Informasi yang ingin disampaikan dalam teks tajuk rencana tersebut adalah

Halo Sobat Zenius, siapa di sini yang bercita-cita sebagai jurnalis? Wah keren banget cita-cita elo. Tahu nggak sebagai jurnalis nantinya elo akan kenal dengan istilah teks editorial atau tajuk rencana.

Teks editorial atau yang disebut juga dengan istilah tajuk rencana seringkali menjadi sumber bacaan yang menarik dan dinantikan. Mau tahu lebih dalam tentang apa itu teks editorial? Simak dahulu penjelasan di bawah ini ya.

Di dalam menjalankan tugasnya sebagai jurnalis, terdapat kode etik yang harus mereka (para jurnalis) pegang teguh. Dalam pasal pertama kode etik jurnalistik, disebutkan “Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.” 

Independen di sini berarti dalam menjalankan tugasnya, wartawan Indonesia memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.

Elo mungkin masih beranggapan bahwa pers harus netral. Coba deh elo konsultasikan dulu deh pendapat itu kepada wartawan yang elo kenal. Misalkan ada om atau teman kakak yang bekerja sebagai wartawan. 

Mungkin kalau elo lontarkan pertanyaan “Kenapa wartawan ada yang tidak netral?” jawaban mereka bisa jadi adalah “Karena wartawan tidak harus netral tetapi wartawan harus independen.” 

Dibandingkan menggunakan kata netral sepertinya menggunakan kata berimbang lebih tepat. Berimbang berarti semua pihak setara yang berarti pemberitaan juga tidak berdasar opini yang menghakimi.

Kalau suatu ketika elo merasa kok wartawan media A sepertinya tidak netral atau media B kok memihak tokoh tertentu. Wartawan atau pers tetap sah-sah saja punya opininya sendiri-sendiri.

Makanya kalau elo sedang baca koran, ada kolom khusus yang namanya teks editorial atau juga disebut sebagai tajuk rencana.

Apa sih itu kok istilahnya susah banget. Makanya elo perlu tahu tentang pengertian, kaidah. Sebelum lebih jauh lagi pembahasannya, yuk kenalan dulu dengan teks editorial atau tajuk rencana.

Pengertian Teks Editorial atau Tajuk Rencana

Tajuk rencana atau dikenal juga istilah editorial merupakan ulasan pokok dan menyeluruh dari penulis terhadap isu yang sedang hangat di masyarakat.

Tajuk rencana biasanya mewakili opini dari media yang menerbitkannya terhadap sesuatu yang sedang hangat di masyarakat. Karena sifatnya mewakili itulah mengapa tidak sembarangan wartawan bisa mengisi kolom tersebut. 

Biasanya tajuk rencana ditulis oleh pemimpin redaksi (pemred) atau orang tertentu yang ditunjuk oleh media tersebut.

Ngomong-ngomong soal teks tajuk rencana, ada dua buku keren yang disusun dari kumpulan tajuk rencana yang sangat berkesan buat gue. 

Buku pertama dengan judul Tajuk-tajuk Mochtar Lubis (1997) di Harian Indonesia Raya yang diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia. 

Sedangkan buku kedua mungkin enggak asing di telinga elo, judulnya Catatan Pinggir (1977) yang ada banyak sekali serinya yang merupakan kumpulan tajuk rencana tulisan Goenawan Mohamad dari Tempo.

Ciri-Ciri Tajuk Rencana/Teks Editorial

Tajuk rencana atau teks editorial ini punya ciri-ciri tertentu, lho. Meskipun merupakan opini ada pula yang harus diperhatikan dalam teks editorial. Ini berhubungan dengan ciri, struktur dan kaidah kebahasaannya. Gue bahas untuk ciri kebahasan teks editorialnya dulu ya.

Kayak yang tadi gue bilang, teks editorial ini nggak asal-asalan hanya sesuai keinginan pemimpin redaksi saja. Tajuk rencana pada dasarnya ditulis sebagai respons dari isu yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat. 

Oleh karena itulah semestinya tema yang dibahas adalah tema yang aktual. Namun semua tetap dikembalikan kepada keputusan redaksi media terkait tentunya. 

Jadi, kalau sedang ada isu besar yang ramai dibicarakan kemungkinan pembahasan itu akan masuk di bagian teks editorial.

Selayaknya tulisan pada umumnya, tajuk rencana kiranya juga ditulis secara sistematis sehingga memudahkan pembaca dalam memahaminya. 

Nah, kalau elo mau tahu sistematis gimana sih, ini berhubungan dengan struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial yang nanti juga bakal dibahas.

Poin ini menjadi poin yang tak kalah penting. Meskipun teks ini sifatnya argumentatif namun setiap pernyataannya atau opini dalam teks editorial juga perlu tanggung jawab, lho. 

Ada baiknya argumen yang disampaikan oleh penulisnya bersifat logis sehingga dapat mendukung pendapatnya. 

Struktur Tajuk Rencana/Teks Editorial

Oke sekarang kita bahas struktur dari tajuk rencana atau teks editorial. Ada 3 komponen yang membangun tajuk rencana. 

Sesuai namanya ya Sobat Zenius, bagian ini bertujuan sebagai pengenalan awal dari topik yang akan dibahas di teks editorial atau tajuk rencana. 

Pernyataan mengenai isu harus berdasar fakta, ya. Karena itu bagian ini bersifat faktual. Jadi nggak usah bingung kalau terkadang tercantum pula data berupa nomor, undang-undang dan keterangan lainnya.

Pada bagian ini juga dijabarkan apa yang menjadi pro dan kontra dari isu tersebut.

Selanjutnya adalah argumen. Di sinilah tempat di mana penulis dapat menyampaikan opini atau argumennya atas isu yang diangkat.

Tentunya pendapat yang disampaikan bukanlah opini tanpa dasar. Karenanya selain pendapat, kita juga menemukan adanya argumen kuat yang juga disampaikan. 

Makanya salah satu ciri kebahasaan teks editorial adalah kalimat yang logis. Opini yang nggak sembarangan tentunya berisi kalimat yang masuk akal dan bisa dipahami pembacanya

Bagian kesimpulan berisi ulasan dari yang merupakan gabungan dari pendapat dan argumen. Penulis biasanya juga mencantumkan saran atau harapan di bagian ini.

Mungkin belum jelas ya kalau pembahasannya cuma berupa penjelasan kayak di atas. Gue saranin elo langsung meluncur aja deh ke penjelasan videonya, bisa elo akses di sini ya.

Informasi yang ingin disampaikan dalam teks tajuk rencana tersebut adalah
Teks Editorial / Tajuk Rencana (Dok. Pixabay)

Ada kaidah-kaidah kebahasaan tertentu yang digunakan dalam menulis teks editorial. Yuk, langsung aja ada apa di kaidah teks editorial.

Struktur kebahasaan teks editorial yang pertama adalah adverbia atau keterangan. Dengan mencantumkan keterangan yang jelas, semestinya tulisan yang diterbitkan lebih mudah dipahami.

Misalkan keterangan kapan kejadiannya terjadi, lokasi kejadian, dan keterangan lainnya yang dapat membantu menerangkan isu yang dibahas. 

Konjungsi adalah kata hubung. Konjungsi diperlukan untuk memperkuat argumentasi dan menata argumentasi agar lebih mudah dibaca. Selain itu, ini dibutuhkan untuk memperjelas hubungan sebab akibat.

Contoh konjungsi adalah selanjutnya, selain itu, misalnya, padahal, dan masih banyak lainnya.

Verba material adalah kata kerja berimbuhan yang mengacu pada kegiatan fisik. Contohnya adalah menghendaki, memasang, dan lain sebagainya. Struktur dari kalimat verba material adalah, Subjek + verba material + objek. Misalkan ‘Fulan mendaki gunung Fuji’.

Contoh Tajuk Rencana/Teks Editorial

Sudah belajar tentang pengertian, ciri, struktur bahkan kaidah bahasa teks editorial tapi belum lihat contohnya? Sabar dong, ini gue lampirkan contoh tajuk rencana yang diterbitkan oleh Media Indonesia pada tanggal 30 November.

Untuk contoh kaidah kebahasaan teks editorial di bawah ini, kira-kira sudah sesuai belum ya dengan ciri-ciri dan struktur kebahasaan teks editorial?

Prestasi dan Diplomasi dalam SEA Games Ke-30

Olahraga merupakan alat diplomasi efektif bagi suatu negara untuk menyampaikan pesan. Melalui olahraga, suatu negara dapat menunjukkan  kepada dunia seberapa tinggi tingkat pencapaian, kemajuan, dan peradabannya.

Gelaran SEA Games ke-30 yang akan berlangsung di Filipina bukanlah pengecualian dari model diplomasi olahraga semacam itu. Melalui multi ajang olahraga yang dibuka hari ini dan berlangsung hingga 11 Desember mendatang, sebanyak 11 negara Asia Tenggara pun saling berdiplomasi untuk menunjukkan pencapaian masing-masing melalui berbagai cabang kompetisi.

Kita bersyukur kontingen ‘Merah Putih’ dapat terus mengambil bagian secara aktif dan berkesinambungan dalam multi ajang dua tahunan tersebut. Kita pun bangga dengan kekuatan 841 atlet, yang 60%-nya atlet muda, kontingen ‘Merah Putih’ siap berlaga di 51 dari 56 cabang olahraga yang dipertandingkan di pesta olahraga Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara tersebut.

Kita berharap dan berdoa agar kontingen ‘Merah Putih’ meraih prestasi terbaik dalam multi ajang tersebut. Ini penting kita tekankan, mengingat momentum pelaksanaan multi ajang tersebut bersamaan dengan awal dari periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Seperti kita ketahui, dalam periode kedua pemerintahannya, Presiden Jokowi menetapkan lima prioritas pencapaian. Salah satu dari kelima prioritas tersebut ialah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM ini tentu mencakup peningkatan di berbagai bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang olahraga.

Paralel dengan semangat peningkatan kualitas tersebut, saat melepas kontingen ‘Merah Putih’, Presiden pun berpesan agar prestasi kita pun meningkat pada ajang SEA Games ke-30 ini. Jika pada SEA Games sebelumnya Indonesia berada di ranking kelima, Presiden berharap pada SEA Games 2019 ini kita dapat mencapai  posisi dua besar.

Kita memahami betapa target dua besar tersebut bukanlah sasaran yang mudah dicapai. Apalagi, kita mengamati prestasi negara-negara tetangga  seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Vietnam di berbagai cabang olahraga juga sangat kompetitif.

Namun, dengan tekad dan semangat kuat para atlet dan ofisial, disertai dukungan dan doa seluruh rakyat Indonesia, kita percaya target tersebut dapat diraih. Akan tetapi, kita juga mengingatkan agar pencapaian tersebut hendaknya tidak diraih dengan menghalalkan segala cara yang justru bertentangan dengan spirit olahraga. Artinya, menang dengan cara-cara curang jelas bukan pilihan kita.

Kemenangan dengan semangat seperti itu tidak akan menjadi pesan diplomasi yang baik. Cara itu juga tidak akan bisa mengharumkan nama bangsa dan negara. Malah sebaliknya, kemenangan dengan cara curang atau tidak sportif hanya akan membuat citra Indonesia terpuruk.

Kemenangan semacam itu harus kita hindarkan karena merupakan diplomasi buruk bagi seluruh bangsa. Prestasi gemilang di dalam olahraga hanya dapat dicapai dengan cara-cara bermartabat, yang didasari spirit kejujuran, ketekunan, dan kerja keras dalam berkompetisi. Inilah yang kita harapkan akan diraih kontingen ‘Merah Putih’ pada SEA Games ke-30.

Demikianlah penjelasan dari tajuk rencana. Gue harap penjelasan ini sudah cukup untuk membuat elo memahami secara mendetail apa itu tajuk rencana. Oh iya, gue pengin tahu deh contoh soal teks editorial yang elo dapatkan di sekolah. Coba komen di bawah dong.

Kalau ada yang pertanyaan tentang teks editorial yang masih ingin elo ketahui, silahkan tuliskan pertanyaan di kolom komentar dan elo juga bisa memperoleh penjelasan lainnya mengenai tajuk rencana melalui tautan di bawah.

Materi Tajuk Rencana

Penjelasan lengkap materi teks editorial dan tajuk rencana

Youtube Zenius Education

Originally Published: January 9, 2020
Updated by: Silvia Dwi