Cara Mengatasi kesulitan belajar pada anak usia dini

Mendidik anak supaya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas tidaklah mudah. Orangtua harus memerhatikan tumbuh kembang anak sedini mungkin. ...

Cara Mengatasi kesulitan belajar pada anak usia dini

Artikel ini belum diulas

Mendidik anak supaya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas tidaklah mudah. Orangtua harus memerhatikan tumbuh kembang anak sedini mungkin. Pada masa emas pertumbuhannya, anak biasanya akan lebih cepat mempelajari banyak hal di sekitarnya. Misalnya menanyakan nama-nama benda, warna, hingga berhitung angka 1 hingga 10.

Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan belajar anak pun bisa lebih jelas terlihat. Tidak selalu “mulus” bisa jadi orangtua akan menemukan kesulitan dalam mendidik anak. Hal ini bisa terjadi karena anak mengalami kesulitan belajar. Lalu, apa saja ya yang masuk kategori kesulitan belajar?

  • Kesulitan membaca dan menulis.
  • Masalah dengan keterampilan matematika.
  • Kesulitan mengingat.
  • Tidak fokus.
  • Kesulitan mengikuti petunjuk.
  • Koordinasi yang tidak baik.
  • Kesulitan dengan konsep yang berkaitan dengan waktu.
  • Masalah akan kerapian.

Seorang anak dengan kesulitan belajar juga dapat menunjukkan satu atau lebih dari ciri-ciri dan karakteristik anak kesulitan belajar sebagai berikut:

  • Perilaku yang tidak menentu.
  • Tanggapan yang tidak tepat di sekolah atau situasi sosial.
  • Kesulitan bertahan untuk mengerjakan tugas (mudah terganggu).
  • Kesulitan menemukan cara yang tepat untuk mengatakan sesuatu.
  • Nilai pelajaran yang tidak konsisten.
  • Cara berbicara yang belum dewasa.
  • Kesulitan mendengarkan dengan baik.
  • Masalah dengan menghadapi hal-hal baru yang terjadi di sekitarnya.
  • Masalah dalam memahami kata atau konsep.

Jenis Kesulitan Belajar pada Anak

Tanda-tanda ini saja tidak cukup untuk menentukan bahwa seorang anak memiliki kesulitan belajar. Diperlukan penilaian profesional untuk mendiagnosis  kesulitan belajar sehingga dapat ditemukan cara mengatasi kesulitan belajar pada anak yang tepat. Namun, berikut ini juga terdapat beberapa jenis ketidakmampuan belajar dengan kondisi khusus, antara lain:

1. Disleksia

Orang dengan disleksia biasanya mengalami kesulitan membuat koneksi antara huruf dan suara dan dengan ejaan dan mengenali kata-kata. Orang dengan disleksia sering menunjukkan tanda-tanda lain dari kondisi tersebut, antara lain:

  • Kegagalan untuk memahami apa yang dikatakan orang lain.
  • Kesulitan mengatur bahasa tertulis dan lisan.
  • Keterlambatan berbicara.
  • Kesulitan belajar kosa kata baru, baik melalui membaca atau mendengar.
  • Kesulitan belajar bahasa asing.
  • Kelambatan dalam mempelajari lagu dan rima.
  • Lambat membaca serta mudah menyerah saat diminta membaca bacaan panjang.
  • Kesulitan memahami pertanyaan dan mengikuti arahan.
  • Ejaan yang buruk.
  • Tingkat kesulitan mengingat nomor secara berurutan (misalnya, nomor telepon dan alamat).
  • Masalah membedakan kiri dari kanan.

2. Disgrafia

Gangguan ini ditandai dengan masalah menulis dan dapat menyebabkan seorang anak menjadi tegang dan canggung ketika memegang alat tulis. Seorang anak dengan tulisan tangan yang sangat buruk yang tidak dia kembangkan mungkin juga dapat mengalami disgrafia. Tanda-tanda lain dari kondisi ini antara lain:

  • Tidak suka menulis dan/atau menggambar.
  • Masalah dengan tata bahasa.
  • Kesulitan menulis ide.
  • Kesulitan menuliskan pikiran dalam urutan logis.
  • Mengucapkan kata-kata dengan keras saat menulis.

3. Diskalkulia

Tanda-tanda cacat ini termasuk masalah pemahaman konsep aritmatika dasar, seperti pecahan, garis bilangan, dan angka positif dan negatif dengan ciri-ciri kesulitan belajar, di antaranya:

  • Kesulitan membuat perubahan dalam transaksi tunai.
  • Kebiasaan menempatkan masalah matematika di atas kertas.
  • Kesulitan mengenali urutan informasi logis (misalnya, langkah-langkah dalam masalah matematika).
  • Kesulitan memahami urutan waktu kejadian.

4. Dispraksia

Seseorang dengan dispraksia memiliki masalah dengan tugas motorik, seperti koordinasi tangan-mata, yang dapat mengganggu pembelajaran, gejalanya antara lain:

  • Kesulitan dengan tugas yang memerlukan koordinasi tangan-mata, seperti mewarnai garis, merakit teka-teki, dan memotong dengan tepat.
  • Miskin keseimbangan.
  • Sensitif akan suara keras dan/atau berulang, seperti detak jam.
  • Sensitif terhadap sentuhan, termasuk dengan pakaian yang terasa mengganggu.

Untuk mengatasi masalah kesulitan belajar pada anak ini, sebaiknya orangtua membicarakannya pada dokter spesialis dan psikologi anak. Tujuannya agar dapat membantu Si Kecil untuk mengatasi masalah kesulitan belajar. Yang terpenting adalah dukungan dari orangtua agar tidak menuntut terlalu keras sehingga membebani pikiran Si Kecil.

Articles/Articles/Parenting/Psikologi Anak/cara-mengembangkan-sosial-emosional-anak-usia-dini

Kesulitan belajar pada anak tentu membuat anda cemas akan tumbuh kembangnya. Tidak jarang kita lihat anak dalam kondisi seolah malas belajar, nilai akademik tidak kunjung naik. Alih-alih bertanya dan mendekati anak, orang tua seringkali mendahulukan asumsi dan ego sehingga cepat sekali judgement bahwa anak anda pemalas.

Agaknya pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah kesulitan belajar pada anak ini belum sampai secara jelas dan menyeluruh. Masyarakat yang mungkin mendengar tentang kesulitan belajar menganggap bahwa anak tersebut adalah anak yang lamban dan tidak mampu belajar.

Kenyataannya tidak seperti itu lho. Kesulitan belajar pada anak ini masuk dalam ranah psikologis di mana membutuhkan penanganan yang tepat baik dari orang tua maupun psikolog anak.

Cara Mengatasi kesulitan belajar pada anak usia dini
Apa Itu Learning Disability

Kesulitan belajar atau disebut dengan learning disability membuat anak yang sebenarnya mampu, cerdas dan pintar dibandingkan dengan anak pada umumnya menjadi kesulitan memahami ketika proses sedang berjalan.

Mereka memiliki beberapa kekurangan pada area tertentu yang dapat berbeda-beda pada setiap anak. Ada yang memiliki kesulitan untuk belajar membaca, menulis, mengeja huruf, mengurutkan angka, analitis, mengingat, atau melakukan sesuatu secara berurutan.

Namun memiliki anak dengan learning disability bukan menjadi halangan baginya untuk dapat mencapai cita-cita yang diimpikan. Anda dapat membantunya dengan memberikan dukungan secara penuh kepada anak.

Karena tidak ada anak yang memang bodoh dari sananya. Semua anak bisa diajarkan dengan cara dan gayanya masing-masing sesuai kemampuannya. Bahkan tokoh-tokoh besar yang sudah tidak asing lagi pun mengalami learning disability. Sebut saja Albert Einstein hingga Thomas Alfa Edison yang karyanya tetap berguna di masa sekarang.

Tidak ada yang tidak mungkin, bisa saja anak anda dengan kesulitan belajar ini nantinya justru mampu menjadi orang sukses yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk mencapai ke sana tentu diperlukan cara menghadapi anak dengan tepat.

Jangan terburu-buru pasrah dan berhenti mendukung anak hanya karena ia memiliki kekurangan yakni learning disability. Anda dapat mengatasi hal ini dengan beberapa hal sebagai berikut.

1. Kenali Penyebab Dan Ciri-Cirinya

Cara Mengatasi kesulitan belajar pada anak usia dini
Kenali Penyebab Anak Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar pada anak dapat diketahui berdasarkan beberapa ciri-ciri yang terlihat. Umumnya akan terlihat pada usia 3 hingga 5 tahun.

Akan terlihat hambatan yang dirasakan anak seperti sulit membaca, sulit menulis, sulit berhitung dalam hitungan mudah, sulit untuk berkonsentrasi, sulit mengikuti aturan, dan sulit memahami mengenai waktu.

Sedangkan penyebab pasti dari learning disability belum dapat dipastikan hingga sekarang. Namun ada beberapa faktor yang dikatakan menjadi penyebab kesulitan belajar pada anak.

Penyebabnya berupa adanya komplikasi ketika ibu sedang mengandung, adanya masalah persalinan sehingga oksigen tidak yang diterima bayi tidak mencukupi dan adanya riwayat sakit keras seperti trauma pada bagian kepala.

Baca Juga: 8 Cara Mengatasi dan Menangani Anak Hiperaktif dengan Tepat

2. Tentukan Tipe Belajar Anak

Cara Mengatasi kesulitan belajar pada anak usia dini
Tentukan Tipe Belajar Anak

Ternyata belajar pun bisa berbeda-beda caranya. Tidak semua anak mampu dan suka untuk belajar dengan cara membaca buku selama satu jam non-stop. Ada pula yang lebih suka mendengarkan kemudian mencatat daripada membaca buku.

Ada pula yang lebih paham jika belajar sambil bermain, ada juga yang lebih menyukai belajar dengan menonton video kursus yang dapat anda unduh dari internet. Cukup beragam bukan cara belajar untuk anak yang kini muncul.

Jadi nampaknya anda perlu melakukan trial and error untuk mengatasi masalah kesulitan belajar pada anak ini. Ada beberapa cara yakni sesuaikan dengan tipe belajar anak. Apakah ia tipe belajar auditori, tipe belajar visual, atau bahkan secara taktil-kinestetis.

Tipe belajar auditori adalah cara belajar dengan memanfaatkan suara. Anak belajar dengan cara mendengarkan penjelasan guru atau orang tua. Anda dapat merekam suara guru untuk diulang di rumah tentu dengan seizin guru.

Tipe belajar visual adalah belajar dengan cara melihat. Anda bisa mengandalkan video atau film yang berkaitan dengan pengetahuan atau tentang pelajaran sekolah. Dengan begitu anak akan memiliki gambaran dalam pikirannya untuk memahami pelajaran.

Sedangkan tipe belajar taktil-kinestetis adalah belajar dengan cara sentuhan fisik dan gerakan. Lebih kepada contoh yang diberikan ketika belajar. Mereka lebih menyukai praktikum daripada belajar teori.

3. Self-Monitoring

Cara Mengatasi kesulitan belajar pada anak usia dini
Self-Monitoring

Anda dapat melakukan self-monitoring untuk mengatasi kesulitan belajar pada anak. Hal ini bertujuan agar anak dapat mengendalikan perilakunya. Caranya adalah dengan memberikan beberapa tugas pada anak yang kemudian dicatat berapa banyak tugas yang bisa ia kerjakan.

Hal ini dilakukan selama beberapa hari dan kemudian membuat rangkuman seberapa besar progres anak dan anda dapat mengetahui di mana letak kesulitan belajar pada anak. Mintalah bantuan kepada guru sekolah, guru les, atau anda sendiri yang mencatat ketika belajar di rumah.

Jadi self-monitoring ini bentuknya berupa laporan mengenai pelajaran tertentu untuk mengetahui seberapa besar kesulitan dan proses yang mampu dijalani anak.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana Menggali Minat Dan Bakat Anak Sejak Dini

4. Tanamkan Pikiran Positif

Cara Mengatasi kesulitan belajar pada anak usia dini
Tanamkan Pikiran Positif

Anak membutuhkan dukungan dari anda sepenuhnya. Selain itu bentuk dukungan yang penting dari anda untuk kesulitan belajar pada anak adalah tetap menularkan pikiran positif. Anak memiliki perasaan sensitif yang akan mudah sekali memikirkan segala kekurangannya.

Adanya kecenderungan bahwa ia merasa tidak sepintar si A, tidak segesit si B, atau mungkin tidak secerdas si C. berikan pemahaman pada anak bahwa ia juga mampu mengejar dan menyamai teman-temannya.

Berikan pengertian bahwa cara belajar pada anak anda berbeda karena ia adalah manusia yang unik dan katakana bahwa anda tetap menyayangi mereka sepenuhnya. Dengan begitu kesulitan belajar pada anak akan dengan mudah ditangani karena pikiran dan sikap positif anak akan memudahkannya untuk mencoba belajar.

Temani dan dengarkan anak ketika ia sedang merasa rendah diri dari teman-temannya. Usahakan jadi yang pertama ia tuju ketika ada kisah sehari-hari yang perlu ia ceritakan. Ciptakan diskusi dua arah secara terbuka dengan anak anda.

5. Cari Bantuan

Cara Mengatasi kesulitan belajar pada anak usia dini
Cari Program Bantuan Belajar

Selain anda sendiri yang memberikan dukungan dan fasilitas pada anak, anda juga dapat meminta bantuan kepada guru sekolah atau bahkan ke psikolog anak. Seperti yang kita ketahui, learning disability merupakan atap dari pembahasan artikel saya sebelumnya mengenai disleksia.

Jika memang diperlukan penanganan lebih lanjut, segera temui psikolog anak untuk mendapatkan bantuan secara professional. Tidak ada yang tabu dengan datang ke psikolog, terutama anak.

Yang ada hanya pemikiran masyarakat awam yang tidak paham betul mengenai psikologi selain psikotes. Jika diperlukan, anak akan diberikan beberapa tes dan mungkin terapi hingga konsultasi dengan psikolog yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak.

Kesulitan belajar pada anak ini tidak sepenuhnya bisa sembuh meskipun sudah dibantu oleh psikolog anak atau dokter dengan pemberian obat sekalipun. Perjuangan anak akan berlanjut hingga ia dewasa nantinya.

Untuk itu diperlukan penanganan sejak dini agar anak juga terbiasa dengan apa yang telah mereka terima dan pelajari sehingga kedepannya ia sadar akan kebutuhannya dan dapat mengurus dirinya sendiri.

Baca Juga: 5 Cara Menangani Anak dengan Gangguan Belajar Disleksia

Anak akan menjadi lebih mandiri dan percaya diri jika anda sudah melakukan yang terbaik bagi mereka. Hindari membeda-bedakan anak anda dengan anak lainnya. Banggalah kepada anak karena ia mampu bersaing dengan anak lain dengan segala kekurangan yang ia miliki ini.