Berikan pandangan Saudara Saudara tentang konsep Allah Tritunggal

Tak sedikit orang Katolik memahami doktrin Tritunggal Mahakudus dalam pengertian “Allah nan tiga, terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus.” Kenyataannya, doktrin Tritunggal sama sekali tidak bicara tentang eksistensi tiga Allah, melainkan tentang esensi Allah yang tampil dalam tiga Pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Doktrin Allah Tritunggal tak terpisahkan dalam karya keselamatan. Maksudnya, karya keselamatan adalah karya Allah Tritunggal, yang dalam pelaksanaannya pribadi Bapa, Anak, dan Roh Kudus berbeda peran: ”Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.” (Ul 4:39)

Dalam kitab suci, Allah Tritunggal Mahakudus itu dimaknai pada karya keselamatan Allah yaitu: [1] Bapa yang memprakarsai penciptaan dan penebusan (Mat 6:26 bdk Mat 30,32, Yoh.1:18, 6:46, Rm 1:7). Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.” (Mzm 33:6,9). 

[2] Anak yang menebus ciptaan (Yoh 20:28, Flp 2:5-11; Ibr 1:2,8; Luk.12:8-9; 15:10, Mat13:41; Mat 12:28, 19:14, 24, 21:31,43, Mrk13:20), mengampuni dosa (Mrk 2:8-10), menghakimi dunia (Mat.25:31) dan berkuasa atas dunia (Mat 24:30, Mrk 14:62). Tentang peran-Nya ini, Yesus menegaskan, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:18-20). 

[3] Roh Kudus yang membaharui dan menguduskan (1 Kor.6:19-20; Yoh.16:8-11, 3:18; Mat 28:19; 2Kor 13:14, 1Pet 1:2). Yesus menegaskan tentang peran Roh Kudus kepada para murid yang diutus-Nya, “…Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu  senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28: 20)

Jadi, kitab suci bukan mau menguraikan pertama-tama siapa atau apa Tritunggal Mahakudus itu. Sebab, manusia yang percaya tidak akan mampu memberikan penjelasan misteri penyelamatan Allah. Sebab, manusia mahkluk yang terbatas.

Kitab Suci mau mengajak orang beriman untuk menghayati bahwa Allah telah menyelamatkan umatNya dari dahulu sampai sekarang. Doktrin Tritunggal Mahakudus menegaskan akan keterbatasan manusia dalam memahami Allah yang adalah esa sekaligus tiga pribadi. Doktrin ini bertujuan untuk meneguhkan kesatuan Allah di dalam tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Sebaliknya, doktrin ini bukan merupakan suatu kontradiksi tentang Allah memiliki satu esensi dan tiga pribadi. Kitab Suci menegaskan tentang keesaan Allah dan keilahian Bapa, Anak, dan Roh Kudus; dan ketiga pribadi ini dibedakan melalui karya yang dilakukan oleh Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Rasul Paulus menegaskan bahwa kita adalah anak Allah, “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” (Roma 8:14, 16-17)

Sebagai orang Katolik, marilah kita menghayati tanda salib sebagai wujud penghayatan Tritunggal Mahakudus melalui doa dalam kehidupan sehari hari. Pada saat berdoa, kita mengawali dan mengakhiri dengan membuat tanda salib sebagai tanda kemenangan, hendaknya dilakukan dengan penuh penghayatan, dengan benar dan penuh rasa syukur. Saat berkarya ataupun melakukan sesuatu, kita juga dapat mengawali dan mengakhiri dengan tanda salib. Sehingga Allah Tritunggal sungguh hadir sebagai penyelamat kita.

Pendi Justianus Lukas Sinurat, M.Pd (Pembimbing Masyarakat Katolik Provinsi Sumatera Utara)

Jawaban

Hal yang paling sulit dipahami mengenai Tritunggal adalah tidak adanya penjelasan yang cukup untuk itu. Tritunggal adalah konsep yang tidak mungkin dapat dimengerti secara penuh oleh manusia, apalagi untuk dijelaskan. Allah jauh lebih besar dan agung dari kita, karena itu jangan berharap bahwa manusia dapat memahamiNya secara utuh. Alkitab mengajarkan bahwa Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Alkitab juga mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah. Meskipun kita memahami beberapa hal mengenai hubungan antar Pribadi dalam Tritunggal ini, pada akhirnya kita tetap tidak dapat mengerti secara utuh. Namun demikian, tidak berarti bahwa Tritunggal bukan konsep yang salah atau tidak alkitabiah. Ketika mempelajari topik ini, kita perlu ingat bahwa kosakata “Tritunggal (Trinitas)” tidak pernah sekalipun digunakan dalam Alkitab. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan ketritunggalan Allah, yaitu Allah yang terdiri dari tiga Pribadi yang berada bersama dalam kekekalan. Harus benar-benar dimengerti bahwa ini TIDAK berarti ada tiga Allah. Tritunggal berarti satu Allah yang terdiri dari tiga Pribadi. Tidak ada salahnya menggunakan istilah Tritunggal, walaupun istilah ini tidak ditemukan dalam Alkitab. Lebih gampang mengucapkan “Tritunggal” daripada mengatakan “Allah yang Esa yang terdiri dari tiga Pribadi yang berada bersama dalam kekekalan.” Jika Anda keberatan dengan ini, coba pertimbangkan: kata kakek juga tidak ada dalam Alkitab walaupun kita tahu bahwa dalam Alkitab ada banyak kakek. Abraham adalah kakek dari Yakub. Jadi, mari kita jangan berhenti pada istilah “Tritunggal” itu saja. Apa yang terpenting adalah konsep yang diwakili oleh kata “Tritunggal” ada dalam Alkitab. Setelah pendahuluan ini, kita baru akan melihat ayat-ayat Alkitab yang mendiskusikan Tritunggal. 1) Allah itu Esa: Ulangan 6:4; 1 Korintus 8:4; Galatia 3:20; 1 Timotius 2:5 2) Tritunggal terdiri dari tiga Pribadi: Kejadian 1:1; 1:26; 3:22; 11:7; Yesaya 6:8; 48:16; 61:1; Matius 3:16-17; Matius 28:19; 2 Korintus 13:14. Untuk ayat-ayat dari Perjanjian Lama, pemahaman atas bahasa Ibrani sangatlah menolong. Dalam Kejadian 1:1, kata “Elohim” merupakan bentuk jamak. Dalam Kejadian 1:26; 3:22; 11:7 dan Yesaya 6:8, kata jamak “kita” yang digunakan. Dalam bahasa Inggris hanya ada dua bentuk kata, tunggal dan jamak. Dalam bahasa Ibrani ada tiga macam bentuk kata: tunggal, dual dan jamak. Dalam bahasa Ibrani, bentuk dual digunakan untuk hal-hal yang berpasangan, seperti mata, telinga dan tangan. Kata “Elohim” dan kata ganti “kita” dalam bentuk jamak- yang jelas berarti lebih dari dua – dan merujuk pada tiga atau lebih dari tiga (Bapa, Putera, dan Roh Kudus). Dalam Yesaya 48:16 dan 61:1 sang Putera berbicara dan merujuk pada Bapa dan Roh Kudus. Bandingkan Yesaya 61:1 dengan Lukas 4:14-19 untuk melihat bahwa yang berbicara adalah Putera. Matius 3:16-17 menggambarkan peristiwa pembaptisan Yesus. Dalam peristiwa ini kelihatan bahwa Allah Roh Kudus turun ke atas Allah Putera sementara pada saat bersamaan Allah Bapa menyatakan bagaimana Dia berkenan dengan sang Putera. Matius 28:19 dan 2 Korintus 13:14 adalah contoh ayat yang membahas mengenai tiga Pribadi berbeda dalam Tritunggal. 3) Pribadi-Pribadi dalam Tritunggal dibedakan dari satu dengan yang lainnya dalam berbagai ayat. Dalam Perjanjian Lama, “TUHAN” berbeda dari “Tuhan” (Kejadian 19:24; Hosea 1:4). TUHAN memiliki “Anak” (Mazmur 2:7; 12; Amsal 30:2-4). Roh Kudus dibedakan dari “TUHAN” (Bilangan 27:18) dan dari “Allah” (Mazmur 51:12-14). Allah Putera dibedakan dari Allah Bapa (Mazmur 45:7-8; Ibrani 1:8-9). Dalam Perjanjian Baru, Yohanes 14:16-17, Yesus berbicara kepada Bapa tentang mengutus Sang Penolong, yaitu Roh Kudus. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus tidak memandang diriNya sebagai Bapa atau Roh Kudus. Perhatikan pula saat-saat lain dalam kitab-kitab Injil ketika Yesus berbicara kepada Bapa. Apakah Dia berbicara kepada diri sendiri? Tidak. Dia berbicara kepada Pribadi lainnya dalam Tritunggal, - Sang Bapa. 4) Setiap Pribadi dalam Tritunggal adalah Allah. Bapa adalah Allah: Yohanes 6:27; Roma 1:7; 1 Petrus 1:2. Putera adalah Allah: Yohanes 1:1, 14; Roma 9:5; Kolose 2:9; Ibrani 1:8; Yohanes 5:20. Roh Kudus adalah Allah: Kisah Rasul 5:3-4; 1 Korintus 3:16 (Yang mendiami adalah Roh Kudus – Roma 8:9; Yohanes 14:16-17; Kisah Rasul 2:1-4). 5) Subordinasi dalam Tritunggal: Alkitab memperlihatkan bahwa Roh Kudus tunduk (subordinasi) kepada Bapa dan Putera, dan Putera tunduk (subordinasi) kepada Bapa. Ini adalah relasi internal dan tidak mengurangi atau membatalkan keilahian dari setiap Pribadi dalam Tritunggal. Ini mungkin bagian dari Allah yang tidak terbatas yang tidak dapat dimengerti oleh pikiran kita yang terbatas. Mengenai Putera, lihat Lukas 22:42; Yohanes 5:36; Yohanes 20:21; 1 Yohanes 4:14. Mengenai Roh Kudus lihat Yohanes 14:16; 14:26; 15:26; 16:7, dan khususnya Yohanes 16:13-14. 6) Pekerjaan dari setiap Pribadi dalam Tritunggal: Bapa adalah Sumber utama atau Penyebab utama dari a) alam semesta (1 Korintus 8:6; Yohanes 1:3; Kolose 1:16-17); b) pewahyuan illahi (Yohanes 1:1; Matius 11:27; Yohanes 16:12-15; Wahyu 1:1); c) keselamatan (Yohanes 3:16-17); dan d) pekerjaan Yesus sebagai manusia (Yohanes 5:17; 14:10). Bapa MEMULAI semua ini. Putera adalah agen yang melalui diriNya Bapa melakukan karya-karya sbb: a) penciptaan dan memelihara alam semesta (1 Korintus 8:6; Yohanes 1:3; Kolose 1:16-17); b) pewahyuan illahi (Yohanes 1:1; Matius 11:27; Yohanes 16:12-15; Wahyu 1:1); c) keselamatan (2 Korintus 5:19; Matius 1:21; Yohanes 4:42). Bapa melakukan semua ini melalui Putera yang berfungsi sebagai agen Allah. Roh Kudus adalah alat yang dipakai Bapa untuk melakukan karya-karya berikut ini: a) penciptaan dan memelihara alam semesta (Kejadian 1:2; Ayub 26:13; Mazmur 104:30); b) pewahyuan illahi (Yohanes 16:12-15; Efesus 3:5; 2 Petrus 1:21); dan c) keselamatan (Yohanes 3:6; Titus 3:5; 1 Petrus 1:2); dan pekerjaan-pekerjaan Yesus (Yesaya 61:1; Kisah Rasul 10:38). Bapa melakukan semua ini dengan kuasa Roh Kudus. Tidak ada ilustrasi-ilustrasi yang dengan akurat bisa menjelaskan Tritunggal. Telur (atau apel) tidak tepat karena kulit telur, putih telur dan kuning telur, semua adalah bagian dari telur dan bukan telur itu sendiri. Bapa, Putera, dan Roh Kudus bukanlah bagian dari Allah namun setiap Pribadi ini adalah Allah. Ilustrasi yang menggunakan air sedikit lebih bagus dalam menjelaskan Tritunggal, namun tetap tidak memadai. Cairan, uap, dan es adalah bentuk-bentuk dari air. Bapa, Putera dan Roh Kudus bukanlah bentuk-bentuk dari Allah, karena setiap Pribadi itu adalah Allah. Dengan demikian, walaupun ilustrasi-ilustrasi ini memberi gambaran mengenai Tritunggal, gambaran yang diberikan tidak akurat. Allah yang tidak terbatas tidak dapat digambarkan secara penuh dengan ilustrasi yang terbatas. Daripada menfokuskan diri pada konsep Tritunggal, cobalah memfokuskan diri pada kebesaran Allah dan kenyataan bahwa Dia jauh lebih agung dari kita. “Oh, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?” (Roma 11:33-34).

English