Contoh Karya Ilmiah tentang kenakalan remaja yang singkat

MEMAHAMI MARAKNYA PERILAKU

KENAKALAN  REMAJA

DI SMAN 3 GARUT

MAKALAH

Karya Tulis Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia

 

Contoh Karya Ilmiah tentang kenakalan remaja yang singkat

                Oleh :

Ø  ADE ISMAYANI RAHMAN

Ø  NISA NUR AENI

Ø  SILVIA UTWATUNNISA

Ø  SINDY PUJI ASTARI

SMAN 3 GARUT

Jl. Jend. Ahmad Yani No.16 Cibatu – Garut

2014

PRAKATA

Bismillahirrohmanirrahim

Puji serta syukur senantiasa kami panjatkan ke  hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan.

Makalah ini sengaja kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini kami susun pula agar kita bisa lebih mengetahui dan memahami apa yang disebut dengan kenakalan remaja, mengapa remaja di desa Keresek sering melakukan kenakalan remaja, dan cara mengatasi kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh para remaja di Desa Keresek.

Sebagai penulis,kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Penyusunan makalah ini mungkin jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

                                                                                                            Penulis

i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinam bungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini.

Telah kita ketahui bahwa kenakalan remaja itu sangat menurunkan moral pada diri kita, bahkan pada bangsa kita. Oleh sebab itu, kita sebagai penerus bangsa ini, harus peduli dengan moral-moral remaja yang sudah bertolak belakang dengan aturan agama. Seperti tawuran antar pelajar, penggunaan obat-obatan terlarang, dan pergaulan bebas yang tidak ias mengontrol diri kita masing-masing, sehingga menimbulkan masalah yang sangat fatal, untuk diri kita maupun orang-orang disekeliling kita.

Dikalangan pelajar, makin banyak yang terjerumus oleh kenakalan remaja.Umumnya bagi pelajar di kalangan menengah pertama dan menengah atas.  Artinya, usia tersebut ialah usia yang masih produktif yang sedang mengalami yang namanya pubertas atau beranjak dewasa.

Karena semakin banyak yang terjerumus, maka ini sudah menjadi hal wajar, khususnya dikalangan pelajar pada saat ini. Dari kebiasaan buruk inilah kenakalan remaja dikalangan pelajar semakin meningkat.Apalagi pelajar yang sudah tergabung ke dalam lingkungan yang di dalamnya adalah orang-orang yang mengalami hal buruk ini. 

Remaja adalah generasi penerus, bagi agama, negara, dan juga lingkungan sekitarnya. Tingkah laku yang disiplin, pandai, ramah, dan  berbudi pekerti luhur. Dibutuhkan untuk dapat dijadikan contoh pada kehidupan yang mendatang. Setelah kita mengetahui peran penting remaja tersebut. Kiranya, kita patut melihat pergaulan remaja di lingkungan sekitar kita. Remaja yang boros, egois, pembangkang, ugal-ugalan, serta acuh, masih mendominasi pergaulan remaja sekarang ini. Apakah ini para generasi muda untuk masa depan? Apakah salah bila kita menyebut hal tersebut sebagai kenakalan remaja? Tentu saja tidak, hal tersebut memang kenakalan remaja. Berdasarkan hal tersebut, kami tertarik untuk mengangkat persalahan ini menjadisebuah makalah yang berjudul “ Memahami Maraknya Perilaku Kenakalan Remaja Di SMAN 3 Garut.”

1.2         Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka timbul rumusan masalah sebagai berikut :

  1.           Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja
  2.           Mengapa remaja di SMAN 3 Garut sering melakukan kenakalan remaja ?
  3.          Apa saja akibat yang ditimbulkan oleh para pelaku kenakalan remaja ?
  4. -          Hukuman apa yang diberikan kepada para pelaku kenakalan remaja sesuai hukum yang berlaku di Indonesia?
  5. Bagaimana peran serta orang tua dan sekolah dalam mengatasi dan meminimalisasi perilaku kenakalan remaja ?

1.3          Tujuan Penelitian

Pembuatan makalah ini bertujuan agar kita bisa lebih mengenal apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja, dan mengetahui dampak negatif dari kenakalan remaja. Sehingga kita atau para remaja tidak terjerumus dan tidak melakukan salah satu dari perilaku kenakalan remaja tersebut.

1.4          Metode  Penelitian

Untuk dapat menyusun makalah ini,kami mengumpulkan bahan dan cara dari :

  •   Studi pustaka                                 
  •   Lembar kuesioner 
  •    Penelitian secara langsung / observasi langsung ke lapanga
  •  Wawancara

 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1     Definisi Kenakalan Remaja

Pasal 1 UU No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan anak, disebutkan bahwa yang dimaksud anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 8 tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun dan belum pernah kawin (ayat 1). Sedangkan pengertian anak nakal adalah anak yang melakukan tindak pidana atau anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak baik menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan (ayat 2).

2.2.1 Menurut etimologi

Kenakalanberasaldari kata nakal yang berarti melakukan perbuatan yang kurangbaik ,tidakmenurut, atau suka mengganggu. Sedangkan remaja dengan nama latin adolescene adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat baik dilihat dari fisik, psikis maupun sosial. Jadi kenakalan remaja adalah sikap remaja yang berperilaku kurang baik dan menentang aturan yang ada.

2.2.2 Menurut terminologi

Menurut Kartono ,Ilmuwan Sosiologi, Kenakalan Remaja merupakan gejala social pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk prilaku yang menyimpang.

Menurut Santrock, Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku-perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan

kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang

melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik

terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.

2.2     Bentuk dan  Aspek – aspek Kenakalan Remaja

Jensen (dalam Sarwono, 2002) membagi kenakalan remaja menjadi empat bentuk yaitu :

a.  Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:perkelahian,

pelecehan, perampokan, pembunuhan, dan lain- lain.

b. Kenakalan yang meninbulkan korban materi: perusakan, pencurian,

pencopetan, pemerasan dan lain- lain.

c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain:

pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks bebas.

d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, minggat dari rumah, membantah perintah.

Menurut Hurlock (1973) kenakalan yang dilakukan remaja terbagi dalam empat bentuk, yaitu:

a.       Perilaku yang menyakiti diri sendiri dan orang lain.

b.       Perilaku yang membahayakan hak milik orang lain, seperti merampas,

  mencuri, dan mencopet.

c. Perilaku yang tidak terkendali, yaitu perilaku yang tidak mematuhi orangtua dan guru seperti membolos, mengendarai kendaran dengan tanpa surat izin, dan kabur dari rumah.

d. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, seperti mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, memperkosa dan menggunakan senjata tajam.

Dari beberapa bentuk kenakalan pada remaja dapat disimpulkan bahwa

Semuanya relatif menimbulkan dampak negatif yang tidak baik bagi dirinya sendiri dan orang lain, serta lingkungan sekitarnya. Adapun aspek-aspeknya diambil dari pendapat Hurlock (1973) & Jensen (dalam Sarwono, 2002). Terdiri dari aspek perilaku yang melanggar aturan dan status, perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, perilaku yang mengakibatkan korban materi, dan perilaku yang mengakibatkan korban fisik.

2.3    Karakteristik Remaja Nakal

Menurut Kartono (2003), remaja nakal itu mempunyai karakteristik umum yang sangat berbeda dengan remaja tidak nakal. Perbedaan itu mencakup :

a.       Perbedaan struktur intelektual

Pada umumnya inteligensi mereka tidak berbeda dengan inteligensi remaja yang normal, namun jelas terdapat fungsi- fungsi kognitif khusus yang berbeda biasanya remaja nakal ini mendapatkan nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi daripada nilai untuk ketrampilan verbal (tes Wechsler). Mereka kurang toleran terhadap hal-hal yang ambigius biasanya mereka kurang mampu memperhitungkan tingkah laku orang lain bahkan tidak menghargai pribadi lain dan menganggap orang lain sebagai cerminan dari diri sendiri.

b.      Perbedaan fisik dan psikis

Remaja yang nakal ini lebih “idiot secara moral” dan memiliki perbedaan cirri karakteristik yang jasmaniah sejak lahir jika dibandingkan dengan remaja normal. Bentuk tubuh mereka lebih kekar, berotot, kuat, dan pada umumnya 17 bersikap lebih agresif. Hasil penelitian juga menunjukkan ditemukannya fungsi

fisiologis dan neurologis yang khas pada remaja nakal ini, yaitu: mereka kurang bereaksi terhadap stimulus kesakitan dan menunjukkan ketidakmatangan jasmaniah atau anomali perkembangan tertentu.

c.       Ciri karakteristik individual

Remaja yang nakal ini mempunyai sifat kepribadian khusus yang

menyimpang, seperti :

1) Rata-rata remaja nakal ini hanya berorientasi pada masa sekarang,

    bersenang-senang dan puas pada hari ini tanpa memikirkan masa      depan.

2) Kebanyakan dari mereka terganggu secara emosional.

3) Mereka kurang bersosialisasi dengan masyarakat normal, sehingga   tidak mampu mengenal norma-norma kesusilaan, dan tidak bertanggung jawab secara sosial.

4) Mereka senang menceburkan diri dalam kegiatan tanpa berpikir yang

     merangsang rasa kejantanan, walaupun mereka menyadari besarnya risiko dan bahaya yang terkandung di dalamnya.

5) Pada umumnya mereka sangat impulsif dan suka tantangan dan  bahaya.

6) Hati nurani tidak atau kurang lancar fungsinya.

7) Kurang memiliki disiplin diri dan kontrol diri sehingga mereka menjadi

     liar dan jahat

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja nakal biasanya

berbeda dengan remaja yang tidak nakal. Remaja nakal biasanya lebih

ambivalen terhadap otoritas, percaya diri, pemberontak, mempunyai control diri yang kurang, tidak mempunyai orientasi pada masa depan dan kurangnya kemasakan sosial, sehingga sulit bagi mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

2.4          Faktor dan Penyebab Terjadinya Perilaku Kenakalan Remaja

Faktor yang paling berperan menyebabkan timbulnya kecenderungan kenakalan remaja adalah faktor keluarga yang kurang harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik, karena pada masa ini remaja mulai bergerak meninggalkan rumah dan menuju teman sebaya, sehingga minat, nilai, dan norma yang ditanamkan oleh kelompok lebih menentukan perilaku remaja dibandingkan dengan norma, nilai yang ada dalam keluarga dan masyarakat.

Sedangkan penyebab terjadinya kenakalan remaja yaitu :

a.      Kenakalan remaja dari faktor genetik

Genetik mungkin memainkan faktor dalam kenakalan remaja, tetapi hanya dapat membentuk kecenderungan terhadap perilaku, sementara asuhan atau

ketiadaan pengawasan dan bimbingan dapat menciptakan kondisi yang memicu perilaku nakal.

b.     Kenakalan remaja dari diri individu

Mayoritas kejahatan remaja yang sangat dilakukan oleh laki-laki, dan biasanya remaja ini berasal dari latar belakang yang mendukung konsep kekuasaan dan agresi menjadi karakteristik maskulinitas.
  Kurangnya pengetahuan dan kemampuan mengendalikan impuls yang buruk juga faktor-faktor yang cenderung berkontribusi terhadap keterlibatan remaja dalam melakukan kejahatan. Remaja yang mengalami hal ini akan semakin parah karena perkembangan akademik yang lambat dan akhirnya sulit meraih prestasi akademik dan mendapat pekerjaan yang lebih layak.
            Gangguan perilaku karena kurangnya perhatian dan ketidakmampuan belajar juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko ikut ambil bagian dalam kegiatan melanggar ketertiban sosial. Misalnya, ikut balapan liar dan tawuran.

c.      Kenakalan remaja akibat pengaruh keluarga

     Keluarga yang dipenuhi dengan konflik dan pengawasan yang tidak memadai sering disebut sebagai penyebab kenakalan remaja. Anak-anak yang dibesarkan di rumah orang tua tunggal lebih cenderung menjadi pelaku kenakalan remaja. Namun hal itu bisa saja terjadi pada remaja yang tinggal di rumah dengan orangtua yang lengkap, apabila kedua orang tua terlalu sibuk atau tidak memberi perhatian yang cukup mengawasi dan membimbing anak.
          Pola asuh yang terlalu permisif juga dapat mengakibatkan kenakalan remaja. Anak-anak yang diberi banyak keistimewaan yang merupakan bagian orang dewasa pada usia dini, seperti bebas keluar rumah layaknya orang dewasa memungkin anak kehilangan kontrol dalam berhubungan dengan dunia luar. Ironisnya, remaja yang terlalu diawasi secara ketat dan sering mendapat hukuman keras dari orang tua juga dapat melakukan kenakalan remaja. Hukuman yang keras dapat membuat kemarahan di dalam diri remaja yang mendorong mereka untuk mendapat kebebasan di luar yang akhirnya kebablasan.
           Sementara orang tua memiliki pengaruh signifikan terhadap pembentuka perilaku remaja, saudara juga dapat  menjadi alasan di balik kenakalan remaja. Remaja yang memiliki saudara yang memiliki  perilaku agresif atau kriminal kemungkinan membuatnya berpartisipasi dalam perilaku yang sama. Kakak yang bandel bisa saja memaksa adik-adik untuk berpartisipasi dalam melakukan kejahatan. Atau, tekanan dari saudara dapat membuat mereka terbiasa terhadap perilaku kekerasan.

d.     Kenakalan remaja akibat pengaruh sosial dan pergaulan buruk

   Kemiskinan turut ambil bagian sebagai penyebab kenakalan remaja. Setidaknya hal itu, sering ditemukan dalam studi sosial.  Kemiskinan dapat berkontribusi terhadap kenakalan remaja karena mereka lebih memilih jalan, bahwa mencuri merupakan cara untuk bertahan hidup. Tentu saja, tidak semua remaja yang berasal dari keluarga miskin menggunakan cara ini.

         Bagi banyak remaja, hidup dalam kemiskinan juga berarti tinggal di lingkungan berbahaya yang rentan terhadap kekerasan dan kegiatan kriminal. Artinya, mereka berada di lingkungan yang salah yang akan memperparah keadaan mereka. Beberapa kesulitan terkait dengan kemiskinan juga dapat menyebabkan kenakalan remaja, barangkali bukan mencuri,  munkin saja dalam bentuk lain, misalnya bolos  sekolah, atau berkeliaran di luar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Awalnya, mereka mungkin dapat mempertahankan perilaku baik, namun jika kesulitan berkepanjangan, mereka rentan untuk melakukan tindakan melakukan kejahatan.
           Seiring dengan kemiskinan, hidup dalam komunitas geng menjadi alasan sosial lain di balik kenakalan remaja. Banyak anak merasa perlu menjadi bagian kelompok dan geng untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi mereka, bergabung dengan geng dapat memberi rasa keluarga dan persahabatan. Sayangnya, keterlibatan geng hampir selalu meliputi kegiatan ilegal yang melibatkan kejahatan seperti pencurian, distribusi narkoba dan kekerasan.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1    Waktu dan Tempat Penelitian

Table 3.1 Jadwal dan macam-macam kegiatan penelitian

No.

Jenis Kegiatan

Tanggal

Waktu

Tempat

1.

Wawancara

16 - 02 - 2014

10.00 – 11.00

Kantor polisi

2.

Pembagian Lembar Kuesioner

20 - 02 – 2014

27 – 03 - 2014

10.15 – 10.30

Sekolah

3.

Observasi

27 - 02 - 2014

  10.15 – 10.30

Sekolah

3.2    Populasi dan Sampel

Dalam penelitian yang kami lakukan, kami meneliti kelas XI IPA sebagai populasi dalam penelitian ini, yang seluruhnya berjumlah 5 kelas. Adapun untuk lebih spesifiknya kami mengambil satu sampel dari populasi yang sudah kami tentukan yaitu berjumlah :

Jumlah siswa kelas XI IPA : 38 x 5 = 190 orang

Sampel : 190 x 50% = 95 0rang + 1 =  96 orang

Jadi sampel keseluruhan yang kami teliti berjumlah 96 orang.

3.3 Analisis Data

Tekhnik analisis yang digunakan adalah dengan cara membuat tabel dan uraian dari hasil wawancara, lembar kuesioner maupun observasi yang kami peroleh.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang analisis data, dalam makalah ini akan dibahas hasil penelitian yang kami lakukan,  yaitu sebagai berikut :

3.3.1 Hasil wawancara

Berdasarkan pertanyaan yang kami ajukan kepada pihak kapolsek Cibatu, menghasilkan jawaban sebagai berikut :

            Menurut pihak kepolisian, jadi hukuman yang pantas diberikan pada remaja yang melakukan kenakalan remaja yang cukup parah dan memakan banyak korban jiwa maka berlaku hukum pidana. Namun apabila perilaku kenakalan remaja yang dilakukan masih dalam batas wajar, maka akan dikembalikan kepada pihak orang tua. Untuk remaja yang memakai senjata tajam, misalnya digunakan dalam tawuran yang sudah direncanakan sedang menimbulkan kematian, maka akan diancam dengan pasal 338 KUHP dan masuk dalam ranah peradilan yang lebih lanjut . 

Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi dan meminimalisasi kenakalan remaja, dapat dilakukan upaya secara preventif yaitu mengadakan pembinaan secara rutin ke setiap sekolah dan organisasi kepemudaan.

            Misalnya dengan cara  melakukan razia hand phone, razia senjata tajam, dilakukan pemberdayaan terhadap remaja untuk kegiatan  yang lebih positif, dan memberikan peluang kepada remaja untuk menyalurkan bakat kearah yang  positif .

Dari tahun ke tahun, peningkatan kasus kenakalan remaja ini bisa dibilang relatif, karena terjadinya kenakalan remaja sebenarnya mengikuti trend zaman dan majunya teknologi.

3.3.2 Hasil kuesioner

Tabel 3.2 Hasil lembar kuesioner

Melakukan kenakalan

remaja

Jumlah

Persentase

YA

52 Orang

54 %

TIDAK

44 Orang

46 %

Berdasarkan data di atas, kenakalan remaja yang pernah dilakukan oleh para pelaku kenakalan remaja seperti, tawuran (kenakalan yang menimbulkan korban fisik bagi diri sendiri da orang lain); merusak fasilitas sekolah (kenakalan yang menimbulkan korban materi); seks bebas, balapan liar, dan merokok (kenakalan yang tidak menimbulkan korban dari pihak lain);

 mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi tanpa memiliki SIM  (kenakalan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain); bolos sekolah, kabur saat jam pelajaran masih berlangsung, dan tidak mengerjakan tugas sekolah (kenakalan yang melawan status).

Berdasarkan hasil lembar kuesioner, faktor-faktor yang menyebabkan mereka melakukan kenakalan remaja, diantaranya :

a.       Rasa ingin tahu dan tingkat penasaran yang tinggi.

b.      Coba-coba.

c.       Pengaruh teman sepergaulan atau cara bergaul yang salah.

d.      Ingin mencari pengalaman.

e.       Masalah dalam keluarga.

Adapun tempat – tempat yang sering dijadikan untuk melakukan kenakalan remaja (misalnya merokok) di lingkungan SMAN 3 Garut yaitu :

-          Toilet siswa.

-          Kelas kosong.

-          Di mushola sekolah (Miftahul Ulum).

-          Di belakang sekolah, dekat pembuangan sampah.

-          Di sanggar Pramuka.

-          Di kantin sekolah.

 3.3.3 Hasil Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di kelas XI IPA, terbukti bahwa sebagian siswa pernah melakukan beberapa bentuk kenakalan remaja, yang kebanyakan merugikan diri sendiri.

Contoh Karya Ilmiah tentang kenakalan remaja yang singkat

Gambar 3.1 contoh bentuk kenakalan remaja

Gambar di atas menunjukan salah satu bentuk kenakalan remaja yang sering dilakukan oleh siswa kelas XI IPA SMAN 3 Garut, yaitu merusak fasilitas umum.

3.4 Solusi Masalah

Melihat faktor penyebab di bab 2 mengenai kenakalan remaja, ternyata perlu solusi sebagai berikut :

a.       Pemahaman dan dasar agama harus kuat . Apapun agamanya harus diterapkan sejak dini, sebab agama selalu mengajarkan akhlak dan moral yang mampu menjadi landasan hidup dan pedoman dalam kehidupan.

b.      Meningkatkan EQ, sehingga bisa mengendalikan fikiran dan emosi, agar tidak mudah terpengaruh dan tidak mudah terjerumus dalam perilaku kenakalan remaja itu sendiri.

c.       Perlunya perhatian lebih dan lingkungan sekitar seperti peran keluarga, teman, guru dan yang lainnya, sehingga tidak merasa sendiri, yang menyebabkan keputusasaan.

d.      Menganggap bahwa masalah adalah hal yang lumrah, sehingga tidak muncul pemikiran negatif, yang menjurus ke hal negatif pula, seperti kenakalan remaja yang kini marak terjadi.

e.       Perlu adanya filterisasi dalam masalah bergaul, sebab kebanyakan dari salah gaul akan menimbulkan kenakalan remaja.

f.       Keluarga atau lebih tepatnya orang tua, harus lebih pandai mendidik anak dari sejak kecil. Orang tua juga harus pintar – pintar menyembunyikan masalah yang sedang dialami dari hadapan anak

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun. Kenakalan remaja yang banyak terjadi di lingkungan siswa kelas XI IPA SMAN 3 Garut adalah tawuran, balapan liar, merusak fasilitas sekolah, seks bebas, merokok, bolos sekolah, kabur saat jam pelajaran masih berlangsung, tidak mengerjakan tugas, mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan tinggi tanpa memiliki SIM (khususnya dikalangan pelajar yang belum cukup usia 17 tahun).
            Beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja disebabkan oleh faktor keluarga yang kurang harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik, karena pada masa ini remaja mulai melakukan aktivitas diluar rumah untuk bermain dengan teman sebaya Dalam mengatasi dan mencegah tejadinya kenakalan remaja sangat diperlukan peran dari orang tua, guru, dan lingkungan. Disini orang tua perlu memitigasi gerak-gerik anak. Kasih sayang dan perhatian dari orang tua juga dibutuhkan dalam mengatasi dan mencegah kenakalan remaja. Sedangkan yang paling penting dalam mencegah ataupun mengatasi kenakalan remaja itu sendiri adalah kepribadian dari remaja tersebut.
                                                              

4.2 Saran

Sebagai remaja yang masih dalam kondisi labil yang banyak menyerap pengaruh dari luar, remaja harus lebih pandai mengendalikan diri dalam bertindak tentunya sesuai dengan norma yang berlaku. Dalam bergaul pun setiap remaja harus bisa menentukan mana yang membawa pengaruh baik dan mana yang membawa pengaruh buruk dalam kata lain perlu adanya filtrasi yang ditanamkan pada diri pribadi tanpa menyinggung perasaan orang lain. Dalam hal ini, sikap tenggang rasa pun tidak boleh dilupakan supaya  tidak terkesan panatik dan lebih mengutamakan ego.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Gazali. 1976. Tentang Filsafat Akhlak. Bandung: Al-Maarif.

Al-Ghifari, Abu. 2004.Kudung Gaul. Bandung: Mujahid

Matdon dan Deddy Koral. 2002. Persetubuhan Batin. Bandung: Angkasa.

Webber,Christine.2005. 9 Langkah Meraih Kebahagiaan Hidup.Jogyakarta:Platinum.

www.AsianBrain.com. Kenakalan Remaja. 2009.

www.h4b13.wordpress.com.

Hal-hal yang Mempengaruhi Timbulnya Kenakalan

 Remaja

. 2008.

www.mathedu-unila.blogspot.com. Pengertian Kenakalan Remaja. 2008.

www.ubb.ac.id. Kenakalan Remaja, Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan. 2009.

www.wikimu.com. 2009.

www.wisnucahyono.wordpress.com. Kiat Pokok Mengatasi Kenakalan Remaja.2008.


Page 2