlahnya 25 juta, tahun 1998 sebanyak 936 juta. Tahun 2030, diperkirakan jumlahnya mencapai 1,8 miliar.

Alasan lonjakan jumlah ini: tumbuhnya kelas menengah global, harga tiket lebih murah, target ambisius dari banyak negara dan sikap takut kehilangan kesempatan yang dipicu oleh media sosial.

Sumber gambar, AFP/Getty Images

Keterangan gambar,

Inikah yang Anda bayangkan dari kunjungan ke situs terkenal Machu Picchu di Peru? Reruntuhan Inca yang terpencil itu menerima banyak sekali pengunjung dan membuat pembatasan hanya menerima 2.500 turis per hari.

Maka penting untuk bertanya: mengapa ingin bepergian ke sana?

Pengalaman saya di tembok Berlin bulan Mei lalu memperlihatkan bahwa sulit sekali mengapresiasi 1,3 kilometer tembok yang tersisa sebagai tujuan wisata untuk mengenang sisa pemisahan pada masa Perang Dingin.

Di lokasi tembok itu banyak orang muda sedang bikin rangkaian foto di sana, berpose dan memonopoli ruangan.

Eduardo Santander, direktur eksekutif European Travel Commission mengajukan pertanyaan: "Anda ingin benar-benar pergi ke sana, atau ingin pamer ke orang bahwa Anda pernah ke sana?"

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Ketika mengunjungi Kepulauan Galapagos untuk mengagumi alam dan kehidupan liar, pernahkah terpikir dampak kunjungan Anda? Iguana dan turis berebut ruang di Pulau Fernandia, Galapagos, Ekuador.

"Sekitar 50% turis memiliki pengalaman yang dangkal, karena perencanaan mereka begitu," kata wartawan Elisabeth Becker.

Ia menyarankan agar orang membaca dengan baik buku panduan dan jangan sekadar meniru teman di media sosial, lalu pergi ke kota yang sama dan membuat swafoto yang sama dengan mereka.

Becker menyebut adanya risiko "wisata ikut-ikutan". Ini mendorong turisme berlebihan yang menyebabkan sesaknya kawasan wisata dan mengganggu penduduk setempat.

Cara lain adalah bertanya: apa yang sesungguhnya ingin Anda lakukan dan lihat di sana, daripada melihat hanya sekadar untuk melihat saja.

Misalnya: jika Anda tak suka museum, tak usah mengunjungi Museum Louvre tanpa mengerti apa yang Anda lihat di sana.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Teluk Maya di Thailand terkenal sesudah muncul di film "The Beach" yang dibintangi Leonado DiCaprio - kini ditutup untuk turis agar ekosistem di sana bisa pulih.

"Jika Anda ke Praha, jangan cuma dua hari, tapi kunjungi seminggu di sana. Dan jangan pergi ke tempat turis, kelilingi kota itu," kata Becker.

"Bacalah novel atau buku sejarah mereka, jadi Anda lebih tahu yang Anda kunjungi," kata Becker lagi.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

"Perjalanan mewahmu, kesengsaraan kami" protes penduduk Barcelona yang terusir dari kota itu lantaran harga properti yang naik akibat besarnya permintaan dari wisatawan.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Islandia berhasil mendorong turis untuk menyebar, daripada berkumpul di lokasi tertentu.

Populasi Islandia 340.000 orang tapi mereka menerima 2,3 juta wisatawan di tahun 2018.

Di sini, wisatawan didorong untuk menyebar dan mengunjungi lokasi-lokasi terpencil, melampaui kawasan ramai seperti Reykjavik atau Laguna Biru.

Inisiatif ini juga mendatangkan uang yang membantu ekonomi setempat.

"Ini membantu infrastruktur wisata, karena konsumen yang datang akan membawa keberlangsungan perusahaan lokal di pedesaan Islandia," kata Sigríður Dögg Guðmundsdóttir, manajer humas di badan promosi Promote Iceland.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Plakat tanpa kata-kata di Kyoto, Jepang, meminta turis untuk tak menyentuh geisha dan mencegah perilaku buruk lainnya.

Banyak turis yang tidak mengerti budaya di tempat yang mereka kunjungi. Maka beberapa tujuan wisata seperti Islandia dan Jepang melakukan kampanye bagi wisatawan yang berkunjung.

Di Islandia, wisatawan tidak disarankan mengemudi off-road atau melakukan swafoto di daerah berbahaya atau berjalan di permukaan lumut yang licin.

Di Kyoto, Jepang, turis diberi selebaran berbagai bahasa berisi penggambaran perilaku yang pantas.

Wisatawan harus selalu ingat "mereka hanya meminjam dari penduduk setempat" kata Tadashi Kaneko, direktur eksekutif strategi global Japan National Tourism Organization.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Di San Francisco, California, terjadi protes para penyewa yang terusir dari tempat tinggal mereka karena alih fungsi properti menjadi kamar sewa untuk AirBnb.

Pilih akomodasi yang bertanggung jawab. Anda bisa saja memilih Airbnb dan menghemat dari situ, tapi ingat bahwa pilihan seperti ini bisa berakibat buruk bagi orang lokal di kawasan itu karena peningkatan harga sewa properti.

Martha Honey dari Center for Responsible Travel, mengingatkan wisatawan untuk mengecek apakah penginapan mereka legal, karena terkadang hal itu tak dinyatakan terbuka.

"Gunakan perambah Google dan teliti jika ada masalah. Jika Anda ke Barcelona atau ke Charleston, di South Carolina atau Savannah di Georgia, Amerika Serikat, ketahuilah di kota-kota itu penduduk setempat menghadapi masalah bahwa terlalu banyak properti dialihfungsikan jadi penginapan wisata jangka pendek," kata Honey.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Jangan ke Stonehenge, Inggris, pada saat solstice musim panas, saat hari terpanjang di belahan Bumi utara, lantaran semua orang ingin ke sana mencari sesuatu yang dianggap sebagai kualitas spiritual dari batu-batu besar itu.

Becker menyatakan, penting untuk memperlakukan perjalanan kita sedemikian berharga. Ini tak hanya membuat kita jadi wisatawan yang lebih peduli, tapi juga mengurangi pengeluaran tak perlu.

"Jika uang kita tak banyak, kita cenderung merencanakan dengan lebih baik," katanya.

"Kita akan mencari informasi tentang penginapan dengan nilai paling baik. Kita akan membaca baik-baik tujuan wisata kita. Kita kan mencari penerbangan yang lebih ekonomis. Semua upaya itu tak memerlukan uang," kata Martha.

Banyak paket wisata yang "memadatkan semua", yang didorong secara agresif oleh industri wisata. Ini tak hanya menyembunyikan biaya, tapi berisiko memunculkan "turisme ikut-ikutan" yang menghasilkan sedikit saja pengalaman untuk dikenang.

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Anda bisa tetap jadi turis yang baik dan mendapat pengalaman istimewa seperti ikut perayaan Holi - festival warna - di Jaipur, India.

Terlebih lagi, over-tourism tak hanya mengganggu budaya setempat, tapi juga pengalaman wisatawan sendiri.

"Apakah kenangan tentang Prancis yang ingin kita bawa adalah foto orang-orang berebut ingin memotret Mona Lisa?" kata Samantha Bray, dari Center for Responsible Travel.

Hal terpenting, ke manapun kita bepergian, selalu lakukan: riset dengan baik, bersikap hormat dan sungguh-sungguh ingin tahu tentang tujuan wisata kita.

Jangan jadi korban "budaya swafoto" atau "budaya daftar keinginan" (bucket list culture).

Perlakukan tujuan wisata seperti rumah kita sendiri - tidak sebagai "permata tersembunyi" yang bisa kita bayar dengan uang lalu perlakukan semaunya.