Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

Ketika asam dan basa bereaksi satu sama lain, maka akan terbentuk spesies garam yang biasanya diikuti dengan pembentukan molekul air. Reaksi ini disebut sebagai reaksi netralisasi, yang secara umum mengikuti persamaan kimia berikut ini:

Kebalikan dari reaksi netralisasi disebut dengan reaksi hidrolisis garam. Pada reaksi hidrolisis, garam bereaksi dengan air membentuk asam atau basa.

Berikut adalah reaksi netralisasi spesifik dari sifat kekuatan asam atau basa.

Jenis-jenis

Netralisasi asam kuat dan basa kuat

Contoh reaksi netralisasi asam kuat dan basa kuat adalah antara asam klorida dengan natrium hidroksida.

Ketika asam kuat dan basa kuat bereaksi, maka akan terjadi reaksi netralisasi dan larutan yang dihasilkan bersifat netral (pH=7). Ion yang terbentuk tidak dapat bereaksi dengan air.

Netralisasi asam kuat dan basa lemah

Contoh reaksi netralisasi asam kuat dan basa lemah adalah antara asam klorida dengan amonia.

Reaksi antara asam kuat dan basa lemah menghasilkan garam, tetapi biasanya tidak membentuk molekul air karena basa lemah tidak mempunyai ion hidroksida. Pada kasus ini, air hanya bersifat sebagai pelarut dan bereaksi dengan kation dari garam membentuk basa lemah.
Contoh:

HCl (aq) + NH3 (aq)

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali
NH4+ (aq) + Cl–

dimana ion amonium yang terbentuk, bereaksi lebih lanjut dengan air menurut persamaan reaksi kimia sebagai berikut:

NH4– (aq) + H2O

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali
NH3 (aq) + H3O+ (aq)

Netralisasi asam lemah dan basa kuat

Contoh reaksi netralisasi asam lemah dan basa kuat adalah antara asam asetat dengan natrium hidroksida

CH3COOH + NaOH

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali
CH3COONa + H2O

Ketika asam lemah direaksikan dengan basa kuat maka larutan akan bersifat basa.

Netralisasi asam lemah dan basa lemah

Contoh reaksi netralisasi asam lemah dan basa lemah adalah antara asam asetat dengan amonia membentuk amonium asetat. Reaksinya adalah sebgai berikut:

CH3COOH + NH3

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali
CH3COONH4

pH larutan yang terbentuk tergantung dari kekuatan asam atau basa. Kekuatan asam atau basa dengan mudah dapat diketahui dari nilai tetapan kesetimbangan asam basa. Semakin besar nilai tetapan keseimbangan, maka semakin tinggi kekuatan asam atau basa.

Hidrolisis Garam – Pengantar

Ketika suatu asam bereaksi dengan suatu basa maka akan dihasilkan senyawa ionik yang disebut garam. Larutan garam dapat bersifat netral, asam, ataupun basa. Hal ini dikarenakan terjadinya hidrolisis garam, yaitu reaksi dari suatu kation atau suatu anion, ataupun keduanya, dengan air menghasilkan ion H+(aq) atau OH−(aq).

Secara umum, larutan garam yang dihasilkan dari reaksi asam kuat dengan basa kuat bersifat netral, larutan garam yang dihasilkan dari reaksi asam kuat dengan basa lemah bersifat asam, dan larutan garam yang dihasilkan dari reaksi asam lemah dengan basa kuat bersifat basa.

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

Garam dari asam kuat dan basa kuat

Garam seperti NaCl yang dapat terbentuk dari reaksi basa kuat (NaOH) dan asam kuat (HCl) tidak dapat terhidrolisis sehingga larutannya bersifat netral. Anion Cl− merupakan basa konjugasi yang sangat lemah karena berasal dari asam kuat sehingga cenderung tidak dapat menarik proton. Kation Na+ tidak terhidrolisis, sebagaimana di dalam air Na+ hanya akan terhidrasi (dikelilingi oleh molekul-molekul H2O). Oleh karena densitas muatannya yang rendah, kemampuan kation Na+ mempolarisasi molekul-molekul H2O di sekitarnya untuk melepas proton dapat diabaikan. Akibatnya, kation Na+ cenderung tidak mempengaruhi keasaman larutan.

  • Anion-anion basa konjugasi dari asam kuat yang tidak terhidrolisis, antara lain Cl−, Br−, I−, NO3−, dan ClO4−.
  • Kation-kation dari basa kuat yang tidak terhidrolisis, antara lain kation-kation logam golongan IA dan IIA (Li+, Na+, K+, Mg2+, Ca2+), kecuali Be2+.

Jadi, larutan garam dari asam kuat dan basa kuat umumnya tidak mengubah perbandingan konsentrasi H+ dan OH− dalam air. Oleh karena itu, larutannya bersifat netral (pH = 7).

Garam dari asam kuat dan basa lemah

Garam seperti NH4Cl yang dapat terbentuk dari reaksi asam kuat (HCl) dan basa lemah (NH3) akan mengalami hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah sehingga larutannya bersifat asam. Anion Cl− tidak terhidrolisis karena merupakan basa konjugasi yang sangat lemah. Kation NH4+ dapat terhidrolisis karena merupakan asam konjugasi lemah yang berasal dari basa lemah sehingga dapat mendonorkan proton (H+) kepada H2O dan membentuk ion hidronium (H3O+).

Kation-kation yang dapat terhidrolisis meliputi:

  • kation asam konjugasi dari basa lemah, seperti NH4+, CH3NH3+, C6H5NH3+, dan C5H5NH+;
  • kation logam dengan densitas muatan tinggi, seperti Fe3+, Cr3+, Al3+, Cu2+, dan Ni2+.

Jika kation yang terhidrolisis dimisalkan sebagai BH+, maka reaksi hidrolisisnya dapat ditulis sebagai berikut.

BH+(aq) + H2O(l) ⇌ B(aq) + H3O+(aq)

Reaksi ini dapat juga ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana seperti berikut.

BH+(aq) ⇌ B(aq) + H+(aq)

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

Dengan asumsi jumlah kation BH+ yang terhidrolisis relatif kecil ([BH+]setimbang ≈ [BH+]awal = Mb), sebagaimana kation terhidrolisis merupakan asam konjugasi lemah, maka pada kondisi setimbang:

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

Hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan Kh dengan nilai tetapan ionisasi basa lemah B (Kb) dan nilai tetapan autoionisasi air (Kw), yaitu:

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

dengan Mb = molaritas komponen kation garam yang terhidrolisis.

Oleh karena itu, larutan garam dari asam kuat dan basa lemah akan meningkatkan konsentrasi H+ (H3O+) dalam air sehingga larutannya bersifat asam (pH < 7).

Garam dari asam lemah dan basa kuat

Garam seperti KCN yang dapat terbentuk dari reaksi asam lemah (HCN) dan basa kuat (KOH) akan mengalami hidrolisis anion yang berasal dari asam lemah sehingga larutannya bersifat basa. Kation K+ tidak terhidrolisis dan juga kation K+ yang terhidrasi memiliki densitas muatan yang rendah sehingga cenderung tidak mempengaruhi keasaman larutan. Anion CN− dapat terhidrolisis karena merupakan basa konjugasi lemah yang berasal dari asam lemah sehingga dapat menarik proton (H+) dari H2O dan membentuk ion hidroksida (OH−).

Anion-anion basa konjugasi dari asam lemah yang dapat terhidrolisis menghasilkan ion OH−, antara lain:

CN−, NO2−, F−, PO43−, CO32−, S2−, HS−, ClO−, C2O42−, HCOO−, CH3COO−, dan C6H5COO−.

Jika anion yang terhidrolisis dimisalkan sebagai A−, maka reaksi hidrolisisnya dapat ditulis sebagai berikut.

A−(aq) + H2O(l) ⇌ HA(aq) + OH−(aq)

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

Dengan asumsi jumlah anion A− yang terhidrolisis relatif kecil ([A−]setimbang ≈ [A−]awal = Ma), sebagaimana anion terhidrolisis merupakan basa konjugasi lemah, maka pada kondisi setimbang:

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

Hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan Kh dengan nilai tetapan ionisasi asam lemah HA (Ka) dan nilai tetapan autoionisasi air (Kw), yaitu:

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

dengan Ma = molaritas komponen anion garam yang terhidrolisis.

Oleh karena itu, larutan garam dari asam lemah dan basa kuat akan meningkatkan konsentrasi OH− dalam air sehingga larutannya bersifat basa (pH > 7).

Garam dari asam lemah dan basa lemah

Garam seperti CH3COONH4 yang dapat terbentuk dari reaksi asam lemah (CH3COOH) dan basa lemah (NH3) akan mengalami hidrolisis kation dan anionnya. pH larutan garam demikian bergantung pada kekuatan asam relatif dari kation dan kekuatan basa relatif dari anion. Kekuatan relatif dari anion dan kation dapat ditentukan dari kekuatan relatif asam lemah dan basa lemah yang berhubungan. Dengan demikian, terdapat tiga kemungkinan kondisi keasaman larutan garam yang terbentuk dengan parameter seperti berikut.

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

pH larutan garam dari asam lemah dan basa lemah hanya dapat diperkirakan menggunakan rumus berikut dengan asumsi jumlah garam yang terhidrolisis relatif sangat kecil.

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

Contoh Soal Hidrolisis Garam dan Pembahasan

Tentukan pH larutan garam berikut dalam air:

a. NaOCl 0,3 M
b. C6H5NH3Cl 0,2 M
c. NH4F 0,1 M

Ka(HOCl) = 2,9 × 10−8; Ka(HF) = 6,6 × 10−4; Kb(C6H5NH2) = 7,4 × 10−10; Kb(NH3) = 1,8 × 10−5

Jawab:

a. Garam NaOCl termasuk garam dari asam lemah (HOCl) dan basa kuat (NaOH), sehingga kation Na+ tidak terhidrolisis sedangkan anion OCl− akan terhidrolisis menghasilkan larutan bersifat basa (pH > 7).

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

b. Garam C6H5NH3Cl termasuk garam dari asam kuat (HCl) dan basa lemah (C6H5NH2), sehingga anion Cl− tidak terhidrolisis sedangkan kation C6H5NH3+ akan terhidrolisis menghasilkan larutan bersifat asam (pH < 7).

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

c. Garam NH4F termasuk garam dari asam lemah (HF) dan basa lemah (NH3), sehingga kation NH4+ dan anion F− keduanya terhidrolisis. Oleh karena Ka(HF) (6,6 × 10−4) > Kb(NH3) (1,8 × 10−5), larutan garam akan bersifat asam (pH < 7).

Berikut ini merupakan contoh reaksi antara asam kuat dan basa lemah kecuali

Hidrolisis Garam – Referensi

Atkins, Peter & Jones, Loretta. 2010. Chemical Principles: The Quest for Insight (5th edition). New York: W.H. Freeman & Company
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Chang, Raymond & Goldsby, Kenneth A. 2016. Chemistry (12th edition). New York: McGraw-Hill Education
McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc. Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga Retnowati, Priscilla. 2005. SeribuPena Kimia SMA Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education

Artikel: Hidrolisis Garam Kontributor: Nirwan Susianto, S.Si.

Alumni Kimia FMIPA UI

Materi StudioBelajar.com lainnya:

  1. Polimer
  2. Reaksi Redoks
  3. Larutan Penyangga