Untuk melindungi tubuh dari lingkungan yang kurang menguntungkan maka bakteri membentuk

Endospora merupakan sebuah fase yang dilakukan oleh beberapa bakteri, seperti Bacillus dan Clostridium memproduksi bentuk pertahanan hidup pada kondisi yang tidak menguntungkan. Proses ini dikenal sebagai sporulasi. Spora bakteri berbeda dengan spora pada jamur. Spora bakteri tidak mempunyai fungsi sebagai alat reproduksi. Endospora ini tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem seperti suhu yang tinggi, kekeringan, senyawa kimia beracun (disinfektan, antibiotik) dan radiasi sinar UV. Endospora dapat disebut sebagai fase tidur dari bakteri. Endospora mampu bertahan sampai kondisi lingkungan kembali menguntungkan, kemudian membentuk proses germinasi, dan membentuk bakteri sel tunggal.[1]

Untuk melindungi tubuh dari lingkungan yang kurang menguntungkan maka bakteri membentuk

Bakteri berspora Bacillus subtilis yang telah diwarnai menunjukkan endospora yang berwarna hijau dan sel vegetatif merah.

Ketika dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop cahaya, struktur ini sangat refraktif karena impermeabel terhadap pewarna yang umumnya digunakan untuk pengamatan bakteri. Strukturnya harus diamati oleh malakit green sehingga pewarna ini akan meresap ke dalam struktur ini dan dibantu dengan steam. Pengamatan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan perbedaan yang sangat besar antara sel vegetatif dan endospora. Endospora memiliki lapisan terluar, yaitu eksosporium. Di dalamnya terdapat beberapa lapisan protein. Dibawah eksosporium terdapat korteks, yang terdiri atas peptidoglikan yang terhubung silang secara longgar. Di dalam korteks, terdapat sebuah inti, yang mengandung dinding inti, membran sitoplasma, sitoplasma, nukleoid, ribosom, dan beberapa seluler yang esensial.[1]

Mekanisme terjadinya sporulasi adalah sebagai berikut:

  1. Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan filamen aksial tidak berlangsung lama.
  2. Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora. Masing-masing sel menerima DNA anakan.
  3. Selanjutnya terjadi fagositosis sel pra-spora oleh sel induk, sehingga sel pra-spora menjadi bentukan yang disebut protoplas.
  4. Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut perkembangan spora-awal (forespore). Pada perkembangan spora-awal belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk spora-awal tidak beraturan (amorf).
  5. Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis peptidoglikan sehingga spora-awal mempunyai bentuk pasti. Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut juga pembentukan korteks.
  6. Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis pembungkus spora. Pembungkus spora disintesis baik secara terus-menerus maupun terputus-putus, sehingga tampak seperti penebalan korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda.
  7. Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan melakukan pengambilan kalsium. Dua komponen ini merupakan karakteristik resistensi dan dormansi endospora.
  8. Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga spora yang telah matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolik yang terjadi sampai spora siap untuk melakukan germinasi. Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.
  • Pewarnaan Schaeffer-Fulton, teknik pewarnaan untuk mengamati endospora.

  1. ^ a b (Inggris) Madigan M, Martinko J, Stahl D, Clark D. 2012. Brock Biology of Microorganisms. Ed ke-13. New York: Pearson.

 

Artikel bertopik biologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Endospora&oldid=18616904"

Bakteri sejauh ini identik dengan penyakit. Namun anggapan tersebut nyatanya kurang tepat. Sebab ada juga bakteri yang bermanfaat bagi dan tidak membawa penyakit. Untuk lebih mengenal apa itu bakteri, simak penjelasan berikut.

Mengutip dari hellosehat.com, bakteri adalah organisme sel satu dan merupakan makhluk hidup dengan populasi terbanyak di bumi. Organisme berukuran mikro ini bisa ditemukan dimana saja, bahkan dalam tubuh manusia pun ada bakteri.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang mikoorganisme ini, tak ada salahnya jika mempelajari ciri-cirinya. Mengutip dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, secara umum ciri bakteri antara lain:

  1. Berukuran kecil.
  2. Terdiri dari satu sel atau uniseluler.
  3. Tidak memiliki membran inti atau prokariotik.
  4. Ukuran tubuh berdiameter 0.1 – 1 mikron dengan panjang 1 – 20 mikron.
  5. Hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
  6. Hidup berkoloni atau secara soliter.
  7. Bersifat kosmopolit atau berhabitat luas.
  8. Memiliki dinding sel.
  9. Beberapa jenis mikoorganisme ini bisa membentuk endospora pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan.

Struktur Bakteri

Selain mengetahui cirinya, struktur bakter juga menjadi bagian penting yang harus dipelajari. Masih dari sumber referensi yang sama, struktur dari organisme ini sebagai berikut:

Baca Juga

Flagela atau ada juga yang menyebut sebagai flagelum merupakan alat gerak berbentuk batang atau spiral. Flagela membuat bakteri bisa berpindah tempat dan mencari daerah yang menguntungkan untuk hidupnya.

Berdasarkan jenis flagela yang dimiliki, organisme bersel satu ini terbagi menjadi lima kelompok.

Advertising

Advertising

  • Atrik: tidak memiliki flagela.
  • Monotrik: hanya memiliki satu flagela.
  • Amfitrik: flagela ada dua berada tepat di ujung sel.
  • Lofotrik: flagela berkumpul pada salah satu ujung.
  • Peritri: flagela berada di seluruh permukaan sel tersebut.

Selain flagela, ada juga bagian dari struktur organisme ini yang disebut sebagai pili. Struktur ini sebenarnya mirip dengan flagela hanya saja ukurannya lebih pendek dan tipis. Fungsinya untuk alat pelekat saat konjugasi.

2. Kapsul

Kapsul merupakan lapisan lendir berbentuk padat dan tebal. Kapsul terbuat dari polisakarida dan air. Lendir pada kapsul membuat organisme ini memiliki permukaan licin. Fungsi kapsul sebagai berikut:

  • Alat pertahanan dan pelindung.
  • Mencegah kekeringan pada tubuh bakteri.
  • Alat untuk melekat pada inang.
  • Sumber makanan.

3. Dinding sel

Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan membentuk bakteri. Dinding sel ini terbuat dari peptidoglikan yang merupakan gabungan antara protein dengan polisakarida. Berdasarkan dari ketebalan peptidoglikan tersebut, organisme tersebut terbagi menjadi dua jenis yaitu gram posif dan gram negatif.

4. Membran plasma

Selaput sitoplasma atau yang dikenal juga dikenal sebagai membran plasma merupakan selaput yang hanya bisa dilalui oleh molekul atau zat tertentu saja. Membran ini tersusun atas fosfolipid dan protein. Fungsinya sebagai berikut:

  • Alat transpor elektron dan proton yang dilepas saat oksidasi makanan.
  • Alat pengatur pengangkutan zat yang keluar masuk dari membran sel.
  • Tempet membentuk mesosom.

Baca Juga

Bagian ini berfungsi unutk tempat raksi kimia dalam sel. Di sitoplasma juga ada asam nukleat, karbohidrat, protein, lemak, ion organik, dan kromatofora.

6. Ribosom

Ribosom dibentuk oleh protein dan Ribonucleic Acid (RNA) berfungsi sebagai tempat sintesis protein.

7. Bahan inti

Bahan inti terdiri dari DNA sebagai pengendali aktivitas. DNA tidak dilapisi oleh membran sehingga bisa juga disebut nukleoid. Beberapa bakteri diketahui mamiliki DNA tambahan yang membentuk lingkaran kecil. Bentuk tersebut kemudian disebut plasmid.

8. Klorosom

Klorosom ada di bawah membran plasma. Peran klorosom yaitu untuk membantu proses fotosintesis karena didalamnya terdapat klorofil.

9. Vakuola gas

Vakuola gas ini berguna untuk membuat bakteri mengapung dipermukaan air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemilik vakuola gas hanyalah bakteri air. Sama seperti klorosom, vakuola gas dibutuhkan untuk fotosintesis.

10. Mesosom

Mesosom merupakan membran plasma berongga. Fungsunya untuk menghasilkan energi. Di dalam mesosom terdapat enzim pernapasan. Peran enzim tersebut yaitu pada proses oksidasi sebagai penghasil energi.

Baca Juga

Sama halnya seperti makluk hidup lainnya, bakteri juga terbagi menjadi beberapa kelompok. Mengutip di buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, berikut ini penjelasan klasifikasi organisme uniseluler tersebut.

Pengelompokan eubacteria atau bakteri sejati

1. Proteobacteria

Kelompok proteobacteria terdiri dari bakteri ungu, kemoautotrof, dan kemoheterotrof. Bakteri ungu hidup dalam endapan kolam, danau, atau lumpur. Sementara itu kemoautotrof biasa hidup bebas atau bersimbiosis dengan makhluk lain dan kelompok kemoheterotrof hidup dalam saluran pencernaan.

2. Bakteri gram positif

Kelompok bakteri ini bisa melakukan fotosintesis dan ada juga yang memiliki sifat kemoheterotrof. Organisme ini membentuk endospora saat lingkungan tidak menguntungkan. Contoh bakteri ini yaitu Clostridium dan Bacillus.

3. Spirochetes

Kelompok ini memiliki bentuk spiral dengan panjang 5 sampai 250 mm. Spirochetes tergolong dalam bakteri gram negatif dan bersifat kemoheterotrof. Organisme yang masuk klasifikasi ini hidup bebas atau sebagai parasit di tubuh manusia dan hewan.

4. Chlamydias

Kelompok bakteri ini berukuran 0,2 – 1,5 mm. Chlamydias hanya hidup sebagai parasit dalam sel makhluk hidup lain. Contohnya yaitu Chlamydias trachomatis penyebab penyakit mata.

5. Cyanobacteria

Dahulunya kelompok organisme ini dikenal dengan nama ganggang hijau biru. Cyanobacteria ada yang memiliki sel hanya satu, namun ada juga yang bersel banyak. Klasifikasi bakteri ini memiliki pigmen klorofil, karoten, dan pigmen lain.

Pigmen tambahan yang ditemukan dalam organisme ini yaitu fikosianin (pigmen biru) dan fikoeritrin (pigmen merah). Ragam pigmen tersebut yang menyebabkan kelompok Cyanobacteria memiliki banyak warna.  Contohnya Anabaena yang menyebabkan air sawah memiliki warna hijau.

Baca Juga

Sementara itu jika dilihat dari sumber nutrisinya, bakteri terbagi menjadi dua jenis yaitu autotrof dan heterotrof.

1. Bakteri Autotrof

Jenis bakteri yang masuk dalam kelompok ini yaitu bakteri yang mampu mengubah zat anorganik menjadi organik sebagai sumber makanan. Sementara itu, kelompok mikroorganisme autotrof ini juga masih terbagi lagi menjadi fotoautotrof dan kemoautotrof.

Fotoautotrof yaitu bakteri autotrof yang mengubah bahan anorganik menjadi organik dengan bantuan cahaya matahari. Contohnya, bakteri hijau dan ungu. Kedua makhluk hidup uniseluler itu memilki pigmen yang memberikan warna khas.

Kemoautotrof yaitu bakteri yang mendapatkan energi dengan melakukan oksidasi senyawa kimia anorganik. Contohnya Nitromonas yang mendapatkan energi dari hasil oksidasi amonia menjadi nitrit.

2. Bakteri Heterotrof

Jenis makhluk hidup bersel satu ini yaitu organisme yang mendapatkan energi dari bahan organik disekitar tempat hidupnya. Organisme ini terbagi lagi menjadi dua kelompok.

  • Bakteri heterotrof yang hidup sebagai parasit dan biasanya menyebabkan penyakit.
  • Bakteri saprofit. Jenis organisme ini memperoleh makanan dengan cara membebaskan enzim dan menyerap bahan hasil reaksi enzimatis.

Pengelompokan berdasarkan kebutuhkan oksigen

Tidak seperti manusia yang membutuhkan oksigen, kelompok bakteri ternyata ada yang memerlukan oksigen namun ada juga yang tidak tubuh. Berdasarkan kebutuhan oksigennya, jenis organisme uniseluler ini terbagi menjadi dua macam.

  • Bakteri aerob atau yang membutuhkan oksigen. Contohnya Nitromonas.
  • Bakteri anaerob atau yang tidak membutuhkan oksigen. Contohnya Lactobacillus.

Peranan Bakteri Bagi Kehidupan

Bakteri memiliki dua peran bagi kehidupan yaitu menguntungkan dan merugikan. Melansir dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, penjabaran kedua peran tersebut sebagai berikut:

Baca Juga

Beberapa contoh bakteri yang menguntungkan antara lain:

  • Industri makanan: Lactobacillus casei berperan pada pembuatan keju dan yoghurt.
  • Kesehatan: Bacillus brevis berperan dalam pembuatan antibiotik tirotrisin.
  • Pertanian: Rhizobium leguminosarum bersimbiosis dengan akar tumbuhan.

2. Peran merugikan

Sementara itu beberapa contoh bakteri yang merugikan, sebagai berikut:

  • Penyebab penyakit pada manusia: Vibrio chlorea penyebab kolera, Salmonella typhi penyebab penyakit tifoid, Leptospira sp. penyebab penyakit leptospirosis, dan lain sebagainya.
  • Penyebab penyakit pada hewan: Bacillus anthracis penyebab antark pada sapi, kerbau, dan domba.
  • Penyebab penyakit pada tanaman: Xanthomonas oryzae penyebab penyakit hawar daun bakteri pada padi, Pseudomonas cattleyae penyebab busuk pada daun anggrek.
  • Penyebab kerusakan makanan: Lauconostoc mesentroide menyebabkan makanan basi.

Apa Perbedaan Virus dan Bakteri?

Bakteri merupakan organisme berukuran kecil. Virus juga termasuk dalam kelompok mikroorganisme. Namun apa yang membedakan keduanya? Mengutip dari halodoc.com, berikut ini beberapa perbedaan dari kedua organisme tersebut.

1. Ukuran

Melihat dari ukurannya ternyata virus dan bakteri berbeda. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil dan hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop elektron. Sedangkan bakteri memiliki ukuran lebih besar dari virus, bahkan masih bisa dilihat menggunakan mikroskop cahaya.

2. Sifatnya

Melihat dari sifat yang dimiliki kedunya ternyata bisa menjadi indikator perbedaan. Bakteri bersifat uniseluler dan memiliki dinding sel serta mampu bereproduksi sendiri.

Sementara itu, virus tidak memiliki sel dan bisa hidup ketika berada pada makhluk hidup lain. Proses berkembang biak virus juga sangat bergantung dari inangnya. Virus hanya bisa bereplikasi dengan menggunakan sel tubuh inang.