Clopidogrel obat untuk apa

Clopidogrel merupakan antiplatelet yang digunakan untuk prevensi aterotrombosis pada penyakit jantung koroner (terutama pada sindrom koroner akut), stroke iskemik, dan penyakit arteri perifer. Obat ini sering digunakan pada sindrom koroner akut bersama aspirin sebagai dual therapy.

Indikasi diberikan clopidogrel adalah penyakit jantung koroner (terutama sindrom koroner akut), stroke iskemik, dan penyakit arteri perifer. Obat ini sering digunakan bersamaan dengan aspirin (dual therapy) pada kasus sindrom koroner akut. [1-4]

Efek terapi clopidogrel bekerja dengan cara memblokir komponen P2Y12 pada reseptor ADP (adenosine diphosphate) di platelet. Hal ini mencegah aktivasi kompleks reseptor GPIIb/IIIa sehingga agregasi platelet terganggu. Ikatan ini bersifat irreversible dan akan memengaruhi platelet seumur hidupnya, yakni sekitar 7–10 hari.[1-4]

Efek samping utama clopidogrel adalah peningkatan risiko perdarahan. Selain itu, interaksi obat juga dapat terjadi pada penggunaan bersama antiplatelet lain seperti aspirin, yang kemudian semakin meningkatkan risiko perdarahan.

Efek Samping

Efek samping utama dari clopidogrel adalah peningkatan risiko perdarahan. Namun, ada juga beberapa efek samping lain yang tidak berkaitan dengan perdarahan. Berikut adalah bermacam efek samping yang mungkin timbul akibat clopidogrel:

  • General: perdarahan luka, demam, dan fatigue
  • Sistem kardiovaskular: nyeri dada, hipotensi, vaskulitis
  • Sistem respiratorius: infeksi saluran pernapasan atas, influenza-like symptoms, rhinitis, sinusitis, bronkitis, batuk, sesak, dan pneumonia
  • Sistem gastrointestinal: nyeri abdomen, dispepsia, diare, konstipasi, mual, perdarahan gastrointestinal, ulkus peptikum, peningkatan kadar enzim hepar, bilirubinemia, fatty liver, hepatitis noninfeksius, dan gagal hati akut
  • Sistem urinarius: infeksi saluran kemih dan gagal ginjal akut
  • Sistem saraf: nyeri kepala, pusing, sinkop, hipoestesia, neuralgia, parestesia, vertigo, dan perdarahan intrakranial
  • Psikiatri: depresi, kebingungan, dan halusinasi
  • Dermatologi: ruam, pruritus, eksim, urtikaria, angioedema, Stevens-Johnson syndrome, toxic epidermal necrolysis, dan lichen planus
  • Hematologi dan sistem limfatik: purpura, epistaksis, hematoma, hemarthrosis, hemoptysis, penurunan platelet, anemia, agranulositosis, granulositopenia, leukemia, leukopenia, neutropenia, TTP (thrombotic thrombocytopenic purpura)
  • Muskuloskeletal: nyeri sendi dan nyeri punggung
  • Metabolik dan nutrisi: hiperkolesterolemia, gout, dan hiperurisemia[1,7]

Interaksi Obat

Clopidogrel diketahui mengalami metabolisme oleh beberapa sitokrom yakni CYP2C19, CYP1A2, CYP2B6, CYP2C9, dan CYP3A4. Inhibitor maupun inducer dari sitokrom ini diketahui akan memengaruhi efek clopidogrel.

Meningkatkan Efek Obat

Statin, terutama atorvastatin, menginduksi CYP2B6 dan CYP2C9 serta secara tidak langsung mengaktivasi CYP3A4 melalui PXR (pregnane X receptor). Pemberian 80 mg atorvastatin secara signifikan meningkatkan bioaktivasi dan efikasi clopidogrel. Statin juga menunjukkan efek positif terhadap aktivitas antiplatelet.[2]

Beberapa obat seperti rifampicin adalah ligan poten dari PXR dan CAR (constitutive androstane receptor) yang juga secara signifikan meningkatkan aktivitas clopidogrel.

Pemberian triple agent (antikoagulan, clopidogrel, aspirin) dapat meningkatkan efek antitrombotik, tetapi hal ini diikuti dengan peningkatan risiko perdarahan.[2]

Clopidogrel sendiri juga dapat meningkatkan konsentrasi obat tertentu, misalnya obat ombitasvir, paritaprevir, ritonavir, dan dasabuvir dengan cara mengurangi metabolisme obat-obat ini. Hal ini dapat menyebabkan prolongasi gelombang QT jantung.[3]

Menurunkan Efek Obat

Beberapa obat PPI (proton pump inhibitor) seperti omeprazole, esomeprazole, dan lansoprazole diketahui merupakan inhibitor CYP2C19 sehingga dapat menginhibisi bioaktivasi clopidogrel. PPI sering digunakan bersama antiplatelet dengan tujuan untuk mengurangi risiko perdarahan saluran cerna. Namun, hal ini harus dilakukan dengan memilih jenis PPI yang inhibisinya terhadap CYP2C19 minimal.[2,7]

Beberapa obat CCB (calcium channel blockers), termasuk amlodipin, nikardipin, dan verapamil adalah substrat dan inhibitor CYP3A4. Obat-obatan ini menyebabkan penurunan potensi antiplatelet dari clopidogrel dan meningkatkan risiko kardiovaskular pada pasien penyakit arteri koroner.[2]

Obat-obatan lain seperti sulfonilurea (substrat dari CYP2C9), phenprocoumon (substrat dari CYP3A4 dan CYP2C9), dan inhibitor CYP3A4 (ketoconazole, eritromisin, dan troleandomisin) juga menyebabkan penurunan efek antiplatelet clopidogrel.[2]

Seseorang yang memiliki penyakit jantung dan stroke umumnya perlu rutin minum obat, salah satu yang mungkin diresepkan adalah clopidogrel.

Clopidogrel adalah obat pengencer darah.

Jangan asal minum, ketahui informasi lengkap seputar obat clopidogrel di sini.

Apa Fungsi Clopidogrel?

Clopidogrel obat untuk apa

Foto: clopidogrel (https://hdmall.id/apotik-online/clopidogrel-dexa-75mg-tab)

Foto: hdmall.id

Clopidogrel adalah obat yang berfungsi menurunkan risiko masalah jantung serius, stroke, hingga pembekuan darah.

Obat ini biasanya diminum setelah seseorang mengalami serangan jantung, nyeri dada parah (angina), dan masalah pada sirkulasi darah.

Clopidogrel dapat diminum sendiri maupun dipakai bersama dengan obat lain, seperti aspirin, guna mencegah pembekuan darah.

Melansir dari MIMS, kombinasi dari clopidogrel dan aspirin membantu mengatasi risiko serangan jantung dan stroke pada kondisi berikut:

  • Baru mengalami serangan jantung dan stroke.
  • Mengobati nyeri dada akibat serangan jantung serta nyeri dada karena angina.
  • Mencegah pembekuan darah setelah prosedur tertentu, misalnya stent jantung.
  • Mengatasi masalah pada aliran darah.
  • Menjaga agar pembuluh darah tetap terbuka.

Baca Juga: Tiroksin, Hormon yang Dikeluarkan Kelenjar Tiroid ke Aliran Darah

Clopidogrel bekerja dengan cara menghalangi agar keping darah (trombosit) tidak saling menempel sekaligus mencegah terbentuknya gumpalan darah.

Sebab, gumpalan darah yang terbentuk di dalam pembuluh darah berisiko mengakibatkan serangan jantung dan stroke.

Itu sebabnya, fungsi clopidogrel membantu menjaga agar aliran darah di dalam tubuh tetap lancar dan mengurangi risiko pembekuan darah.

Aturan dan Dosis Minum Clopidogrel

Clopidogrel obat untuk apa

Foto: clopidogrel (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Clopidogrel tersedia dalam bentuk tablet yang bisa diminum secara langsung (oral).

Berikut dosis minum obat clopidogrel sesuai kondisi pasien:

Sindrom Koroner Akut

  • ST-Elevation Myocardial Infarction Akut untuk Dewasa

Dosis clopidogrel adalah 300 mg di awal.

Kemudian, diikuti 75 mg dengan frekuensi minum satu kali sehari.

Obat ini bisa diminum bersama atau tidak dengan aspirin.

Namun, lama waktu minum obat bisa berbeda-beda pada masing-masing orang.

Dokter akan menentukan jangka waktu yang tepat.

  • Non-ST-elevation MI atau angina tidak stabil untuk Dewasa

Dosis clopidogrel adalah 300 mg di awal.

Kemudian, diikuti 75 mg dengan frekuensi minum satu kali sehari.

Obat ini bisa diminum bersama atau tidak dengan aspirin.

Dosis ini juga bisa diminum oleh pasien yang menjalani pemasangan stent setelah intervensi koroner perkutan atau percutaneous coronary intervention (PCI).

  • ST-Elevation Myocardial Infarction Akut untuk Lansia

Untuk lansia usia 75 tahun ke atas, dosis clopidogrel adalah 75 mg dengan frekuensi minum sehari sekali.

Obat ini bisa diminum bersama atau tidak dengan aspirin.

Profilaksis Gangguan Tromboemboli

Dosis clopidogrel untuk pasien ST-elevation myocardial infarction, stroke iskemik baru, maupun penyakit arteri perifer, yakni 75 mg dengan frekuensi minum sehari sekali.

Sementara untuk orang dengan fibrilasi atrium yang punya risiko perdarahan rendah, clopidogrel bisa diberikan bersama aspirin dalam dosis 75 mg sebanyak satu kali sehari.

Baca Juga: Seringkali Dianggap Sama, Ini Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah

Pastikan minum obat ini sesuai anjuran dokter di waktu yang sama setiap harinya.

Hindari minum kurang atau lebih banyak dari dosis yang disarankan.

Minum obat lebih dari dosis yang dianjurkan berisiko menyebabkan overdosis.

Selain itu, tidak disarankan berhenti minum obat ini tanpa arahan dari dokter, terlebih bila memiliki masalah terkait jantung dan pembuluhu darah.

Begitu pula bila Moms memiliki stent (alat berbentuk bulat kecil yang dipasang di pembuluh darah) dan memutuskan berhenti minum obat tanpa persetujuan dokter.

Hal ini berisiko menimbulkan pembekuan darah di stent.

Baca Juga: Lisinopril, Obat untuk Mengatasi Hipertensi dan Penyakit Jantung

Apa Efek Samping Clopidogrel?

Clopidogrel obat untuk apa

Foto: clopidogrel

Foto: Orami Photo Stock

Clopidogrel berisiko menimbulkan perdarahan.

Segera periksakan diri ke dokter bila Moms mengalami perdarahan yang tidak kunjung berhenti, ada darah dalam urine, tinja hitam atau berdarah, batuk berdarah, hingga muntah darah.

Jangan tunda untuk ke dokter bila Moms mengalami efek samping clopidogrel lainnya, seperti:

  • Mimisan
  • Diare
  • Sakit perut
  • Gangguan pencernaan
  • Muntah
  • Sembelit
  • Kesemutan di tangan dan kaki
  • Kulit mudah memar
  • Bintik-bintik ungu di bawah kulit atau di mulut
  • Penyakit kuning
  • Detak jantung cepat
  • Sesak napas
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mudah lelah
  • Sedikit atau tidak buang air kecil
  • Kejang
  • Gula darah rendah, ditandai sakit kepala, merasa cemas, tubuh gemetar, berkeringat
  • Pembekuan darah, ditandai mati rasa pada tubuh, kebingungan, masalah dengan penglihatan dan proses bicara

Baca Juga: 4 Hal Yang Perlu Diketahui Serangan Stroke pada Usia Muda

Perhatikan Ini Sebelum Minum Clopidogrel

Clopidogrel obat untuk apa

Foto: clopidogrel

Foto: Orami Photo Stock

Sebelum minum clopidogrel, penting untuk menyampaikan kepada dokter dan apoteker bila sedang rutin minum obat-obatan berikut:

  • Obat pengencer darah, seperti warfarin, aspirin, tiklopidin, prasugrel
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), seperti diklofenak, ibuprofen, naproxen, asam mefenamat
  • Obat lambung, seperti omeprazol dan esomeprazol
  • Obat untuk infeksi jamur, seperti ketokonazol, flukonazol, dan vorikonazol
  • Obat untuk depresi, seperti fluvoxamine, fluoxetine, moclobemide
  • Obat untuk epilepsi, seperti karbamazepin
  • Obat diabetes, seperti repaglinide
  • Obat kanker, seperti paclitaxel
  • Obat HIV, seperti efavirenz
  • Obat penghilang rasa sakit yang kuat, seperti morfin

Baca Juga: Moms, Cari Tahu Nilai Normal MCV dalam Darah

Jika Moms punya pertanyaan lebih lanjut mengenai clopidogrel, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter maupun apoteker.

Apakah Clopidogrel termasuk obat pengencer darah?

Ada 2 jenis obat pengencer darah berdasarkan cara kerjanya, yaitu antiplatelet dan antikoagulan. Antikoagulan adalah obat yang Antiplatelet bekerja dengan cara memutuskan ikatan antara sel platelet. Contoh obatnya adalah aspirin dan clopidogrel.

Kapan sebaiknya minum obat Clopidogrel?

Clopidogrel dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, tetapi usahakan untuk mengonsumsinya di waktu yang sama setiap harinya agar mendapatkan manfaat maksimal dari obat ini.

Apakah Clopidogrel diminum setiap hari?

Penggunaan obat clopidogrel memang disarankan satu kali sehari, dengan dosis yang bergam bergantung dari kondisi, dan kelainan pasien. Bila terlupa untuk mengkonsumsi clopidogrel, disarankan untuk segera meminumnya ketika teringat jika jeda dengan waktu berikutnya tidak terlalu dekat.

Kapan sebaiknya minum obat pengencer darah?

Seseorang yang diresepkan obat pengencer darah perlu mengonsumsi setiap hari secara rutin dan pada waktu yang sama, misalnya di pagi hari pada jam yang sama. Jika kita melewatkan satu dosis maka segeralah dikonsumsi ketika ingat, namun jika tidak ingat hingga dosis berikutnya maka kita tidak perlu menggandakan dosis.