Aku hanya seorang pemuda Yang memiliki bongkahan Cita-cita Yang ingin kugapai dengan berbagai cara.. Show
Meski kemalasan sering merajalela Aku hanya seorang pemuda Yang tertempel Cita-Cita dan harapan Yang terbalut berbagai angan-angan Demi menggapai masa depan Aku tak Tau harus cari dimana Dan Kau pun datang membimbing cerita Kau arahkan kemana ku harus berkelana.. Menuju masa depan yang gembira Kau lah si pengarah jiwa,Penghantar mimpi ! Penghantar Mimpi – oleh Sakti Ramadhan — Puisi Guru Terbaik – Tombak KeberhasilankuPena menari di atas kertasku Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan Menuntunku menuju jalan kesuksesan Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku Mengajariku hal-hal baru Dengan sabar kau membimbingku Walau sikap nakalku terkadang mengganggumu Sungguh besar pengabdianmu Untuk mencerdaskan generasi mudamu Terima kasih kuucapkan untukmu Guruku ………….. Kau adalah orang tua keduaku Kan kukenang selalu jasamu Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu Semoga selalu bahagia hidupmu Kebaikan akan selalu menyertaimu. (Oleh: Amanda Nurdhana D.) — Puisi Guru Singkat – BungakuGuruku………. Kala fajar menyising, Lengan baju turut Engkau singsing Segala milik yang menyamankan Rela Engkau sisihkan Kala mentari beranjak senja Matapun redup seketika Semua nama selalu Engkau bawa Dalam doa dan harapan. Guruku……….. Berlapis peluh. Bermodal hati juga pengetahuan Berbagi kepadaku dan kepadanya Juga mereka. Seberkas sinar pagimu Membuka mata hatiku Selangkah laju kutuju Kan kusambut disetiap hariku, Guruku……….. Tak banyak yang akan ku katakan Karen tanpa katapun jasamu nyata Mengalir di seluruh jiwa Tak ada yang dapat kuberikan Karena tanpa pemberianpun Jasamu tetap ada. Trimakasih guruku….. Selamanya bagiku……. Doaku untukmu Bungaku – oleh Erina Napitupulu — Guruku Pelita HatikuGuru,… Dalam bingkai senyummu tertumpu sebuah hrpan bsar bgi kmi, Engkau tburkan pengorbnan tuk menata msa dpan kmi, guru….. sungguh tak terjangkau tinggi ksbaranmu, sungguh tak tergambar indah akhlakmu dan sungguh tak terbalas semua jasamu hanya engkaulah pahlawan haqiqi dlam hdup. Guru…. Tabahkanlah hatimu dalam menjalni cobaan, mengajarkan arti sbuah khdpan, tuk menyulam pekerti hati yg rohani, kaulah pelita untuk hati kami yang gelap namamu akan selalu kekal di sanubari kami. Guruku pelita hatiku – oleh Daka al Banjizy — Puisi Guru – Suara Anak BangsaSelamat pagi terdengar ramah Selamat pagi kembali terdengar gundah gulanah Do’a bersama terdengar menyejukkan hati Dari orang-orang yang mengharapkan kasih sayang Kau buka materimu dengan menyuruh membuka halaman demi halaman memang itulah gayamu Terdengar teriakan yang menyesakkan dada Diam ……….! Seluruh ruangan sunyi pekat Kadang terdengar tarikan napas ketakutan Kerjakan ……….! Itulah perintah yang selalu dituruti Setelah itu kau menghilang menuju sebuah ruangan Disana telah berkumpul untuk bersenda gurau Tak terasa waktu berlalu dengan omonganmu Belum waktunya pulang kau sudah meninggalkannya Apakah hal seperti ini sudah menjadi kebiasaanmu ? Apakah kau lupa tugasmu adalah suatu amanah ? Kini tinggal kebisingan bagaikan beduk bertalu-talu Berbagai bunyi yang terdengar Teriakan …….. Tertawa ……… Tangisan …….. Bunyi meja seakan mengiringi sebuah musik Nyanyian panjang mengganggu ketetentraman sekitar. Kapankah ini mesti berakhir ? Hanya orang-orang yang malu dan mau berpikir Terdengar suara dari kejauhan Kami adalah anak bangsa yang haus akan kasih sayang Isilah jiwa kami yang kosong untuk mengisi Kemerdekaan Suara Anak Bangsa – oleh Nikmatullah Kamsi — Puisi Guru – UntukmuKau sambut mentari dalam senandung.. Berjalan menyusup lorong.. Membelah kesunyian sekat kelas.. Mewarnai kosongnya ruang murid.. Tetes keringat kau cucurkan.. Memberi arti ketulusan.. ketulusan serta kasih sayang, yang indah dalam sebuah pelukan.. untukmu,guruku.. kutuliskan kata-kata indah.. kususun bait-bait makna.. Untuk kasih mu yang tiada tara.. Tanpamu,ku tak mengerti tulisan ini.. Tanpamu ku tak paham arti kata.. Tanpamu ku tak bisa membaca.. Atau mungkin,ku tak bisa berkarya menyusun kata.. Namun,diantara kebutaan-kebutaan senja.. kau hadir membimbing cerita.. kau ajarkan ku meraih masa depan.. yang gemilang,indah,dan Gembira.. Terima kasih pak,bu ! Untukmu, Guruku – oleh Sakti Ramadhan — Karena Mereka Aku BisaSejauh kaki melangkah Takkan dapat pernah sampai Ke mana kita akan menuju Tanpa ada sebuah.. Tuntunan kasih lembut darimu.. Tanpa ada sebuah.. Ketulusan hati dan jiwamu.. Untuk menuju jalan yang terang.. Di saat kami berada dalam gelapnya dunia.. Setulus hatimu menyayangi.. Selembut jiwamu bersabar.. Takkan dapat kami.. Menyaingi rasa sayang dan sabarmu… Wahai guruku.. Kasihmu murni.. Sayangmu tulus.. Kau tak pernah meminta Balasan dari kami.. Dengan sabar dan ikhlas.. Kau membukakan pintu dunia untuk kami.. Tiada pernah ku dengar.. Sebuah perkataan lelah. Yang pernah terucap dari bibirmu.. Kau kobarkan api semangatmu… Itulah pengabdianmu.. Ohh guruku… Dengarlanlah sebuah puisi sederhana.. Yang kulantunkan hanya untukmu.. Yang selalu menghiasi hidupku.. Dengan hiasan segudang ilmu.. Wahai guruku.. Begitu besarnya jasa-jasamu.. Kau bagaian matahari yang menyinari bumi.. Kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa.. Terimakasih guruku.. Karena mereka aku bisa – oleh Wuriyan Radia Kusuma Wardani — Puisi GurukuDi dalam kegelapan, engkaulah lenteraku Dalam kehausan, engkaulah embun penyejuk Dalam kebutaan hati, engkau menuntunku Dalam suramnya hidup, kau berikan kasih sayangmu Jika ada persoalan hidup, kau berikan jawaban Dalam keputusasaan, engkau beri kami harapan Dalam kesesatan, engkau baikan kompas Dalam heningnya hidup, kau hiaskan harmoni Kau perangi kebodohan demi kami Engkau menghiburku saat aku sedih Engkau memotivasiku Engkaulah yang membangun hasratku Engkaulah pelangi di tengah badai Penghasil tunas bangsa Engkaulah hujan di padang Sahara Engkaulah penyejuk hati Oh guruku… Engkaulah pahlawan sejati Pemberantas kebodohan Jasamu tak akan dapat kubalas Guruku – olehAisyah Noor Fatihah — Pahlawanku yang TerbaikSinaran sang mentari … Tanda tuk memulai hari -harimu… Tak ada kata lelah dari dirimu… Kata semangat yang kau ingatkan kepadaku… Guruku… Jasa -jasamu yang aku ingat, saat aku berputus asa.. Perjuangan besarmu yang aku kagumi… Kesabaranmu yang menjadi cirikhas mu… Ohh…guruku… Senyum semangat mu… Amarah mu… Kesabaranmu… Yang menjadi tanda kedatanganmu… Ilmu mu… Yang tlah kau berikan kpd semua anak didikmu… Semoga akan bermanfaat untuk semua orang… TERIMA KASIH GURUKU … JASAMU AKAN AKU KENANG SLALU… Pahlawanku yang terbaik – oleh Nadia Ayu Purwita Sari FB: nadia ayu — Puisi Guru – Situa Dalam WadahKetika mendung Awan silam, angin kungkung Si tua itu masih saja Mengerang merangrang Memang manusia Manusia lelah pada kalah Manusia gelisah pada kisah Manusia malu pada waktu Dan mati pada hati Sepucuk angin nyiur menyentuh Ujung cemara yang mengering Anak-anak ilalang menusuk Telapak kaki, mengoyak butir-butir kerinduan Rindu pada merdu angin sore Ketika mata mulai menyapa Kau meredup Dan aku membuka pijakan baru Si Tua dalam Wadah – oleh I Gusti Putu Satia Guna — Guruku Yang MuliaGuruku…. Engkau laksana rembulan yang memiliki cahaya yang sangat terang. Engkau bak matahari yang menyinari bumi sepanjang zaman. Engkau ibarat malaikat yang membimbing manusia ke jalan yang benar. Guruku…. Engkau korbankan waktumu untuk mendidik dan mengajar kami. Guruku…. Maafkan lah semua perkataan dan perbuatan kami yang mungkin telah mengiris dan mencabik-cabik hatimu. Guruku…. Kami murid mu selalu mendoakan agar engkau sehat dan disetiap langka mu di sertai Allah swt amin. Guruku yang mulia – oleh Yuli Meynar Pratiwi — Amarah GuruKetika… Keramaian datang… Kesalahan terjadi, membuat ia melayangkan benda! Memaki setiap orang yang ada! Semua orang mendapat hadiah! Semua orang mendapat makian! Mendadak kesunyian datang akan kemarahannya, ia berdiri! Tunjuknya seorang yang membuatnya marah! Berdiri ia disebrang di depan tembok berwarna kuning Bertanya-tanya tentang kesalahan Semua mata menatap Papan besar ikut menjadi saksi bisu Coretan tinta ikut menjadi pendengar sejati Cicak” menyaksikan semuanya Terjadinya amarah seorang guru kepada muridnya Sunyi … kesunyian … mulai menyerang Membuat orang diam terpaku tak bergerak Bagaikan patung yang tidak bernyawa Bagaikan lalat yang hanya dapat menyaksikan Waktu berputar! Menit demi detik waktu berjalan Amarah meredam Hati terbuka Keajaiban menghampiri Kembali ia diseberang sana Berkata lembut dengan saksama Duduk pun ia kembali Terbesit kekesalan di dada, akan tetapi semua terlewatkan Menganggap ini semua adalah pembelajaran Amarah Guru – oleh Dwi Kurniati — Untuk Guruku TerkasihEngkaulah adalah lenteraku, di dalam kegelapan Engkaulah adalah embun penyejukku, di dalam kekeringan Engkau adalah penuntunku, di dalam kebutaan Engkau adalah temanku di dalam kesendirian Engkau beri kami jawaban dari masalah kami Engkau beri kami harapan dari keputusasaan kami Engkau berikan kami arah dari kesesataan Engkau beri kami keindahan dalam kesunyiaan Engkau berjuang memerangi demi kebaikan kami Engkau menciptakan insan yang berpendidikan Engkau berjuang memerangi kemiskinan Engkau menggantungkan harapan bangsa di pundak kami Engkaulah pelangi di tengah badai bagaikan pejuang di tengah pertarungan Engkaulah hujan di gurun gobi bagaikan secercah harapan di tengah ketidak pastian Oh guruku… Engkau adalah pahlawan sejati Engkau adalah seseorang yang selalu kami nanti Jasamu tak akan dapat kubalas sampai mati Untuk Guruku Terkasih – oleh Victoria Anggia Alexandra — Puisi Guru Nasional – Guruku Patriot BangsakuGuruku…….. Tak pernah kau minta imbalan. Atas waktumu yang tersita. Tak pernah kau menyesal. Karna membagi ilmumu. Tetapi rasa bahagia yang hadir Setelah melihat kami bisa. Bisa melakukan apa yang kau Ajarkan. Guruku…… Kau patriot pahlawan bangsa. Lentera kegelapan. Embun penyejuk kehausan. Guru….. Walau tanpa tanda pangkat dibahumu. Walau tanpa tanda bintang didadamu. Kau tetap pahlawanku. Patriot bangsaku. Tanpamu aku bagai kayu yang terombang ambing dilautan. Tanpamu aku bagai sampah yang tak berarti. Tanpamu aku hanya bisa diam terduduk menungguk maut menjemput Guruku patriot bangsaku – oleh Mugi Larasati — Puisi Guru – Jasamu Tak TerbalasKetika ilmuku gelap gulita Engkaulah pelitanya Ketika ilmuku butuh cahaya Englaulah penerangnya Kau bagi ilmu Menerangi otakku Seolah engkau berkata “Rajinlah belajar muridku.. Agar kau sukses nantinya..” Batinmu… Padamu guru-guruku Aku haturkan rasa hormatku Untukmu guru-guruku Aku ucapkan terima kasih Atas ilmu yg telah kau bagi pada murid-muridmu Jasamu tak kan pernah terbalas Selamat hari pahlawan.. Untukmu pahlawan tanpa tanda jasa Terima kasihku… Karna tanpamu Aku terjatuh di alam kebodohan jasamu tak terbalas – oleh Saraswitha Shinta Hapsari — Puisi Guru Terbaik – Dari MuridmuTergurat di hatiku celoteh yang membosankan Perihal disiplin, tertib, kesopanan Demi kami dan untuk kami Dengan harapan kelak kami mengerti Risau melanda bila kau ada Bahagia seisi hati bila kau tak di sisi Pikiran kami terbalik sejak mengenalmu S’bab kami telah meremehkan sekepal ilmu Mari, lumat habis kebodohan kami! Genggam erat sekarung ilmu yang ingin kau beri Lalu taburkan di lahan jiwa kami! Tak lupa, siramilah kami dengan pancuran kasih dari hati Barangkali dokter, menteri, dan polisi Itulah buah ajarmu yang kau nanti Jangan sungkan bila engkau mau mengajarkan Sungguh, cukup ilmu sejati dan akhlak terpuji ; untuk kami. Dari Muridmu – oleh Nanda Insadani — Puisi Guru Pendek – Pahlawan PendidikanPahlawan pendidikan Ialah guru Setiap hari Kau curahkan ilmu Tuk bekalku esok hari Kaulah setetes embun Yang menyejukkan hati Guru … Kaulah pejuang Yang siap membentengi kami Demi kecerdasan bangsa ini Terima kasih guruku Jasamu adalah jalan surgamu Pahlawan Pendidikan – oleh Agriva Riri Nirvana — Puisi Guru Sedih – Air Mata Untuk GuruKembali hilang bagian penting hidupku… Terlalu cepat waktu mengambil dirimu… Waktu tak mengerti apa perasaanku… Air mata kembali bersamaku… Melepasmu bagai dagingku telah hancur… Hatiku layu tidak kembali mekar… Ku tak bisa menjadi seorang anak pintar… Tanpa dirimu itu akan sukar… Air mata ini untukmu… Kau dapat dengar tangisannya selalu… Suaranya kan bergema di tiap celah hatimu… Kan mengisi kekosongan rumahmu.. Andai kita tak berpisah… Detikku takkan resah… Melihatmu telah jauh… Hatiku semakin rapuh… Air Mata Untuk Guru – oleh Dhiya Gustita Aqila — Puisi Guru – PengabdianSribu rintangan adalah cambuk perjuangan Sejuta pengabdian bagai emas yang kita tanam Sedih, suka adalah tangga, untuk kita sampai ke puncak kesuksesan Menjadi sosok dengan satu kepribadian yang tak goyah oleh selembar surat keputusan Pengabdian, waktu terus berjalan tak ada beda Tanggal yang berlalu dan menjelang tak beri kepastian Hanya tugas dan segudang kewajiban Yang tak pernah beri hak atas segala pengorbanan Gemuruh semangat kalian adalah cita Yang kan mampu runtuhkan tingginya jurang pemisah dalam pendidikan Karena smangat juang kalian tak kalah oleh selembar surat sakti dari yang berwenang Tak da keraguan dan kebimbangan Spanjang waktu, langkah kalian semerbak Tak da pamrih, meski tahu tanggal satu yang tak pernah berpihak Kalian bahkan tak pernah peduli, karena disetiap waktu ada harapan yang takan bisa terbalas oleh manusia Namun yakin semua balas kan datang pada waktunya Mari dengan bangga kita teriakan Hidup pengabdian, hidup perjuangan Agar rasa putus asa tak datang mendekat Agar kejenuhan tak brani hinggap Tak ada yang sia-sia Pengorbanan kalian bagai para suhada Doa kalian adalah wangi surga yang memanggil dan meminta Mari syukuri karna kita adalah insan pilihan dan teladan, tuk mendidik generasi menjadi pejuang kehidupan Pengabdian – oleh Roosmilarsih — Puisi Guru – Ode PenebusanTatkala dunia terlena dalam buaian, memejamkan kedua mata, tergeligir keacuhan, dan tergerogoti amnesia, tentang makna mengajarkan cara menata kehidupan, tanpa mengharapkan seperak pun imbalan. Dirimu hadir laksana kerlipan cahaya bintang yang menghiasi kegelapan malam, selepas senja terpejam, menanggalkan belenggu keletihan. Setangkai petuah, serta amanat yang kau tanamkan, terdengar syahdu bagai dendangan selantun lagu, mengiringi tarian anggun sebatang kapur yang berdansa bersama lentik jemarimu. Hitam-putih ruang kelas tidak mampu memadamkan nyala api ketekunan berbalut sepercik kegigihan, yang kau jalarkan setiap waktu, pada diri seluruh anak didikmu Terima kasih bapak-ibu guru untuk segenap ketulusanmu. Berkat tangan-tangan emas itu, buih-buih kesabaran, juga keikhlasan, luruh tertaburkan, merekahkan kembang-kembang kecerdasan, yang sanggup mengelokkan jalan kami menyusuri masa depan. Ode Penebusan – oleh Olga Koswanurfan Dianka — Puisi Guru Singkat – Pembuka Gerbang DuniaApakah kau masih mengingat tentang kepolosanku dulu Akan tetapi, Engkau selalu memberikan kata semangat dalam belajar Kau tak pernah lelah dalam merubah hal yang menurutmu sebagai kewajiban Kau jadikan generasi anakmu sebagai generasi yang berbakat Dari sana ku menyadari Betapa pentingnya adanya dirimu dalam kehidupanku Kini ku merasakan akan manfaat semua itu Ku terus mengingat akan pesan moralmu Ku bawa selalu hingga kesuksesanku Dan kan ku bawa selalu namamu dalam setiap langkah dan kesuksesan yang ku raih — Guruku PelitakuGuruku pelitaku dihidup ku yang gelap gulita kau pancarkan seribu cahaya kau bagi2kan ilmu pda kami kami yang tak tahu di arti karnamu kami bisa menulis dan membaca guru.. Kau adalah bah pelita penerang dalam gulita jasamu tiada tara.. Jika ku bisa kan ku petik bintang sbagai tanda trimakasih ku untukmu wahai guruku kau lah pelita dalam hidup ku Guruku pelitaku – oleh Rizki Alysa — Sebatang KapurDeretan deretan bangku tanpa kedua kaki tetap berdiri meski tidak mampu berdiri tegak Suara lantang terus kau keluarkan sampai mengusir tikus tikus kemalasan diotak kami Tanpa mengenal lelah kau terus mendidik kami Meski keringat bercucuran dan gaji tak seberapa dibandingkan gaji para aparatur aparatur negara yang tidak adil Guru Nama yang akan selalu dikenang sepanjang masa Dengan kelincahan menarikan sebatang kapur diatas papan tulis yang mulai mengantuk Dan terus mendidik hingga kami mendapatkan arti pentingnya kehidupan Sebatang kapur – oleh Iroh Rohmawati — Lilin KegelapanTitik air menitik Berbaris jarum jam berdetik Tak henti dalam putaran waktu Menembus masuk roda itu Menjadi pilar generasi penerus Bermuara menjelma sebagai arus Berbaris di tengah tangisan pertiwi Tak buat henti langkahkan kaki Ku akan jadi lilin di tengah kegelapan Wahai sang guruku Tuntunlah aku menjadi aku Jasamu tak tampak mata Berwujud dalam hati Titik air menitik Ilmu mu kan ku petik Bukan buat negara munafik Lilin Kegelapan – oleh Dila Basyarahil — Puisi Guru Bahasa Inggris Dan ArtinyaTeachers, you open up young minds Show them the wonders of the intellect And the miracle of being able To think for themselves Teachers, you are exercises the mental muscles of students Stretching and strengthening So they can make challenging decosions Finding their way in this world The best teachers care enough To gently push and prod students To do their best and fulfill their potential Thank you, teachers Artinya: Guru, kaulah orang yang telah membuka pemikiran Menunjukkan kepada mereka tentang keajaiban intelektual Keajaiban tentang berpikir terbuka Juga mandiri Guru, kaulah orang yang telah melatih mental murid-murid Orang yang selalu menguatkan Agar sang murid berani mengambil keputusan tepat Kaupun yang menemukan jalan mereka di dunia ini Kaulah guru terbaik Yang selalu lemah mengajar dengan penuh lemah lembut Tuk melakukan yang terbaik sesuai dengan potensi mereka Terimakasih, Guru. — Puisi Guru Bahasa Inggris IIThanks to You Thank you, my teachers For your time used to educate me You are the second parents to me Which always I meet every day except Sundays Thank you, my teachers You have become my motivator Thank you, my teachers You have become my motivation to wake up in the morning Thank you, my teachers Homework that you gave to me Taught me to appreciate the time In order to not forget my responsibilities Thank you, my teachers I will never forget your services I will never ignore your advices So that I could reach my big dreams Artinya: Terimakasih Untukmu Terima kasih guru-guruku Atas waktumu mendidik diriku. Engkau adalah orang tua kedua bagiku yang selalu akau temui kecuali hari minggu Terima kasih guru-guruku kau telah menjadi motivator hidupku terima kasih guruku kau telah menjadi motivasi bangun pagiku. Terima kasih guru-guruku Pekerjaan rumah yang kau berikan kepadaku mengajarkanku menghargai waktu agar tak lupa tanggung jawabku Terima kasih guru-guruku tak akan pernah kulupa jasa-jasamu tak akan pernah ku abaikan nasehat-nasehatmu Agar aku bisa mencapai cita-cita besarku — Puisi Hari Guru – Guruku Yang HebatGuruku yang hebat “Bagaimana tidak hebat rutinitas pagi harus serba hemat bangun tepat mandi cepat sarapan kalo sempat guruku hebat jam 05.00 sudah wangi menjemput sang pelangi mengantarkannya meraih mimpi demi ibu pertiwi guruku hebat bertahun tahun menahan diri dari keinginan hati dari nafsu yang menghampiri walau kadang makan hati guruku hebat bagimana tidak hebat tiap hari menopang martabat walau kadang tak bersahabat namun tetap kuat guruku tetap hebat… dalam kekurangan tetap bertahan dalam kesederhanaan tetap diam dalam kesuksesan tetap sopan dalam kemakmuran tetap tenang guruku memang hebat meski bukan konglomerat namun tak melarat meski bukan bangsawan namun tetap menawan guruku hebat mendidik anak negeri sepenuh hati mengajarkan budi pekerti agar menjadi insan yang bernurani tanpa harus menyakiti guruku tetap yang hebat gaji kecil tak sakit hati gaji cukup tak sombong diri meski banyak yang sakit hati karna guru dapat sertifikasi guruku memang hebat karena sertifikasi dituntut kompetensi kalau tak mau diamputasi oleh penguasa negeri yang “katanya” baik hati guruku memang hebat meski mutasi dan gandanya kompetensi mengancam diri tak menjadikannya patah hati mengabdikan diri untuk negeri sambil menunggu panggilan Surgawi.” (Oleh: Moh Adhuri Ali Syaban via terasjabar.id) — Puisi Perpisahan – Pesan untuk gurukuDalam lirih keluh di bibirku Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku Ego kami masih bangkitkan ragu Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu Di relung terdalam, aku juga pernah sadar Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar Mengalirkan bakti tanpa ingkar Demi negeri agar tidak buyar Guruku Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta Bercengkerama bak sohib dan tetap beretika. Terima kasih kuucapkan Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan Si petutur ilmu dari guratan awan Penuh kasih nan tulus selalu kau berikan Guruku Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja Kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa Dan kau ibarat gerimis kiranya Yang nanti menangis melihat kami sukses dengan bangga. (Oleh: Lisa Ardhian Widhia Sari) *** Demikianlah kumpulan puisi guru yang bisa dibagikan untuk kita semua. Semoga kumpulan puisi guru yang ada disini boleh menjadi sumber bacaan yang menarik dan memberikan inspirasi untuk kita semua. |