Sebutkan tiga sikap yang dimiliki pemimpin musyawarah

Sebutkan tiga sikap yang dimiliki pemimpin musyawarah

Ilustrasi musyawarah. (Photo on Pexels)

Bola.com, Jakarta - Musyawarah merupakan satu di antara hal yang amat penting bagi kehidupan manusia, bukan saja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan dalam kehidupan berumah tangga dan lain-lainnya.

Kata musyawarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syawara yang artinya berunding, urun rembuk atau mengajukan sesuatu. Dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern musyawarah dikenal dengan sebutan syuro, rembug desa, kerapatan nagari, bahkan demokrasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musyawarah merupakan pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah.

Musyawarah memiliki tujuan untuk mencapai mufakat atau persetujuan. Pada dasarnya, prinsip dari musyawarah adalah bagian dari demokrasi sehingga saat ini sering dikaitkan dengan dunia politik demokrasi.

Dalam demokrasi Pancasila di Indonesia, penentuan hasil dilakukan dengan cara musyawarah mufakat. Apabila tidak ada jalan keluar atau mengalami kebuntuan, biasanya akan dilaksanakan voting atau pemungutan suara.

Dari pengertian itu dapat disimpulkan, musyawarah adalah suatu sistem pengambilan keputusan yang melibatkan banyak orang dengan mengakomodasi semua kepentingan sehingga tercipta satu keputusan yang disepakati bersama dan dapat dijalankan oleh seluruh peserta yang mengikuti musyawarah.

Itulah sedikit ulasan mengenai musyawarah. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa memahami, ciri-ciri, tujuan, manfaat, prinsip, dan contoh musyawarah, seperti dikutip dari laman Seputarpengetahuan dan Dosenpendidikan, Kamis (25/3/2021).

1. Ciri-Ciri Musyawarah

Musyawarah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Dilakukan berdasarkan atas kepentingan bersama.
  • Hasil keputusan musyawarah dapat diterima dengan akal sehat dan sesuai hati nurani.
  • Pendapat yang diusulkan dalam musyawarah mudah dipahami dan tidak memberatkan anggota musyawarah.
  • Mengutamakan pertimbangan moral dan bersumber dari hati nurani yang luhur.

2. Tujuan Musyawarah

Dalam bermusyawarah ada tujuan yang harus dihasilkan atau diputuskan, yaitu:

  • Mendapatkan kesepakatan bersama sehingga keputusan akhir yang diambil dalam musyawarah dapat diterima dan dilaksanakan oleh semua anggota dengan penuh rasa tanggung jawab.
  • Menyelesaikan kesulitan dan memberikan kesempatan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang sehingga keputusan yang dihasilkan sesuai persepsi dan standar anggota musyawarah. Keputusan yang diambil dengan musyawarah akan lebih berbobot karena di dalamnya terdapat pemikiran, pendapat, dan ilmu dari para anggotanya.

Sebutkan tiga sikap yang dimiliki pemimpin musyawarah

Ilustrasi musyawarah. (Photo on Pexels)

3. Manfaat Musyawarah

Berikut manfaat dari musyawarah, di antaranya:

  • Melatih untuk mengemukakan pendapat.
  • Masalah dapat segera terpecahkan.
  • Keputusan yang dihasilkan mempunyai nilai keadilan.
  • Hasil keputusan yang diambil menguntungkan semua pihak.
  • Dapat menyatukan pendapat yang berbeda.
  • Adanya kebersamaan.
  • Dapat mengambil kesimpulan yang benar.
  • Mencari kebenaran dan menjaga diri dari kekeliruan.
  • Menghindari celaan.
  • Terciptanya stabilitas emosi.

4. Prinsip-prinsip dalam Musyawarah

Proses musyawarah tidak dilakukan dengan begitu saja, melainkan harus memiliki pedoman yang wajib ditaati saat melakukan musyawarah. Prinsip-prinsip tersebut, antara lain:

  • Musyawarah bersumber pada paham sila keempat Pancasila.
  • Setiap keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila serta UUD 1945.
  • Setiap peserta musyawarah mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam mengeluarkan pendapat.
  • Setiap keputusan, baik sebagai hasil mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak harus diterima dan dilaksanakan.
  • Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai dan telah diupayakan berkali-kali maka dapat digunakan cara lain yaitu dengan pengambilan suara terbanyak (voting).

5. Contoh Musyawarah

Dalam Keluarga

Musyawarah pembagian tugas bersih-bersih rumah, musyawarah menentukan tempat rekreasi, dan lain-lain.

Dalam Lingkungan Sekolah

Musyawarah pemilihan ketua dan wakil OSIS, musyawarah mengadakan lomba, pemilihan ketua kelas, dan lain-lain.

Dalam Lingkungan Masyarakat

Pembentukan panitia ulang tahun desa, musyawarah pembagian siskamling, musyawarah perbaikan jalan desa, dan lain-lain.

Dalam Lingkungan Negara

Rapat anggota DPR, musyawarah merumuskan undang-undang, dan lain-lain

Sumber: Seputarpengetahuan, Dosenpendidikan

Jakarta -

Dalam bermasyarakat, sikap yang sesuai dengan sila ke-4 Pancasila banyak contohnya. Mulai dari lingkungan rumah/keluarga sampai di sekolah atau tempat kerja. Bunyi dari sila keempat adalah Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

Sila ini dilambangkan dengan kepala banteng. Butir keempat Pancasila ini juga bermakna bahwa bangsa Indonesia mempunyai prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat.

Di kehidupan sehari-hari, sila ke-4 Pancasila dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. DetikEdu telah merangkum sikap yang sesuai dengan sila ke-4 dari berbagai sumber, begini contohnya.

Sikap yang mencerminkan sila ke-4 di lingkungan keluarga:

1. Masalah keluarga diselesaikan dengan musyawarah untuk mencapai kesepakatan.

2. Berjiwa besar dalam menerima dan mempertimbangkan pendapat sesama anggota keluarga.

3. Tiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil musyawarah.

4. Tiap anggota keluarga bertanggung jawab dalam melakukan hasil musyawarah.

Sikap yang mencerminkan sila ke-4 di luar rumah:

1. Selalu mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan.

2. Menghindari aksi 'walk-out' dalam sebuah proses musyawarah.

3. Menghargai hasil musyawarah

4. Ikut serta dalam pemilu, pilpres, dan pilkada

5. Memberi kepercayaan pada wakil-wakil rakyat yang terpilih

6. Wakil rakyat harus mampu membawa aspirasi rakyat

7. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain

8. Menghormati pendapat orang lain

9. Berlapang dada dalam menerima hasil musyawarah

10. Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan hasil musyawarah

Nah, kita sudah mengetahui apa saja cerminan dari sila ke-4 Pancasila. Kini, simak juga bagaimana contoh sikap yang menyimpang dari sila tersebut, melansir dari buku Suplemen Buku Ajar Pendidikan Pancasila karya Yulia Djahir.

1. Banyak warga negara/masyarakat belum terpenuhi hak serta kewajibannya di hadapan hukum.

2. Nontransparansi lembaga-lembaga negara.

3. Wakil rakyat merugikan rakyat dan negara. Seharusnya mereka adalah penyalur aspirasi demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

4. Keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai asas untuk mencapai mufakat. Sehingga banyak masyarakat dirugikan.

5. Masyarakat yang kurang bisa menghormati peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah.

6. Demonstrasi dilakukan tanpa melapor pihak berwajib.

7. Kecurangan terhadap pemilu yang melihat bukan dari sisi kualitas, tetapi kuantitas.

8. Lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bersama/masyarakat.

9. Menciptakan perilaku KKN

Demikianlah contoh sikap yang sesuai dengan sila ke-4 Pancasila serta penyimpangannya. Apakah detikers sudah menerapkannya dengan benar?

Simak Video "Hari Lahir Pancasila, Apa Mereka Hafal Pancasila?"



(nwy/nwy)


Page 2

Jakarta -

Dalam bermasyarakat, sikap yang sesuai dengan sila ke-4 Pancasila banyak contohnya. Mulai dari lingkungan rumah/keluarga sampai di sekolah atau tempat kerja. Bunyi dari sila keempat adalah Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

Sila ini dilambangkan dengan kepala banteng. Butir keempat Pancasila ini juga bermakna bahwa bangsa Indonesia mempunyai prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat.

Di kehidupan sehari-hari, sila ke-4 Pancasila dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. DetikEdu telah merangkum sikap yang sesuai dengan sila ke-4 dari berbagai sumber, begini contohnya.

Sikap yang mencerminkan sila ke-4 di lingkungan keluarga:

1. Masalah keluarga diselesaikan dengan musyawarah untuk mencapai kesepakatan.

2. Berjiwa besar dalam menerima dan mempertimbangkan pendapat sesama anggota keluarga.

3. Tiap anggota keluarga menerima dan menghargai hasil musyawarah.

4. Tiap anggota keluarga bertanggung jawab dalam melakukan hasil musyawarah.

Sikap yang mencerminkan sila ke-4 di luar rumah:

1. Selalu mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan.

2. Menghindari aksi 'walk-out' dalam sebuah proses musyawarah.

3. Menghargai hasil musyawarah

4. Ikut serta dalam pemilu, pilpres, dan pilkada

5. Memberi kepercayaan pada wakil-wakil rakyat yang terpilih

6. Wakil rakyat harus mampu membawa aspirasi rakyat

7. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain

8. Menghormati pendapat orang lain

9. Berlapang dada dalam menerima hasil musyawarah

10. Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan hasil musyawarah

Nah, kita sudah mengetahui apa saja cerminan dari sila ke-4 Pancasila. Kini, simak juga bagaimana contoh sikap yang menyimpang dari sila tersebut, melansir dari buku Suplemen Buku Ajar Pendidikan Pancasila karya Yulia Djahir.

1. Banyak warga negara/masyarakat belum terpenuhi hak serta kewajibannya di hadapan hukum.

2. Nontransparansi lembaga-lembaga negara.

3. Wakil rakyat merugikan rakyat dan negara. Seharusnya mereka adalah penyalur aspirasi demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

4. Keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai asas untuk mencapai mufakat. Sehingga banyak masyarakat dirugikan.

5. Masyarakat yang kurang bisa menghormati peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah.

6. Demonstrasi dilakukan tanpa melapor pihak berwajib.

7. Kecurangan terhadap pemilu yang melihat bukan dari sisi kualitas, tetapi kuantitas.

8. Lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bersama/masyarakat.

9. Menciptakan perilaku KKN

Demikianlah contoh sikap yang sesuai dengan sila ke-4 Pancasila serta penyimpangannya. Apakah detikers sudah menerapkannya dengan benar?

Simak Video "Hari Lahir Pancasila, Apa Mereka Hafal Pancasila?"


[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)