Berikut ini yang tidak perlu diperhatikan dalam menyajikan penampilan olahan pangan adalah

Aktivitas 1

1. Berdoa untuk memulai pembelajaran,

2. Isilah kehadiran pada link yang telah disiapkan oleh guru!

3. Simaklah motivasi pembelajaran yang disajikan guru melalui link video berikut //www.youtube.com/watch?v=srkG0zqJZSw tentang ketika bekerja menjadi beban dan Ananda dapat menyimpulkan pesan dan makna yang disampaikan dalam video tersebut!

4. Bacalah dan pahami tujuan pembelajaran yang akan Ananda capai sebelum melanjutkan aktivitas pembelajaran!

46 Mata Pelajaran Prakarya Aspek Pengolahan Kelas IX

Aktivitas 2

Baca dan simaklah secara cermat dan teliti materi dibawah ini terkait contoh penyajian atau pengemasan produk olahan dari bahan pangan setengah jadi dari hasil peternakan dan perikanan berikut dengan memperhatikan fungsi dan tujuan pengemasan!

Penyajian dan Pengemasan

A. Penyajian

Dalam menyajikan suatu hidangan atau olahan pangan hendaknya memberikan penampilan yang menarik sehingga dapat menggugah selera bagi yang melihatnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan penampilan olahan pangan sebagai berikut:

1. Kombinasi Warna

Dalam tata saji, warna merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Padupadan warna yang indah merupakan salah satu faktor yang menjadi nilai jual suatu hidangan. Kombinasi warna yang buruk dapat merusak selera makan secara keseluruhan.

2. Bentuk, Tekstur, dan Kekentalan

Bentuk suatu hidangan dapat diciptakan dari pemotongan bahan pangan. Bahan pangan dapat dipotong dadu, memanjang, dirajang secara kasar atau halus, dibentuk lonjong, bunga atau bintang. Bentuk-bentuk yang menarik mata saat memandang akan dapat meningkatkan selera makan. Demikian halnya pada tekstur olahan pangan penting untuk diperhatikan. Tekstur olahan pangan dirasakan saat di dalam mulut, apakah teksturnya lunak, kenyal, kasar, kental atau halus. Adapun yang dimaksud dengan kekentalan adalah dalam satu paket menu hendaknya memperhatikan kombinasi tingkat kekentalan hidangan yang berbeda. Misalnya, jangan semua serba berkuah atau serba kering.

3. Rasa dan Suhu

Dalam penyajian satu menu hendaknya kita juga perlu mengombinasikan rasa-rasa dasar seperti, rasa asin, rasa manis, rasa pedas,

rasa gurih, rasa pahit, dan rasa asam, maupun rasa yang sangat berbumbu. Suhu dari olahan pangan yang dihidangkan juga perlu diperhatikan. Ada olahan pangan yang enak dihidangkan saat panas ada juga yang cocok dalam kondisi dingin. Misalnya, soto atau sop sebaiknya dihidangkan panas-panas, sedangkan makanan penutup seperti es krim atau puding hendaknya dihidangkan dingin.

4. Alat Saji Makanan

Alat saji tradisional misalnya dengan wadah rotan dengan dialasi daun pisang. Alat saji modern dapat berupa piring khusus untuk menu hidangan utama, sup, maupun piring kecil untuk makanan penutup yang dilengkapi sendok dan garpu yang sesuai.

5. Hiasan/Garnis

Hiasan atau garnis merupakan penunjang penampilan pada olahan pangan yang dihidangkan. Hiasan ini dapat memberikan aksen warna yang mengugah selera, bentuk yang bermacam-macam maupun tata saji yang menarik. Penyajian

Dalam menyajikan suatu hidangan pada piring hendaknya memperhatikan semua hal yang perlu ditampilkan seperti yang disebutkan di atas yaitu kombinasi warna, bentuk, tekstur dan kekentalan, rasa dan suhu serta penggunaan alat saji. Tidak lupa faktor yang sangat penting diperhatikan adalah kebersihan atau higienisnya suatu hidangan. Hidangan yang tidak bersih akan langsung merusak selera makan seseorang.

B. Pengemasan

Kemasan atau packaging menjadi salah satu unsur penting dalam suatu produk. Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu suatu produk makanan. Makanan yang diberi wadah atau pembungkus akan tercegah dari kerusakan, pencemaran [debu] serta serta gangguan fisik [gesekan, benturan, getaran].

48 Mata Pelajaran Prakarya Aspek Pengolahan Kelas IX

1. Fungsi Kemasan

Fungsi Kemasan secara mendasar adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan. Selain itu fungsi lain dari kemasan adalah: 1] memudahkan distribusi produk, sehingga tidak tercecer, 2] sebagai identitas produk yang membandingkan produk satu dengan yang lainnya, 3] menambah daya tarik calon pembeli. Pemilihan bahan dalam pengemasan disesuaikan dengan jenis produk makanan yang kita hasilkan. Apakah produk tersebut termasuk olahan basah, kering, atau lainnya. Pengemasan yang baik tentu akan meningkatkan estetika produk, sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Selain itu juga dapat menjaga kualitas suatu produk dari udara luar yang menyebabkan produk cepat basi, kotor, dan mlempem. Ragam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun pisang, kelobot jagung [pelepah daun jagung], daun kelapa/enau [aren], daun jambu air dan daun jati. Sedangkan secara modern, jenis bahan kemasan dapat berupa: kertas, alumunium foil, film, dan plastik.

Desain Kemasan

Kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin, dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan sebaiknya kita memperhatikan hal-hal seperti berikut ini:

a. Kesesuaian antara produk dengan bahan pengemasnya.

Maksudnya adalah dalam menentukan bahan pengemas kita harus mempertimbangkan produk yang kita miliki. Jika produk kita berbentuk cairan seperti jus atau sirup, kita bisa memilih bahan pengemas seperti botol atau gelas plastik. Jika produk kita berupa makanan kering seperti keripik, kerupuk, atau yang lainnya kita bisa menggunakan plastik transparan dan lain sebagainya. Plastik dapat digunakan sebagai kemasan primer sekaligus dengan labelnya, juga bisa dimasukkan kedalam kemasan lain seperti dus kertas sebagai kemasan sekunder.

b. Ukuran Kemasan dan ketebalan bahan kemasan.

Ukuran kemasan berkaitan dengan banyak sedikitnya isi yang diinginkan, sedangkan ketebalan berkaitan dengan keawetan dari produk

yang ada didalamnya. Jika produknya sangat ringan seperti kerupuk sebaiknya kemasan di buat dalam ukuran relatif besar.

c. Bentuk kemasan.

Agar kemasan menarik bentuk pengemas bisa dirancang dalam bentuk yang unik tergantung dari kreativitas perancangnya. Misalnya kemasan dus kertas bisa di buat seperti tabung, kubus, balok, trapesium atau bentuk-bentuk lainnya

C. Labeling

Label merupakan identitas dari suatu produk. Dengan adanya label, konsumen akan mampu membedakan antara produk satu dengan produk lainnya. Labeling adalah upaya memberi label berupa informasi singkat mengenai produk tersebut. Beberapa informasi yang perlu dicantuman dalam label meliputi a] nama produk, b] pembuat produk, c] alamat pembuat produk, d] bahan yang digunakan untuk membuat produk, e] kompoisi gizi, f] masa kadaluarsa, g] izin depkes atau instansi terkait

a. Kemasan dari bahan kertas b. Kemasan bahan plastik dan foil

Sumber Gambar:

//topcareer.id/read/2019/12/31/18741/alasan-lambatnya-pertumbuhan-industri-kemasan //m.lampost.co/berita-kemasan-dapat-meningkatkan-nilai-jual-produk-ikm.html

50 Mata Pelajaran Prakarya Aspek Pengolahan Kelas IX

Aktivitas 3

Amatilah produk pengolahan yang telah dihasilkan pada pembelajaran sebelumnya dengan memperhatikan bentuk dan ukuran produk, jenis bahan yang digunakan, kekuatan produk dan estetika produk secara mandiri dan teliti. Buatlah rancangan penyajian atau pengemasan produk yang kreatif dan inovatif dengan memperhatikan fungsi utama kemasan dan menggunakan bahan ramah lingkungan! Sekaligus membaca referensi tentang materi penyajian atau pengemasan produk pengolahan!

Aktivitas 4

Setelah menghasilkan rancangan penyajian atau pengemasan produk pada aktivitas sebelumnya dengan penuh rasa syukur, siapkanlah bahan dan alat untuk membuat penyajian atau kemasan produk pengolahan sesuai dengan rancangan yang kreatif dan inovatif, dengan menggunakan bahan ramah lingkungan sesuai dengan potensi daerah setempat serta memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja!

Aktivitas 5

Buatlah penyajian atau kemasan produk pengolahan yang telah kalian hasilkan sesuai dengan rancangan yang kreatif dan inovatif, dengan memperhatikan fungsi utama kemasan dan menggunakan bahan ramah lingkungan sesuai dengan potensi daerah setempat serta memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.

Aktivitas 6

Catatlah setiap kegiatan dan mendokumentasikannya [foto/ Video] serta memberikan ulasan/komentar sendiri atas kegiatan menyajikan atau mengemas produk sesuai dengan perancangannya dan dituangkan pada LK.5

 Salah satu sektor yang sangat penting dikembangkan untuk mendukung pembangunan pertanian adalah industri pertanian [ industri makanan ]. pengembangan industri makanan diharapkan akan mampu memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian, membuka kesempatan kerja, sumber devisa sekaligus menyediakan pangan yang semakin beragam. pengolahan makanan engan memperhatikan gizi dan awet berhubungan erat dengan pemenuhan gizi masyarakat

permintaan produk olahan industri makanan menunjukan kecenderungan makin meningkat baik pasar domestik maupun internasional.hal ini bukan saja disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk dunia secara kuantitatif, juga secara kualitatif kesejahteraan penduduk tersebut semakn baik yang menyebabkann makin meningkatnya kebutuhan akan pangan yang bergizi dan beragam.sejalan dengan hal tersebut, pengembangan teknologi pengolahan pertanian terutama industri makanan sangat dibutuhkan. Ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia, besarnya hasil pertanian yang dimiliki serta pasar terbuka akan memberikan daya Tarik tersendiri bagi pelaku pada industry pengolahan hasil pertanian.

    A.      Pengertian

Ø  Pengolahan bahan pangan : kegiatan mengubah bahan mentah menjadi bahan makanan siap dikonsumsi / bahan makanan ½ jadi.

Ø  Serealia : jenis tumbuhan golongan padi padian / rumput rumputan [ Gramineae ] yang dibudidayakan untuk menghasilkan bulir berisi biji bijian sebagai sumber karbohidrat / pati

Ø  Umbi : organ tumbuhan yang mengalami perubahan ukuran [ pembengkakan ] sebagai akibat perubahan fungsinya.

Ø  Olahaan bahan  pangan ½ jadi / Produk pangan primer adalah mengolah bahan baku pangan dengan proses pengawetan menjadi aneka ragam olahan bahan baku pangan yang memilika nilai ekonomi lebih tinggi.

   B.      Jenis

1.       Olahan pangan ½ jadi dengan bentuk pipih tebal atau tipis

       Contoh : kerupuk gendar, kerupuk tette dan keripik tempe

2.       Olahan pangan ½ jadi dengan bentuk butiran besar

Contoh : jagung grontol, nasi jagung, kacang kedelai goreng,dan biscuit

3.       Olahan pangan  ½ jadi dengan bentuk butiran halus

Contoh :  kue adee, udang goreng tepung,  chai kue, dan bakpia

Makanan dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Makanan yang masuk ke dalam tubuh untuk menjaga kesehatan, digunakan untuk proses pertumbuhan , mengganti sel – sel yang rusak, dan persediaan energy.  kata gizi berasal dari bahasa arab “ ghidza “ yang artinya makanan.

Kelompok zat  gizi bedasarkan kegunaannya dibagi menjadi 3 yaitu :

1.       Kelompok zat gizi penghasil tenaga [ karbohidrat ]

2.       Kelompok zat gizi pembangun sel [ protein ]

3.       Kelompok zat gizi pengatur dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh seperti yang  terdapat pada sayuran bewarna kuning, jingga, merah, serta buah – buahan

   C.      Tehnik Pengolahan

1.       Tehnik pengolahan makanan panas basah [ moist heat ]

Adalah mengolah bahan makanan dengan menggunakan bahan dasar cairan untuk mematangkannya

a.       Tehnik merebus [ boiling ]: mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih

b.      Tehnik poaching : cara memasak bahan makanan dalam bahan cair sebatas menutupi bahan makanan yang direbus dengan api kecil di bawah titik didih [ 92-96 derajat celcius]

c.       Tehnik braising  : tehnik merebus bahan makanan dengan sedikit cairan dalam panci tertutup dengan api dikecilkan secara perlahan – lahan

d.      Tehnik stewing : mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dan cairan yang tidak terlalu banyak dengan api sedang

e.      Tehnik mengukus [ steaming ] : memasak bahan makanan dengan uap air mendidih

f.        Tehnik simmering : tehnik memasak bahan makanan dengan saus atau bahan cair lainnya yang didihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik didih dan direbus lama

g.       Tehnik mengetim : memasak bahan makanan dengan menggunakan 2 buah panci yang berbeda ukuran dimana salah satu panci lebih kecil.

2.       Tehnik pengolahan makanan panas kering [ dry heat cooking ]

Adalah mengolah makanan tanpa bantuan bahan dasar cairan untuk mematangkannya.

a.       Menggoreng dengan minyak banyak [ deep frying ] : memasak dengan menggunakan minyak/lemak yang banyak hingga bahan benar – benar terendam sehingga, memperoleh hasil yang kering [ crispy ]

b.      Menggoreng dengan minyak sedikit [ sallow frying ] : memasak dengan menggunakan minyak sedikit pada wajan datar

c.       Menumis [ sautéing ] : tehnik memasak dengan menggunakan sedikit minyak olahan dan bahan makanan yang telah dipotong kecil.

d.      Memanggang [ baking ] : mengolah bahan makanan di dalam oven dengan panas dari segala arah tanpa menggunakan minyak

e.      Membakar [ grilling  ] : mengolah makanan di atas lempengan besi panas yang diletakkan di atas perapian langsung

    D.      Penyajian dan Pengemasan

         Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan penampilan olahan pangan sebagai berikut.

1. Kombinasi Warna

            Dalam tata saji, warna merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Padu-padan warna yang indah merupakan salah satu faktor yang menjadi nilai jual suatu hidangan.

2. Bentuk, Tekstur, dan Kekentalan

            Bentuk suatu hidangan dapat diciptakan dari pemotongan bahan pangan. Bahan pangan dapat dipotong dadu, memanjang, dirajang secara kasar atau halus, dibentuk lonjong, bunga atau bintang. Adapun yang dimaksud dengan kekentalan adalah dalam satu paket menu hendaknya memperhatikan kombinasi tingkat kekentalan hidangan yang berbeda.

3. Rasa dan Suhu

        Dalam penyajian satu menu hendaknya kita juga perlu mengombinasikan rasa-rasa dasar seperti, rasa asin, rasa manis, rasa pedas, rasa gurih, rasa pahit, dan rasa asam, maupun rasa yang sangat berbumbu. Suhu dari olahan pangan yang dihidangkan juga perlu diperhatikan.

4. Alat Saji Makanan

           Alat saji khas Indonesia sangatlah banyak. Hal ini sudah kamu pelajari di semester 1. Ada alat saji tradisional dan modern. Alat saji tradisional misalnya dengan wadah rotan dengan dialasi daun pisang. Alat saji modern dapat berupa piring khusus untuk menu hidangan utama, sup, maupun piring kecil untuk makanan penutup yang dilengkapi sendok dan garpu yang sesuai.

5. Hiasan/Garis

       Hiasan atau garnis merupakan penunjang penampilan pada olahan pangan yang dihidangkan. Hiasan ini dapat memberikan aksen warna yang mengugah selera, bentuk yang  bermacam-macam maupun tata saji yang menarik.

 6. Penyajian

        Dalam menyajikan suatu hidangan pada piring hendaknya memperhatikan semua hal yang perlu ditampilkan seperti yang disebutkan di atas yaitu kombinasi warna, bentuk, tekstur dan kekentalan, rasa dan suhu serta penggunaan alat saji. Tidak lupa faktor yang sangat penting diperhatikan adalah kebersihan atau higienisnya suatu hidangan.