Robby Hidajat Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Media apresiasi, adalah sebuah sarana untuk mengkomunikasikan sebuh karya seni dengan tujuan masyarakat dapat/mampu melakukan proses berkomunikasi, yaitu sebuah proses dialogis antara obyek seni dengan pengamatnnya [apresiator]. Sebuah peroses komunikasi seni yang menekankan pada kondisi media, adalah untuk memberikan sebuah kemungkinan, bahwa apresiator [pengamat] mampu melakukan proses konunikasi sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kondisi yang dimiliki. 1. Apresiasi langsung, yaitu dengan cara mendatangi secara langsung pagelaran yang disajikan oleh kreator [seniman] tertentu pada sebuah tempat atau gedung pertunjukan. 2. Apresiasi tidak langsung, yaitu dengan cara menyaksikan karya seni melalui media tertentu, seperti melalui foto, vedio, atau media-media yang lain Dengan demikian, masyarakat jadi memungkinkan memiliki kemampuan melakukan apresiasi, hanya yang perlu ditekankan yaitu pemilihan media apresiasi; baik langsung atau tidak langsung yang memungkinkan siswa dapat melakukan proses mempelajari nilai-nilai agar mampu menjadi bekal dalam peertumbuhan kehidupannya Menurut Melville Herskovitz[ 1969], bahwa apresiasi seni yang dilakukan secara langsung akan memperoleh pemahaman budaya yang utuh [Lengkap]. Sebagaoi contoh: Jika seorang apresiator mempunyai kesempatan menyaksikan pertunjukan wayang topeng pada waktu kegiatan bersih desa, tentunya akan berbeda dika mereka menyaksikan melalui pesawat televisi. Tetapi pendapat tersebut juga butuh pertimbangan, dan pencermatan. Jika mereka menyaksikan pertunjukan wayang topeng di televisi tetapi lengkap dengan penjelasan yang mampu memberikan pemahaman yang kompleks, maka perolehan itu akan jauh lebih berarti. Dengan demikian media apresiasi yang mempunyai nilai pendidikan, sebenarnnya membutuhkan sebuah desain. Dalam hal ini para pakar teknologi pendidikan akan mampu menyumbangkan pemikirannya, sementara seniman [kreator] mampu menjalin kerja sama yang harmonis. Media apresiasi yang memiliki muatan pendidikan agar apresiator mampu menyimak, dapat berujud gambar/foto, hal ini merupakan sebuah media yang memiliki level pertama, yaitu hanya memberikan pengenalan awal. Sangat sedikit media apresiasi yang paling sederhana ini dilakukan, seperti menyelenggarakan pameran foto seni pertunjukan. Media apresiasi yang memiliki muatan pendidikan agar apresiator mampu menginterpertasikan, dapat berujud cerpen atau novel atau biografi seniman. Media ini masih jarang diproduksi. Penulis cerpen yang memungkinkan dapat memberikan apresiasi terhadap seni pertunjukan tradisional, seperti Ahmat Tohari. Tetapi yang belum dapat memenui sebagai media apresiasi adalah mengentengahkan informasi yang bersifat teknis, seperti bentuk tangan seorang Tandak/ledek, cara berbusana, atau ragam serta nama-nama gending pengiringnnya. Hal ini termasuk media yang berbentuk tulisan di surat kabar [Kliping seni pertunjukan], sehingga informasi itu akan mempu menumbuhkan interpertasinya terhadap sebuah karya seni. Media apresiasi yang memiliki muatan pendidikan agar apresiator mampu menganalisa, yaitu dengan mewujudkan media audi visual yaitu rekaman vedio tentang seni pertunjukan dengan memberikan keterangan secara lengkap. Hal ini dibutuhkan sebuah tim peneliti yang tidak hanya seniman, tetapi juga ilmuwan dari berbagai bidang. Media apresiasi yang memiliki muatan pendidikan agar apresiator mampu berperan serta [aktif], yaitu dengan cara mengkondisikan dalam kegiatan workshop dengan tujuan tidak menrampilkan. Tetapi mencoba untuk mengenali secara langsung sebenarnnya kegiatan motorik yang bagaimana yang mampu membantu pemahaman apresiator. Media apresiasi yang memiliki muatan pendidikan yang memungkinkan apresiator dapat mendapatkan pemahaman yang kompleks, yaitu media yang dikondisikan adanya pertunjukan yang dapat langsung saksikan. Tingkatan ini dalam pendidikan di sekolah akan berkaitan dengan studi wisata seni, yaitu mendatangi sentra-sentra seni pertunjukanl untuk melihat secara langsung, dan sudah barang tentu akan mendapatkan keterangan dari para kreatornya. Media apresiasi yang memilik muatan pendidikan teknik produksi [kegiatan apresiasi berperan serta], yaitu melibatkan apresiator secara langsung pada sebuah produksi seni pertunjukan. Tetap dalam krangka, bahwa apresiator tidak diharapkan untuk jadi pelaku permanen [propesional], tetapi mengkondisikan mentalitasnya untuk memahami proses yang terjadi dalam dirinya. Apresiasi tingkat ini akan mampu menumbuhkan sikap apresiatif yang sangat positif terhadap perkembangan seni pertunjukan. Beberapa media yang dikemukakan sebenarnnya sudah dilakukan masyarakat, tetapi pengorganisasian yang secara kontinyuitas dapat dilakukan dan dapat ditawarkan dalam kegiatan pendidikan tampak masih sangat menghadapi kendala yang bermuara pada pengadaan sarana dan prasarana. Berikut adalah soal mata pelajaran Seni Budaya [Musik] kelas X SMA materi Apresiasi Pertunjukan Musik Tradisional lengkap dengan kunci jawaban.
1. Berdasarkan etimologi Inggris Apresiasi berasal dari bahasa Inggris, appreciation yang berarti penghargaan yang positif. 2. Tahapan-tahapan seorang apresiator adalah sebagai berikut:
3. Fungsi apresiasi antara lain:
4. Kegiatan dalam apresiasi meliputi:
5. Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. 6. Ciri-ciri umum musik tradisional adalah sebagai berikut:
7. Fungsi musik tradisional dalam kehidupan masyarakat antara lain: sebagai upacara kebudayaan, hiburan, ekspresi diri, ekonomi, komunikasi, pengiring tari, dan teater tradisional. 8. Tiga jenis musik dalam pertunjukan tari yaitu; sebagai musik pengiring tari, sebagai musik ilustrasi, dan sebagai musik partner gerak. 9. Jenis-jenis tari berdasarkan pola garapannya terdiri dari 2, yaitu Tari Tradisional dan Tari kreasi. 10. Jenis-jenis musik dalam pertunjukan teater adalah sebagai berikut:
11. Berdasarkan pendukungnya, jenis-jenis pertunjukan teater yang berkembang di Indonesia yaitu teater rakyat, teater keraton, teater urban, dan teater kontemporer 12. Berikut 5 Pertunjukan teater tradisional dan asal daerah yang ada di Indonesia
13. Bentuk penyajian pertunjukan musik tradisional
14. Fungsi dari menampilkan pertunjukan musik adalah sebagai berikut:
15. Teknik menampilkan pertunjukan musik, yaitu: a. Penampilan perorangan Sajian ini merupakan pertunjukan musik perorangan [solo] yang dilakukan oleh satu orang saja baik menyanyikan lagu Daerah [vokal] maupun instrumental [bermain alat musik]. Contoh; Menggunakan Alat Musik Daerah Masing – Masing [Daerah Setempat] b. Penampilan kelompok Sajian ini adalah pertunjukan musik yang dilakukan secara kelompok baik vokal maupun permainan alat musik yang sejenis atau yang beragam yang disebut dengan ansambel. Video yang berhubungan |