Berikut ini manakah tokoh tokoh yang berperan dalam reformasi gereja protestan di eropa

Berikut ini manakah tokoh tokoh yang berperan dalam reformasi gereja protestan di eropa

Reformasi Gereja Protestan adalah gerakan besar di Eropa Barat pada abad XVI (tahun 1517). Reformasi ini dipelopori biarawan dari ordo Agustinian, yaitu Martin Luther. Tujuannya adalah mereformasi kepercayaan, doktrin, dan praktik-praktik dalam Gereja Katolik Roma. Gerakan Reformasi ditandai dengan peristiwa pemakuan 95 dalil Martin Luther di depan pintu atau tembok Gereja Wittenburg di Jerman. Pada dasarnya ke-95 dalil itu berisi kepercayaan, doktrin dan praktik dalam Gereja Katolik Roma yang menurut Luther harus segera direformasi.  Di dalam ke-95 dalil tersebut terdapat pula daftar kebobrokan dan dekadensi moral pejabat-pejabat Gereja dari imam, uskup, kardinal, sampai paus. Bentuk kritik dari 95 dalil milik Martin Luther ini didasarkan adanya praktik korupsi yang dilakukan oleh elite gereja dalam menghimpun dana umat melalui surat pengampunan dosa. Di samping itu, terdapat monopoli pengetahuan oleh gereja katolik dalam intepretasi injil. Menurut martin diperlukan adanya reformasi gereja yakni berkaitan dengan penghapusan surat pengampunan dosa, transparansi penggunaan dana umat, dan penerjemahan injil ke berbagai bahasa.

Gagasan-gagasan Martin Luther yang kemudian disebut dengan doktrin Lutheran dalam waktu singkat menyebar dan diterima di banyak wilayah di Jerman hingga ke luar perbatasannya, di antara Denmark, negara-negara Skandinavia, dan wilayah Semenanjuk Baltik. Di kemudian hari, Reformasi juga merambat ke wilayah Swiss dan Prancis, yaitu Zurich dan Jenewa. Selain negara-negara tersebut, Prancis, Inggris, Skotlandia, Swedia, Belanda, Polandia, Hungaria dan Rumania pun kemudian ikut menyambut gagasan reformasi tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah D.


1.      Martin Luther (1483-1546)

Luther lahir pada tanggal 10 November 1483 di Eisleben, Jerman. Seorang tokoh yang paling berpengaruh dalam gereja bahkan di kalangan Protestan setelah era Reformasi di mana Luther merupakan salah satu tokoh utamanya. Luther membawa pembaharuan besar di Jerman. Dalam persembunyian dia menerjemahkan Kitab Suci Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman.

Luther membawa pembaharuan besar di Jerman pada masa itu. Dalam persembunyian  dia menerjemahkan Kitab Suci Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jerman. Ini sangat penting sebagai sebuah pintu bagi perubahan dan kemerdekaan berpikir. Selama 1500-an tahun, yang berhak membaca Kitab Suci hanya segelintir orang dan yang berhak menafsirkannya hanya para petinggi gereja seperti Paus di Roma. Penerjemahan Kitab Suci ke dalam bahasa Jerman juga membawa pembaharuan tidak hanya dalam kehidupan beragama tetapi juga dalam bidang non-agamis seperti seni dan budaya.

2.      Erasmus Desiderius Roterodamus

Adalah seorang humanis yang terkemuka dan merupakan perintis Reformasi. Karyanya edisi perjanjian Baru diterbitkan pada tahun 1516 dalam Bahasa Yunani mendorong reformasi Luther. Erasmus dilahirkan 27 oktober 1466. Ia tinggal dalam biara Augustinus selama 5 tahun (1486-1491). Pada waktu selama itu ia menulis sejumlah puisi dan karangan prosa dan lain. Dalam tulisannya sudah tampak kritiknya pada kekuasaan gereja.

Erasmus adalah seorang tokoh yang berjasa bagi gerakan reformasi gereja yang dipimpin oleh Luther. Luther menggunakan edisi baru bahasa Yunani yang dikeluarkan oleh Erasamus. Erasamus juga mengeritik keburukan-keburukan yang ada di gereja dan menasahati paus supaya mengambil tindakan-tindakan pembaharuan gereja. Hingga tahun 1524 Erasamus bersimpati pada reformasi Luther.

3.      Zwingli 

Huldrych (atau Ulrich) Zwingli lahir di Swiss, 1 Januari 1484 adalah pemimpin Reformasi Swiss, dan pendiri Gereja Reformasi Swiss. Reformasi Zwingli didukung oleh pemerintah dan penduduk Zürich, dan menyebabkan perubahan-perubahan penting dalam kehidupan masyarakat, dan urusan-urusan negara di Zürich. Gerakan ini, khususnya, dikenal karena tanpa mengenal kasihan menganiaya kaum Anabaptis dan para pengikut Kristus lainnya yang mengambil sikap tidak melawan. Reformasi menyebar dari Zürich ke lima kanton Swiss lainnya, sementara yang lima lainnya berpegang kuat pada pandangan iman Gereja Katolik. Zwingli terbunuh di Kappel am Albis, dalam sebuah pertempuran melawan kanton-kanton Katolik.

4.      John Calvin (1509-1564)

Yohanes Calvin atau John Calvin lahir di Noyon, Kerajaan Perancis, 10 Juli 1509 Swiss. Ia adalah  teolog Kristen terkemuka pada masa Reformasi Protestan yang berasal dari Perancis. Seorang pemimpin Reformasi Gerakan Gereja di Swiss. Merupakan generasi kedua dalam jajaran pelopor dan pemimpin reformasi gereja abad ke-16 peranannya sangat besar dalam gereja-gereja reformatoris. Gereja-gereja yang mengikuti ajaran tata gereja yang digariskan Calvin tersebar. Dikenal dengan gereja Calvinisme. Sebagai pelopor Reformasi Gereja, ia menyebarkan gagasan-gagasannya tentang bagaimana Gereja Reformasi yang benar itu ke banyak bagian Eropa. Calvinisme menjadi sistem teologi dari mayoritas Gereja Kristen di Skotlandia, Belanda, dan bagian-bagian tertentu dari Jerman dan berpengaruh di Perancis, Hongaria khususnya di Transilvania dan Polandia.

5.      John Knox 

Lahir sekitar tahun 1513 di Haddington. Ia belajar di Universitas St. Andrews lalu ditahbiskan menjadi imam Katolik tahun 1536 dan menjadi seorang notaris kepausan tahun 1540. Ia adalah salah seorang tokoh yang memengaruhi gerakan reformasi di Skotlandia. Ia merupakan salah satu murid Calvin di Jenewa, sehingga pengaruh teologi Calvinis sangat kental dalam dirinya. Menurut Knox, kekristenan dan kemerdekaan nasional harus dapat ditemukan bersama, karena keduanya merupakan suatu pergumulan yang dapat diselesaikan bersama.

6.      John Wycliff

John Wycliffe  lahir 1324 adalah seorang pengajar di Universitas Oxford, Inggris, yang dikenal sebagai filsuf, teolog, pengkhotbah, penterjemah dan tokoh reformasi Kristen di Inggris. Ia dikenal melalui karyanya menerjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1382, yang dikenal sebagai "Alkitab Wycliffe". Karya inilah yang mempengaruhi terjemahan-terjemahan Alkitab kemudian. Pada tahun 1371 doktrin-doktrin Wycliffe mengenai kekayaan gereja dianggap cocok bagi pemerintah sekuler saat itu, sebab gereja sangat kaya dan memiliki kurang lebih sepertiga dari seluruh tanah di Inggris. Namun demikian, gereja masih menuntut kebebasan pajak dari pemerintah. Doktrin-doktrin Wycliffe dipakai untuk memaksa para rohaniawan yang segan membayar, sehingga dengan begitu pemerintah dapat membiayai perang yang mahal melawan Prancis.