Sistem Tata Nama Ganda (binomial nomenclature) Show Sebelum digunakan nama baku yang diakui dalam dunia ilmu pengetahuan, makhluk hidup diberi nama sesuai dengan nama daerah masing-masing, sehingga terjadi lebih dari satu nama untuk menyebut satu makhluk hidup. Misalnya, mangga ada yang menyebut poah, ada yang menyebut pauh, dan ada pula yang menyebut pelem. Nama pisang, di daerah jawa tengah disebut dengan gedang, sedangkan di daerah Sunda gedang berarti pepaya. Karena adanya perbedaan penyebutan ini maka akan mengakibatkan salah pengertian sehingga informasi tidak tersampaikan dengan tepat atau pun informasi tidak dapat tersebar luas ke daerah-daerah lain atau pun negara lain. Carollus Linnaeus seorang sarjana kedokteran dan ahli botani dari Swedia berhasil membuat sistem klasifikasi makhluk hidup. Untuk menyebut nama makhluk hidup, C. Linneaus menggunakan sistem tata nama ganda, yang aturannya sebagai berikut. a. Untuk menulis nama Species (jenis) 1) Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin. 2) Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies. 3) Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil. 4) Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau dapat juga ditulis Oryza sativa (padi) dan Zea mays dapat juga ditulis Zea mays (jagung). 5) Apabila nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis. Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis manuculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut ini yaitu, Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih). 6) Apabila nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii. b. Untuk menulis Genus (marga) Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya yang merupakan karakteristik organisme tersebut. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus pada tumbuhan, yaitu Solanum (terung- terungan), genus pada hewan, misalkan Canis (anjing), Felis (kucing). c. Untuk menulis nama Familia (suku) Nama familia diambil dari nama genus organisme bersangkutan ditambah akhiran -aceae untuk organisme tumbuhan, sedangkan untuk hewan diberi akhiran -idea. Contoh nama familia untuk terung- terungan adalah Solanaceae, sedangkan contoh untuk familia anjing adalah Canidae. d. Untuk menulis nama Ordo (bangsa) Nama ordo diambil dari nama genus ditambah akhiran ales, contoh ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales. e. Untuk menulis nama Classis (kelas) Nama classis diambil dari nama genus ditambah dengan akhiran -nae, contoh untuk genus Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae. Ataupun juga dapat diambil dari ciri khas organisme tersebut, misal Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur). Source : Klasifikasi Makhluk Hidup Aturan penulisan nama ilmiah dalam biologi atau sering disebut sebagai binomial nomenklatur merupakan cara penamaan makhluk hidup dalam bahasa ilmiah. Aturan penulisan nama ilmiah ini sudah menjadi kesepakatan dunia internasional. Sistem penulisan nama ilmiah makhluk hidup binomial nomenclature (sistem tata nama ganda) ditemukan oleh Carolus Linnaeus, dengan nama asli Carl von Linne. Jasanya dalam ilmu pengetahuan ini membuatnya dikenal dengan sebutan Bapak Taksonomi Modern. Tujuan dari pemberian nama ilmiah untuk makhluk hidup adalah untuk memudahkan pengenalan makhluk hidup. Penamaan binomial (binomial nomenklatur) juga dapat memudahkan dalam determinasi/menentukan dan memastikan jenis makhluk hidup. Cara penulisan nama ilmiah makhluk hidup dapat memudahkan manusia mengenali kelompok suatu makhluk hidup. Sehingga, seseorang dapat lebih mudah dalam mempelajarinya. Baca Juga: Klasifikasi Makhluk Hidup Simak ulasan lebih lanjut terkait aturan penulisan nama ilmiah – binomial nomenklatur pada bahasan di bawah. Table of ContentsAturan Penulisan Nama Ilmiah (Binomial Nomenklatur)Dalam ilmu biologi, nama hewan atau tumbuhan yang ada di sekitar sobat idschool memiliki nama ilmiah. Seperti yang telah disinggung sedikit di atas, bahwa penulisan nama ilmiah ini digunakan untuk mempermudah dalam mengenali jenis spesies dari suatu makhluk hidup. Contoh nama ilmiah makhluk hidup adalah Oryza sativa, Ficus benyamina, Panthera leo, dan lain sebagainya. Nama – nama tersebut terlihat asing bali sobat idschool. Namun, sebenarnya sobat idschool mungkin tidak asing dengan jenis spesies makhluk hidup tersebut. Bagaimana cara penulisan nama ilmiah makhluk hidup? Tentu saja sobat idschool dapat mengikuti aturan penulisan nama ilmiah makhluk hidup atau yang biasa disebut binomial nomenklatur. Berikut ini adalah daftar aturan penulisan nama ilmiah makhluk hidup – binomial nomenklatur.
Kenali nama ilmiah makhluk hidup melalui beberapa contoh nama ilmiah tumbuhan dan hewan pada contoh penulisan nama ilmiah di bawah. Baca Juga: Klasifikasi Protista Contoh Penulisan Nama Ilmiah TumbuhanBeberapa penulisan nama ilmiah untuk tumbuhan terdaftar sebagai berikut.
Contoh Penerapan Aturan Penulisan Nama Ilmiah untuk HewanBeberapa penulisan nama ilmiah untuk hewan adalah sebagai berikut.
Demikianlah ulasan materi terkait aturan penulisan nama ilmiah – binomial nomenklatur. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat. Baca Juga: Peran Virus dalam Kehidupan Tata nama biologi adalah kegiatan pemberian nama pada makhluk hidup di dalam taksonomi. Metode penamaan menggunakan Binomial Nomenklatur yang diciptakan oleh Carolus Linnaeus. Pemberian nama harus ditentukan dengan benar bagi takson yang telah atau harus diketahui.[1] Tata nama biologi telah mengalami perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sejumlah nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang dibuatnya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Keadaan berubah setelah cara penamaan yang lebih sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus atau Carl von Linne yang disebut "Bapak Taksonomi" dalam buku yang ditulisnya, Systema Naturae (Sistematika Alamiah). Carolus Linnaeus, orang yang mencetuskan tata nama Biologi. |